0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
284 tayangan16 halaman
Kolik abdomen pada anak disebabkan oleh gangguan pencernaan yang menyebabkan bayi menangis terus selama lebih dari 3 jam per hari selama 3 minggu. Gejala utamanya adalah nyeri perut, muntah, dan menolak makan. Penatalaksanaannya meliputi pemberian probiotik, antiacida, dan menghindari makanan yang menyebabkan iritasi perut.
Kolik abdomen pada anak disebabkan oleh gangguan pencernaan yang menyebabkan bayi menangis terus selama lebih dari 3 jam per hari selama 3 minggu. Gejala utamanya adalah nyeri perut, muntah, dan menolak makan. Penatalaksanaannya meliputi pemberian probiotik, antiacida, dan menghindari makanan yang menyebabkan iritasi perut.
Kolik abdomen pada anak disebabkan oleh gangguan pencernaan yang menyebabkan bayi menangis terus selama lebih dari 3 jam per hari selama 3 minggu. Gejala utamanya adalah nyeri perut, muntah, dan menolak makan. Penatalaksanaannya meliputi pemberian probiotik, antiacida, dan menghindari makanan yang menyebabkan iritasi perut.
PADA ANAK Presented by : Group 2 Astik Wijayanti Hamsyah Natalia A. Raolika Rahmawati Siti Hadijah Pengertian Kolik Abdomen
Collic abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi
usus sepanjang traktus intestinal (Nettina,2001). Obtruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran isi usus kedepan tetapi peristaltiknya normal (Reeves,2001) • Colic abdomen pada anak/bayi adalah suatu kondisi yang membuat bayi menangis terus menerus tanpa ada penyebabnya. Bayi dengan kolik sering menangis lebih dari 3 jam sehari selama 3 minggu atau lebih. Etiologi a. Alergi b. Intoleransi laktosa c. Gangguan pencernaan yang dihubungkan dengan kondisi bayi prematur d. Produksi gas dalam saluran cerna yang berlebihan e. Usus yang sensitif terhadap jenis protein tertentu f. Bayi mengalami kesulitan buang angin dan konstipasi g. Bayi yang lahir prematur dengan kondisi sistem syaraf yang belum berkembang dengan baik Manifestasi Penyakit
• Nafsu makan berkurang
• Kram (abdomen tengah sampai bawah), • kemudian terjadi muntah (fekulen), • peningkatan bising usus, • nyeri tekan difusi minimal. • Bayi menangis intens tanpa alasan yang jelas MEKANISME PENYAKIT Pencernaan belum berkembang sempurna
intoleransi laktosa
Virus/bakteri
infeksi
Hipotalamus peradangan perubahan status kesehatan
Mediator nyeri peningkatan suhu tubuh mual muntah defisit informasi
Nyeri penurunan nafsu makan kurangnya pengetahuan
resiko gangguan pemenuhan nutrisi cemas
Pemeriksaan Penunjang • Sinar x abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus • Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan sigmoid yang tertutup. • Beberapa uji laboratorium tertentu dilakukan antara lain: • Penurunan kadar serum natrium, kalium dan klorida akibat muntah • Arteri gas dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolik • Nilai hemoglobin dan hematokrit, untuk melihat kemungkinan adanya perdarahan atau dehidrasi. • Hitung leukosit dapat menunjukkan adanya proses peradangan. • Hitung trombosit dan faktor koagulasi, disamping diperlukan untuk persiapan bedah, juga dapat membantu menegakkan diagnosis yang lainnya. Penatalaksanaan (Farmakologis) • Obat probiotik, untuk membantu menjaga keseimbangan alami bakteri baik pada saluran pencernaan • Obat anti sekretorik, untuk menurunkan keasaman dan menurunkan jumlah sekresi lambung. Pada umumnya tergolong antagonis reseptor H2 (ARH2). • Ex. Simetidine, rantidine dan famatidin • Antasida • Obat pelindung mukosa • Ex. Sukralfat. Next.. • (Nonfarmakologis) • Koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit • Terapi Na+, K+, komponen darah • Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan interstisial • Dekstrosa dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler • Implementasikan pengobatan untuk syok dan peritonitis. • Hiperalimentasi untuk mengoreksi defisiensi protein karena obstruksi kronik, ileus paralitik atau infeksi. • Reseksi usus dengan anastomosis dari ujung ke ujung. • Ostomi barrel-ganda jika anastomosis dari ujung ke ujung terlalu beresiko. • Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi usus dengan reseksi usus yang dilakukan sebagai prosedur kedua. Asuhan Keperawatan 1 Pengkajian a. Identitas klien 1) Nama 2) Umur 3) Jenis kelamin 4) Suku bangsa 5) Pekerjaan 6) Pendidikan 7) Alamat 8) Tanggal MRS 9) Diagnosis b. Keluhan utama • Keluhan yang dirasakan klien sebelum MRS dan saat MRS. Biasanya klien menangis secara intens tanpa sebab yang jelas, muntah dan lain-lain. c. Pemeriksaan fisik • Status kesehatan umum Akan terjadi nyeri perut yang hebat, akibat proses penyakitnya. • Sistem respirasi Sesuai dengan derajat nyerinya, jika nyerinya ringan kemungkinan tidak terjadi sesak tapi jika derajat nyerinya hebat / meninggi akan terjadi sesak. • Sistem kardiovaskuler Bisa terjadi takikardi, brodikardi dan disritmia atau penyakit jantung lainnya. • Sistem persyarafan Nyeri abdumen, pusing/sakit kepala. • Sistem gastrointestinal. Pada sistem gastrointestinal didapatkan intoleran terhadap makanan / nafsu makan berkurang, muntah. • Sistem genitourinaria/eliminasi Terjadi konstipasi akibat intoleransi terhadap makanan. 2. Diagnosa • Data 1 Gangguan rasa nyaman (nyeri akut/kronis) berhubungan dengan proses penyakitnya ditandai dengan nyeri perut, ekspresi wajah penderita, postur tubuh, berhati-hati dengan abdomen, respon autonomik. • Data 2 Ansietas (cemas) berhubungan dengan status kesehatan (ancaman kematian) ditandai dengan anak terlihat gelisah, perubahan tanda vital, prilaku menyerang, panik, kurang kontak mata, ekspresi wajah penderita. • Data 3 Resiko gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia (proses penyakitnya) ditandai dengan muntah, mual, nyeri perut, intoleran terhadap makanan. • Data 4 Hipertermi/Demam hingga 38 derajat celsius atau lebih jika bayi berusia kurang dari 3 bulan, dan 39 derajat celcius atau lebih untuk bayi berusia 3 bulan keatas c. Riwayat kesehatan • Riwayat kesehatan sekarang Bagaimana serangan itu timbul, lokasi, kualitas, dan faktor yang mempengaruhi dan memperberat keluhan sehingga dibawa ke Rumah Sakit. • Riwayat kesehatan dahulu Mengkaji apakah anak pernah sakit seperti yang dirasakan sekarang. • Riwayat kesehatan keluarga Gambaran mengenai kesehatan keluarga dan adakah penyakit keturunan atau menular. 3. Intervensi a. Observasi TTV anak b. Identifikasi dan batasi makanan yang menimbulkan ketidaknyamanan c. Awasi respon fisiologis seperti takipnea, palpitasi d. Catat petunjuk prilaku seperti gelisah, kurang kontak mata e. Dorong orang terdekat tinggal dengan anak f. Ciptakan suasana yang nyaman misal hindari suara berisik yang dapat menggangu istirahat anak, gendong bayi dan timang pelan-pelan g. Dorong anak untuk makan makanannya sedikit demi sedikit h. Berikan makan secara bertahap pada anak i. Menghentikan konsumsi susu sapi, ganti dengan susu yang lain ( non laktosa ) j. Ganti botol susu bayi dengan jenis lain k. Kolabaorasi dengan gizi