CAMPURAN
Oleh :
Muhammad Kartika Widianto
107103000904
Pembimbing :
Dr. Rahmadsyah Said, SpKJ
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. MZ
No. RM
: 220011
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Usia
: 19 tahun
Tempat Tanggal Lahir
: Bogor, 21 November 1991
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Belum Bekerja
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Alamat
: Perum Limus Pratama Blok A3 No. 3 Cileungsi
Bogor
Masuk IGD Psikiatri
: 23 Agustus 2011
Masuk Kresna
: 23 Agustus 2011
Pasien datang ke IGD Psikiatri RSMM diantar oleh keluarganya (ayah pasien)
pada tanggal 23 Agustus 2011.
RIWAYAT PSIKIATRI
Riwayat psikiatrik didapatkan dari autoanamnesis dan allo anamnesis (ayah
pasien) pada tanggal 23 September 2011 dan autoanamnesis pada tanggal 26
September 2011
Keluhan Utama
Tidak mau mandi, marah-marah, membakar baju dan kertas di lingkungan
rumah, sering tertawa dan berbicara sendiri, dan tidak nafsu makan sejak 1
bulan sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat Pendidikan
Pasien bersekolah SD ketika umur 7-12 tahun, SMP ketika umur
13-15 tahun, SMA ketika umur 16-18 tahun. Pasien tergolong anak
yang pintar di sekolah dan menguasai pelajaran kimia. Setelah
SMA pasien mencoba tes SNMPTN untuk masuk ke jurusan kimia.
Awalnya pasien berniat menjadi seorang apoteker namun tidak
lulus dan tidak mencoba kembali. Pasien juga mengaku menguasai
Bahasa Inggris. Lalu pasien menyerah dan belum melanjutkan
pendidikan hingga saat ini.
Riwayat Pekerjaan
Pasien belum pernah bekerja.
Riwayat Perkawinan
Pasien belum pernah menikah.
Riwayat Agama
Pasien beragama Islam. Pasien jarang shalat dan mengaji. Pasien
mengatakan ingin beristirahat sejenak dari urusan akhirat.
Riwayat Psikoseksual
Pengetahuan tentang seksual didapat dari teman-teman pasien dan
kadang-kadang pasien menonton film dewasa bersama temantemannya atau sendirian. Pasien belum pernah melakukan
hubungan seks.
Riwayat Militer
Pasien tidak memiliki riwayat militer sebelumnya.
Aktivitas Sosial
Pasien termasuk orang yang suka bergaul dan senang berkumpul
bersama teman-temannya, terutama menonton balapan motor.
Pasien jarang bergaul dengan tetangga sekitar rumah kecuali yang
sebaya pasien.
Deskripsi Umum
Dilakukan pada tanggal 26 September 2011.
Penampilan :
Seorang laki-laki, perawakan sesuai usia, rambut cepak, berpenampilan
sederhana, menggunakan kaos oblong dan celana panjang berbahan jeans,
tidak menggunakan sandal, kebersihan agak kurang baik, kuku kotor dan
tidak terpotong rapi, bentuk badan atletikus.
Perilaku dan Psikomotor :
Selama pemeriksaan kontak mata kurang baik, pasien cenderung melihat
ke arah lain, hanya pada pertengahan hingga akhir wawancara kontak
mata baik. Sikap pasien tampak tenang pada saat wawancara.
Pembicaraan
Pembicaraan pasien spontan, volume suara cukup, intonasi dan artikulasi
suara baik, logorrhea. Isi pembicaraan flight of ideas.
Gangguan Persepsi
Tidak ditemukan gangguan persepsi saat dilakukan pemeriksaan.
Pikiran
Proses dan Bentuk Pikir :
inkoheren, pikiran lambat.
Isi Pikir
:
terdapat waham curiga bahwa makanan yang
diberikan kepada pasien mengandung racun dan ayah pasien merencanakan
sesuatu terhadap pasien..
Perhatian
erhatian pasien cukup baik dan tidak mudah teralihkan.
Pikiran Abstrak
Baik, pasien mengetahui arti berakit-rakit ke hulu berenang-enang
ke tepian.
Penilaian Realita
Terganggu, ditandai dengan adanya waham curiga bahwa dirinya akan
diracun dan ayah pasien sedang merencanakan sesuatu terhadap
pasien.
Tilikan
Derajat 1, pasien menyangkal bahwa dirinya menderita gangguan jiwa.
Taraf Dapat Dipercaya
Secara keseluruhan pasien dapat dipercaya, kecuali waham curiganya.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 26 September 2011.
Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Kompos Mentis
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Frekuensi Nadi : 80 x/ menit
Frekuensi Napas : 18x/ menit
Suhu
: 36,50 C
Status Gizi: Kesan gizi baik
Kulit
: sawo matang, tidak terdapat jejas, kuku
terlihat kotor dan panjang
Kepala
: Tidak ada deformitas
Rambut : Hitam seluruhnya dan tidak mudah rontok
Mata
: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik
THT
: tidak terdapat kelainan
Gigi dan Mulut : tonsil T1/T1
Leher
: Pembesaran KGB (-)
Jantung : S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru
: SN Vesikuler, ronki (-), wheezing (-)
Abdomen : tidak diperiksa
Ekstremitas
: Akral teraba hangat, tidak ada
sianosis, CRT <2, edema (-)
Status Neurologis
GCS = 15 E4,V5,M6 ; kontak (+)
Tanda rangsang meningeal (-)
Gejala peningkatan tekanan intrakranial (-)
Refleks fisiologis : dbn
Gejala ekstrapiramidal (-)
Gaya Berjalan dan Postur Tubuh : Normal
Stabilitas Postur Tubuh
: Normal
Tremor (-)
Status Oftalmologis
Pupil isokor, Refleks cahaya langsung +/+, Refleks Cahaya tidak langsung +/
+
Refleks kornea +/+
FORMULASI DIAGNOSTIK
Berdasarkan riwayat penyakit pasien, ditemukan adanya pola perilaku atau
psikologis yang secara klinis bermakna dan secara khas berkaitan dengan
suatu gejala yang menimbulkan penderitaan (distress) dan hendaya (disability)
dalam berbagai fungsi psikososial, pekerjaan dan aktivitas sehari-hari pasien.
Dengan demikian dapat disimpulkan pasien mengalami suatu gangguan jiwa.
Diagnosis Aksis I
Berdasarkan anamnesis, pasien tidak memiliki riwayat cedera kepala, demam dan
kelainan fungsi otak sehingga diagnosis gangguan mental organik (F0) dapat
disingkirkan. Selain itu, tidak ditemukan gangguan jiwa akibat konsumsi alkohol dan
pengunaan zat psikoaktif, hal ini menunjukan bahwa gangguan mental dan perilaku
akibat penggunaan zat psikoaktif (F1) dapat disingkirkan.
Pada pasien terdapat ciri psikotik dan gangguan mood yang timbul secara bersamaan
sehingga dapat digolongkan sebagai F25 gangguan skizoafektif. Gangguan skizoafektif
dapat didefinisikan sebagai gejala-gejala definitif adanya skizofrenia berdasarkan adanya
waham curiga dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan, atau
dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode penyakit yang
sama, dan episode penyakit tidak memenuhi kriteria baik skizofrenia maupun episode
manik atau depresif. Dapat pula diklasifikasikan lebih spesifik F25.2 gangguan
skizoafektif tipe campuran.
Diagnosis Aksis II
Pasien memiliki ciri kepribadian narsisistik. Ditunjukkan dengan adanya perilaku atau
sikap yang congkak dan sombong, sering merasa iri dengan orang lain, dan memiliki
perasaan bernama besar, preokupasi dengan khayalan akan keberhasilan.
Diagnosis Aksis III
Tidak terdapat kelainan pada kondisi medik umum pasien.
Diagnosis Aksis IV
Pasien memiliki masalah dengan keluarganya karena merasa ayahnya tidak adil kepada
dirinya. Selain itu pasien juga kesal tidak bisa kuliah seperti kakak pasien.
Diagnosis Aksis V
Berdasarkan Skala Global Assesment of Functioning (GAF) dalam satu tahun terakhir
(the High Level Past Year = HPLY) adalah 80 71 (gejala sementara dan dapat diatasi,
disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll). Skala GAF pada saat
pemeriksaan (current) didapatkan nilai 70 61 (beberapa gejala ringan dan menetap,
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik).
EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
: Gangguan skizoafektif tipe campuran (F25.2)
Aksis II : Ciri kepribadian narsisistik
DAFTAR MASALAH
Organobiologis
Psikologi
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
Faktor yang mendukung prognosis adalah stressor yang dialami jelas dan
diketahui, pasien berkeinginan kuat untuk sembuh dan kembali normal, serta
dukungan keluarga dalam pengobatan pasien.
Faktor yang memperburuk prognosis adalah terdapat riwayat herediter
gangguan jiwa, dan onset gangguan jiwa pada usia muda.
RENCANA TERAPI
Psikofarmaka
Haloperidol 3x5 mg, sebagai antipsikotik golongan tipikal.
Trihexypenidil 3x2 mg, untuk mencegah timbulnya gejala ekstrapiramidal.
depakot 1 x 500 mg sebagai mood stabilizer dalam mengobati gangguan bipolar
pada pasien.