Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.I Latar Belakang

Susunan tulang pada manusia terdiri dari berbagai macam tulang di antaranya
tulang vertebra (servikal, torakal, lumbal, sakral, koksigis). Tulang servikalis terdiri dari 7
tulang yaitu C1 atau atlas, C2 atau axis, C3, C4, C5, C6 dan C7. 1 Apabila cedera pada
bagian servikal akan mengakibatkan terjadinya trauma servikal, di mana trauma servikal
merupakan keadaan cedera pada tulang bekalang servikal dan medulla spinalis yang
disebabkan oleh dislokasi, sublukasi atau frakutur vertebra servikalis dan di tandai
kompresi pada medulla spinal daerah servikal. Trauma medula spinalis merupakan cedera
atau kerusakan pada medula spinalis yang menyebabkan perubahan fungsional baik
secara sementara maupun permanen, pada fungsi, motorik, sensorik, atau otonom.

Trauma medula spinalis terjadi pada 30.000 pasien setiap tahun di Amerika
serikat. Insidensi pada negera berkembang berkisar antara 11,5 hingga 53,4 kasus dalam
1.000.000 populasi. Umumnya terjadi pada remaja dan dewasa muda. 2 Penyebab
tersering adalah kecelakaan lalu lintas (50%), jatuh (25%) dan cedera yang berhubungan
dengan olahraga (10%). Sisanya akibat kekerasan dan kecelakaan kerja. Hampir 40%-
50% trauma medulla spinalis mengakibatkan defisit neurologis, sering menimbulkan
gejala yang berat, dan terkadang menimbulkan kematian. Angka mortalitas diperkirakan
48% dalam 24 jam pertama, dan lebih kurang 80% meninggal di tempat kejadian.

Di Indonesia kecelakaan merupakan penyebab kematian ke empat, setelah


penyakit jantung, kanker, dan stroke, tercatat 50 meningkat per 100.000 populasi tiap
tahun, 3% penyebab kematian ini karena trauma langsung medulla spinalis, 2% karena
multiple trauma. Insiden trauma pada laki-laki 5 kali lebih besar dari perempuan. Ducker
dan Perrot melaporkan 40% spinal cord injury disebabkan kecelakaan lalu lintas, 20%
jatuh, 40% luka tembak, sport, kecelakaan kerja. Lokasi fraktur atau fraktur dislokasi
cervical paling sering pada C2 diikuti dengan C5 dan C6 terutama pada usia dekade 3.

1
Dampak trauma servikal mengakibatkan syok neurogenik, syok spinal,
hipoventilasi, hiperfleksia autonomic, gangguan pada pernafasan, gangguan fungsi
saraf berupa kelemahan pada lengan dan tungkai dan trunk atau yang disebut
tetraparese. Akibat atau dampak lebih lanjut dari trauma servikal yaitu kematian.

2
BAB II

ILISTRASI KASUS

STATUS PASIEN

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. I
Umur : 28 Tahun
Tempat, tanggal lahir : Bangkinang, 22-10-1988
Alamat : jl. Letnan boyak
Pekerjaan : wiraswasta
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
No. RM : 13-75-25
Tanggal Masuk : 10/11/2016

B. ANAMNESIS : Allo-anamesa
I. Keluhan Utama: Penurunan kesadaran sejak 20 menit yang lalu sebelum
masuk rumah sakit
II. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke IGD RSUD Bangkinang dengan keluhan penurunan
kesadaran sejak 20 menit yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Pasien sadar ketika
sudah berada di rumah sakit. Sebelumnya pasien berenang di sungai hijau. Ketika
berenang pasien melompat kesungai dan kepala duluan yang jatuh dan terbentur.
Saat ini pasien mengeluhkan ke empat anggota gerak tidak bisa di gerakkan. sakit
kepala (-), mual (-) dan muntah (-). Pasien juga mengalami kejang (+) selama 10
menit.

III. Riwayat Penyakit Dahulu:

3
- Riwayat diabetes melitus (-)
- Riwayat hipertensi (-)
- Riwayat alergi obat/makanan disangkal.
- Pasien belum pernah dirawat di rumah sakit dengan keluhan yang sama.

IV. Riwayat Penyakit Keluarga:


Tidak ada anggota keluarga yang pernah menderita penyakit yang sama.

V. Riwayat Pribadi dan Sosial:


- Merokok (+)
- Minum Alkohol (-)

C. PEMERIKSAAN FISIK
I. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Tampak sakit berat
Kesadaran : composmentis, GCS (E4M6V5) = 15
Tinggi badan : 165 cm
Berat badan : 70 kg
Tanda Vital
- Tekanan darah : 140/80 mmHg
- Frekuensi nadi : 80 x/menit, Ireguler.
- Frekuensi Pernafasan : 36 x/menit
- Suhu : 39.1 oC
Rambut : Warna hitam, lebat, tidak mudah dicabut
Kelenjar Getah Bening
- Leher : tidak ada pembesaran
- Aksila : tidak ada pembesaran
- Inguinal : tidak dilakukan pemeriksaan

Kepala

4
Mata : Seklera tidak kuning, konjungtiva tidak pucat, refleks pupil +/+
Hidung : Sekret tidak ada, deviasi septum tidak ada.
Mulut : Bibir kering, lidah bisa dijulurkan ke luar.
Telinga: Serumen (+)

Thoraks
a. Paru-paru
Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris, retraksi sela iga tidak ada.
Palpasi : Fremitus suara +/+, simetris kanan dan kiri.
Perkusi : Sonor kedua lapang paru.
Auskultasi : Suara nafas bronkovesikuler, Ronkhi tidak ada, wheezing tidak
ada.

b. Jantung
Inspeksi : ictus cordis terlihat.
Palpasi : ictus cordis teraba. Thrill tidak ada.
Perkusi :
- Batas Jantung:
Batas jantung kanan: SIC IV linea parasternalis dekstra.
Batas jantung kiri : SIC V 1 jari medio linea midclavicula sinistra.
Auskultasi : Bunyi jantung I & II, ireguler, gallop tidak ada, Murmur tidak
ada.

Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar, ascites tidak ada.
Auskultasi : Bising usus (+).
Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar dan lien, turgor kulit baik.
Perkusi : Timpani.

Ekstremitas

5
Superior : Akral hangat, edema tidak ada, sianosis tidak ada.
Inferior : Akral hangat, edema tidak ada, sianosis tidak ada.

II. Status Neurologis


A. Tanda Rangsang Selaput Otak:
Kaku Kuduk : tidak dapat dilakukan
Brudzinski I : tidak dapat dilakukan
Brudzinski II : tidak dapat dilakukan
Kernig Sign : sulit dinilai

B. Tanda Peningkatan Tekanan intrakranial:


Pupil : Isokor
Refleks cahaya : +/+

C. Pemeriksaan Saraf Kranial:


N.I (N. Olfactorius)
Penciuman Kanan Kiri
Subyektif Normosmia Normosmia
Obyektif dengan bahan Normosmia Normosmia

N.II (N. Opticus)


Penglihatan Kanan Kiri
Tajam penglihatan Tidak dinilai Tidak dinilai
Lapang pandang Tidak dinilai Tidak dinilai
Melihat warna Tidak dinilai Tidak dinilai
Funduskopi Tidak dinilai Tidak dinilai

N.III (N. Occulomotorius)


Kanan Kiri
Bola mata Normal Normal
Ptosis Tidak ada Tidak ada
Gerakan bulbus Normal Normal

6
Strabismus Tidak ada Tidak ada
Nistagmus Tidak ada Tidak ada
Ekso/Endophtalmus Tidak ada Tidak ada
Pupil :
Bentuk Normal Normal
Refleks cahaya Positif Positif
Rrefleks akomodasi Normal Normal
Normal Normal
Refleks konvergensi
N. IV (N. Trochlearis)
Kanan Kiri
Gerakan mata ke bawah Normal Normal

Sikap bulbus Normal Normal

Diplopia Tidak ada Tidak ada

N. V (N. Trigeminnus)
Kanan Kiri
Motorik :
Membuka mulut Normal Normal
Menggerakkan
rahang Normal Normal
Menggigit Normal Normal
Normal Normal
Mengunyah
Sensorik :
Divisi Optalmika
Refleks kornea Normal Normal
Sensibilitas Tidak dinilai Tidak dinilai
Divisi Maksila
Tidak dinilai Tidak dinilai
Refleks masseter
Tidak dinilai Tidak dinilai
Sensibilitas
Divisi Mandibula Tidak dinilai Tidak dinilai
Sensibilitas

N. VI (N. Abduscen)
Kanan Kiri
Gerakan mata lateral Normal Normal
Sikap bulbus Normal Normal

7
Diplopia Tidak ada Tidak ada

N. VII (N. Facialis)


Kanan Kiri
Raut wajah Normal Normal
Sekresi air mata Normal Normal
Fisura palpebral Normal Normal
Menggerakkan dahi Normal Normal
Menutup mata Normal Normal
Mencibir/bersiul Normal Normal
Memperlihatkan gigi Normal Normal
Sensasi lidah 2/3 depan Tidak dinilai Tidak dinilai
Hiperakusis Tidak dinilai Tidak dinilai

N. VIII (N. Vestibulocochlearis)


Kanan Kiri
Suara berbisik Tidak dinilai Tidak dinilai
Detik arloji Tidak dinilai Tidak dinilai
Renne test Tidak dinilai Tidak dinilai
Webber test Tidak dinilai Tidak dinilai
Scwabach test :
Memanjang Tidak dinilai Tidak dinilai

Memendek Tidak dinilai Tidak dinilai


Nistagmus :
Pendular Tidak ada Tidak ada

Vertikal Tidak ada Tidak ada


Tidak ada Tidak ada
Siklikal
Tidak ada Tidak ada
Pengaruh posisi
kepala

N. IX (N. Glossopharingeus)
Kanan Kiri
Sensasi lidah 1/3 belakang Tidak dinilai Tidak dinilai
Refleks muntah/Gag reflek Tidak dinilai Tidak dinilai

N. X (N. Vagus)
Kanan Kiri

8
Arkus faring Normal Normal
Uvula Normal Normal
Menelan Normal Normal
Artikulasi Normal Normal
Suara Normal Normal
Nadi 80 x/menit 80 x/menit

N. XI (N. Assesorius)
Kanan Kiri
Menoleh ke kanan Normal Normal
Menoleh ke kiri Normal Normal
Mengangkat bahu ke kanan Normal Normal
Mengangkat bahu ke kiri Normal Normal

N. XII (N. Hipoglossus)


Kanan Kiri
Kedudukan lidah di dalam Normal Normal
Kedudukan lidah Normal Normal
dijulurkan
Tremor Tidak ada Tidak ada
Fasikulasi Tidak ada Tidak ada
Atrofi Tidak ada Tidak ada

D. Pemeriksaan keseimbangan dan Koordinasi

Keseimbangan Koordinasi
Cara berjalan Sulit Disatria Tidak ada
Romberg test Sulit Disgrafia Tidak Ada
Atakasia Positif Supinasi-pronasi Sulit dinilai
Rebound phenomen Sulit dinilai Tes jari-hidung Sulit dinilai
Tes tumit-lutut Sulit dinilai Tes hidung-hidung Sulit dinilai

E. Pemeriksaan Fungsi Motorik


A. Berdiri dan Berjalan Kanan Kiri
Gerakan spontan Negatif Negatif
Tremor Tidak ada Tidak ada
Atetosis Tidak ada Tidak ada
Mioklonik Tidak ada Tidak ada
Khorea Tidak ada Tidak ada

9
Ekstremitas Superior Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Abnormal Abnormal Abnormal Abnormal
Kekuatan 000 000 000 000
Trofi Normotrofi Normotrofi Normotrofi Normotrofi
Tonus Normotonus Normotonus Normotonus Normotonu
s

F. Pemeriksaan Sensibilitas
Sensibilitas taktil Sulit dinilai
Sensibilitas nyeri Sulit dinilai
Sensibilitas termis Sulit dinilai
Sensibilitas kortikal Sulit dinilai
Stereognosis Sulit dinilai
Pengenala 2 titik Sulit dinilai
Pengenalan rabaan Sulit dinilai

G. Sistem Refleks
Refleks Fisiologis Kanan Kiri
Kornea Normal Normal
Berbangkis Normal Normal
Laring Tidak dinilai Tidak dinilai
Masseter Tidak dinilai Tidak dinilai
Dinding perut
Atas Normal Normal
Bawah Normal Normal
Tengah Normal Normal
Biseps +2 +2
Triseps +2 +2
APR +2 +2
KPR +2 +2
Bulbokavernosus Tidak dinilai Tidak dinilai
Kremaster Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Sfingter Tidak Dilakukan Pemeriksaan

10
Refleks Patologis Kanan Kiri
Lengan
Hoffman-Tromner Negatif Negatif
Tungkai
Babinski Negatif Negatif
Chaddoks Negatif Negatif
Oppenheim Negatif Negatif
Gordon Negatif Negatif
Schaeffer Negatif Negatif
Klonus kaki Negatif Negatif

3. Fungsi Otonom
Miksi : Normal
Defekasi : Normal
Sekresi keringat : Normal

4. Fungsi Luhur
Kesadaran Tanda Demensia
Reaksi bicara Normal Reflek glabella Tidak ada
Fungsi intelek Normal Reflek snout Tidak ada
Reaksi emosi Normal Reflek menghisap Tidak ada
Reflek memegang Tidak ada
Refleks palmomental Tidak ada

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium :
Hb : 11,6 gr%
Ht : 30,4 %
Leukosit : 17,0 103/mm3
Trombosit : 192 103/mm3
Creatinin : 0,6 mg/dl
Ureum : 23,8 mg/dl
GDS : 112 mg/dl

11
2. Rontgen

E. MASALAH
Diagnosis
Diagnosis Klinis : Tetraparese tipe UMN
Diagnosis Topik : Medula spinalis segmen cervical 2-3
Diagnosis Etiologi : Trauma cervical
Diagnosis Sekunder : -

Prognosis : Dubia ad malam

F. PEMECAHAN MASALAH
Terapi
Umum/Suportif :
Bed rest
Khusus :
IVFD RL 20 tpm
O2 4 Liter
Inj. Metil prednisolon 3 x / 12 jam
Ranitidin 2 x 1
Metronidazole 3 x 5
Pasang colar neck
BAB III
PEMBAHASAN

12
Pasien laki-laki berusia 28 tahun datang dengan keluhan penurunan
kesadaran sejak 20 menit yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Pasien sadar ketika
sudah berada di rumah sakit. Sebelumnya pasien berenang di sungai hijau. Ketika
berenang pasien melompat kesungai dan kepala duluan yang jatuh dan terbentur.
Saat ini pasien mengeluhkan ke empat anggota gerak tidak bisa di gerakkan. sakit
kepala (-), mual (-) dan muntah (-). Pasien juga mengalami kejang (+) selama 10
menit.
Pada pasien ini, diagnosa dapat ditegakan berdasarkan hasil
anamnesa dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesa didapatkan keluhan utama,
penurunan kesadaran, kelemahan pada ke empat anggota gerak. Keluhan muncul
saat penderita melakukan aktivitas. Yaitu ketika pasien berenang dan melompat
kesungai dengan kepala duluan yang jatuh. Sehingga dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik dapat disimpulkan bahwa penderita mengalami tetraprese.

Tetraparese merupakan kelumpuhan atau kelemahan yang di sebabkan


oleh penyakit atau trauma yang menyebabkan hilangnya sebagian fungsi
motorik pada keempat anggota gerak, dengan kelumpuhan atau kelemahan
lengan lebih atau sama hebatnya dibandingkan dengan tungkai. Hal ini diakibatkan
oleh adanya kerusakan otak, kerusakan tulang belakang pada tingkat tertinggi
(khususnya pada vertebra cervicalis), kerusakan sistem saraf perifer, kerusakan
neuromuscular atau penyakit otot. kerusakan diketahui karena adanya lesi yang
menyebabkan hilangnya fungsi motorik pada keempat anggota gerak, yaitu lengan
dan tungkai. Penyebab khas pada kerusakan ini adalah trauma (seperti tabrakan
mobil, jatuh atau sport injury) atau karena penyakit (seperti mielitis transversal,
polio, atau spina bifida).

Farmakoterapi yang diberikan kepada pasien berupa metil prednisolon


inj.3x/12 jam yang merupakan obat golongan steroid. Steroid berfungsi
menstabilkan membrane, menghambat oksidasi lipid, mensupresi edema

13
dan a s o g e n i k d e n g a n m e m p e r b a i k i s a w a r d a r a h m e d u l a s p i n a l i s ,
m e n g h a m b a t p e l e p a s a endorfin dari hipofisis, dan menghambat respons
radang. Metilprednisolon menjadi pilihan dibanding steroid lain karena kadar
antioksidannya, dapat menembus membran sel saraf lebih cepat, lebih efektif
menetralkan factor komplemen yang beredar, inhibisi peroksidasi lipid,
prevensi iskemia pascatrauma, inhibisi degradasi neurofi lamen,
menetralkan penumpukan ion kalsium, serta inhibisi prostaglandin dan
tromboksan.

BAB IV
KESIMPULAN

14
Trauma servikal merupakan keadaan cidera pada tulang bekalang servikal dan
medulla spinalis yang disebabkan oleh dislokasi, subluksasi atau frakutur vertebra
servikalis dan di tandai kompresi pada medulla spinal daerah servikal. Trauma medula
spinalis merupakan cedera atau kerusakan pada medula spinalis yang menyebabkan
perubahan fungsional baik secara sementara maupun permanen, pada fungsi, motorik,
sensorik, atau otonom Dampak trauma servikal mengakibatkan syok neurogenik, syok
spinal, hipoventilasi, hiperfleksia autonomic, gangguan pada pernafasan, gangguan fungsi
saraf berupa kelemahan pada lengan dan tungkai yang disebut tetraparese. Akibat atau
dampak lebih lanjut dari trauma servikal yaitu kematian

DAFTAR PUSTAKA

15
1. Snell, Richard, Clinical Neuroanatomy for Medical Student, 5thEdition,
Saunders Elsevier, 2005. Ditunno JF, et.al., Spinal Shock Revisited; a four-
phase model. Spinal Cord. 2004
2. Dawodu, Segun.2008.Spinal Cord Injury.http://www.medscape.com.
3. Devenport, Moira.2010.Cervical Spine Fracture in Emergency
Medicine. http://www.medscape.com.
4. Khosama, Herlyani.Diagnosis dan Penatalaksanaan Trauma Medula
Spinalis. http://neurology.multiply.com/journal/item/27.
5. Malanga, A.Gerrad.2008. Cervical Spine Sprain/Strain
Injuries. http://www.medscape.com .

16

Anda mungkin juga menyukai