Anda di halaman 1dari 23

1.

PSIKIATRI TRANSKULTURAL
Cabang dari psikiatri sosial
1904 Kraepelin mengunjungi Pulau Jawa dengan
tujuan mempelajari pengaruh budaya terhadap
frekuensi dan simptomatologi gangguan jiwa.
Pusat perhatian pada penelitian mengenai hubungan
antara budaya dan kesehatan jiwa untuk digunakan
dalam psikiatri klinik, prevensi, rehabilitasi dsb.
Model psikiatri/kedokteran
Definisi budaya.
Malinowski : Budaya meliputi perkakas/benda yang
dihasilkan dari kecerdasan, proses teknik, ide,
kebiasaan dan nilai yang diturunkan/ diwariskan.
1
2. LINTON : Konfiguransi dari perilaku yang
dipelajari di mana unsur-unsur komponennya
dibagi dan diteruskn oleh anggota-anggota dari
suatu budaya
Setiap individu merupakan pembawa dari
budayanya masing-masing.
Gangguan jiwa pada hakikatnya mempunyai
dasar gangguan biologik (gangguan ingatan,
persepsi dan perasaan), dan secara sekunder
terjadi proses psikologik (proses kompensatoir
seperti rasionalisasi dan aksi yang dipengaruhi
oleh faktor sosial dan budaya).

2
Proses sekunder seperti isi waham dan halusinasi
ditentukan oleh efek kompensatoir atau patoplastis dari
budaya
Budaya mengambil peran penting dalam menentukan
sifat dari stres dan persepsi terhadap stres.
Sifat subjektif dari stres tidak begitu penting
dibandingkan dengan persepsi dan penghayatan oleh
individu.
Individu mengerahkan pertahanan psikilogik dan
budayanya, yaitu sistem kepercayaannya yang berkaitan
dengan fungsi ego.
Perubahan sosial dapat merupakan stres, antara lain:
Kehilangan budaya lama
1). Urbanisasi
2). Bencana alam, peperangan, migrasi yang
dipaksanakan
aliran agama dan kepercayaan baru, ratu adil
(messianic cults)
3
PENGARUH BUDAYA TERHADAP GEJALA
GANGGUAN JIWA
1.Alkoholisme
2.Homoseksualitas/deviasi seksual
3.Kenakalan remaja
4.Membunuh & bunuh diri
(nilai harga diri dalam budaya tertentu sangat tinggi)
Fenomena dan sindrom yang berkaitan dengan
faktor sosial budaya di Indonesia.
PPDGJ II : konsep definisi gangguan jiwa ialah
sindrom atau pola psikologik atau perilaku seseorang
yang secara klinis cukup bermakna, dan secara khas
berkaitan dengan penderitaan (distress), atau
hendaya dalam satu atau lebih kemampuan
fungsional (disability).

4
I. Tidak digolongkan sebagai gangguan jiwa: kesurupan
yang merupakan fenomena dari upacara keagamaan
atau tradisi setempat: tari barong, tari kuda lumping,
upacara debus.
II. Tergolong sebagai gangguan jiwa:
1. Fenomena atau sindrom atau nama lain dari gangguan
jiwa spesifik.
a. Kesurupan, tergolong gangguan disosiatif
b. Babainan = gangguan disosiatif
c. Koro = gangguan skizofreniform
d. Kena guna-guna
Kepercayaan tradisional atau skizofrenia.
2. Fenomena atau sindrom yang merupakan suatu
gangguan spesifik :
a. Latah
b. Amok = gangguan eksplosif tersendiri.

5
AMOK

Timbul mendadak atau didahului oleh tindakan


ritualistik/meditasi, biasanya pria. Kesadaran berkabut
atau menurun atau trancelike state; tanpa dasar
epilepsi.
Ia akan bangkit dan bertindak agresif yang ditujukan
kepada orang, hewan dan benda di sekitarnya.
Setelah itu tenang dan kesadaran pulih kembali.
Berakhir karena dibuat tidak berdaya (diringkus),
melukai diri atau kehabisan tenaga.
DB : 1. Skizofrenia katatonik
2. Epilepsi psikomotor (tak ada meditasi,
EEG).

6
KORO
Keadaan cemas, takut hebat pada pria setengah tua dan
usia lanjut, mempunyai kepercayaan bahwa alat
kelaminnya mengkerut.
Ia yakin bahwa dirinya akan meninggal, karena itu ia
berusaha agar alat kelaminnya tidak masuk ke dalam
tubuhnya.
Kepercayaan ini dapat mencapai taraf waham.

LATAH
Timbul pada wanita muda atau setengah tua, biasanya
berasal dari kalangan sosial-ekonomi rendah dengan
kehidupan dan cara berfikir sederhana, pendidikan rendah,
sering tak bersuami.
Diawali dengan mimpi alat kelamin pria dan pengalaman
traumatik (diperkosa).

7
Bila dikejutkan oleh suara atau gerakan, ia akan
bereaksi dengan segera, mengucapkan istilah
kasar yang menyebutkan alat kelamin pria
(koprolalia), yang tidak sesuai dengan suasana
budaya.
Kesadaran diduga menurun atau menyempit:
ekopraksia dan ekolalia.
Bila telah reda, ia merasa malu dan menyesal.
Tetapi hal itu dapat berulang bila orang tersebut
dikejutkan lagi.
Pada kepribadiaan tidak matang dan histrionik.

8
KESURUPAN

Penurunan kesadaran disertai gejala depersonalisasi,


perubahan cara dan nada suara dan perubahan
tingkah laku motorik yang bersifat teatral dan
histrionik.
Merasa dirinya sebagai pribadi lain misalnya tokoh
penting atau hewan. Bila telah sadar, ia lupa seluruh
atau sebagian peristiwa tersebut.
Didahului dengan fase meditasi yang berlandaskan
keyakinan budaya setempat, terjadi atas kehendak
sendiri, atau spontan.
DD : Reaksi disosiasi.

9
TERAPI LATAH
Jarang berobat untuk gangguannya yang sudah menahun.
Biasanya bekerja lumayan dan baik.
Tidak dianggap penyakit oleh masyarakat, tetapi variasi
perilaku yang menarik dan aneh.
Bila berobat, mungkin karena ia sering diganggu oleh
orang lain karena latahnya.
Depresif, mudah tersinggung, dll.
Psikoterapi suportif
Obat psikotropik
Terapi Kesurupan
Jarang dibawa ke dokter
Biasanya berhenti sendiri atau ditolong dukun.
Injeksi intravena neuroleptika
Psikoterapi suportif

10
TERAPI AMOK
1. Menangkap pasien dan membuat tidak berdaya.
Serangan amok biasanya mereda dalam beberapa
jam.
2. Obati luka-lukanya dan gangguan jiwanya.
3. Injeksi neuroleptika

TERAPI KORO
1. Terapi suportif
2. Neuroleptika atau anxiolitika.

11
PSIKIATRI OKUPASIONAL

1. Salah satu ciri (Pola Ilmiah Pokok)


FK Usakti : Ilmu Kesehatan Kerja.
Psikiatri okupasional (kerja) atau psikiatri
industri berkaitan dengan prevensi, promosi,
diagnosis, terapi dan rehabilitasi di tempat
kerja.

12
2. * Di perusahaan/industri, dokter perusahaan (di
samping pimpinan perusahaan) memegang
peranan penting dalam pembinaan keswa
* Gangguan stress yang berkaitan dengan
pekerjaan (work related stressor) maupun
sebab-sebab lain di luar pekerjaannya.
* Menegakkan diagnosis gangguan mental
akibat kerja merupakan upaya sulit karena
sangat banyak faktornya, terutama hubungan
langsung antara gangguan mental dan akibat
pekerjaannya.

13
Cacat mental yang timbul akibat kerja dan
keselamatan kerja juga sulit untuk mengukurnya.

3. Sigmund Freud : Ciri jiwa yang sehat =


mencintai dan bekerja dengan baik
* Karl Menninger : 75% pasien psikiatri
menderita problem dalam pekerjaannya
atau tidak puas dengan pekerjaannya.
* Stres = Respons fisiologik, psikologik dan
perilaku seseorang yang mencari penyesaian
diri dari tekanan internal dan eksternal.

14
4. Stresor okupasional
1). Hubungan organisasi: perubahan, komunikasi
kurang, konflik interpresonal dan konflik dengan
tujuan organisasi.
2). Perkembangan karir: Promosi, tanggung jawab di
luar kemampuan dan ancaman pengangguran.
3). Peranan: Konflik peran, keraguan peran,
kekurangan sumber daya, kurangnya otoritas.
4). Penugasan : terlalu berat atau ringan.
5). Lingkungan kerja: estetika, peran fisik, ergonomi,
kebiasaan, bau, ancaman keselamatan kerja,
gelombang elektromagnetik, shift (kerja gilir).

15
5. Masalah keswa yang sering dijumpai dalam
industri dan perusahaan
1) Penyakit fisik yang diinduksi oleh stres :
penyakit jantung koroner, hipertensi, tukak
lambung, kolitis ulserosa, gg psikosomatik
Kodisi lain: letih (fatigue), sering pilek, gg.
tidur, sakit kepala, migren, nyeri kuduk
(otot), gg pencernaan, nausea, muntah,
asma, diabetes.
2) Kecelakaan kerja, terutama tuntutan beban
kerja yang tinggi, perhatian kurang, kerja gilir,
penyalahgunaan zat.
16
Kecelakaan: a. 90% karena tindakan kurang
berhati-hati (unsafe act)
b. 4% karena kondisi tidak aman
(unsafe condition)
c. 80% dari unsafe act (a) diakibatkan
oleh perilaku yang berkaitan dengan
kondisi keswa yang kurang optimal
pada saat terjadinya kecelakaan.
3) Absenteisme : Karyawan yang sulit menyesuaikan
diri dengan pekerjaannya sebagai akibat stres
pekerjaan, berpura-pura sakit atau menunda
tugas-tugas yang kurang disenangi.

17
4. * Lesu kerja (Burn-out): karyawan kehabisan
motivasi dalam melanjutkan upaya untuk
melakukan suatu kinerja yang tinggi.
* Mereka kecewa terhadap pekerjaannya, merasa
dibodohi atau dikhianati.
ICD-10 : Burn-out = problem related to life
management difficulty. Sindrom dapat diatasi
dengan menghilangkan penyebabnya, kenaikan
pangkat, gaji dan lingkungan kerja

18
5. Gg mental berupa suatu continuum dinilai gejala
subjektif ringan hingga hendaya fungsi pekerjaan.
a. gg mental ringan: gugup, tegang, marah, mudah
tersinggung, konsentrasi kurang, apati dan depresi,
perubahan perilaku.
b. gg mental yang lebih jelas= depresi, gg cemas, (panik &
fobia), gg. somatoform, melebih-lebihkan keluhan fisik.
* Gangguan stress pascatrauma ; re- experiencing
c. Penyakit psikogenik massal = gg mental yang pada
dasarnya psikofisilogik pada sekelompok karyawati.
* Istilah lain : mass hysteria dan behavior contagion
terdapat pada lingkungan kantor, industri ringan dan
elektronika.
* gejala sakit kepala, vertigo, nausea, mulut dan
tenggorokan kering, mengantuk, lemah pegal-pegal
pada rasa tertekan.
* gejala tersebut menular pada karyawan lain apabila
mereka sedang bersama-sama.
19
d. Gg kepribadian: menyulitkan kerjasama dan disipilin
sehingg menurunkan morel dan produktivitas.
e. Neurosis okupasional: keluhan-keluhan tubuh tanpa
kelainan organik, termasuk writerss cramp.
f. Gangguan mental organik akibat kecelakaan industrial
dan penyakit akibat kerja yaitu zat-zat yang
mengakibatkan gg neurobehavioral.
g. Gg psikotik seperti skizofrenia dan psikosis afektif
dapat muncul beberapa tahun setelah menjadi
karyawan.
* Psikosis akut: stres psikososial yang berat &
spesifik.
h. Penyalahgunaan dan ketergantungan zat

20
6. Penanggulangan masalah keswa di
perusahaan dan industri.
* Industri atau perusahaan yang mempunyai
program keswa akan meningkatkan
produktivitas, mengurangi absenteisme,
meningkatkan morel, mewujudkan
lingkungan kerja yang nyaman dan
meningkatkan loyalitas kepada perusahaan.
* Pembinaan bertujuan untuk mencegah
penyakit atau gangguan yang berkaitan
dengan stres dan cedera yang tidak perlu
terjadi atau dapat dicegah.

21
* Prevensi ditujukan secara individual dan
organisasi. Dimulai dengan pengembangan
dan pemahaman yang lebih baik pada para
eksekutif dan profesi kesehatan.
* Hasil pemeriksaan kesehatan tahunan
(Annual medical check up) : penyakit-
penyakit yang berkaitan dengan stres dan
gaya hidup misalnya penyakit jantung
koroner, hipertensi, diabetes, asam lemak
dan urat.

22
* Gerakan hidup sehat
1). Tidak merokok
2). Menu seimbang
3). Olahraga teratur & terukur
4). Mengatasi stres
5). Tidur cukup.
* Kemampuan dokter perusahaan untuk
melakukan bimbingan & konseling dan
penggunaan obat-obatan psikotropika.

23

Anda mungkin juga menyukai