• Kurt Schneider
Gejala urutan pertama:
tidak spesifik, nilai pragmatis dx skizofrenia
Gejala urutan ke 2 dan gambaran klinis tipikal lainnya sama
dx skizofrenia.
Dasar diagnosis skizofrenia dalam PPDGJ III.
Etiologi
• model Diatesis Stres
– Skizofrenia dapat timbul karena adanya integrasi
antara faktor biologi-psikososial-lingkungan
– Seseorang yang rentan (diatesis) jika dikenai stresor
dapat lebih mudah terkena skizofrenia
• Faktor neurobiologis
– Perkembangan saraf awal selama kehamilan : asupan
gizi dan trauma psikologis selama masa kehamilan
– Perkembangan neurological masa anak terganggu
karena disfungsi situasi (trauma, kekerasan, hostilitas,
dan hubungan interpersonal yang buruk) lebih
rentan ken skizofrenia
Simptomp Skizofrenia
• Simptomp Positif
• Simptomp negatif
• Simptomp kognitif
• Simptomp agresif dan hostile
• Simptomp depresi dan anxious
• Kunci : gangguan perilaku, gangguan bicara,
waham, halusinasi, gangguan pikiran
• Simptomp Positif
– Fungsi normal yang berlebihan dan khas
– Waham
– Halusinasi
– Disorganisasi perilaku (katatonia/agresif)
– Disorganisasi pembicaraan
• Simptomp Negatif
– Penurunan Fungsi Normal
– Affectif Flatening ekspresi emosi terbatas
– Alogia keterbatasan pembicaraandan pikiran
– Avolition keterbatasan perilaku
– Anhedonia berkurangnya minat dan menarik diri dari seluruh
aktifitas yang menenangkan ygt biasa dilakukan
– Gangguan Atensi
– Penyebab :
• Primer : penurunan karena penyakit skixofrenia itu sendiri
• Sekunder : EPS karena pemakaian obat antipsikotik
• Simptomp kognitif
– Gangguan pikiran, inkoheren, asosiasi longgar,
neologisme
– Gangguan verbal flauncy, serial learning, vigilance,
gangguan eksekutif (atensi, prioritas, perilaku
pada hubungan sosial)
• Simptomp agresif dan hostile
– Masalah pengendalian impuls
– Penyerangan fisik/verbal, suicide, merusak barang
orang lain
• Simptomp depresi dan anxious
– Menunjukkan gejala depresi dan anxious
Teori Dopamin Pathways
• Mesolimbik
• Mesokortikal
• Nigrostriatal
• Tuberoinfundibular
Mesolimbik
• Hipotalamus
hipofisis
• Antipsikotik
hiperprolaktinemia
galaktorea, amenorea,
disfungsi seksual
Pedoman diagnosis Skizofrenia
Harus ada sedikitnya satu gejala yang jelas :
• Tought echo, tought insertion/ithdrawal, broadcasting
• Delusion of control, influence, passivity, perception
• Halusinasi auditorik
• Waham2 menetap jenis lainnya yang tidak wajar dan mustahil
Atau Sedikitnya 2 gejala secara jelas :
• Halusinasi pancaindera mana saja yang menetap, disertai
waham yang mengambang
• Arus pikiran yang terputus atau mengalami sisipan
inkoherensi, neologisme
• Perilaku katatonik, gaduh gelisah, posturing, negativisme,
mutisme, stupor
• Gejala-gejala negatif apatis, bicara< , menarik diri, dll
• Telah berlangsung > 1 bulan
• Jenis-jenis :
1. Skizofrenia paranoid halusinasi, waham
2. Skizofrenia katatonik perilaku katatonik,
negativisme, fleksibilitas cerea, stupor, gaduh
gelisah, rigiditas
3. Skizofrenia hebefrenik pengamatan kontinue 2-3
bulan,, perilaku tidak bertanggung jawab, afek
dangkal dan tidak wajar, proses pikir disorganisasi,
usia remaja atau dewasa muda (15-25 thn)
4. Skizofrenia tak terinci tdk memenuhi
kriteria akizofrenia lain
5. Depresi pasca skizofrenia depresi setelah
1 tahun skizofrenia
6. Skizofenia residual gejala negatif setelah 1
tahun skizofrenia
7. Skizofrenia simpleks gejala negatif tanpa
didahului riwayat halusinasi, waham, atau
manifestasi episode psikotik
Kriteria diagnostik skizofreniz DSM IV
A.Gejala karakteristik: Dua atau lebih gejala berikut,
bermakna selama periode 1 bulan atau kurang jika
diobati berhasil =
1. waham,
2. halusinasi,
3. bicara terdisorganisasi,
4. perilaku terdisorganisasi atau katatonik,
5. gejala negatif.
(catatan: hanya 1 gejala kriteria A diperlukan
jika: waham kacau, halusinasi akustik fonema)
B.Disfungsi sosial/pekerjaan bermakna sejak onset,
1 atau lebih fungsi utama (akademik/pekerjaan, hub
interpersonal, perawatan diri)
- 10-20 % baik
- > 50 % buruk: berulang, eksaserbasi, episode ggn mood
berat, usaha bunuh diri
- 20-30 % mampu hidup normal
- 20-30 % tdpt gejala sedang
- 40-60 % terganggu scr bermakna
Prognosis Baik Prognosis Buruk
1. onset lambat / usia tua 1. onset usia muda
2. pencetus jelas 2. Tidak ada faktor pencetus
3. onset akut, 3. onset perlahan2/ tidak jelas
4. (pramorbid,sosial,seksual) 4. (pramorbid,sosial,seksual)
jelek
baik
5. Belum Menikah/ bercerai
5. Menikah
6. Perilaku menarik diri/autistik
6. ggn mood depresi
7. gejala negatif/ simptom
7. gejala positip neurologi
8. sistem pendukung yg baik. 8. sistem pendukung yg buruk.
Terapi
• Pertimbangan :
- sifat individu, keluargan dan sosial psikologis
- kesesuaian kembar monozigot 50 %, lingkungan dan
psikologis berperan dlm perkembangan ggn.
- skzizofrenia mrpk ggn kompleks
Pendekatan Terapi:
• Farmakoterapi antipsikotik
• Intervensi psikososial dan
• Kombinasi antipsikotik dan psikososial
• Perawatan Rumah Sakit
Psikofarmaka
• Antipsikotik Generasi 1
– Haloperidol
– Flufenazin
– Trifluperazine
– chlorpromazine
• Antipsikotik generasi 2
– Clozapine
– Risperidone
– Olanzapine
– Quetiapin
– aripiprazole
AntiPsikotik yang masuk Fornas
• Flufenazin
• Haloperidol
• Chlorpromazine
• Clozapine
• Olanzapine
• Risperidone
• Trifluoperazine
Antipsikotik Atipikal (APG I)
• Mekanisme kerja : blokade reseptor Dopamin. Khususnya di mesolimbik
(perbaikan simptom positif)
• Juga memblok di mesokortikal, nigrostriatal, tuberoinfundibular
– Blokade mesokortikal memperberat simptom negatif
– Blokade nigrostriatal gangguan hiperkinetik (tardive dyskinesia)
– Blokade tuberoinfundibular hiperprolaktinemia
• Blokade reseptor kolinergik muskarinik (M1) efek samping kolinergik
(mulut kering, pandangan kabur, konstipasi)
• Derajat blokade muskarinik berbeda-beda
– Blokade lemah EPS lebih kuat
– Blokade kuat EPS lebih lemah
– Blokade dopamin peningkatan asetilkolin resiko EPS
– Jika ES tardive diskinesia perlu obat antikolinergik + APG yg kuat blokade
nya
• Blokade histamin (H1) mengantuk, BB kurang
• Alfa 1 adrenergik ES pada kardiovaskular (hipotensi ortostatik,
mengantuk, pusing, tekanan darah turun
Antipsikotik Atipikal (APG I)
• Kerugian
– Mudah terjadi EPS dan Tardive Diskinesia
– Memperburuk simptomp negatif dan kognitif
– Peningkatan kadar prolaktin
– Sering menyebabkan kekambuhan
• Klasifikasi berdasarkan potensi
– Potensi tinggi < 10 mg
– Potensi sedang 10-50mg
– Potensi rendah >50mg
Antipsikotik Tipikal (APG II)
• Mekanisme kerja : memblok serotonin dan dopamin
pada 4 jalur dopamin Efek samping EPS lebih rendah
& mengatasi simptomp negatif
• Serotonin mempengaruhi dopamin, pengaruhnya
berbeda ditiap jalur
– Penghambatan serotonin penglepasan dopamin
– Nigrostriatal serotonin mempenaruhi kontrol dari
penglepasan dopamin lebih kuat daripada substansia nigra
dan basal ganglia
• APG II memblok dopamin dan serotonin sifatnya
tarik menarik yang maenang tergantung jenis obat,
dosis, jalur dopamin di otak
Antipsikotik Tipikal (APG II)
• Mesokortikal
– Serebral korteks reseptor serotonin lebih banyak dari D2
– APG II di mesokortikal lebih banyak memblok reseptor serotonin
pelepasan dopamin berkurangnya simptomp negatif
• Mesolimbik
– Efek blokade lebih kuat blokade dopamin kadar dopamin turun
perbaikan simptomp positif
• Tuberoinfundibular
– Blokade serotonin lebih kuat penglepasan dopamin penglepasan
prolaktin menurun tidak terjadi hiperprolaktinemia
• Nigrostriatal
– Penglepasan dopamin menang mengurangi EPS
• Keuntungan
– Kemungkinan EPS lebih kecil
– Mengurangi simptomp negatif
– Menurunkan simptomp afektif, sering digunakan untuk pengobatan depresi
dan gangguan bipolar yg resisten
– Menurunkan simptomp kognitif
• APG II
– First line : risperidone, olanzapine, quetiapine, ziprasidone, aripriprazole
– Second line : clozapine
Terapi Psikososial
• Efektif saat fase perbaikan
• Psikoterapi individual : promosi trhdp kesembuhan
• Terapi kelompok : terapi suportif 3-15 orang, dapat
mendapatkan umpan balik (respon psikologis, emosi dari
yang lain)
• Terapi keluarga : memberikan pengetahuan ttg skizofrenia
• Rehabilitasi psikiatri : meningkatkan kemampuan penderita
dalam perawtan diri, bekerja, dll
• Latihan ketrampilan sosial dan hidup mandiri, pengenalan
gejala dan medikasi, fungsi penderita dalam kehidupan
sehari-hari, dukungan dari lingkungan sekitar
• Manajemen kasus
Sindrome EPS e.c. Antipsikotik & Terapi
• Akut
– Parkinsonism
– Distonia
– Akatisia
• Kronik
– Tardive Diskinesia
– Tardive Distonia
– Tardive Akatisia
– Tardive Tics
– Tardive mioklonus
• Lain-lain
– Sindroma Neuroleptik maligna
• Parkinsonism
– Gejala : gerakan spontan menurun (bradikinesia), meningkatnya
tonus otot (muscular rigidity), resting tremor
– Tx : penurunan dosis AP, THP 4-6mg selama 4-6 minggu
• Distonia
– Gejala : gerakan distonik yg disebabkan kontraksi atau spasme
otot, onset tiba-tiba & terus menerus
– Tx : antikolinergik (difenhidramin 50mg I.M), dapat diberikan Inj
benzodiazepin, dosis AP diturunkan/diganti
• Akatisia
– Perasaan subjektif kegelisahan yang panjan. Tidak bisa duduk
tenang, iritable
– Tx : dosis AP diturunkan, propanolol 30-120mg/hari, atau
antikolinergik