Anda di halaman 1dari 30

Kerangka konsep:

1. Cover
2. Definisi Thanatologi
3. Definisi kematian
4. Klasifikasi kematian
5. Perubahan pasca kematian
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi pasca kematian
7. Kesimpulan
8. Daftar pustaka
9. Terimakasih
THANATOLOGI
Disusun Oleh Kelompok B:
Afwan Saidi, S.Ked
Abdullah Al Azzam, S.Ked
Rahmat Fikri, S.Ked
Roy Patharingas, S.Ked
Septiana Damayanti, S.Ked

PERSEPTOR: DR. JIMS FERDINAN POSSIBLE, M.KEDFOR, SP.F

Kepanitraan Klinik Forensik dan Medikolegal


Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin
Universitas Malahayati
Bandar Lampung-Tahun 2019
DEFINISI THANATOLOGI

Thanatologi adalah bagian dari ilmu kedokteran


forensik yang mempelajari kematian dan perubahan yang
terjadi setelah kematian serta faktor yang mempengaruhi
perubahan tersebut. (FKUI, 1997).
Kematian

THANATOLOGI Perubahan Pasca


Kematian

Faktor Yang
Mempengaruhi
Kematian
Definisi Kematian

Definisi kematian menurut pasal 117 UU No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan:

“ Seseorang dikatakan mati apabila fungsi sistem jantung, sirkulasi, dan sistem
pernafasan terbukti telah berhenti secara permanen, atau apabila ada kematian
batang otak telah dapat dibuktikan “
Klasifikasi Kematian
Berdasarkan Diagnostik
K.Sejati K.Palsu

Mati Somatis Mati Suri

Mati Seluler Mati Serebral

Mati Batang Otak


IV. Perubahan
Perubahan Pasca Kematian

1. P. dini/tanda kematian 2. P. lanjutan/tanda kematian


tidak pasti / K. klinis pasti/ K. molekuler
a. Terhentinya Respirasi a. P. suhu (algor mortis)
(Pernafasan) b. P. warna /Lebam mayat
b. Terhentinya Sirkulasi (livor mortis)
c. Terhentinya Inervasi c. P. konsistensi otot/Kaku
(Tonus otot menghilang mayat (rigor mortis)
dan relaksasi) d. P. wujud /Pembusukan
d. Kulit pucat (decomposition,
e. Pengeringan kornea putrefaction)
Perubahan suhu tubuh (algor mortis)
a. Mekanisme :

Fungsi SSP Lama-kelamaan Gagal dlm mengontrol


Org Mati
(Hipothalamus) menghilang suhu tubuh
.
Mengalami perubahan
suhu tubuh

b. Cara memeriksa :
1. Untuk pengukuran suhu dg cara suhu bagian dlm tubuh diukur melalui dubur
menuju rektal sedalam 10cm selama 15 menit.
2. Mengukur suhu lingkungan/ruangan
3. Menanyakan Suhu mayat sebelum mati kpd saksi mt
4. Masukan angka tersebut ke tahap formula/rumus
c. Batasan waktu :
a. Waktu muncul : segera sekitar 15 menit
b. Onset : 12 jam (menetap-hilang) hingga sama dengan suhu lingkungan
D. Cara menilai :
a.d. Secara
Saat teori penurunan
kematian atau hilangnya
& lama kematian suhu tubuh manusia setelah mati
menurut JP. Modi adalah :
- Penurunan atau hilangnya suhu tubuh mayat 2 jam pertama = (suhu tubuh
mayat waktu masih hidup – suhu lingkungan ) : 2
- Penurunan atau hilangnya suhu tubuh mayat 2 jam kedua = ½ dari penurunan
suhu tubuh 2 jam pertama
- Penurunan atau hilangnya suhu tubuh mayat 2 jam ketiga adalah ½ dari
penurunan suhu tubuh ke dua dan seterusnya (artinya ada pengurangan)
Perubahan warna tubuh/lebam mayat (Livor Mortis)
a. Mekanisme

Mengisi kapiler-kapiler
Jantung berhenti Darah bergerak mencari
darah dan terjadi
berdetak tempat terendah tubuh
penumpukan cairan darah

↑ Viskositas cairan darah 


kental
Membentuk bercak Plasma darah keluar
warna merah dan dari intraseluler ke Ruptur kapiler
ungu pada bagian ekstraseluler ke
terbawah tubuh jaringan
b. Cara Memeriksa
- Inspeksi
- Palpasi
c. Batasan waktu :
- Lebam mayat mulai terlihat sekitar 20-30 menit setelah mati klinis.
- Makin lama intensitasnya bertambah dan menjadi berangsur-angsur
menetap sekitar 8-12 jam dari kematian klinis.
- Mulai menghilang sekitar 18 jam dan menghilang sempurna sekitar 24 jam.
d. Cara menilai :
Cara menilai lebam mayat tergantung pada :
- Posisi tubuh mayat saat ditemukan
- Predileksi lebam mayat
- Warna lebam mayat
Perubahan Konsistensi Otot/Kaku Mayat (Rigormortis)

Kegagalan Suplai oksigen Penurunan


Respirasi berkurang metabolisme ADP & ATP
tubuh
WAKTU MUNCUL (disesuaikan
dengan fase rigor mortis) : Kontraksi otot menurun
Kekakuan disertai penumpukan asam
• Fase 1: Relaksasi Primer
otot laktat dan asam piruvat
• Fase 2: Rigor Mortis Rigor
Mortis menyeluruh dan menggumpal
tidak menetap Rigor Mortis
menyeluruh dan menetap
• Fase 3: Relaksasi Sekunder
ONSET(LAMA TERJADINYA)/WAKTU PERJALANAN

Relaksasi Sekunder
Relaksasi Primer Rigor Mortis
(Pembusukan Dini)

• Rigor Mortis (Awal)


• Rigor Mortis
menyeluruh dan tidak
menetap
• Rigor Mortis
menyeluruh dan
menetap
• Rigor Mortis mulai
menghilang
Cara Memeriksa Rigor Mortis

Relaksasi Primer Relaksasi Primer Relaksasi Skunder


• Seluruh otot Saat diraba dan dilakukan • Inspeksi: jika sudah
sendi diraba pergerakan Jika: ditemukan gambaran
jika masih 1. Sudah terjadi kekakuan pada pembusukan dini dan otot
kenyal, lentur, otot kecil, maka sudah > 2jam. (otot kecil) sudah mulai
pada otot 2. Sudah terjadi kekakuan pada lentur kembali serta
berarti baru otot sedang (belum menetap), mudah digerakan kembali
mati maka sudah >6 jam maka sudah >18 jam
3. Sudah terjadi kekakuan pada • Palpasi: kekakuan sudah
otot besar sudah menetap mulai hilang dari otot
maka sudah >12 Jam kecil dan teraba derik
udara pembusuk
• Inhalasi: tercium aroma
pembusukan dini
4. Perubahan Wujud Tubuh/Pembusukan

A. Mekanisme
B. Cara Memeriksa

- Inhalasi
- Inspeksi
- Palpasi

C. Batasan Waktu
Waktu muncul :
Pembusukan mulai 18/24 jam setelah seseorang itu meninggal.
Onset : 18-72 jam pembusukan dini
96 jam pembusukan lanjut smp hilangnya dari permukaan
D. Cara menilai
Aktifitas Bakteri
Autolisis
 Kulit perut keluar darah
 Kuku mudah
bagian kanan  Badan
terkelupas
bawah gembung
 Rambut
berwarna  Kulit
mudah
kehijauan terkelupas
dicabut
 Seluruh tubuh  Kulit licin
membengkak  Skrotum atau
 Mata menonjol payudara
 Lidah terjulur membengkak
 Lubang hidung  Penggemburan
keluar darah  Krepitasi o.k
 Lubang mulut gas
V. Faktor yang Mempengaruhi
Perubahan Pasca Kematian
Suhu
sekitar

Penyakit Umur

Perubahan
Suhu
Ruangan Kelamin

Penutup
tubuh Gizi
2. Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Warna Tubuh/ Lebam Mayat

-Normal : merah keunguan


-Keracunan CO : cherry red (merah segar)
-Keracunan CN : bright red (merah terang)
-Keracunan nitrobenzena : chocolate brown (cokelat
kehitaman)
- Asfiksia : dark red (merah keunguan yg lebih
gelap)
Keadaan
otot

Cara Suhu
Kematian lingkungan
3. Perubahan
Konsistensi
tinggi
Otot/Kaku
Mayat

Umur Gizi

(A. amri,2009)
Suhu

Keadaa Udara
n tubuh lemba
b
Faktor yang
mempengaruhi
pembusukan
Penyakit Ruanga
n dan
pakaian

Umur
VI. Hal Lain-lain
Faktor Yang Memanipulasi Kaku Mayat

Cadaveric • Akibat dari ketegangan syaraf pada otot(N. Tension)


menyebabkan met. sel meningkat > cpt sehingga O2
Spasm habis dan tjd penimbunan As. Laktat > cpt kaku

Heat • Terjadi koagulasi protein otot oleh suhu panas


Stiffening

Cold • Terjadi pembekuan cairan tubuh oleh suhu dingin


Stiffening (pengkristalan)
Adiposere Mumifikasi

o.k proses hidrogenisasi dari As. lemak tak Proses penguapan cairan atau
jenuh mnjd As. lemak jenuh (berx dgn alkali dehidrasi jaringan yang cukup
yg tidak larut). cepat, sehingga terjadi
 Syarat : pengeringan jaringan yang
Mekanisme - Tempat harus basah , artinya harus selanjutnya dapat menghentikan
mengandung air pembusukan.
- Tempat harus mengandung alkali  Syarat :
- Temperatur hangat - Kelembapan
- Kelembapan - Temperatur sangat tinggi

 jaringan berubah menjadi keras


dan kering
-Tubuh berwarna putih sampai kekuningan
-Bila diraba terasa seperti sabun
 Berwarna gelap
Cara  Berkeriput dan tidak membusuk
Menilai -Pada pemanasan akan meleleh
-Berbau tengik  Tubuh yang dehidrsi dan waktu
yang lama
(12-14 minggu)
Adiposere/Lilin
Mayat

Mumifikasi
TABEL PERBEDAAN ANTARA LEBAM MAYAT & LUKA
MEMAR
LEBAM MAYAT LUKA MEMAR

Lokalisasi Bagian tubuh terendah Sembarang tempat

Ditekan Biasanya hilang Tidak hilang

Pembengkakan Tidak ada Sering ada

Incisi Tidak ada bekuan darah ada bekuan darah


Tidak ada patah tulang Bisa ada patah tulang
Tidak ada kerusakan organ Bisa ada keusakan organ
CARA MENENTUKAN PERKIRAAN
SAAT KEMATIAN

1. Pakaian : karena kebiasaan menggunakan pakaian sesuai dengan waktu


misalnya sekolah, kadan didapat sebagai petunjuk
2. Isi kantong : karcis parkir, pertunjukan, dan struk pembayaran
3. Jam tangan
4. Benda di sekitar korban, contohnya kado
5. Barang aktifitas yang sedang dikerjakan korban contohnya koran
6. Pengosongan Lambung (2-6 jam dari terakhir makan)
7. Pengosongan Urin ( 1cc/jam)
VII. KESIMPULAN

Thanatologi merupakan bagian dari ilmu forensik yang mempelajari


segala macam aspek yang berkaitan dengan mati, meliputi tipe kematian,
perubahan-perubahan yang terjadi sesudah mati, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kematian serta kegunaannya.

Kegunaannya yaitu untuk memastikan korban hidup atau mati, membantu


membuat surat kematian, membantu menegakkan hukum, menentukan posisi
korban, memperkirakan saat dan lama kematian, dan untuk mengidentifikasi
korban.
Daftar Pustaka
 Aflanie Iwan,dr, ilmu kedokteran forensic dan medikolegal. Rajawali press Jakarta, 2017
 Amir Amri, prof.dr, rangkaian ilmu kedokteran forensic edisi ke 2. bagian ilmu kedokteran forensic
dan medikolegal fakultas kedokteran USU Medan, 1995
 Budiyanto arif, wibisana widiatmaka, siswandi sudiono, et al. thanatology dalam ilmu kedokteran
forensic FK UI Jakarta. 1997
 Buku ajar ilmu kedokteran forensic dan medikolegal edisi ke 8 FK. Airlangga Surabaya, 2012
 G.Husni. Catatan materi kuliah ilmu kedokteran forensic. Fakultas kedokteran universitas andalas.
Padang, 2001
 Hoediyanto. Ilmu kedokteran forensic dan medikolegal edisi ke VIII. FK. Airlangga Surabaya, 2012
 https://www.slideshare.net.mynameisfarah/tanatologi
 Idries AM, Tjiptomartono AL. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Edisi
Revisi. Jakarta : Sagung Seto, 2008
 Idries AM. Pedoman ilmu kedokteran forensik. Edisi I. Jakarta : Binarupa Akasara, 1997
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai