IV
Psikiatri Psikodinamik pada Praktek
Klinis
Glen O Gabbard
Dibacakan oleh :
Nur Setyaningsih
Pembimbing : dr. Natalia Dewi, Sp.KJ
PPDS PSIKIATRI FK UNDIP
2019
Kemahiran pada psikoterapi individual adalah ciri
khas pada psikiatri dinamik.
Kohut (1984);
"Inti dari terapi psikoanalitik adalah pasien mampu
mengidentifikasi dan mencari self-objects yg tepat
untuk berada pada lingkungan yg nyata dan sebagai
cara pertahanan mereka. "
Tujuan akhir psikoterapi suportif-kontinum
terutama untuk membantu pasien beradaptasi
dengan kondisi stres yg ditekan ke alam bawah
sadar dan memperkuat pertahanan mereka.
Duration Expressive-Supportive Psychotherapy
Past relationship
Working Through...
Akhirnya, pasien membuat hubungan tak
sadar dan sadar
Greenson 1965/1978 :
Working alliance hub. relative tidak berkonflik &
rasional milik pasien dengan analis.
Mencakup kapasitas pasien berkolaborasi
produktif dengan terapis krn terapis diartikan sbg
seorang professional yang membantu dgn niat baik.
Frieswyk dkk 1986 :
Usaha penelitian besar pada aliansi terapetik telah
mengkonfirmasi pengaruhnya pada proses & hasil
psikoterapi.
G.Alder 1979 :
Garis batas reaksi kekacauan transferasi pasien.
Contoh :
Mengganggu formasi aliansi adalah pencapaian terapetik utama
pasien untuk mengartikan terapis sebagai seorang yg membantu
berkolaborasi pada tujuan yg sama.
MekanismePerubahan
Mekanisme perubahan dalam bentuk yg lebih
luas dari psikoterapi salah satu masalah yg
kontroversial
2. Pasien analitic
Lebih memperhatikan masalah keterkaitan dibandingkan
pengembangan-diri dan memperoleh nilai terapeutik yang
lebih besar dari kualitas hubungan terapeutik daripada
interpretasi
Perubahan pasien menggunakan berbagai
macam variasi mekanisme yang berbeda
Hubungan antara associational network yang
dimodifikasi sebagai kesimpulan dari terapi yang
menampakan otoritas figure.
Contoh: tidak dicetuskan oleh reaksi emosi yang
sama setelah terapi seperti yang sebelumnya
Keterkaitan assosiatif yang baru diperkuat yang
sebelumnya lemah.
Terapis harus menekankan pada perbedaan cara
pasien untuk merefleksi dirinya, prilaku sadar
yang menuju ke diri mereka sendiri, dan
bagaimana mereka mentoleransi perasaan dan
menjadi mawas diri.
Terapis dapat memberikan wawasan ke beragam
kejadian mental yang saling berkoneksi seperti :
1.Takut
2.Fantasi
3.Keinginan
4.Harapan
5.Pertahanan diri
6.Konflik
7.Transferensi
8.Pola relasional
Fokuskan pada pola yang menjadi kebiasaan pasien untuk
merefleksikan konflik emosi dan kekacauannya
Fungsi dari psikoterapis lebih seperti melihat seseorang
dalam videotape dan belajar bagaimana hasil yang terjadi.
Tidak peduli sepintar dan sebaik apapun wawasan pasien,
terapis harus punya “outside perspektif” yang berbeda
dengan pasien
Terapis harus mevalidasi pengalaman internal subyektif
pasien dengan empati dan pengertian.
Fonagy (1999): menekankan bahwa jalan penting untuk
perubahan terapetik mungkin terletak pada peningkatan
kapasitas pasien pada “mencari dirinya” dalam pikiran
terapis.
Diener et al (2007) menghubungkan metaanalisis dalam
bagaimana terapis memfasilitasi pengalaman emosional
pasien
Gabbard (1997)
Intersubyektivitas →pencapaian
pengembangan dimana obyek digantikan oleh
subyek dianggap memiliki dunia internal
terpisah dr dirinya sendiri
Penguasaan kesadaran dr model repetitif dan implisit
keterkaitan, didampingi oleh afektif ketidak sadaran dan koneksi
interaktif yg mengacu pada (Lyons-Ruth et al. 1998) sbg implicit
relational knowing
Pasien
Datang ke dalam hidup mereka, membagi pemikiran dan
perasaan paling rahasia milik mereka dan mungkin tidak
akan pernah terdengar lagi kemudian
Kantrowitz (1987)
Dalam penelitian dengan 22 pasien dalam analisis,
menyimpulkan walaupun dengan tes psikologi yang
mutakhir, seseorang tidak dapat memprediksi
kesesuaian untuk psikoanalisis dengan tepat.
Indikasi untuk modalitas ekspresif yang tinggi,
seperti psikoanalisis, mencakup :
1. Motivasi kuat untuk memahami diri sendiri
2. Penderitaan yg turut campur dlm hidup hingga pada
tingkat yg mendorong pasien untuk dapat menahan
ketegasan perawatan
3. Kemampuan utk tdk hanya mengembalikan dan
menyerahkan kontrol perasaan dan pikiran tetapi juga
dgn cepat memperoleh kembali kontrol dan
merefleksikan pd pemulihan tersebut (pemulihan dlm
pemenuhan ego, Greenson 1967)
4. Toleransi pada frustasi
5. kapasitas untuk pemikiran yang lebih dalam atau
pemikiran psikologik
6. Tes realitas utuh
7. Hubungan obyek yang berarti dan bertahan lama
8. Kontrol impuls yang baik dan sesuai
9. Kemampuan utk mempertahankan pekerjaan
dimana suatu keadaan dpt dikendalikan scr paralel
dgn yg lainnya, juga pertanda baik untuk perawatan
ekspresif.
Dua indikasi umum untuk psikoterapi suportif,
Wallerstein (1986); Werman (1984)
1)Kelemahan ego kronik / kecacatan
2)Kemunduran dalam kesehatan seseorang yang
mengalami krisis kehidupan yang parah
Bentuk lain dapat meliputi masalah seperti tes
gangguan realitas, kontrol impuls dan toleransi
kecemasan yg buruk