Anda di halaman 1dari 27

A.

Riwayat Gangguan Sebelumnya


1. Riwayat Psikiatri
Tidak ada riwayat seperti ini sebelumnya.
Tidak ada riwayat senang berlebihan sebelumnya
2. Medis Umum
Riwayat kejang demam (-), riwayat epilepsi (-), riwayat trauma kepala
(-),riwayat nyeri dada/ sakit jantung (-), riwayat nyeri ulu hati/ sakit
maag (-), riwayat pingsan/ kehilangan kesadaran sebelumnya (-).
Riwayat kejang demam (+) saat usia 5 tahun. Pasien sampai mengigau
“Bejo Utomo, bejo utomo”. Pasien kemudian dibawa ke dokter dan
mendapat obat rawat jalan.
3. Penggunaan Obat-obatan dan Alkohol
Pasien mengaku minum alkohol pada tahun 1997-1999. Pasien
minum alkohol karena diajak temannya Tn R. pasien minum alkohol
satu mingu satu gelas dan biasanya dicampur fanta. Pasien berhenti
minum alkohol karena menyadari ini bukanlah tujuan hidupnya.
Pasien mengkonsumsi pil koplo pada tahun 1997-1999. Pasien
mnegkonsumsi 6 pil per hari. Pil didapatkan dari temannya yang
bernama Tn R. Pasien berhenti minum pil koplo karena menyadari ini
bukanlah tujuan hidupnya.
Pasien pernah menghirup ganja 1x. Pasien memakai ganja lewat
rokok. Pasien mendapatkan ganja dari temannya yang bernama Tn R.

B. Riwayat Hidup
1. Prenatal dan perinatal
Pasien adalah anak ketiga dari 5 bersaudara. Saat hamil ibu sehat
secara fisik,tidak mengkonsumsi rokok, dan tidak mengkonsumsi obat-
obatan. Tidak memiliki penyakit fisik saat hamil. Pasien lahir normal,
cukup bulan, di rumah, ditolong dukun, berat badan lahir cukup.
2. Masa anak awal (0 - 3 tahun)
Riwayat tumbuh kembang dan perilaku pasien sama dengan anak-
anak seusianya. Tidak ada perilaku yang menonjol dan berbeda dari
kebiasaan anak-anak seusianya. Pasien tampak biasa dalam bermain tidak
menonjol aktif dan tidak begitu pasif. Pasien sudah bisa berjalan usia 1
tahun dan mulai berbicara di usia 7 bulan. Makan cukup dan tidak pilih-
pilih. Pada saat kecil pasien dimanja, jarang dimarahi dan kurang
mendapat perhatian dari kedua orang tuanya. Pasien dibiarkan melakukan
kegiatan dan orang tua tidak mengawasi.

3. Masa anak pertengahan (3-11 tahun)


Pasien jarang bermain dengan anak laki-laki dan perempuan
seusianya di lingkungan sekolah dan rumah. Pasien tidak dapat bergaul
dengan teman sebayanya. Pasien jarang memiliki teman karena mudah
tersinggung dan cederug pendiam. Pasien tidak pernah melanggar
peraturan di sekolah dan dapat mengikuti kegiatan belajar disekolah.
Pasien tidak pernah tinggal kelas. Pasien tidak menunjukkan sikap yang
agresif maupun perilaku anti sosial dalam beraktivitas sehari-hari. Pasien
hanya memiliki sedikit teman.
Saat SD pasien sering berkhayal. Pasien merasa saat sakit thypus
mengalami demam tinngi dan mulai berfikir ada suara-suara di kepala
yang bergema dan berulang. Saat dikonfirmasi kepada keluarga, keluarga
menyangkal pasien pernah demam tinggi saat sakit thypus. Pasien
merupakan orang yang pendiam dan jarang berinteraksi dengan
lingkungan sekitar. Saat SD senang memungut tutup botol dari tempat
sampah.
Orang tua memanjakan, jarang memarahi dan kurang memberikan
perhatian kepada pasien. Pasien dibiarkan melakukan kegiatan dan orang
tua tidak mengawasi.

4. Masa Kanak Akhir dan Remaja


Pasien kurang mandiri dalam mengatur kegiatannya sendiri,
misalnya mempersiapkan kebutuhan sekolah pasien. Pasien tidak pernah
bolos dan tidak pernah menyiksa hewan. Pasien jarang mengerjakan tugas
sekolah dengan baik. Pasien merupakan orang yang tertutup yang jarang
menceritakan masalahnya terhadap orang lain. Pasien juga memiliki
sedikit teman. Pasien merasa rendah diri saat SMP karena banyak jerawat
di muka sehingga pasien pernah mengamplas mukanya.
Pasien juga sering memiliki kecurigaan yang aneh. Pasien merasa
curiga keponakannya mendapatkan nasib buruk pada saat bersekolah.
Pasien curiga keponakannya mengalami penculikan atau tertabrak di jalan.
Pasien merasa khawatir sepanjang hari pada saat keponakannya bersekolah
dan merasa tenang ketika keponakannya pulang dari sekolah.
Setelah lulus SMP pasien bekerja. Pasien beberapa kali bekerja
sebagai kuli bangunan. Namun pasien tidak bertahan lama, pasien mudah
tersinggung serta dendam bila ditegur dan kemudian memilih berhenti
bekerja. Pasien lebih senang berkhayal menjadi bos. Misalkan memiliki
cita-cita berjualan sembako namun berencana membayar orang lain untuk
menjual sembako miliknya, hasil penjualan sembako nantinya disetorkan
kepada dirinya. Sehingga pasien tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga.
Pasien memiliki 2 teman dekat yaitu Tn R dan Tn A. Pasien
sebenarnya lebih senang sendirian namun Tn R selalu datang menemui
pasien. Tn R pernah menjelek-jelekan ibu psien sehingga pasien jengkel.
Tn R merupakan anak orang mampu dan memiliki sifat tidak baik. Tn R
juga merupakan pengedar narkoba. Pasien mengenal narkoba, alkohol dan
pil koplo dari Tn R.

5. Masa Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Pasien mulai bersekolah di TK. Pada saat di TK pasien memiliki
sedikit teman.
Pasien melanjutkan pendidikan di SD Tlogosari. Pasien merupakan
anak yang pendiam dan jarang memiliki teman. Pasien harus diantar dan
ditemani orang tuanya. Saat bersekolah pasien mengalami bullying dan
sempat menolak bersekolah. Ayah menjadi marah dan sempat menakut-
nakuti pasien akan digantung. Namun pasien tetap tidak mau berangkat
sekolah. Pasien akhirnya pindah ke MI Tarbiyatul yang dekat dengan
rumah pasien. Sejak pindah sekolah pasien tidak minta diantar karena
lokasi sekolah yang berdekatan dengan rumah. Pasien sedikit memiliki
teman, prestasi sekolah biasa saja, tidak pernah melanggar peraturan, dan
tidak pernah melanggar peraturan. Saat SD pasien memiliki kebiasaan
mencari tutup botol di tempat sampah.
Pasien kemudian melanjutkan sekolah di SMP Agus Salim, sedikit
memiliki teman, prestasi sekolah biasa saja, tidak pernah bolos. Pada saat
SMP memiliki banyak jerawat sehingga merasa rendah diri dan pernah
mengamplas mukanya agar jerawat hilang.
Pasien tidak melanjutkan pendidikan karena tidak ada biaya
sekolah dan pasien juga kurang memiliki keinginan untuk melanjutkan
sekolah.

b. Riwayat Pekerjaan
Setelah lulus SMP pasien beberapa kali bekerja sebagai kuli
bangunan dan sempat bekerja memasang tower telekomunikasi di Jakarta.
Selama bekerja tidak pernah bertahan lama. Sebelum proyek selesai pasien
sudah tidak mau bekerja lagi. Pasien tidak menyelesaikan proyek karena
mudah tersinggung dan dendam dengan rekan kerjanya sehingga memilih
berhenti bekerja. Pasien lebih senang berkhayal menjadi bos. Misalkan
memiliki cita-cita berjualan sembako namun berencana membayar orang
lain untuk menjual sembako miliknya, hasil penjualan sembako nantinya
disetorkan kepada dirinya. Sehingga pasien tidak perlu mengeluarkan
banyak tenaga. Pasien juga pernah mengutarakan keinginannya memiliki
usaha cuci motor. Pasien akan memperkerjakan orang lain dan tinggal
menerima hasilnya.
Pada tahun 1999 pasien diberikan kesempatan untuk berlatih
ukiran di Jepara. Setelah berjalan 3 bulan pasien memutuskan untuk
pulang karena tempat berlatih ukiran yang jauh dari kota dan jika BAB
harus berjalan jauh.

c. Riwayat Keagamaan
Pasien dididik dalam ajaran agama Islam di keluarga dan di
sekolah. Penanaman ajaran agama dalam keluarga baik. Pengetahuan
mengenai agama baik. Kesan : taat beribadah.

d. Riwayat Perkawinan
Pasien belum menikah.

e. Riwayat Militer
Pasien belum pernah melihat atau terlibat suatu peperangan
maupun mengikuti aktifitas kemiliteran

f. Riwayat pelanggaran hukum


Pasien pernah menghadapi proses hukum karena mencuri burung
dara. Pasien mencuri karena diajak temannya yang bernama Tn R. Pasien
bertugas mengawasi keadaan, namun aksi mereka tertangkap dan dibawa
ke kantor polisi. Setelah 6 bulan pasien dibebaskan lewat jalur damai.

g. Aktivitas sosial
Sebelum sakit, hubungan dengan keluarga dan lingkungan kurang
baik. Pasien merupakan penyendiri dan terkadang terlibat konflik dengan
tetangga. Pasien mudah terlibat konflik karena mudah tersinggung dan
pendendam.
Setelah sakit hubungan dengan lingkungan tidak baik. Pasien
memusuhi semua warga dan waga sekitar juga menjauhi pasien karena
takut menjadi sasaran kemarahan.

h. Situasi Hidup Sekarang


Saat ini pasien tinggal bersama ibu. Rumah berdinding tembok,
beratap genting, berlantai keramik, terdapat 3 kamar tidur, 1 ruang tamu,
dapur dan kamar mandi.
Pasien memenuhi kebutuhan sehari-hari dibantu keluarganya.
Terkadang pasien membeli kopi dengan menggunakan uang pemberian
kakak perempuannya.
Biaya pengobatan ditanggung BPJS PBI
Kesan : Ekonomi Kurang
6. Riwayat Psikoseksual
Pasien tidak pernah mengalami penyiksaan seksual pada masa anak
dan remaja. Pasien merasakan perubahan dalam dirinya adalah sesuatu
yang wajar, juga dialami teman-taman sebayanya. Sejak kecil berpakaian
dan dididik sebagai perempuan. Pasien tidak pernah berpacaran

7. Riwayat keluarga
Tidak terdapat anggota keluarga yang memiliki riwayat gangguan
jiwa.
Ayah pasien sudah meninggal pada tahun 2014. Pada saat ayah
meninggal pasien tidak merasakan sedih berkepanjangan. Pada saat kecil
ayah cederung membiarkan pasien melakukan apa yang diinginkannya.
Pada saat kecil ibu memanjakan pasien dan menuruti keinginan
pasien. Saat ini ibu sering menjadi sasaran kemarahan pasien karena ibu
beberapa kali menegur pasien saat pasien sedang marah-marah.
Kakak pertama merupakan orang yang keras dan jika berbicara
kadang-kadang tidak memperhatikan perasaan orang lain. kakak pertama
bekerja diperusahaan tambang batubara di Lampung, 4 minggu bekerja di
lampung dan 2 minggu istirahat. Pada saat istirahat kakak pasien pulang ke
Semarang. Pada saat di Semrang pasien sering dikatakan yang tidak
menyenangkan seperti manja dan pemalas. Beberapa kali pasien menjadi
marah dan tersinggung dengan ucapan kakak. Emosi pasien lebih
meningkat terutama ketika kakak pertama ada di rumah.
Hubungan dengan kakak perempuan lebih baik dari kakak pertama.
Kakak perempuan lebih sabar daripada kakak pertama. Namun jika pasien
sedang marah, kakak perempuan sering menjadi sasaran kemarahan
pasien.
Pasien memiliki dua keponakan dari kakak pertama pasien.
Keponakan cenderung cuek dengan kondisi pasien. hal ini membuat pasien
menjadi tersinggung karena pada saat keponakan masih kecil, pasien
sering mengkhawatirkan mereka.

8. Mimpi, fantasi dan nilai nilai


Ingin tidak diganggu lagi.

Silsilah Keluarga

Keterangan :
: Laki-laki : Gangguan Jiwa

: Perempuan : meninggal

: Tinggal 1 Rumah : pasien

: Bercerai

Denah Rumah
Kamar
Mandi
Dapur
Kamar
Tidur
Kamar Lorong Kamar
Tidur
Tidur
Ruang
Ruang Tamu
Jahit

Teras

Rumah berdinding tembok, beratap genting, berlantai keramik, terdapat 3 kamar


tidur, 1 ruang tamu, dapur dan kamar mandi.
Pengobatan menggunakan BPJS PBI
Kesan : Ekonomi kurang

Kurva Perjalanan Penyakit


0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100

III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum (5 Maret 2019)


1. Penampilan
 Tampak seorang wanita usia 39 tahun, berpenampilan sesuai
usia, tinggi badan rata-rata, kebersihan dan kerapihan baik.
 Keserasian penampilan: Pasien tampak menggunakan
pakaian rumah sakit
Kesan: Serasi
 Ciri Khas: Tato tidak ada, jaringan parut tidak ada.
2. Perilaku & aktifitas psikomotor : normoaktif
3. Sikap terhadap pemeriksa : Koperatif
Kontak psikis: Ada, tidak wajar, dapat dipertahankan
4. Mood dan Afek
a. Mood : tidak nyaman
b. Afek :
kualitas : disforik
kuantitas : sedang
rentang afek : Tumpul
Keserasian : serasi
Kongruensi : kongruen
B. Pembicaraan
Kefasihan : normal
Kualitas : normal
Kuantitas : cukup
Kecepatan : cukup
Intonasi : cukup
Volume : cukup
C. Gangguan Persepsi :
1. Halusinasi : tidak ada
2. Ilusi : tidak ada
D. Pikiran
1. Bentuk pikir: Non realistik
2. Arus pikir : koheren
3. Isi pikir : Waham (+)
 Delusions of Control :
o yakin ada kekuatan dari luar yang masuk ke dalam tubuh
pasien dan mengendalikan pasien
 Waham somatic
o Yakin ada cairan menggumpal di kepalanya
 Thought og Echo
o Meyakini ada suara-suara dikepala yang bergema,
berulang-ulang, dan bersahut-sahutan di dalam kepalanya
 Waham Referensi
o Meyakini bahwa tetangga yang memberikan makanan
berkat sedang menyindir pasien.
 Waham persekutorik
o Meyakini akan dibunuh oleh tetangganya
E. Sensorium dan kognitif
1. Kesadaran : Jernih
2. Orientasi
Personal : Baik
Tempat : Baik
Waktu : Baik
3. Daya ingat
Segera : Baik
Jangka Pendek : Baik
Panjang / jauh : Baik
4. Konsentrasi dan perhatian : Baik
5. Kapasitas untuk membaca dan menulis : Baik
6. Kemampuan visuospasial : Baik
7. Pikiran abstrak : Buruk
F. Pengendalian impuls : kurang
G. Tilikan :
Derajat tilikan yang dimiliki pasien : 1
1. Menyangkal sepenuhnya bahwa ia mengalami penyakit/gangguan
2. Sedikit memahami adanya penyakit pada dirinya dan membutuhkan
pertolongan, dan pada saat yang bersamaan pasien sekaligus
menyangkalnya
3. Pasien menyadari dirinya sakit namun menyalahkan orang lain
atau penyebab eksternal atau faktor organik sebagai penyebabnya
4. Pasien menyadari dirinya sakit yang penyebabnya adalah sesuatu yang
tidak diketahui dari diri pasien.
5. Intellectual insight : pasien menerima kondisi dan gejala-gejala
sebagai bagian dari penyakitnya dan hal ini disebabkan oleh gangguan
yang ada dalam diri pasien, namun tidak menerapkan pemahamannya
ini untuk melakukan sesuatu selanjutnya (misalnya perubahan gaya
hidup)
6. Emotional insight: pasien memahami kondisi yang ada dalam dirinya
seperti tilikan derajat 5, namun pasien juga memahami perasaan dan
tujuan yang ada pada diri pasien sendiri dan orang yang penting dalam
kehidupan pasien. Hal ini membuat perubahan perilaku pada pasien.
H. Pertimbangan : Cukup
I. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


A. Status Internus
1. Keadaan umum : baik
2. Berat/tinggi badan : 50 kg /155cm
3. Kesadaran : komposmentis
4. Tekanan darah / nadi : 120/80 mmHg / 94x / menit
5. Pernafasan / suhu : 20 x / mnt / afebris
6. Kepala : dalam batas normal
7. Leher : dalam batas normal
8. Toraks : Cor : SI –SII murni, suara tambahan (-)
: Pulmo : suara vesikuler, ronkhi (-),
wheezing (-)
9. Abdomen : Supel, nyeri tekan (-), peristaltik (+)normal
10.Ekstremitas : Dalam batas normal
11.Lain-lain : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
B. Status Neurologi
1. Kesadaran/GCS : composmentis/E4M6V5
2. Gejala rangsang selaput otak : Negatif
3. Tanda-tanda efek samping ekstrapiramidal:
- Tremor tangan : Negatif
- Akatisia : Negatif
- Bradikinesia : Negatif
- Cara berjalan : normal
- Keseimbangan : normal
- Rigiditas : Negatif
4. Motorik : Kekuatan baik 555 555
555 555
5. Sensorik : Baik
Kesan : dalam batas normal
A. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium (5 Maret 2019)
 GDS : 133 mg/ dL
 Natrium : 138,6 mmol/ L
 Kalium : 3,74 mmol/ L
 Chlorida : 101,5 mg/dL
 Leukosit : 9.050 (10 3/µL)
 Eritrosit : 4,76 (10 6/µL)
 Hb : 15,6 g/dl
 Ht : 43,8 %
 MCV : 92 fl
 MCH : 32,8 pg
 MCHC : 35,6 g/ dL
 Trombosit : 295.000
 Creatinin : 1,05 mg/dL
 Ureum : 21,5 mg/dL
 SGOT : 34,0 U/L
 SGPT : 19,9 U/L
Kesan : dalam batas normal
Pemeriksaan lain:
 EEG : tidak dilakukan
 MMPI 2 (Dewasa) : tidak dilakukan
 EKG : kesan sinus takikardi
 PANSS
■ Tanggal 21/3/2019 : 97
■ Tanggal 26/3/2019 : 84

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA ( FORMULASI DIAGNOSTIK )


Berdasarkan riwayat penyakit pasien, ditemukan adanya pola perilaku dan
psikologis yang secara klinis bermakna dan secara khas berkaitan dengan gejala
yang menimbulkan suatu penderitaan (distress) maupun hendaya (disability) pada
berbagai fungsi sosial, peran, penggunaan waktu luang dan perawatan diri,
sehingga dapat disimpulkan pasein ini menderita gangguan jiwa.
Pasien tidak memiliki riwayat penggunaan NAPZA dan minum alkohol
dalam waktu dekat, sehingga gangguan mental akibat zat dapat disingkirkan.
Pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis tidak ditemukan kelainan
yang mengindikasikan gangguan medis umum yang secara fisiologis
menimbulkan disfungsi otak serta mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita
saat ini, sehingga gangguan mental organik dapat disingkirkan.
Dari anamnesis dan aloanamnesa seorang wanita usia 39 tahun, beragama
Islam, suku Jawa datang ke IGD RSJD Amino diantar keluarga dengan keluhan
keluarga marah-marah dan keluhan pasien bingung.
Kurang lebih 17 tahun SMRS (tahun 2002) pasien terpikirkan kondisi
ekonomi yang kurang serta tidak memiliki pekerjaan. Pasien menjadi lebih
pendiam, tambah sering bersepeda, memiliki ide yang tidak lazim seperti sering
berkhayal menjadi bos, dan menjadi mudah marah. Kurang lebih 16 tahun SMRS
(tahun 2003). Pasien meyakini ada suara-suara di kepala yang bergema dan
berulang. meyakini ada pikiran dari luar yang masuk kedalam pikiran pasien.
Kurang lebih 12 tahun SMRS (tahun 2007). Pasien terpikirkan kembali
kondisi ekonomi yang kurang. Pasien marah-marah tanpa sebab, merusak bara,
tidak bisa tidur seminggu dan bertingkah laku aneh seperti menirukan gerakan
menyembah sesuatu. Pasien masih meyakini ada suara-suara di kepala yang
bergema dan berulang. Pasien juga yakin ada yang berniat jahat kepada pasien.
Pasien kemudian dibawa untuk rawat jalan. Satu bulan setelah rawat jalan (tahun
2007) pasien sudah bisa tidur dan tingkah laku aneh berkurang. Pasien terkadang
masih marah tanpa sebab, terkadang mendengar suara-suara di kepala yang
bergema dan berulang, serta terkadang curiga tanpa sebab pada keluarga dan
tetangga. Pasien mengkonsumsi haloperidol satu hari sekali. Pasien hanya kontrol
satu kali dan selanjutnya tidak kontrol lagi.
Kurang lebih 10 tahun SMRS (tahun 2009). Pasien terpikirkan kembali
kondisi ekonomi yang kurang. Pasien kembali marah-marah tanpa sebab, merusak
barang dan tidak bisa tidur. Suara-suara di kepala yang bergema dan berulang
kembali sering terdengar. Pasien juga yakin ada yang berniat jahat kepada pasien.
Pasien dibawa ke Poliklinik RSJD Amino dan menjalani rawat jalan untuk kedua
kalinya. Satu bulan setelah menjalani rawat jalan (tahun 2009) pasien sudah bisa
tidur. Pasien terkadang masih marah tanpa sebab, terkadang mendengar suara-
suara di kepala yang bergema dan berulang, serta terkadang curiga tanpa sebab
pada keluarga dan tetangga. Pasien mengkonsumsi haloperidol satu hari sekali.
Pasien hanya kontrol satu kali dan selanjutnya tidak kontrol lagi.
Kurang lebih 1 tahun 8 bulan SMRS (Juli 2017) pasien memukul ibunya.
Pasien tidak bisa tidur, mondar-mandir, bicara sendiri. Suara-suara di kepala yang
bergema dan berulang kembali sering terdengar. Pasien juga yakin ada yang
berniat jahat kepada pasien. Pasien merasa diberikan obat babi sehingga pasien
marah-marah. Pasien kemudian dibawa ke RSJD Amino. Pasien mendapatkan
suntikan di IGD RSJD dan menjalani rawat jalan.
Kurang lebih 1 tahun 5 bulan SMRS (Oktober 2017) pasien merasa
kesepian karena tidak ada yang mau mendengarkan pasien. Pasien juga merasa
sangat terganggu dengan suara-suara di kepala yang bergema semakin kencang
dan tidak dapat dikendalikan. Pasien merasa ingin mati saja dan sudah melakukan
percobaan bunuh diri dengan menggantung diri namun dapat dicegah. Pasien
terkadang merasa sedih, mudah lelah, pesimis dan tidak berguna. Pasien juga
yakin ada yang berniat jahat kepada pasien. Pasien yakin telah diberikan obat
babi oleh saudaranya. Pasien banyak berdiam diri dan tampak murung. Pasien
kontrol setelah menjalani rawat inap selama 21 hari. Selama dirawat pasien
menjalani terapi kejang listrik (TKL) sebanyak 6 kali dan mendapatkan obat
Klozapin 2x25mg dan haloperidol 2x5mg. Pasien tidak rutin minum obat dan
hanya kontrol satu kali. Setelah itu pasien tidak pernah kontrol. Saat kontrol
pasien masih mendengar suara-suara di kepala yang bergema dan berulang, masih
mencurigai tetangga berniat jahat. Pasien selalu mengatakan bahwa dirinya selalu
diganggu dan disindir.
Kurang lebih 7 bulan SMRS (Agustus 2018) pasien menjadi sering
menangis sendiri. Pasien menangis karena merasa kesepian dan tidak ada yang
mau mendengarkan dirinya. Pasien masih mendengar suara-suara di kepala yang
bergema dan berulang, masih mencurigai tetangga berniat jahat. Pasien selalu
mengatakan bahwa dirinya selalu diganggu dan disindir. Pasien selalu
mengatakan bahwa dirinya selalu diganggu dan disindir. Pasien kemudian dibawa
ke IGD RSJD Amino dan menjalani rawat jalan. Pasien mendapatkan obat
risperidon 2x1mg dan Fluoxetin 2x10mg.
Kurang lebih 1 minggu SMRS (Maret 2019) pasien terpikirkan masalah
ekonomi pasien yang kurang dan terpikirkan belum bekerja. Pasien juga teringat
dikatakan tidak bekerja karena manja oleh kakak pertama pasien. Pasien jadi
mudah marah, memukul orang dan bertingkah laku aneh seperti melepas bohlam
di rumah, melarang keluarga membersihkan rumah. Pasien meyakini didalam
kepalanya ada gumpalan cairan, meyakini ada suara-suara yang bergema dan
bersahut-sahutan di kepala pasien, yakin bahwa tetangga memiliki rencana untuk
membunuh pasien dan meyakini bahwa dirinya disindir oleh tetangganya (ketika
tetangga memberikan makanan berkat, pasien menganggap tetangganya sedang
menghina pasien. Pasien juga merasa ada pikiran dari luar yang masuk dan
mengendalikan pasien. Pasien terkadang merasakan sedih, ingin mati, rendah diri,
dan merasa pesimis. Pasien tidak bekerja, interaksi dengan tetangga buruk, waktu
luang digunakan untuk marah-marah, perawatan diri mandiri. (GAF 20). Pasien
kemudian dirawat di RSJD Amino untuk kedua kalinya.

VI. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL


Menurut PPDGJ-III
Aksis I : F20.00 Skizofrenia Paranoid Berkelanjutan
Z91.1 Ketidakpatuhan terhadap pengobatan
DD. F25.1 Gangguan Skizoafektif Tipe Depresif
F22.0 Gangguan Waham
Axis II : Z03.2 Tidak ada diagnosis (Ciri kepribadian skizotipal)
Axis III : Z03.2 Tidak ada diagnosis
Axis IV : Masalah ekonomi (ekonomi kurang)
Masalah primary support group (kakak pertama sering berkata
keras kepada pasien)
Aksis V : 20 (GAF saat masuk RS)
40 (GAF saat diperiksa)
40 (GAF tertinggi 1 tahun terakhir)

VII. TERAPI
Farmakoterapi :
Klozapin 2x100mg
ECT
Usul Injeksi Flufenazin decanoat 25mg IM
Non farmakoterapi
• Psikoedukasi Pada Pasien
a. Menjelaskan kepada pasien mengenai pentingnya rutin
minum obat walaupun pasien merasa sudah sehat.
b. Menjelaskan mengenai efek samping obat
c. Menjelaskan mengenai gangguan yang dialami pasien
• Psikoedukasi keluarga
Materi yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan keluarga,
diantaranya :
a. Memberikan informasi kepada keluarga untuk kepatuhan
minum obat pasien
b. Menerangkan mengenai gejala-gejala yang mungkin
muncul lagi
c. Menerangkan mengenai obat dan efek sampingnya
d. Tetap melatih/mendukung pasien untuk berinteraksi
dengan lingkunga

VIII. PROGNOSIS
AD Vitam : ad Bonam
Ad Fungsionam : ad Malam
Ad Sanationam : ad Malam
FAKTOR BAIK BURUK
Genetika Tidak ada Ada
Pencetus Stressor : jelas Stressor : tidak jelas

Status marital Menikah Belum Menikah


Status ekonomi Cukup Kurang
Kekambuhan Tidak ada kekambuhan Ada kekambuhan
Riwayat Pramorbid Baik Buruk
Gejala Gejala positif menonjol Gejala negative
menonjol
Support lingkungan Baik Kurang
Kepatuhan pengobatan Patuh Tidak Patuh

IX. Masalah
Diagnosis
Penegakan diagnosis pada pasien ini merupakan masalah tersendiri.
Penegakan diagnosis yang tepat akan mempengaruhi terapi pasien yang akan
berpengaruh pada tingkat kekambuhan pasien dan fungsi pasien dalam
pekerjaannya.
Terapi
Pemilihan terapi yang tepat dengan efek samping yang minimal sangat
diperlukan agar pasien bisa membaik dan patuh selama menjalani
pengobatan.

X. Diskusi
Skizofrenia Paranoid
Menurut PPDGJ III:
 Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.
 Sebagai tambahan :
o halusinasi dan/atau waham harus menonjol;
 suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau
memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa
bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling),
mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing);
 halusinasi pembauan atau pengecapan-rasa, atau
bersifat seksual, atau lain lain perasaan tubuh;
halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol
 waham dapat berupa hampir setiap jenis tetapi waham
dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi
(delusion of influence), atau "passivity" (delusion of
passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka
ragam, adalah yang paling khas;
o gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta
gejala katatonik secara relatif tidak nyata/tidak menonjol.

Gangguan Kepribadian Skizotipal


Diagnosis gangguan kepribadian Skizotipal menurut DSM V
A. Pola defisit sosial dan interpersonal yang pervasif ditandai dengan
ketidaknyamanan dengan dan penurunan kapasitas untuk, hubungan yang
dekat seperti dengan kognitif atau distorsi persepsi dan perilaku eksentrik,
dimulai dengan dewasa awal dan terdapat gejala seperti di bawah ini,
seperti ditunjukkan oleh lima (atau lebih) dibawah ini:
1. Gagasan referensi (tidak termasuk waham referensi).
2. Keyakinan aneh atau pemikiran magis yang memengaruhi perilaku
dan tidak konsisten dengan norma-norma subkultur (misalkan takhayul,
telepati, atau "indra keenam"; pada remaja dan anak-anak fantasi aneh
atau preokupasi).
3. Pengalaman persepsi yang tidak biasa, termasuk ilusi pada tubuh.
4. Pemikiran atau ucapan aneh (mis. vague, sirkumtansial, metaforis,
terlalu banyak kerja, atau stereotipik).
5. Kecurigaan atau ide paranoid.
6. Afek tidak serasi atau terbatas.
7. Perilaku atau penampilan yang aneh, eksentrik, atau aneh.
8. Kurangnya teman dekat atau orang kepercayaan selain yang pertama
anggota keluarga utama.
9. Kecemasan sosial yang berlebihan yang tidak berkurang dengan
keakraban dan cenderung dikaitkan dengan ketakutan paranoid
daripada penilaian negatif tentang diri.
B. Tidak terjadi secara eksklusif selama berlangsungnya skizofrenia,
gangguan bipolar atau gangguan depresi dengan fitur psikotik, gangguan
psikotik lain, atau gangguan spektrum autisme.
Catatan: Jika kriteria dipenuhi sebelum timbulnya skizofrenia, tambahkan
"premorbid," yaitu, "gangguan mental pribadi schizotypal (premorbid). "

Clozapin
Klozapin merupakan antipsikotik golongan serotonin dopamine antagonis.
Klozapin merupakan satu-satunya antipsikotika yang menurunkan resiko
bunuh diri pada pasien skizofrenia. Klozapin memiliki efek samping
agranulositosis, sedasi, peningkatan berat badan dan meningkatkan resiko
cardiometabolic. Rentang dosis anjuran klozapin adalah 150-600 mg/hari.

Terapi Elektrokonvulsif (TEK)/ Electroconvulsive Therapy (ECT)


Terapi elektrokonvulsif telah digunakan dalam penatalaksanaan skizofrenia
sejak tahun 1938. Biasanya digunakan untuk ODS yang tidak berespon
terhadap antipsikotika. Penggunaannya sering dikombinasi dengan
antipsikotika.
Lampiran I .
EVALUASI BANGSAL

TANGGAL 21/3/2019 22/3/2019

SUBYEKTIF Tidur cukup Tidur cukup


Ada, tidak wajar, dapat Ada, tidak wajar, dapat
Kontak psikik
dipertahankan dipertahankan
Kesadaran Jernih Jernih
Sikap Koperatif Koperatif
Tingkah laku normoaktif normoaktif
Kualitas cukup, kuantitas Kualitas cukup, kuantitas
Verbalisasi
cukup cukup
Tidak nyaman Tidak nyaman, terkadang
Mood
sedih
Afek
-Kualitas Disforik Disforik
-Kuantitas Sedang Sedang
-Rentang Afek Sempit Sempit
-kongruensi Kongruen Kongruen
Kongruensi atau
keserasian: Serasi
Gg. Persepsi
 Halusinasi (-) (-)
 Ilusi

Gg.proses pikir
 Bentuk Non realistik Non realistik
 Arus Koheren, asosiasi longgar Koheren, asosiasi longgar dan
 Isi dan jawaban irelevan jawaban irelevan kadang-
kadang-kadang kadang
Thought of Echo (+) Thought of Echo (+)
Del. of Control (+) Del. of Control (+)
Waham somatic (+) Waham somatic (+)
Waham persekutorik (+) Waham persekutorik (+)
Waham referensi (+) Waham referensi (+)
F20.00 F20.00
ASSESMENT
DD : F25.1 DD : F25.1
Klozapin 2x100mg
Klozapin 2x50mg ECT
PLANNING Program ECT
Evaluasi PANSS

TANGGAL 25/3/2019 26/3/2019

SUBYEKTIF Tidur cukup Tidur cukup


Ada, tidak wajar, dapat Ada, tidak wajar, dapat
Kontak psikik
dipertahankan dipertahankan
Kesadaran Jernih Jernih
Sikap Koperatif Koperatif
Tingkah laku normoaktif normoaktif
Kualitas cukup, kuantitas Kualitas cukup, kuantitas
Verbalisasi
cukup cukup
Tidak nyaman, terkadang Tidak nyaman, terkadang
Mood
sedih sedih
Afek
-Kualitas Disforik Disforik
-Kuantitas Sedang Sedang
-Rentang Afek Tumpul Tumpul
-kongruensi Kongruen Kongruen
Kongruensi atau
keserasian: Serasi
Gg. Persepsi
 Halusinasi (-) (-)
 Ilusi

Gg.proses pikir
 Bentuk Non realistik Non realistik
 Arus Koheren Koheren
 Isi Thought of Echo (+) Thought of Echo (+) <<
Del. of Control (-) Del. of Control (-)
Waham somatic (+) Waham somatic (+) <<
Waham persekutorik (+) Waham persekutorik (+)
Waham referensi (+) <<
Waham referensi (+) <<
F20.00 F20.00
ASSESMENT DD : F25.1 DD : F25.1

Klozapin 2x100mg Klozapin 2x100mg


PLANNING
ECT Evaluasi PANSS

LAMPIRAN II
EVALUASI BANGSAL ( PANSS SKOR )
SKALA SYNDROM POSITIF DAN TANGGAL PEMERIKSAAN
NEGATIF 21/3/2019 26/3/20
SKALA POSITIF
P1 Waham 6 5
P2 Kekacauan proses pikir 2 2
P3 Perilaku halusinasi 2 2
P4 Gaduh gelisah ( Excitement ) 4 3
P5 Waham kebesaran 2 2
P6 Kecurigaan/ kejaran 6 5
P7 Permusuhan 6 4
TOTAL SKALA POSITIF 28 23
SKALA NEGATIF
N1 Afek tumpul 4 3
N2 Keruntuhan emosional 4 4
N3 Kemiskinan raport 2 2
N4 Penarikan diri dari hubungan sosial secara 3 3
pasif/ apatis
N5 Kesulitan dalam pemikiran abstrak 5 5
N6 Kurangnya spontanitas dan arus 2 2
percakapan
N7 Pemikiran stereotipik 5 4
TOTAL SKALA NEGATIF 25 23
SKALA PSIKOPATOLOGI UMUM
G1 Kekhawatiran somatik 5 5
G2 Anxietas 3 3
G3 Rasa bersalah 3 2
G4 Ketegangan 1 1
G5 Menirisme dan posturing 1 1
G6 Depresi 3 3
G7 Kelambanan motorik 1 1
G8 Ketidakkooperatifan 3 2
G9 Isi pikiran yang tidak biasa 6 4
G10 Disorientasi 1 1
G11 Perhatian buruk 1 1
G12 Kurangnya daya nilai dan tilikan 4 4
G13 Gangguan dorongan kehendak 1 1
G14 Pengendalian impuls yang buruk 4 3
G15 Preokupasi 3 3
G16 Penghindaran sosial secara aktif 4 3
TOTAL SKALA PSIKOPATOLOGI UMUM 44 38
TOTAL PANSS 97 84
1 = tidak ada, 2 = minimal, 3 = ringan, 4 = sedang, 5 = agak berat, 6 = berat, 7 = sangat
berat

LAMPIRAN III
AUTOANAMNESIS (21 Maret 2019)

D Selamat pagi Pak, saya dokter Fahmi… Maaf dengan Pak siapa?
(mengajak jabatan tangan membina rapport)
P Pagi Dok, saya Muh
D Pak saya minta waktunya sebentar untuk wawancara. Apakah Bapak
bersedia untuk diwawancarai ?
P Iya Dok
D Pak Muh bisa diceritakan kenapa dibawa ke sini?
P Saya bingung dok kog dibawa ke sini. Saya merasa ada suara-suara
dipikiran saya yang membuat saya bingung. Terus kog tiba-tiba saya ada
disini
D Suara-suara dikepala maksudnya seperti apa Pak?
P Suranya sahut-sahutan, ndengung terus sampai saya bingung harus
gimana?
D Bapak yakin ada ada suaranya? kog saya tidak dengar…
P Yakin dok, ya gak tau kenapa dokter g dengar.
D Dari kapan itu pak?
P Udah lama Dok, suaranya muncul-muncul terus sampai menggumpal.
Dan sekarang didalam otak saya ada cairan yang menggumpal.
D Yakin pak?
P Yakin dok
D Suaranya terdengar sampai telinga gak pak ?
P Tidak dok
D Sedikit-sedikit gitu ? atau ada suara-suara lain tidak ada wujudnya yang
terdengar di telinga?
P Tidak ada dok, adanya di pikiran.
D Apakah bapak juga merasa ada kekuatan dari luar yang mengendalikan
pikiran bapak?
P Iya dok ada, tangan dan kaki saya jadi gerak-gerak sendiri.
D Bagaimana hubungan bapak dengan keluarga atau tetangga?
P Pada jahat semua sama saya dok. Saya mau kerja kog diganggu, diejek-
ejek. Pada punya rencana membunuh saya
D Jahatnya seperti apa pak?
P Kayak ngasi nasi berkat, itu maksudnya untuk apa kalau bukan untuk
menghina saya. Terus saya sakit malah dikasih obat babi.
D Apakah bapak pernah terpikirkan untuk bunuh diri?
P Tahun 2017 pernah dirawat karena mau gantung diri dok. Saya udah
pegang talinya. Tapi ketauan terus saya dibawa ke sini
D Apa yang menyebabkan pak Muh melakukan itu?
P Pada jahat sama saya, ada suara-suara di pikiran sama pada menjauhi
saya. Saya tu pengennya didengarkan saja. Kog malah menjauhi saya.
Jadi saya bunuh diri saja
D Bagaimana perasaan pak Muh akhir-akhir ini?
P Ya jengkel, marah, sedih
D Apakah sampai rendah diri dan pesimis?
P Iya dok, tapi kadang-kadang
D Pak Muh uda pernah dirawat berapa kali
P Dua kali dok
D Pertama kapan ?
P Tahun 2017 dok
D Kenapa waktu itu dirawat?
P Ya itu tadi dok, pengen gantung diri
D Baik pak Muh, wawancara untuk hari ini cukup sekian. Terima kasih
waktunya. Obatnya selalu diminum ya Pak
P Baik Dok, terima kasih

DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. FK Atmajaya, Jakarta.


2013.
2. Konsensus penatalaksanaan gangguan skizofrenia. Jakarta : Perhimpunan
Dokter Spesilais Kedokteran Jiwa Indonesia; 2011.
3. Kaplan : Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Synopsis of Psychiatry. 11th Ed.
Lippncott Williams & Wilkins, A Wolters Kluwer Company, Philadelphia,
Baltimore, New York, Lodon, Buenos Aires, Hongkong, Sydney, Tokyo;
2014.
4. Stahl MS. Stahl’s Essential Psychopharmacology Neuroscientific Basis
and Practical Applications. 4th Ed. United States : Cambridge Univercity
press; 2013.

Anda mungkin juga menyukai