Anda di halaman 1dari 37

Status Refleksi kasus

“ Skabies “

Pembimbing : Dr. Dono Utoro Sp.Kk


Disusun oleh : Indria Damayanti. W
1102007145

Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi


Kepaniteraan Klinik Ilmu Kulit & Kelamin
RS.POLRI Raden Said Sukanto
Presentasi Kasus
Skabies
Identitas

 No. Rekam Medik : 69.57.58


 Nama / Umur : An. W.A / 10 Tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Tanggal lahir : 8 Februari 2004
 Alamat : JL. Kampung tengah
 Pekerjaan : Pelajar
 No. Tlp :-
Anamnesis

Keluhan Utama :
Pasien datang dengan keluhan gatal-gatal pada hampir seluruh bagian tubuhnya
sejak satu bulan terakhir. Gatal dirasakan sangat hebat menjelang malam hari .Hal
yang sama juga dirasakan oleh seluruh keluarga yang berada satu rumah dengan
pasien. Pasien sudah pernah berobat di RS.POLRI 2 minggu yang lalu tetapi gatal
belum berkurang.

Keluhan Tambahan : Tidak ada keluhan tambahan


Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)

 Pasien datang dengan keluhan gatal-gatal pada hampir seluruh bagian


tubuhnya sejak satu bulan terakhir. Gatal dirasakan sangat hebat
menjelang malam hari. Awal mula gatal tersebut karena tertular dari
saudara pasien yang baru pulang dari kampung halaman. Dua minggu
sebelumnaya pasien datang ke poli kulit dan kelamin RS. POLRI dan
diberikan obat tetapi belum ada perbaikan.Gejala yang sama dirasakan
oleh Ayah, Ibu dan Adik pasien.
Riwayat Penyakit Keluarga

 Riwayat yang sama juga di alami oleh Ayah, Ibu dan Adik pasien.
 Riwayat Alergi dan Asma disangkal
 Riwayat Diabetes Melitus disangkal
Pemeriksaan Fisik

 Tekanan Darah : 100/70 mmHg Nadi : 100 x/menit


 Respirasi : 24 x/ menit Suhu : 36 ᵒ C
 BB : 39 Kg TB : 150 Cm
 Kepala : Normochepali
 Leher : -
 Dada : -
 Abdomen : -
 Ekstremitas Atas : Terdapat lesi papul dan lesi ekskoriasi pada kedua
ekstremitas atas
 Ekstermitas Bawah : Terdapat lesi ekskoriasis pada kedua tungkai ekstermitas
bawah
Satus Dermatologik

Lokasi :
 Sela ibu jari tangan kanan
 Perut bagian bawah
Efloresensi :
 Papul ,berbentuk bulat ,berwarna
kehitaman
 Ekskoriasi (bekas garukan ) pada
perut bagian bawah
Status Dermatologik
Ringakasan

Pasien seorang anak perempuan datang dengan keluhan gatal- gatal hampir
diseluruh tubuhnya sejak satu bulan terakhir . Keluhan yang sama juga dirasakan
oleh Ayah, Ibu dan adik pasien
Pada status dermatologik terdapat lesi papul berbentuk bulat, berwarna
kehitaman disela ibu jari kanan dan ekskoriasi (bekas garukan) pada bagian perut
bawah.
 Diagnosis Pasti/ Diagnosis Kerja
 Skabies

 Diagnosis Banding
 Prurigo
 Pedikulosis Korporis
 Dermatitis
 Pemeriksaan Anjuran / Penunjang Prognosis
 Kerokan Kulit
 Mengambil tungau dengan jarum
 Kuretase terowongan
 Ink burrow test
Penatalaksanaan

 Non medikamentosa
 Edukasi mengenai penyakit Skabies
 Edukasi mengenai terapi Skabies
 Edukasi mengenai cara penularan dan pencegahannya
 Edukasi mengenai higiene / kebersihan diri dan lingkungan
 Profilaksis seluruh anggota keluarga

 Medikamentosa
 Scabimite cream 5%
 CTM tab 0-0-1 (malam hari)
Penulisan Resep

R/ Scabimite Cr Tub No. I


S u. e

R/ CTM tab No. X


S 0- 0 - 1
Prognosis

 Ad vitam : bonam
 Ad sanationam : dubia ad bonam
 Ad fungsionam : bonam
Tinjauan Pustaka
Skabies
Definisi

 Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan


sensitisasi tungau Sarcoptes scabiei varietas hominis dan produknya
pada tubuh1,5, kerap dikenal juga dengan istilah budukan, gudik, dan gatal
agogo5.
Etiologi

 Sarcoptes scabiei varietas hominis


 Berbentuk oval/lonjong dan gepeng, berwarna
putih kotor, punggungnya cembung dan bagian
dadanya rata, dan tidak punya mata
 Betina lebih besar dari jantan
 Stadium dewasa memiliki 4 pasang kaki, 2
pasang kaki di bagian depan dan 2 pasang kaki di
bagian belakang.
Etiologi

 Hidup di lapisan terluar epidermis


 Kopulasi di permukaan kulit atau
dalam terowongan
 Membentuk terowongan dan
bertelur di dalamnya
 Telur dapat mencapai 40-50 buah
 Seluruh siklus hidup 8-12 hari
Telur  40-50 buah, berada di dalam terowongan,
menetas dalam waktu 3-5 hari

Larva  3 pasang kaki, berubah dalam 2-3 hari

Nimfa  sudah menjadi jantan dan betina, 4


pasang kaki  Dewasa
Gejala Klinis

 Pruritus nokturna
 Terdapat terowongan atau yang dikenal juga sebagai kanalikulus.
 Predileksi: sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, lipat ketiak bagian
depan, bokong, genitelia eksterna, dan perut bagian bawah.
 Berat ringannya kerusakan kulit yang dialami tergantung pada:
 Derajat sensitisasi
 Lamanya infeksi
 Higiene perorangan
 RIwayat pengobatan sebelumnya
 Pada tahap yang kronik, skabies dapat mengakibatkan penebalan kulit (likenifikasi)
dan berwarna lebih gelap (hiperpigmentasi).2
Predileksi Scabies

 Sela Jari tangan


 Pergelangan tangan bagian volar
 Siku bagian luar
 Lipat ketiak bagian depan
 Areola mamae ( pada wanita)
 Genitalia Externa (pada laki-laki)
 Umbilikus
 Perut bagian bawah
 Pada Bayi : Predileksi terdapat pada
daerah telapak tangan dan telapak kaki.
Patogenesis

 Gatal
 Disebabkan sensitisasi terhadap ekskret dan sekret tungau skabies
 Kelainan kulit yang muncul mirip dermatitis dengan efloresensi papul,
vesikel, dan urtika. Selain itu, karena garukan muncul erosi, ekskoriasi,
krusta, dan infeksi sekunder5.
Penegakan Diagnosis

 Diagnosis ditegakkan apabila terdapat 2 dari 4 tanda kardinal;

 Pruritus nokturna
 Penyakit ini menyerang secara berkelompok.
 Terdapat terowongan atau yang dikenal juga sebagai kanalikulus.
 Predileksi: sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, lipat
ketiak bagian depan, bokong, genitelia eksterna, dan perut bagian
bawah.
 Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik tetapi paling
sulit pula.
Diagnosis Banding

 Dengan gamabaran lesi berupa papul dan vesikel dengan gejala subjektif
gajal skabies memiliki diagnosis banding:
 Dermatitis
 Prurigo
 Pedikulosis korporis
Pemeriksaan Penunjang

Kerokan kulit

Mengambil tungau dengan jarum

Kuretase terowongan

Ink burrow test


Pengobatan Skabies

 Pengobatan skabies dibagi menjadi 2 yaitu:


 Non-medikamentosa
 Medikamentosa
Pengobatan Skabies

 Terapi Non-medikamentosa:
 Edukasi higienitas individu dan lingkungan
 Mengecegah penularan
 Mencegah reinfeksi
Obat Fungsi Cara Pemakaian Efek samping

Diaplikasikan dengan
Menghambat polarisasi dinding Jarang ditemukan kecuali pada
Permetrin 5 % mengoleskan dari leher-->kaki
sel -->paralise parasit orang yang hipersensitivitas
8-12 jam kedmudian dibilas

Diaplikasikan dengan
Antiskabietik, tidak dapat mengoleskan dari leher-->kaki Kadang menimbulkan iritasi dan
Sulfur 6-10%
membunuh stadium telur 24 jam selam 3hari berturut- berbau
turut

Benzil Benzoat (20- Sering menimbulkan dermatitis


Neutoksik terhadap skabies Aplikasi selama 24 jam
25%) iritan dan dermatitis alergi
Obat Fungsi Cara Pemakaian Efek samping

Diaplikasikan ke seluruh
Dapat menimbulkan iritasi bila
bagian tubuh dari leher
Krotamiton 10% Antiskabies dan amtigatal digunkan dalam jangka waktu
hingga kaki 2X sehari selama
panjang
5 hari berturut-turut

Dioleskan pada seluruh


Insektisida yang merusak SSP Bersifaft neurotoksik dan
Gameksan (1%) bagian tubuh mulai dari leher
tungau kejang pada anak
hingga kaki selama 12-24 jam
Pengobatan Skabies

 Terapi Medikamentosa:
 Obat sistemik : Antihistamin untuk mengurangi rasa gatal
 Obat topikal : Untuk membunuh tungau skabies
ANALISIS KASUS

Scabies Teori Kasus


Scabies Teori Kasus

Anak dan dewasa muda


Anak dan dewasa muda

Tersebar di perumahan
Epidemiologi Tersebar di perumahan Anak, berusia 10 thn
Epidemiologi padat penduduk Anak, berusia 10 thn
padat penduduk

Higiene yang buruk


Higiene yang buruk
ANALISIS KASUS (lanjutan )

Scabies Teori Kasus

Pruritus Nokturnal Gatal pada malam hari

Menyerang berkelompok Seluruh keluarga pasien


mengalami gejala yang sama
Gejala klinis
Adanya terowongan
(Kunikulus)

Menemukan Tungau
ANALISIS KASUS (lanjutan)

Scabies Teori Kasus


Sela jari tangan
Sela ibu jari tangan kanan.
Pergelangan tangan bagian
volar
Siku bagian depan

Lokasi Predileksi Lipat ketiak bagian luar Umbilikus


Areola mamae (pada wanita)

Genitalia externa (pada pria)


Perut bagian bawah
Perut bagian bawah
Scabies Teori Kasus

Kerokan kulit

Mengambil tunggau
dengan jarum Tidak dilakukan
Pemeriksaan Anjuran
pemeriiksaan
Kuretase terowongan

Ink burrow test


Tatalaksana
Teori Kasus
Scabies
1.Sulfur presipitatum 4-20%
2.Benzil Benzoas 20-25%
3.Gamma Benzena Permethrin 5%
Topikal (Scabimite 5% 10 g )
HeksaKlorida (Gameksan)
4.Kratamiton 10%
5. Permethrin 5%

Chlorpheniramin Meleat
Sistemik Antihistamin (CTM ) 4mg
Daftar Pustaka

 Suwandi MYS. Scabies: A skin disease which become community problem especially for the
rural community. Scabies. Watulimo, JawaTimur. 2004. p. 331-3
 Iskandar T. Masalah scabies pada hewan dan manusia serta penanggulangannya: Wartazoa;
2004. Volume 1 Nomor 1 Tahun 2004. p. 28-34
 Muzakkir. Faktor yang berhubungan dengan penyakit scabies pada pesantren di kabupaten
aceh besar tahun 2007. Aceh Besar: Universitas Sumatera Utara; 2008.
 Atmaprawira MU. PrevalensiSkabiesdanFaktor-FaktorBerhubungan di Pesantren X, Jakarta
[postgraduate]. Jakarta: FakultasPascaSarjanaUniversitas Indonesia, 2007.
 Djuanda A, Hamzah M, et.al. Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. Jakarta; Penerbit Kedokteran
Universitas Indonesia: 2010.
 Avila-Romay A, Alvarez-Franco M, Ruiz-Maldonado R. Therapeutic Efficacy, Secondary Effects,
and Patient Acceptability of 10% Sulfur in Either Pork Fat or Cold Cream for the Treatment of
Scabies. Pediatr Dermatol. 2004;8:64-6.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai