Anda di halaman 1dari 17

Case Report

Kehamilan dengan Glaukoma

Penyaji :
Abdullah Al Azzam

Perseptor:
dr. Fonda Octariningsih Shariff, Sp. OG

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN
KOTA BANDAR LAMPUNG
2018
REKAM MEDIS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. GA

Med.Rec/Reg : 110356

Umur : 25 tahun

Status : Menikah

Tempat/Tanggal Lahir : Lampung / 15-11-1993

Pendidikan Terakhir : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Suku bangsa : Lampung, Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Jl. Kemiling No. 154 RT005/RW001

MRS : 28 Juni 2018 (Pkl 13.15 WIB)

1. ANAMNESIS (Autoanamnesis, 29 JUNI 2018, pukul 17.00 WIB)

a. Keluhan Utama

Mengeluh mules, mual dan muntah.

b. Keluhan tambahan

Pusing, lemas.

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengaku mules sejak 3 jam SMRS. Pasien juga mengeluh mual
dan muntah 2x SMRS, pasien mengeluh nyeri pada mata kanan dan

kiri, sakit kepala, serta penglihatan kabur atau kurang jelas. Riwayat

Hipertensi (-), Diabetes melitus (-), Alergi Obat dan makanan (-).

c. Riwayat Reproduksi

Menarche : 15 tahun,

lama haid : 7 hari,

siklus haid : 28 hari, teratur,

banyaknya ganti pembalut : 2-3x pembalut per hari,

Disminorrrhea : (-)

Flour albus : (-)

HPHT : 23-09-2017

TP : 30-6-2018

d. Riwayat Perkawinan

Pasien mengaku menikah 1 kali, pada umur 22 tahun dengan usia

pernikahan 3 tahun.

e. Riwayat Kehamilan/Persalinan

G1P0A0

1. Hamil ini

f. Riwayat KB

Belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun.

g. Riwayat Operasi

Pasien belum pernah menjalani operasi apapun.


h. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit darah tinggi (+), jantung, kencing manis disangkal.

Riwayat asma, dan alergi makanan maupun obat-obatan disangkal.

i. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis di keluarga

disangkal. Riwayat alergi makanan dan obat-obatan di keluarga

disangkal, riwayat asma di keluarga disangkal. Riwayat kehamilan

kembar dalam keluarga disangkal.

j. Riwayat Kebiasaan

Pasien tidak merokok, kebiasaan minum alkohol, jamu-jamuan dan

penggunaan obat-obatan tertentu disangkal.

k. Riwayat ANC

Pasien melakukan kunjungan terakhir ANC ke bidan 1 bulan yang lalu

yakni saat kehamilan berumur 30 minggu.

l. Riwayat Gizi / Sosioekonomi

Baik

2. Pemeriksaan Fisik (28 Juni 2018, Pkl 13.15 WIB)

a. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Berat badan : 70 kg

Tinggi badan : 157 cm

Tekanan darah : 110/70 mmHg


Nadi : 88 x/menit, reguler, kuat

Pernapasan : 22 x/menit

Suhu : 36,5 °C, aksiler

DJJ : 152 x/menit

TFU : 34 cm diatas simfisis

b. Status Generalis

Kepala

Bentuk kepala : Normosefali, tidak ada deformitas

Rambut : Warna hitam dengan uban , distribusi merata, tidak

mudah dicabut

Wajah : Simetris, deformitas (-)

Mata : Kelopak oedem (-), konjungtiva hiperemis (-/-),

sclera ikterik (+/+), palpebral spasme (+/+),

pandangan kabur (+), reflex cahaya tak langsung

+/+

Telinga : Normotia, deformitas (-), nyeri tekan tragus (-),

nyeri tekan mastoid (-), sekret (-)

Hidung : Pernapasan cuping hidung (-), sekret (-), septum

deviasi (-), mukosa hiperemis (-)

Bibir : Simetris (+), sianosis (-), mukosa lembab

Mulut : Tonsil tenang T1-T1, faring tidak hiperemis, uvula

ditengah, oral hygiene baik


Leher

Bentuk : Simetris, normal

KGB : Tidak teraba membesar

Trakhea : Lurus di tengah

Kelenjar tiroid : Tidak teraba membesar

Thoraks

Dinding dada : Simetris dalam keadaan statis dan dinamis

Paru – paru.

Inspeksi : Gerakan kedua hemithoraks simetris saat inspirasi

dan ekspirasi.

Palpasi : Gerakan dada simetris, tidak ada hemitoraks

tertinggal, vocal fremitus kedua hemithoraks sama,

krepitasi (-), nyeritekan (-)

Perkusi : Sonor

Auskultasi : Suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-

Jantung

Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis, tidak ada tanda

radang

Palpasi : Ictus cordis teraba di sela iga V, 2 cm sebelah

medial garis midklavikularis kiri

Perkusi : Redup
Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

Ballotement (+), TFU 34 cm diatas symphisis pubis, Pemeriksaan

leopold IV teraba massa keras dan bulat dan belm masuk ke PAP,

Pemeriksaan DJJ 152 x/m

Ekstermitas

Dalam batas normal.

3. Pemeriksaan Ginekologi

Pada pemeriksaan ginekologi saat masuk rumah sakit tanggal 28 Juni 2018

pukul 10.15 didapatkan :

a. Pemeriksaan Luar

Nyeri tekan (-), Tinggi fundus uteri teraba 34 cm diatas symphisis

pubis, defans muscular (-), ballotement (+)

b. Pemeriksaan Dalam (28/06/18)

Dilakukan VT dan belum terdapat bukaan pada portio

Portio kenyal, nyeri goyang portio (-)


4. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan USG

Pemeriksaan hematologi

Laboratorium : Hasil keluar tanggal 28 Juni 2018

No Pemerksaan Hasil Normal


1 Hemoglobin 11,8 ♂=14-18 ♀=12-16 gr/dL
2 Leukosit 11.000 4.500-10.700 ul
3 Hit. Jenis Leukosit Basofil 0 0-1%
4 Hit. Jenis Leukosit Eosinofil 0 0-3%
5 Hit. Jenis Leukosit Batang 1 2-6%
6 Hit. Jenis Leukosit Segmen 71 50-70%
7 Hit. Jenis Leukosit Limposit 23 20-40%
8 Hit. Jenis Leukosit Monosit 5 2-8%
9 Eritrosit 3,9 ♂=4,6-6,2 ♀=4,,2-6,4 10ﬞ 6/uL
10 Hematokrit 38 ♂=50-54 ♀=38-47 %
11 Trombosit 337.000 159.000-400.000 uL
12 MCV 89 80-96 fl
12 MCH 30 27-31pg
13 MCHC 34 32-36 g/dL
14 CT (Masa pembekuan) 14 9-15 menit
15 BT (Masa Perdarahan) 4 1-7 menit
Pemeriksaan Imunologi

Laboratorium: Hasil keluar tanggal 28 Juni 2018

HBsAg Non Reaktif (-)


Pemeriksaan Visus dan Tonometri dilakukan oleh Sp.M

No Pemerksaan Hasil
1 VOD 1/300
2 VOS 20/100
3 TIOD 46
4 TIOS 37

5. Diagnosis Kerja

G1P0A0 hamil aterm belum inpartus dengan glaukoma JTH Preskep

6. Diagnosis Banding

- Katarak

- Retinopati

7. Prognosis

Dubia ad bonam
Follow Up Pasien

Tgl/Jam Pemeriksaan Terapi

28-06-2018 S : Mules, mual dan muntah,  IVFD RL 20 TPM


nyeri dan lelah pada mata
Pkl 13.30 wib
O : KU/ Kes: baik, CM, TD:
(ruangan
110/70mmHg, RR: 20x/menit,
poli)
O
HR: 80 x/menit, T : 36,1 C,

TFU: 34 cm, DJJ: 152 x/menit

A : G1P0A0 Hamil aterm belum

inpartus dengan glaukoma

JTH Preskep

P : Monitoring TTV

Rencana sc pukul 15:00 WIB

Laporan Operasi Sectio Caesaria

1. Persiapan pasien

2. Pasien posisi terlentang dan anastesi spinal

3. Dilakukan aseptic dan antiseptic dengan alcohol dan povidone iodine

4. Pemasangan dub steril kecuali disekitar daerah operasi

5. Dilakukan insisi transversal pflanensteil sejajar kurang lebih 2/3 jari diatas

symphisis pubis

6. Insisi SBR

7. Bayi dilahirkan dengan meluksir kepala

8. Lahir neonatus hidup

9. Potong tali pusat


10. Plasenta dilahirkan lengkap

11. SBR dijahit all layer (peritoneum, otot, fascia, subkutis, kutis, dijahit lapis

demi lapis)

12. Operasi selesai

Lahir Neonatus Hidup

Pukul : 16:30 WIB

JK : Perempuan

BB : 3000 gram

PB : 44 cm

BP : 900 gram

A/S : 7/8

Tgl/Jam Pemeriksaan Terapi

28-06-2018 S : Nyeri Post Sectio Caesaria  observasi kesadaran dan skala

O : KU/ Kes: baik, CM, TD: nyeri

110/70mmHg, RR: 36x/menit,  relaksasi dan immobilisasi 24


O
HR: 82x/menit, T : 36,8 C jam

A : P1A0 post SC a/i glaukoma  IVFD RL +1 amp Tramadol

P : post SC xx gtt

 immobilisasi  Pronalgess sup 3x1/rectal

 terapi farmakologi  Ceftriaxone 3x1 gr

 cek HB 6jam post op  Obimin 1x1 tab

 Laktafit 1x1 tab


Hasil laboratorium cito keluar tanggal 28 Juni 2018

No Pemerksaan Hasil Normal


1 Hemoglobin 10,5 ♂=14-18 ♀=12-16 gr/dL
2 Leukosit 15.200 4.500-10.700 ul
3 Hit. Jenis Leukosit Basofil 0 0-1%
4 Hit. Jenis Leukosit Eosinofil 0 0-3%
5 Hit. Jenis Leukosit Batang 1 2-6%
6 Hit. Jenis Leukosit Segmen 84 50-70%
7 Hit. Jenis Leukosit Limposit 12 20-40%
8 Hit. Jenis Leukosit Monosit 3 2-8%
9 Eritrosit 4,4 ♂=4,6-6,2 ♀=4,,2-6,4 10ﬞ 6/uL
10 Hematokrit 32 ♂=50-54 ♀=38-47 %
11 Trombosit 290.000 159.000-400.000 uL
12 MCV 89 80-96 fl
12 MCH 30 27-31pg
13 MCHC 33 32-36 g/dL

Follow UP Pasien

Tgl/Jam Pemeriksaan Terapi

29-06-2018 S : Nyeri luka post SC  IVFD RL +1 amp Tramadol xx


Pkl 06:00wib O : KU/ Kes: baik, CM, TD: gtt

1100/70mmHg, RR:  Cefadroxil 3x1 tab

36x/menit, HR: 82x/menit, T :  Obimin 1x1 tab


O
36,8 C, GCS: 15, Skala Nyeri:

A : P1A0 post SC a/i glaukoma

P : Lanjutkan intervensi
30-06-2018 S : Nyeri sudah mulai  Cefadroxil 3x1 tab
Pkl 06:00Wib berkurang  Tramadol 3x1 tab

O : KU/ Kes: baik, CM, TD:  Obimin 1x1 tab

110/70mmHg, RR: 26x/menit,  Laktafit 1x1 tab


O
HR: 82x/menit, T : 36,8 C,

GCS: 15, Skala Nyeri: 1

A : P1A0 post SC a/i glaukoma

P : - Pasien BLPL

- Kontrol SC tanggal 07-07-2018

II. PERMASALAHAN :

1. Apakah diagnosis pasien ini sudah tepat ?

2. Apakah penatalaksanaan pasien ini sudah tepat ?


III. ANALISIS KASUS

PEMBAHASAN

Pada laporan kasus berikut diajukan suatu kasus seorang wanita berusia 25

tahun dengan diagnosa glaukoma. Diagnosa ditegakkan berdasarkan hasil

anamnesa dan pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang berupa

laboratorium dan pemeriksaan vius dan tonometri.

Pasien mengaku mules sejak 3 jam SMRS. Pasien juga mengeluh mual

dan muntah 2x SMRS, pasien mengeluh nyeri pada mata kanan dan kiri, sakit

kepala, serta penglihatan kabur atau kurang jelas. Riwayat Hipertensi (-), Diabetes

melitus (-), Alergi Obat dan makanan (-).

Gejala yang timbul sangat tergantung terhadap derajat dan klasifikasi dari

glaukomanya. Gejala yang ditimbulkan dapat berupa mata pegal, nyeri pada mata,

mual dan muntah serta ada glaukoma yang tidak menimbulkan gejala tapi tiba-tiba

pandangan kabur dan kelihangan penglihatan secara perlahan. Pada kasus ini,

beberapa dari gejala tersebut didapatkan pada pasien seperti mengeluh nyeri pada

mata kanan dan kiri, sakit kepala, mual dan muntah, serta penglihatan kabur atau

kurang jelas. Gejala ini sesuai dengan gejala pada glaukoma primer sudut tertutup

akut yang memiliki gejala mual dan muntah, pegal sampai sakit kepala,

pandangan kabur, mata menunjukkan tanda-tanda peradangan, TIO lebih dari 21

mmHG. Rasa sakit kepala dan nyeri pada mata pada kasus ini bisa disebabkan

oleh tekanan bola mata dapat meningkat akibat adanya hambatan aliran cairan di

dalam bola mata yang disebut akuos humor. Cairan ini diproduksi di dalam mata

untuk memberikan nutrisi pada jaringan didalam mata, setelah itu cairan tersebut
akan dikeluarkan melalui saluran yang disebut trabekulum dan akhirnya keluar

dari dalam mata dan diserap oleh jaringan disekitarnya. Apabila aliran keluar

cairan ini terganggu (seperti saluran air yang tersumbat), maka akan terjadi

penumpukan cairan didalam mata, sehingga tekanan mata akan meningkat.

Pemeriksaan status generalis menunjukkan keadaan umum serta vital sign

pasien dalam batas normal serta djj dalam keadaan yang bagus akan tetapi

dikarenakan terdapat diagnosis glaukoma dari spesialis mata mengindikasikan

pasien untuk melakukan sectio caesaria.

Pemeriksaan penunjang dengan menggunakan visus dan metode tonometri

didapatkan hasil bahwa pada pasien ini visus ataupun penglihatan pasien

mengalami penurunan dan pemeriksaan tonometri pada pasien ini mengalami

peningkatan tekanan intraokular sehingga kemungkinan besar pada pasien ini

mengalami glaukoma.

Diagnosa banding pada kasus ini adalah katarak dan retinopati. Katarak

adalah merupakan suatu kejadian dimana mata mengalami penurunan penglihatan

secara penglihatan dimana timbul kekeruhan yang terdapat pada lensa. Gejala

klinis dari katarak adalah sering merasa silau, berkabut dan berasap, melihat

ganda, susah melihat pada malam hari atau cahaya redup, serta penglihatan

menurun. Sedangkan, retinopati adalah merupakan suatu gangguan penglihata

yang terjadi pada retina biasanya dipelopori oleh peyakit penyerta sepeti DM, atau

pun hipertensi. Gejala dari retinopati itu sendiri antara lain timbulnya edema pada

retina mata, timbul perdarahan berbentuk titik maupun garis di polus posterior

mata. Pasien pada kasus ini mengeluhkan beberapa gejala yang sama akan tetapi
ada beberapa gejala simptomatik yang berbeda dan tidak dimiliki orang yang

menderita katarak seperti nyeri kepala, mual dan muntah, serta nyeri pada mata

sehingga diagnosis pada kasus ini yang paling tepat adalah glaukoma.

Penatalaksanaan pada kasus ini adalah dengan melakukan sectio caesaria

sudah tepat hal ini dikarenakan pasien mengalami glaukoma dimana pada

penderita glaukoma ini mengalami peningkatan intraokular yang disebabkan

tersumbatnya cairan humor aquos sehingga menyebabkan penderita pada kasus ini

mengalami gejala-gejala seperti sakit kepala, nyeri pada mata, mual dan muntah,

serta mengalami penurunan lapangan pandang. Oleh karena itu penderita pada

kasus ini tidak boleh melakukan persalinan secara normal hal ini berkaitan dengan

tekanan intraokular yang terjadi pada mata itu sendiri, apabila dipaksakan

ditakutkan penderita akan mengalami kebutaan serta bisa mengalami ablasio

retina ataupun robekan pada retina.


DAFTAR PUSTAKA
1. Winknjosastro, H. Ilmu Kebidanan Edisi IV, cetakan lima. Yayasan Bina Pusaka
Sarwono Prawirohardjo. Balai Penerbit FK UI. Jakarta, 2016. Hal 357-8, 732-35.
2. Ilyas Sidarta, Rahayu Sri. 2015. Ilmu Penyakit Mata Edisi V. Balai Penerbit
FK UI. Jakarta. 2015. Hal 220-229.
3. Scott, James. Philip. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Cetakan pertama,
Jakarta : Widya Medika. 2002.

Anda mungkin juga menyukai