Anda di halaman 1dari 53

Skizofrenia

dr Muhammad Zul Fahmi Akbar


Skizophrenia
• Schizo : perpecahan
• Phrenos : mind
• Pada schizophrenia terjadi pemecahan pikiran,
perilaku dan perasaan
Perkembangan Skizofrenia
• Benedict A.Morel ( 1809 – 1873 ):
Demence precoce ( prancis ),
penyakit memburuk, onset remaja.
• Karl Ludwig Kahlbaum ( 1828 – 1899 ):
Gejala-gejala katatonia
• Ewol Hecker ( 1843 – 1909 )
Perilaku kacau (bizarre) pd hebefrenia.
• Emil Kraepelin ( 1856 – 1926 )
Demence precoce (prancis) Dementia Precox (latin): ggn
proses kognitif jelas (demensia), onset awal (precox).
Makin lama makin memburuk  halusinasi dan waham
* Dementia Precox:
- perjalanan panjang memburuk
- gejala klinis: halusinasi, waham
* Psikosis Manik- Depresif ( ggn Bipolar):
- sindrom manik depresif
- episode penyakit yg jelas
- periode fungsi normal
- perjalanan inter mitten
* Paranoia:
- gejala waham persekutorik (diganggu, ditipu,
disiksa)
- perjalanannya tdk intermitten/ tdk memburuk,
cenderung menetap
• Eugen Bleuler ( 1857 – 1939 )
Dementia precox  Skizofrenia: (yang memperkenalkan
schizophrenia)
terdapat perpecahan (schism), jiwa (phrenia): pikiran, emosi,
prilaku.
perjalanan tdk selalu memburuk.
populasi skizofrenia meningkat.
Gejala primer/fundamental: 4 A
- ggn asosiasi (aslong, inkoherensi dll)
- ggn afek (tumpul, datar dll)
- ambivalensi dan
- autisme
Gejala skunder/pelengkap:
- halusinasi
- waham
• Adolf Meyer (psikobiologi)
Skizofrenia & ggn mental lain <= akibat stres
kehidupan (sindroma reaksi skizofrenik)
• Harry Stuck Sullivan (psikoanalitik- interpersonal)
isolasi sosial  skizofrenia.
• Ernst Kretschmer, mengamati tipe tubuh
- astenik/leptososm, atletik & displastik
 Skizofrenia
- piknikus  ggn bipolar
• Gabriel Langfelt
gejala psikotik berat: 2 kelompok
- skizofrenia sesungguhnya
- psikosis skizofreniform
- skizofrenia sesungguhnya
= true skizofrenia, skizofrenia inti, nuclear
schizophrenia, skizofrenia proses, tak
beremisi (nonremitting schizofrenia).
- psikosis schizopreniform, beremisi
Gejala: depersonalisasi-derealisasi, autisme, penumpulan
emosi, onset perlahan-lahan.

• Kurt Schneider
Gejala urutan pertama:
tidak spesifik, nilai pragmatis  dx skizofrenia
Gejala urutan ke 2 dan gambaran klinis tipikal lainnya  sama
dx skizofrenia.
Dasar diagnosis  skizofrenia dalam PPDGJ III.
Etiologi
• model Diatesis Stres
– Skizofrenia dapat timbul karena adanya integrasi
antara faktor biologi-psikososial-lingkungan
– Seseorang yang rentan (diatesis) jika dikenai stresor
dapat lebih mudah terkena skizofrenia
• Faktor neurobiologis
– Perkembangan saraf awal selama kehamilan : asupan
gizi dan trauma psikologis selama masa kehamilan
– Perkembangan neurological masa anak terganggu 
karena disfungsi situasi (trauma, kekerasan, hostilitas,
dan hubungan interpersonal yang buruk)  lebih
rentan ken skizofrenia
Simptomp Skizofrenia
• Simptomp Positif
• Simptomp negatif
• Simptomp kognitif
• Simptomp agresif dan hostile
• Simptomp depresi dan anxious
• Kunci : gangguan perilaku, gangguan bicara,
waham, halusinasi, gangguan pikiran
• Simptomp Positif
– Fungsi normal yang berlebihan dan khas
– Waham
– Halusinasi
– Disorganisasi perilaku (katatonia/agresif)
– Disorganisasi pembicaraan
• Simptomp Negatif
– Penurunan Fungsi Normal
– Affectif Flatening  ekspresi emosi terbatas
– Alogia  keterbatasan pembicaraandan pikiran
– Avolition  keterbatasan perilaku
– Anhedonia  berkurangnya minat dan menarik diri dari seluruh
aktifitas yang menenangkan ygt biasa dilakukan
– Gangguan Atensi
– Penyebab :
• Primer : penurunan karena penyakit skixofrenia itu sendiri
• Sekunder : EPS karena pemakaian obat antipsikotik
• Simptomp kognitif
– Gangguan pikiran, inkoheren, asosiasi longgar,
neologisme
– Gangguan verbal flauncy, serial learning, vigilance,
gangguan eksekutif (atensi, prioritas, perilaku
pada hubungan sosial)
• Simptomp agresif dan hostile
– Masalah pengendalian impuls
– Penyerangan fisik/verbal, suicide, merusak barang
orang lain
• Simptomp depresi dan anxious
– Menunjukkan gejala depresi dan anxious
Teori Dopamin Pathways
• Mesolimbik
• Mesokortikal
• Nigrostriatal
• Tuberoinfundibular
Mesolimbik

• VTA (Ventral tegmentum area)


 batang otak  nukleus
acumbent di daerah limbik
• Nukleus Akumben  perilaku
(pleasurable sensation,
powerful euphoria pada
individu yg punya waham
• Hiperaktifitas  simptom
positif meningkat
• Antipsikotik  blokade
reseptor dopamin 
simptomp positif menurun
dan menhhilang
Mesokortikal

• VTA  sereblal kortek


khususnya kortek limbik
• Penurunan dopamin 
simptomp negatif
• Antipsikotik  inhibisi
dopamin  gejala negatif
meningkat
• Antipsikotik Atipikal 
dopamin mesolimbik
menurun tapi dopamin di
mesokortek meningkat
Nigrostriatal

• Substansia nigra  basal


ganglia/striatum
• Nigrostriatal : bagian sistem
Ekstrapiramidal dan berfungsi
mengontrol pergerakan
• Antipsikotik  Penurunan
dopamin  gangguan
pergerakan  rigiditas,
akinesia, bradikinesia, tremor,
distonia, akatisia
• Blokade lama  tardive
dyskinesia
• Hiperaktifitas dopamin 
chorea, diskinesia, tics
Tuberoinfundibular

• Hipotalamus 
hipofisis
• Antipsikotik 
hiperprolaktinemia 
galaktorea, amenorea,
disfungsi seksual
Pedoman diagnosis Skizofrenia
Harus ada sedikitnya satu gejala yang jelas :
• Tought echo, tought insertion/ithdrawal, broadcasting
• Delusion of control, influence, passivity, perception
• Halusinasi auditorik
• Waham2 menetap jenis lainnya yang tidak wajar dan mustahil
Atau Sedikitnya 2 gejala secara jelas :
• Halusinasi pancaindera mana saja yang menetap, disertai
waham yang mengambang
• Arus pikiran yang terputus atau mengalami sisipan 
inkoherensi, neologisme
• Perilaku katatonik, gaduh gelisah, posturing, negativisme,
mutisme, stupor
• Gejala-gejala negatif  apatis, bicara< , menarik diri, dll
• Telah berlangsung > 1 bulan
• Jenis-jenis :
1. Skizofrenia paranoid  halusinasi, waham
2. Skizofrenia katatonik  perilaku katatonik,
negativisme, fleksibilitas cerea, stupor, gaduh
gelisah, rigiditas
3. Skizofrenia hebefrenik  pengamatan kontinue 2-3
bulan,, perilaku tidak bertanggung jawab, afek
dangkal dan tidak wajar, proses pikir disorganisasi,
usia remaja atau dewasa muda (15-25 thn)
4. Skizofrenia tak terinci  tdk memenuhi
kriteria akizofrenia lain
5. Depresi pasca skizofrenia  depresi setelah
1 tahun skizofrenia
6. Skizofenia residual  gejala negatif setelah 1
tahun skizofrenia
7. Skizofrenia simpleks  gejala negatif tanpa
didahului riwayat halusinasi, waham, atau
manifestasi episode psikotik
Kriteria diagnostik skizofreniz DSM IV
A.Gejala karakteristik: Dua atau lebih gejala berikut,
bermakna selama periode 1 bulan atau kurang jika
diobati berhasil =
1. waham,
2. halusinasi,
3. bicara terdisorganisasi,
4. perilaku terdisorganisasi atau katatonik,
5. gejala negatif.
(catatan: hanya 1 gejala kriteria A diperlukan
jika: waham kacau, halusinasi akustik fonema)
B.Disfungsi sosial/pekerjaan bermakna sejak onset,
1 atau lebih fungsi utama (akademik/pekerjaan, hub
interpersonal, perawatan diri)

C.Durasi: gangguan terus menerus menetap selama


sekurangnya 6 bulan, termasuk kriteria A (fase aktif), fase
prodromal atau residual.

D. Eksklusi gangguan mood : Tdk tdp ggn skizoafektif dan ggn


mood/afektif

E. Eksklusi kondisi medis umum/zat :Tdk krn efek fisiologis


langsung akibat zat atau
karena kondisi medis umum:

F. Hubungan dgn gangguan pervasif : bila ada riwayat autistik


atau gangguan pervasif lain,, diagnosis tambahan skizofrenia
hanya dibuat bila ada waham/halusinasi selama 1 bulan
Sub tipe skizofrenia
• Sub tipe DSM IV:
paranoid, terdisorganisasi (kacau), katatonik, tdk
tergolongkan (undifferentiated) dan tipe residual.

• T.J.Crow (1980): 2 tipe skizopfrenia


Tipe I ditandai:
gejala positip, struktur otak baik, respon terapi baik.
Tipe II datandai:
gejala negatip, tdpt kelaianan struktur otak, respon
pengobatan buruk.
• Sub tipe lain:
- Skizofrenia onset akhir (late onset), masa anak
(childhood schizophrenia) dan skizofrenia proses
kecacatan
- Skizofrenia laten=skiz ambang (borderline
schizophrenia), identik dg ggn kepribadian
skizoid dan skizotipal.
- Parafrenia identik skizofrenia paranoid
- psiudoneurotik dan skizofrenia simpleks.
Sub tipe F20 Skizofrenia
PPDGJ III (ICD-X)
• F20.0 Skizofrenia Paranoid
- memenuhi kriteria umum dx skizofrenia
- tdpt halusinasi dan/waham menonjol
a.halusinasi auditorik (fonema/akoasma)
b.halusinasi pembauan, pengecapan, haptik,
taktil,dan visual tdk menonjol
c.semua jenis waham.Khas: waham pengendalian
(dikendalikan,dipengaruhi,takberdaya), wahamkejar
atau persekutorik (ditipu,diancam,disiksa), dan
waham curiga.
- ggn afektif, dorongan kehendak, pembicaraan, gejala kataton
tdk menonjol.
• F20.1 Skizofrenia hebefrenik
- memenuhi kriteria umum skizofrenia
- onset remaja/dws muda 15-25 thn
- pramorbid pemalu dan senang menyendiri (solitary)
- perlu pengamatan 2-3 bln gejala berikut bertahan:
a. tdk bertanggung jawab, tdk dpt diprediksi, mannerisme,
hampa tujuan dan perasaan.
b. afek dangkal,tdk wajar, senyum sendiri, cekikikan(giggling),
perasaan puas diri, tinggi hati (lofty manner), mannerisme,
gurau, hipokondriakal, mengulang ungkapan.
c. disorganisasi prosespikir,pembicaran tdk menentu,inkoherensi
- ggn proses pikir, kehendak, dan afektif menonjol, waham dan
halusinasi tdk menonjol. Khas: perilaku tanpa tujuan, tanpa
maksud, preokupasi thema agama, filsafat dan thema abstrak
lainnya.
• F20.2 Skizofrenia Katatonik
- memenuhi kriteria umum skizofrenia
- klinis didominasi 1/> perilaku sbb:
a. stupor atau mutisme
b, gaduh gelisah, aktivitas meningkat tanpa tujuan
c. posisi tubuh ttt tdk wajar aneh
d. negativisme
e. rigiditas atau kekakuan dlm pergerakan.
f. fleksibilas cerea/waxy flexibility.
g. kepatuhan otomatis, pengulangan kata/kalimat
- Tdk tdpt penyakit otak, ggn metabolik, alkohol dan obat-
obatan serta ggn afektif.
• F20.3 Skizofrenia tak terinci (undifferentiated)
- memenuhi dx umum skizofrenia
- tdk memenuhi kriteria dx skiz paranoid, hebefrenik, katatonik
- tdk memenuhi kriteria skizofrenia residual dan depresi pasca
skizofrenia.

• F20.4 Depresi pasca skizofrenia


- terdapat sbb:
a. gejala skizofrenia 12 bulan terakhir ini
b. gejala tsbt tdk mendominasi gambaran klinis
c. gejala depresi menonjol&mengganggu >= 2 mgg
- bila gejala skizofrenia tdk ada episode depresi (F32), bila
gejala skizofrenia jelas  skizofrenia (F20.0-F20.3)
• F20.5 Skizofrenia Residual
a. gejala negatif menonjol: perlambatan psikomotor,
aktivitas menurun, afek tumpul, sikap pasif tanpa
inisiatif, miskin bicara, kontak non verbal buruk:
ekspresi muka, mata, suara, posisi tubuh, kinerja
sosial dan perawatan diri.
b. riwayat psikotik masa lampau yg sesuai skizofrenia
c. sedikitnya telah melampaui 1 thn, waham dan
halusinasi tdk menonjol dan timbul gejala negatip.
d. tdk terdapat: demensia, penyakit/ggn otak organik
lain dan deprersi kronis
• F20.6 Skizofrenia Simpleks
- gejala negatif dari skizofrenia residual tanpa
didahului gejala positif halusinasi dan waham
- tdpt perubahan perilaku pribadi yg bermakna:
hilang minat, tanpa aktivitas, tanpa tujuan hidup,
penarikan diri scr sosial.
- tdk ada gejala psikotik yg jelas dari sub tipe
skizofrenia.

• F20.8 Skizofrenia Lainnya

• F20.9 Skizofrenia YTT


Diagnosis banding

• Psikosis skunder/krn medis umum & akibat zat


• Gangguan buatan/berpura-pura (malingering)
- ada tujuan skunder: finansial atau hukum
• Ggn Psikotik lain: skizofreniform, psikotik singkat ,
ggn skizoafektif, depresi pasca skizofren, waham
terinduksi, gangguan waham menetap, gangguan
psikotik akut,
• Ggn mood (afektif) dg ciri psikotik.
• Ggn kepribadian dg ciri skizofrenia (gangguan
kepribadian skizotipal, skizoid dan ambang)
Perjalanan Penyakit & Prognosis
• Perjalanan penyakit
- Sindroma prodromal, sblm onset, dpt pd masa
remaja. Gejala bbrp hari-bulan/tahun
- Episode psikotik, onset dicetuskan oleh perubahan
sosial atau lingkungan
- Sindroma residual, didominasi gejala negatif
- Pemulihan bertahap – normal
- Eksaserbasi dan remisi
- Depresi pasca psikotik
• Prognosis

- 10-20 % baik
- > 50 % buruk: berulang, eksaserbasi, episode ggn mood
berat, usaha bunuh diri
- 20-30 % mampu hidup normal
- 20-30 % tdpt gejala sedang
- 40-60 % terganggu scr bermakna
Prognosis Baik Prognosis Buruk
1. onset lambat / usia tua 1. onset usia muda
2. pencetus jelas 2. Tidak ada faktor pencetus
3. onset akut, 3. onset perlahan2/ tidak jelas
4. (pramorbid,sosial,seksual) 4. (pramorbid,sosial,seksual)
jelek
baik
5. Belum Menikah/ bercerai
5. Menikah
6. Perilaku menarik diri/autistik
6. ggn mood depresi
7. gejala negatif/ simptom
7. gejala positip neurologi
8. sistem pendukung yg baik. 8. sistem pendukung yg buruk.
Terapi
• Pertimbangan :
- sifat individu, keluargan dan sosial psikologis
- kesesuaian kembar monozigot 50 %, lingkungan dan
psikologis berperan dlm perkembangan ggn.
- skzizofrenia mrpk ggn kompleks

Pendekatan Terapi:
• Farmakoterapi antipsikotik
• Intervensi psikososial dan
• Kombinasi antipsikotik dan psikososial
• Perawatan Rumah Sakit
Psikofarmaka
• Antipsikotik Generasi 1
– Haloperidol
– Flufenazin
– Trifluperazine
– chlorpromazine
• Antipsikotik generasi 2
– Clozapine
– Risperidone
– Olanzapine
– Quetiapin
– aripiprazole
AntiPsikotik yang masuk Fornas
• Flufenazin
• Haloperidol
• Chlorpromazine
• Clozapine
• Olanzapine
• Risperidone
• Trifluoperazine
Antipsikotik Atipikal (APG I)
• Mekanisme kerja : blokade reseptor Dopamin. Khususnya di mesolimbik
(perbaikan simptom positif)
• Juga memblok di mesokortikal, nigrostriatal, tuberoinfundibular
– Blokade mesokortikal  memperberat simptom negatif
– Blokade nigrostriatal  gangguan hiperkinetik (tardive dyskinesia)
– Blokade tuberoinfundibular  hiperprolaktinemia
• Blokade reseptor kolinergik muskarinik (M1) efek samping kolinergik
(mulut kering, pandangan kabur, konstipasi)
• Derajat blokade muskarinik berbeda-beda
– Blokade lemah  EPS lebih kuat
– Blokade kuat  EPS lebih lemah
– Blokade dopamin  peningkatan asetilkolin  resiko EPS
– Jika ES tardive diskinesia  perlu obat antikolinergik + APG yg kuat blokade
nya
• Blokade histamin (H1)  mengantuk, BB kurang
• Alfa 1 adrenergik  ES pada kardiovaskular (hipotensi ortostatik,
mengantuk, pusing, tekanan darah turun
Antipsikotik Atipikal (APG I)
• Kerugian
– Mudah terjadi EPS dan Tardive Diskinesia
– Memperburuk simptomp negatif dan kognitif
– Peningkatan kadar prolaktin
– Sering menyebabkan kekambuhan
• Klasifikasi berdasarkan potensi
– Potensi tinggi < 10 mg
– Potensi sedang 10-50mg
– Potensi rendah >50mg
Antipsikotik Tipikal (APG II)
• Mekanisme kerja : memblok serotonin dan dopamin
pada 4 jalur dopamin  Efek samping EPS lebih rendah
& mengatasi simptomp negatif
• Serotonin mempengaruhi dopamin, pengaruhnya
berbeda ditiap jalur
– Penghambatan serotonin  penglepasan dopamin
– Nigrostriatal  serotonin mempenaruhi kontrol dari
penglepasan dopamin lebih kuat daripada substansia nigra
dan basal ganglia
• APG II  memblok dopamin dan serotonin  sifatnya
tarik menarik  yang maenang tergantung jenis obat,
dosis, jalur dopamin di otak
Antipsikotik Tipikal (APG II)
• Mesokortikal
– Serebral korteks  reseptor serotonin lebih banyak dari D2
– APG II di mesokortikal  lebih banyak memblok reseptor serotonin 
pelepasan dopamin  berkurangnya simptomp negatif
• Mesolimbik
– Efek blokade lebih kuat blokade dopamin  kadar dopamin turun 
perbaikan simptomp positif
• Tuberoinfundibular
– Blokade serotonin lebih kuat  penglepasan dopamin  penglepasan
prolaktin menurun  tidak terjadi hiperprolaktinemia
• Nigrostriatal
– Penglepasan dopamin menang  mengurangi EPS
• Keuntungan
– Kemungkinan EPS lebih kecil
– Mengurangi simptomp negatif
– Menurunkan simptomp afektif, sering digunakan untuk pengobatan depresi
dan gangguan bipolar yg resisten
– Menurunkan simptomp kognitif
• APG II
– First line : risperidone, olanzapine, quetiapine, ziprasidone, aripriprazole
– Second line : clozapine
Terapi Psikososial
• Efektif saat fase perbaikan
• Psikoterapi individual : promosi trhdp kesembuhan
• Terapi kelompok : terapi suportif 3-15 orang, dapat
mendapatkan umpan balik (respon psikologis, emosi dari
yang lain)
• Terapi keluarga : memberikan pengetahuan ttg skizofrenia
• Rehabilitasi psikiatri : meningkatkan kemampuan penderita
dalam perawtan diri, bekerja, dll
• Latihan ketrampilan sosial dan hidup mandiri, pengenalan
gejala dan medikasi, fungsi penderita dalam kehidupan
sehari-hari, dukungan dari lingkungan sekitar
• Manajemen kasus
Sindrome EPS e.c. Antipsikotik & Terapi
• Akut
– Parkinsonism
– Distonia
– Akatisia
• Kronik
– Tardive Diskinesia
– Tardive Distonia
– Tardive Akatisia
– Tardive Tics
– Tardive mioklonus
• Lain-lain
– Sindroma Neuroleptik maligna
• Parkinsonism
– Gejala : gerakan spontan menurun (bradikinesia), meningkatnya
tonus otot (muscular rigidity), resting tremor
– Tx : penurunan dosis AP, THP 4-6mg selama 4-6 minggu
• Distonia
– Gejala : gerakan distonik yg disebabkan kontraksi atau spasme
otot, onset tiba-tiba & terus menerus
– Tx : antikolinergik (difenhidramin 50mg I.M), dapat diberikan Inj
benzodiazepin, dosis AP diturunkan/diganti
• Akatisia
– Perasaan subjektif kegelisahan yang panjan. Tidak bisa duduk
tenang, iritable
– Tx : dosis AP diturunkan, propanolol 30-120mg/hari, atau
antikolinergik

Anda mungkin juga menyukai