Anda di halaman 1dari 29

Anestesi Regional pada Sectio

Cesarea
Oleh :
Meliya Roza Lujasta
11101036
ANESTESI REGIONAL
Definisi hambatan impuls nyeri suatu bagian tubuh
sementara tanpa menghilangkan kesadaran pasien

Pembagian anestesi regional

Blok sentral (blok neuroaksial) blok spinal, epidural


dan kaudal

Blok perifer (blok saraf) anestesi topikal, infiltrasi


lokal, blok lapangan, dan analgesia regional intravena.
ANESTESI SPINAL
Anestesi spinal pemberian obat anestetik lokal ke
dalam ruang subarachnoid.
INDIKASI:

1. Bedah ekstremitas bawah

2. Bedah panggul

3. Tindakan sekitar rektum perineum

4. Bedah obstetrik-ginekologi

5. Bedah urologi

6. Bedah abdomen bawah

7. Pada bedah abdomen atas dan bawah pediatrik biasanya

dikombinasikan dengan anestesi umum ringan


KONTRA INDIKASI ABSOLUT:

1. Pasien menolak

2. Infeksi pada tempat suntikan

3. Hipovolemia berat, syok

4. Koagulapatia atau mendapat terapi koagulan

5. Tekanan intrakranial meningkat

6. Fasilitas resusitasi minim

7. Kurang pengalaman tanpa didampingi konsulen anestesi.


KONTRA INDIKASI RELATIF:

1. Infeksi sistemik

2. Infeksi sekitar tempat suntikan

3. Kelainan neurologis

4. Kelainan psikis

5. Bedah lama

6. Penyakit jantung

7. Hipovolemia ringan

8. Nyeri punggung kronik


Anestetik lokal yang paling sering digunakan:

Lidokaine(xylocain,lignokain) 2%: berat jenis 1.006, sifat isobarik,


dosis 20-100mg (2-5ml)

Lidokaine(xylocain,lignokain) 5% dalam dextrose 7.5%: berat jenis


1.033, sifat hyperbarik, dosis 20-50 mg (1-2ml)

Bupivakaine (markaine) 0.5% dalamlm air: berat jenis 1.005, sifat


isobarik, dosis 5-20 mg (1-4 ml)

Bupivakaine(markaine) 0.5% dalam dextrose 8.25%: berat jenis 1.027,


sifat hiperbarik, dosis 5-15mg (1-3 ml
Teknik anestesi spinal
1. Buat pasien membungkuk maximal agar processus spinosus mudah
teraba. Posisi lain adalah duduk.
Perpotongan antara garis yang menghubungkan
kedua garis Krista iliaka, misal L2-L3, L3-L4,
L4-L5. Tusukan pada L1-L2 atau diatasnya
berisiko trauma terhadap medula spinalis
Sterilkan tempat tusukan dengan betadine atau
alkohol.
Beri anastesi lokal pada tempat tusukan,misalnya
dengan lidokain 1-2% 2-3ml
Cara tusukan median atau paramedian.
Komplikasi tindakan anestesi spinal

Hipotensi berat
Bradikardia
Hipoventilasi akibat paralisis saraf frenikus atau hipoperfusi
pusat kendali nafas
Trauma pembuluh saraf
Trauma saraf
Mual-muntah
Gangguan pendengaran
Blok spinal tinggi atau spinal total
Komplikasi pasca tindakan

Nyeri tempat suntikan


Nyeri punggung
Nyeri kepala karena kebocoran likuor
Retensio urine
Meningitis
Sectio caesarea

Definisi
Sectio caesarea atau bedah sesar adalah
sebuah bentuk melahirkan anak dengan
melakukan sebuah irisan pembedahan
yang menembus abdomen seorang ibu
(laparotomi) dan uterus (hiskotomi) untuk
mengeluarkan satu bayi atau lebih
Jenis-Jenis Sectio Caesarea
1. Sayatan melintang
Sayatan pembedahan dilakukan dibagian
bawah rahim (SBR). Sayatan melintang
dimulai dari ujung atau pinggir selangkangan
(simphysisis) di atas batas rambut kemaluan
sepanjang sekitar 10-14 cm.
2. Sayatan memanjang (bedah caesar klasik)
Meliputi sebuah pengirisan memanjang
dibagian tengah yang memberikan suatu
ruang yang lebih besar untuk mengeluarkan
bayi
Indikasi Sectio Caesarea
1. Indikasi Medis
a. Power
b. Passanger
c. Passage

2. Indikasi Ibu
a. Usia
b. Tulang panggul
c. Persalinan Sebelumnya dengan sectio caesarea
d. Faktor Hambatan Jalan Lahir
e. Kelainan Kontraksi Rahim
f. Ketuban Pecah Dini
g. Rasa Takut Kesakitan
3. Indikasi Janin
a. Ancaman Gawat Janin (fetal distress)
b. Bayi Besar (makrosemia) (Cendika, dkk.
2007, hal. 126).
c. Letak Sungsang
d. Faktor Plasenta
e. Kelainan Tali Pusat
LAPORAN KASUS
Nama : Ny. D
Umur : 21 tahun
Berat badan : 92
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Pl. Payung
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMP
Tanggal masuk RS : 16 Februari 2016
No. RM : 126984
II. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama
Pasien datang atas anjuran dokter spesialis
kebidanan untuk melakukan operasi SC dengan
indikasi letak sungsang
b. Riwayat Penyakit Sekarang:
HPHT: 18 Mei 2016
Riwayat kehamilan : G1P0A0H0
Riwayat perkawinan : satu kali menikah
Riwayat kontrasepsi : tidak pernah
menggunakan kontrasepsi
c. Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat penyakit hipertensi : disangkal
Riwayat penyakit DM : disangkal
Riwayat penyakit alergi : disangkal
Riwayat penyakit asma : disangkal
Riwayat operasi sebelumnya : disangkal

d. Riwayat Penyakit Keluarga:


Riwayat penyakit hipertensi : disangkal
Riwayat penyakit DM : disangkal
Riwayat penyakit alergi : disangkal
Riwayat penyakit asma : disangkal
III. PEMERIKSAAN FISIK
Regio Abdomen
Inpeksi : Buncit hamil, striae gravidarum (+)
Auskultasi : Bising usus (+) normal 8 x/menit
Palpasi : TFU 3 jari di bawah procesus xipoideus
His :-
Leopold I : Teraba bagian besar, bulat, keras 3 jari bawah
proc.xypoideus
Leopold II : Teraba punggung di sebelah kanan, bagian kecil di
kiri
Leopold III : Presentasi bokong
Leopold IV : Sudah masuk PAP
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan darah lengkap :


Hb : 11,7 g/dl (12 16 g/dl)
Leukosit : 12.600/mm3
Ht : 34,1 % (W 37 43 %)
Trombosit : 312000/mm3
DIAGNOSIS KLINIS
Diagnosis pre operasi: G1P0A0H0 gravid
aterm + janin tunggal hidup intra uterin + letak
sunsang
Diagnosis post operasi: P1A0H1 post sectio
cesarea

STATUS ANASTESI
ASA II (Pasien dengan gangguan sistemik ringan,
perubahan anatomi dan fisiologi dalam masa
kehamilan)
VII. TINDAKAN

Dilakukan : Sectio Cesarea


Tanggal : 17 Februari 2016
EVALUASI PRE OPERASI
Informed concent
Puasa 10 jam
Pemasangan 2 IV line menggunakan IV
catheter ukuran 18
Dilakukan pemasangan monitor tekanan
darah, nadi dan saturasi O2
PENATALAKSANAAN ANASTESI

Premedikasi :
Jenis anestesi: Regional Anestesi (RA)
- Ondansetron IV 4 mg
Medikasi Intra Operatif:
- Decain spinal 0,5% 3cc (15 mg)
- Oksitosin IV 2 ampul ( 20 IU)
Ketorolac 30 mg
Ephedrin 0,4 mg
Sedacum 1 mg
Medikasi Post Operatif:
- Tramadol IV 200 mg
PEMANTAUAN INTRA
OPERASI
Pemantauan selama anestesi :
Mulai anestesi : 10.15
Mulai operasi : 10.25
Bayi lahir : 10.35
Selesai operasi : 11.05
TERAPI CAIRAN
Pemeliharaan cairan per jam:
(4 X 10) + (2 X 10) + (1 X 72) = 132 mL/jam
Pengganti defisit cairan puasa:
10 X 132 mL = 1320 mL
Kebutuhan kehilangan cairan saat pembedahan:
8 X 92 = 736 mL
Jumlah kehilangan darah saat operasi:
500cc x 3 =1500 mL
Jumlah terapi cairan:
132 + 1320 + 736 + 1500 = 3688 mL (7 8
kolf)
EVALUASI POST OPERASI
Setelah operasi selesai, pasien bawa ke
ruang rawat obsgyn. Pasien berbaring
dengan posisi kepala lebih tinggi untuk
mencegah spinal headache, karena efek obat
anestesi masih ada. Observasi post operasi
dilakukan selama 1 jam, dan bedrest 24jam
Tanda-tanda vital:
Tekanan darah: 112/83 mmHg
Respirasi : 20 kali/menit
Nadi : 98 /menit, isi dan tekanan penuh
Suhu : 36,5 C
KESIMPULAN
Seorang wanita, usia 21 tahun, G1P0A0H0
gravid aterm + janin tunggal hidup intra uterin +
letak sunsang, datang ke rumah sakit atas
anjuran dokter spesialis kebidanan untuk
melakukan operasi SC. Dilakukan tindakan seksio
sesarea pada tanggal 17 Februari 2016 di
ruangan operasi RSUD Bangkinang atas indikasi
letak sunsang.
Teknik anestesi dengan spinal anestesi
(subarachnoid blok) merupakan teknik anestesi
sederhana, cukup efektif. Induksi anestesi dengan
menggunakan Decain spinal 0,5% 3cc (15 mg),
oksigen 2-3 liter/menit. Untuk mengatasi nyeri
digunakan ketorolac sebanyak 30 mg. Perawatan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai