Anda di halaman 1dari 5

Diagnosis Banding

Tinea Korporis
 Definisi

Tinea korporis adalah infeksi dermatofita superfisial yang ditandai oleh baik
lesi inflamasi maupun non inflamasi pada glabrous skin (kulit yang tidak berambut)
seperti muka, leher, badan, lengan, tungkai dan gluteal.
Tinea corporis atau kurap tubuh adalah infeksi jamur yang bisa menimbulkan
ruam melingkar kemerahan atau keperakan pada kulit. Penyakit kulit ini bisa muncul
di seluruh bagian tubuh, namun biasanya muncul pada lengan dan tungkai. Umumnya,
tinea corporis lebih mudah menyebar di daerah beriklim hangat dan lembap.
Tinea corporis memang bukan penyakit kulit serius dan mudah diobati, namun
mudah sekali menyebar dan menular. Beberapa binatang, seperti anjing dan kucing,
bisa menyebarkan jamur tinea corporis pada manusia jika terjadi kontak fisik.
 Epidemiologi
Tinea korporis adalah infeksi umum yang sering terlihat pada daerah dengan
iklim yang panas dan lembab. Seperti infeksi jamur yang lain, kondisi hangat dan
lembab membantu menyebarkan infeksi ini. Oleh karena itu daerah tropis dan
subtropis memiliki insiden yang tinggi terhadap tinea korporis. Tinea korporis dapat
terjadi pada semua usia bisa didapatkan pada pekerja yang berhubungan dengan
hewan-hewan. Maserasi dan oklusi kulit lipatan menyebabkan peningkatan suhu dan
kelembaban kulit yang memudahkan infeksi. Penularan juga dapat terjadi melalui
kontak langsung dengan individu yang terinfeksi atau tidak langsung melalui benda
yang mengandung jamur, misalnya handuk, lantai kamr mandi, tempat tidur hotel dan
lain-lain.
 Etiologi
Dermatofita adalah golongan jamur yang menyebabkan dermatofitosis.
Golongan jamur ini mempunyai sifat mencerna keratin. Dermatofita termasuk kelas
fungi imperfecti yang terbagi menjadi tiga genus, yaitu Trichophyton spp,
Microsporum spp, dan Epidermophyton spp. Walaupun semua dermatofita bisa
menyebabkan tinea korporis, penyebab yang paling umum adalah Trichophyton
Rubrum dan Trichophyton Mentagrophytes.
 Patogenesis
Jamur bernama dermatophytes adalah penyebab utama munculnya tinea
corporis. Jamur ini biasanya berkembang biak pada keratin (jaringan yang keras dan
antiair pada kulit, rambut, dan kuku).
Terdapat beberapa cara penularan dan penyebaran jamur dermatophytes yaitu:
○ Kontak fisik antar manusia.
○ Kontak fisik manusia dengan hewan yang terinfeksi.
○ Kontak fisik manusia dengan benda yang menempel jamur dematophytes.
○ Kontak fisik manusia dengan tanah yang mengandung spora jamur.
 Gejala Klinis
Penderita merasa gatal dan kelainan berbatas tegas terdiri atas bermacam
macam effloresensi kulit (polimorfi). Bagain tepi lesi lebih aktif (tanda peradangan)
tampak lebih jelas dari pada bagian tengah. Bentuk lesi yang beraneka ragam ini dapat
berupa sedikit hiperpigmentasi dan skuamasi menahun. Kelainan yang dilihat dalam
klinik merupakan lesi bulat atau lonjong, berbatas tegas, terdiri atas eritema, skuama,
kadang-kadang dengan vesikel dan papul di tepi lesi. Daerah di tengahnya biasanya
lebih tenang, sementara yang di tepi lebih aktif yang sering disebut dengan central
healing. Kadang-kadang terlihat erosi dan krusta akibat garukan. Kelainan kulit juga
dapat dilihat secara polisiklik, karena beberapa lesi kulit yang menjadi satu. Lesi
dapat meluas dan memberikan gambaran yang tidak khas terutama pada pasien
imunodefisiensi. Pada tinea korporis yang menahun, tanda radang mendadak biasanya
tidak terlihat lagi. Kelainan ini dapat terjadi pada tiap bagian tubuh dan bersamaan
timbul dengan kelainan pada sela paha. Dalam hal ini disebut tinea corporis et cruris
atau sebaliknya.
 Diagnosis Banding
1. Dermatitis Seboroika
Dermatitis seboroik adalah gangguan kulit yang menyebabkan
kulit bersisik, berketombe, dan berwarna kemerahan. Peradangan ini biasanya terjadi di
kulit kepala.
Dermatitis seboroik dapat terjadi pada semua usia, namun paling sering dialami
oleh bayi dan orang dewasa usia 30-60 tahun. Ketika terjadi pada bayi, kondisi ini
disebut cradle cap. Dermatitis seboroik ditandai dengan kulit kepala yang tampak
berkerak dan bersisik.
2. Psoriasis

Psoriasis adalah peradangan pada kulit yang ditandai dengan ruam merah, kulit
kering, tebal, bersisik, dan mudah terkelupas. Terkadang, psoriasis juga disertai dengan
gatal dan nyeri. Psoriasis lebih sering muncul di daerah lutut, siku, punggung bagian
bawah, dan kulit kepala.
Psoriasis merupakan jenis penyakit yang dapat dialami oleh siapa saja, namun
lebih sering terjadi pada orang berusia 15-35 tahun. Penyakit ini tidak menular,
sehingga kontak langsung dengan ruam di kulit penderita tidak akan menyebabkan
seseorang terkena penyakit ini
3. Ptiriasis Rosea
Pityriasis rosea adalah penyakit kulit yang ditandai dengan ruam berwarna merah
atau merah muda, bersisik, dan sedikit menonjol. Kondisi ini umumnya tidak serius,
namun dapat menimbulkan rasa gatal. Ruam dari pityriasis rosea dapat muncul dan
menyebar di bagian dada, punggung, perut, leher, lengan atas, dan paha. Dalam kasus
yang jarang, ruam tersebut dapat muncul di wajah. Pityriasis rosea dapat menyerang
siapa pun, namun lebih rentan dialami oleh mereka yang berusia 10 hingga 35 tahun.
 Tata Laksana
Farmakologi.
○ Topikal :
1. Obat-obat derivate imidazole dan alilamin, juga obat yang termasuk golongan
imidaol. Pemberian obat dianjurkan selama 3-4 minggu atau sampai hasil kultur
negatif. Selanjutnya dianjurkan juga untuk meneruskan pengobatan selama 7-10 hari
setelah penyembuhan klinis dan mikologis dengan maksud mengurangi kekambuhan.
2. Anti jamur topikal, yaitu toksilat, haloprogin, dan tolnaftat.
○ Sistemik
1. Grisefulvin
Dosis untuk anak-anak 15-20 mg/KgBB/hari
Dosis untuk dewasa 500-1000 mg/hari
2. Ketokonazol
Ketokonazol digunakan untuk mengobati Tinea korporis yang resisten terhadap
grisefulvin atau terapi lokal.
Dosisnya 200 mg/hari yang digunakan selama 3 minggu
3. Obat-obat yang relatif baru seperti itrokonazol serta terbinafin dikatakan cukup
memuaskan untuk pengobatan tinea korporis
Non Farmakologi
1. Jangan menggunakan handuk atau pakaian secara bergantian dengan orang orang
yang terinfeksi.
2. Cuci handuk dan baju yang terkontaminasi jamur dengan air panas untuk mencegah
penyebaran.
3. Bersihkan kulit setiap hari dengan menggunakan sabun dan air.
4. Hindari kontak langsung dengan orang yang terkena infeksi jamur.
 Prognosis
Apabila faktor-faktor yang memperberat penyakit dapat dihilangkan,
umumnya penyakit ini dapat hilang sempurna. Tinea korporis mempunyai prognosa
baik dengan pengobatan yang adekuat dan kelembaban dan kebersihan kulit yang
selalu dijaga.

Anda mungkin juga menyukai