Partisipan:
Navisya Dewi Putri Meidina (4151171531)
Fahni Nursyifa Amalia (4151171540)
Annisa Tiqi Faizalia (4151171542)
Dio Ferdiana Tambora (4151171546)
Addina Nuzulia Ramadhani (4151181520)
Keterangan Umum
• Nama : Tn. A
• Usia : 31 tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Suku bangsa: Sunda
• Alamat : Jalan Cipageuran No.19 Kota Cimahi Utara
• Pendidikan : D4
• Pekerjaan : Pelaut
• Pendidikan istri : SMA
• Pekerjaan istri : Guru SMA
• Agama : Islam
• Status marital : Menikah dengan 1 anak
• Jaminan kesehatan: BPJS Kelas II
Keluhan Utama
(Autoanamesis)
Kencing bernanah yang terasa nyeri.
Penjabaran Keluhan Utama
Sejak ± 1 hari yang lalu kencing bernanah bertambah banyak
berubah warna menjadi putih kekuningan dan bertambah nyeri,
keluhan kencing tidak disertai darah dan keluhan serupa sudah
dialami berulang kali. Karena keluhan tersebut ± 3 hari yang lalu
Os mengobati sendiri dengan membeli obat dari apotek berupa
tablet kecil putih yang diminum 2 kali sehari selama 1 hari tetapi
tidak sembuh sehingga Os berobat ke Poliklinik Penyakit Kulit
dan Kelamin RS Dustira Cimahi.
Perjalanan Penyakit
Keluhan pertama kali timbul ± 3 hari yang lalu berupa kencing bernanah
berwarna putih yang terasa nyeri. ± 5 hari yang lalu Os mengaku berhubungan
seksual dengan PSK yang berbeda.
Sejak ± 5 tahun yang lalu Os bekerja sebagai pelaut dan pulang hanya 6 bulan sekali
sehingga jarang bertemu dengan istri dan anaknya. Sejak ± 8 bulan yang lalu Os
sering berhubungan seks dengan PSK, ± 6 bulan yang lalu Os berhubungan
seksual dengan seorang PSK yang berbeda dan ± 5 bulan mengeluh kencing
berlendir yang terasa panas.
Sekitar ± 2 minggu yang lalu Os berhubungan seks dengan istrinya dan sejak
1 minggu yang lalu istri Os mengeluh keputihan yang banyak dan gatal.
Keluhan lain yang berhubungan dengan
komplikasi/infeksi campuran
Sejak ± 3 hari yang lalu Os mengeluh benjolan di kedua lipat paha
yang terasa nyeri bila ditekan.
Sejak ± 7 hari yang lalu Os mengeluh adanya borok-borok pada
kelamin yang tidak terasa nyeri.
Os menyangkal adanya keluhan nyeri di bagian perut bawah dan
sekitar anus, buah zakar yang membesar, binti-bintil di sekitar kemaluan
yang tidak terasa nyeri dan keluhan ruam kulit pada bagian tubuh lain
yang terasa gatal.
Riwayat seksual
Os pertama kali berhubungan seksual pada usia 25 tahun dengan
istrinya. Sekitar ± 2 minggu yang lalu Os berhubungan seks dengan
istrinya. Sejak ± 8 bulan yang lalu Os sering berhubungan seksual berganti
ganti pasangan dengan PSK yang berbeda. Os terakhir kali berhubungan
dengan PSK ± 5 hari yang lalu dan mengaku tidak mengetahui riwayat
pasangan seksualnya mempunyai luka lecet/borok/bintil/benjolan daerah
kelamin, keputihan yang banyak serta ruam kulit yang tidak gatal pada
anggota tubuh lain.
Os berhubungan seksual dengan pasangan hanya secara genito-genital.
Os tidak menggunakan kondom saat berhubungan karena Os merasa tidak
nyaman.
Risiko HIV
Os menyangkal Os dan istri mempunyai riwayat meminum alkohol
ataupun menggunakan narkotik suntik. Namun Os tidak mengetahui
riwayat meminum alkohol ataupun menggunakan nakortik suntik pada
pasangan seksual selain istrinya. Os menyangkal berhubungan dengan cara
anogenital dengan sesama jenis, karena Os tidak menyukai sesama jenis.
Riwayat Pengobatan
Sekitar 5 bulan yang lalu Os mengeluh kencing berlendir yang terasa
panas. Karena keluhan tersebut Os berobat ke puskesmas dan oleh dokter
umum diberikan obat berupa tablet azitromisin yang diminum 2 tablet
sehari dalam satu waktu sehingga keluhan dirasakan sembuh.
Keluhan yang sama juga timbul kembali ± 2 bulan yang lalu, Os
mengobati sendiri dengan membeli obat dari apotik berupa obat serupa,
yaitu tablet azitromisin yang diminum 2 tablet sehari saat pagi dan malam
hari selama 1 hari dan keluhan membaik tetapi tidak sembuh.
Sekitar 3 hari yang lalu timbul keluhan berupa kencing bernanah yang
terasa nyeri, Os mengobati sendiri dengan membeli obat dari apotik berupa
tablet azitromisin yang diminum 2 tablet selama 3 hari dan keluhan
bertambah banyak.
Anamnesis Tambahan
Riwayat batuk lama > 2 minggu, penurunan berat badan, keringat
dingin di malam hari, dan demam tanpa penyebab disangkal.
Riwayat menderita sakit kuning, transfusi dan cabut gigi, dalam 3
bulan terakhir disangkal.
Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat-obatan. Bercak-bercak
kemerahan pada kulit setelah minum obat disangkal.
Pemeriksaan Fisik
• Status generalis :
KU: Tidak tampak sakit
TD=120/80 mmHg/ R=20 x/menit/ N=80 x/menit/ S=36,7 0C
• Status gizi : BMI : 23,9
Berat badan : 75 kg Normoweight
Tinggi badan : 177 cm
Status Generalis
• Kepala : Simetris
Mata : Konjungtiva : anemis -/-
Sklera : ikterik -/-
Mulut : Gigi geligi : caries (-)
THT : Tonsil : T1 / T1 tenang
Faring : tidak hiperemis
• Leher : KGB : Inspeksi : tidak terlihat membesar
Palpasi : tidak teraba
• Dada : Bentuk dan gerak simetris
Jantung : Bunyi jantung I dan II murni reguler
Batas Jantung: normal
Paru : VBS kanan=kiri, ronkhi-/-, wheezing-/-
• Perut : Datar lembut, BU (+) normal, NT (-)
Hati dan Limpa : tidak teraba
Status Generalis (lanjutan)
• Ekstremitas :
• Inspeksi : KGB aksila dextra : tidak terlihat membesar
KGB aksila sinistra : tidak terlihat membesar
KGB inguinal medial dextra : tidak terlihat membesar
KGB inguinal medial sinistra : tidak terlihat membesar
• Palpasi : KGB aksila dextra : tidak teraba
KGB aksila sinistra : tidak teraba
KGB inguinal medial dextra : teraba 1 buah, sebesar biji asem,
konsistensi kenyal, mobile, NT (+)
KGB inguinal medial sinistra : teraba 1 buah, sebesar biji asem,
konsistensi kenyal, mobile, NT(+)
Status Venerologikus
• Melakukan informed consent secara tertulis meliputi penjelasan prosedur,
apabila pasien setuju, pasien menandatangani informed consent.
• Pasien melepaskan celana dan pakaian dalam kemudian pasien berbaring
di atas Kasur pemeriksaan dengan posisi supine.
• Dokter mencuci tangan terlebih dahulu, kemudian menggunakan sarung
tangan dua lapis dan masker.
• Melakukan pemeriksaan venerologi yaitu dengan melakukan inspeksi
dan palpasi secara bersamaan pada daerah abdomen bawah dan genitalia
eksterna.
Status Venerologikus ( lanjutan )
• Pemeriksaan abdomen :
Inspeksi dan palpasi : datar, ruam (-), dan NT perut bawah (-)
Leukosit PMN
R/ Cefixime 200 mg no X
∫ 1 dd tab II
₰
R/ Azitromisin 500 mg no II
∫ 1 dd tab II
₰
R/ Benzatin Penisilin 2,4 juta vial no I
∫ Imm single dose (im)
₰
• Khusus (Istri os):
R/ Cefixime 200 mg no II
∫ 1 dd tab II single dose ₰
R/ Azitromisin 500 mg no II
∫ 1 dd tab II single dose ₰
Prognosis
Menurut King & Holmes STD tahun 2016, keluhan berupa duh tubuh yang purulen dan
profuse (banyak) yang terasa nyeri sejak 1 hari yang lalu merupakan kriteria dari UGA, keluhan
nyeri dirasakan dikarenakan adanya akumulasi dari PMN.
Keluhan kencing bernanah yang nyeri tidak disertai darah menyingkirkan ISK karena bakteri
E. Coli pada ISK dapat mengakibatkan hematuria, sedangkan N. Gonorrhoeae tidak dapat
mengakibatkan hematuria
Selain keluhan tersebut UGA juga dapat menyebabkan BAK sedikit dan terus menerus
(polakisuria), pengeluaran urin yang berlebihan (poliuria), nyeri saat BAK (disuria),pengeluaran
urin menetes dan nyeri (stanguria).
Perjalanan penyakit
“Keluhan pertama kali timbul ± 3 hari yang lalu berupa kencing bernanah
berwarna putih yang terasa nyeri. ± 5 hari yang lalu Os mengaku berhubungan
seksual dengan seorang PSK”
Menurut King & Holmes STD tahun 2016, keluhan pertama kali 3 hari yang lalu
berupa duh tubuh seromukuos yang tidak profuse dan terasa panas merupakan tanda
dari NGU, hal ini disebabkan karena belum banyaknya koloni bakteri sehingga enzim
koagulase yang dihasilkan sedikit, oleh karena itu penggumpalan PMN, fibrin, dan
plasma belum menyebabkan terbentuknya duh tubuh yang purulen. Keadaan ini mirip
dengan gejala klinis pada NGU sehingga menurut WHO setiap UGA didiagnosis
banding dengan NGU.
Coitus-suspectus ± 5 hari yang lalu menurut pengakuan Os sesuai dengan masa
inkubasi UGA yaitu sekitar 1-7 hari.
Perjalanan penyakit
“Sejak ± 8 bulan yang lalu os melakukan hubungan seksual dengan seorang
PSK, ± 6 bulan yang lalu Os kembali berhubungan dengan PSK yang berbeda
dan ± 5 bulan yang lalu Os mengeluh kencing berlendir yang terasa panas, Os
berobat ke berobat ke dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dan sudah sembuh.
Sekitar 3 bulan yang lalu Os berhubungan seksual kembali dengan PSK yang
berbeda, ± 2 bulan yang lalu Os mengeluh kencing berlendir yang terasa panas
namun Os mengobati sendiri dan tidak sembuh.”
Promiskus merupakan suatu perilaku seksual yang dapat menjadi
faktor presipitasi terjadinya IMS. Promiskus dapat meningkatkan
insidensi berbagai macam IMS dan meningkatkan terjadinya penularan.
Keluhan Lain yang Berkaitan dengan Komplikasi
“Sejak ± 3 hari yang lalu Os mengeluh benjolan di kedua lipat paha yang terasa nyeri bila
ditekan.Sejak ± 7 hari yang lalu Os mengeluh adanya borok-borok pada kelamin yang tidak
terasa nyeri.Os menyangkal adanya keluhan nyeri di bagian perut bawah dan sekitar anus,
buah zakar yang membesar, binti-bintil di sekitar kemaluan yang tidak terasa nyeri dan
keluhan ruam kulit pada bagian tubuh lain yang terasa gatal..”
Benjolan di kedua lipat paha menunjukkan komplikasi berupa penyebaran infeksi
secara limfogen. Pada infeksi genital yang penyebarannya secara limfogen akan
didapatkan pembesaran KGB inguinal medialis seperti pada UGA komplikata. Bakteri
yang penyebarannya secara limfogen diantaranya dalah Neisseria gonorrhoeae.
Pada seorang laki-laki yang promiskus perlu ditanyakan mengenai ada tidaknya
hubungan sesama jenis (LGBT) dan cara hubungan seks seperti ano-genital yang dapat
menyebabkan komplikasi proktitis. Proktitis merupakan inflamasi pada dinding rektum
dan anus dengan gejala klinis nyeri perut bagian bawah pada saat palpasi yang
disebabkan karena adanya reffered pain.
Keluhan buah zakar membesar disangkal menunjukkan tidak adanya komplikasi
orchitis.
Keluhan Lain yang Berkaitan dengan Infeksi Campuran
“Os menyangkal adanya bintil-bintil di sekitar kemaluan yang tidak
terasa nyeri, Os menyangkal adanya borok-borok pada kelamin, ruam
pada kulit di tubuh lain yang tidak terasa gatal.”
Epitel
Leukosit PMN
Diplokokus Gram negatif (+)
Berbentuk biji kopi intrasel
Diplokokus Gram negatif (+)
Berbentuk biji kopi ekstrasel
Pewarnaan Gram ditemukan bakteri diplokokus Gram negatif (+) dengan bentuk
tipikal (biji kopi) di intrasel dan ekstrasel. Bakteri diplokokus Gram negatif (+) yang
ditemukan pada intrasel maupun ekstrasel dapat menunjukkan spesies Neisseria yang
berbeda seperti Neisseria gonorrhea yang ditemukan intrasel sedangkan N. Meningitidis,
N. Lactamica, N. Cinerea, dan N. Subflava ditemukan pada ekstrasel. Obligat intraseluer
menandakan bahwa mikroorganisme tidak dapat bereproduksi diluar sel radang.
Pemeriksaan Laboratorium
• Sediaan langsung dengan pengecatan Gram dari duh tubuh uretra pada
mikroskop pembesaran 1000x dengan minyak emersi didapatkan :
1. Epitel (+)
2. Leukosit PMN (+) banyak
3. Diplokokus Gram negatif (+) membentuk biji kopi pada intrasel dan
ekstrasel
• Pemeriksaan Urine = Leukosit >15/lpb
Pada penegakan diagnosis duh tubuh dengan mikroskop menurut pedoman
nasional penanganan IMS pada UGA ditemukan bakteri diplokokus gram negatif (+),
leukosit PMN (+) banyak sedangkan pada NGU ditemukan leukosit PMN (+)
banyak, bakteri diplokokus gram negatif (-) sehingga diperiksa leukosit urine dan
didapatkan leukosit urine banyak maka didiagnosis UGA dan NGU.
Sexually Transmitted Infections
Parasites
Viruses
◼ Herpes simplex II ◼ Trichomonas vaginalis
◼ HIV ◼ Sarcoptes scabiei
◼ Papillomavirus
Pemeriksaan Gram negatif (+) pada UGA dikarenakan dinding bakteri
Neisseria gonorrhoeae terdiri dari 3 lapis yaitu, peptidoglikan (2 – 7 nm) diantara
membran dalam dan membran luar (7 – 8 nm) yang terdiri dari lipid, protein dan
lipopolisakarida. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang terdiri dari
peptidoglikan (20 – 80 nm), polisakarida dan asam teikoat. Pada saat diberi karbol
gentian violet (kristal violet) akan mewarnai baik gram positif dan gram negatif
karena memasuki sitoplasma. Ketika diberi lugol yang berfungsi sebagai mordant
(fiksator) akan membentuk kompleks kristal violet-iodin yang sulit melewati
dinding sel. Pada saat diberikan alkohol 96% yang berfungsi sebagai agen
dekolorisasi akan menyebabkan dinding peptidoglikan pada gram positif
terdehidrasi sehingga menyebabkan impermeabel terhadap kristal violet-iodin. Pada
gram negatif alkohol 96% akan melarutkan membran luar sel gram negatif dan
menghasilkan lubang kecil (porus) pada lapisan peptidoglikan sehingga kompleks
kristal violet-iodin akan terlepas atau menyebar. Karena bakteri gram negatif
kehilangan warna setelah pencucian dengan alkohol maka dilakukan penambahan
zat warna yaitu air fukhsin yang akan memberikan warna kembali pada dinding
bakteri gram negatif sehingga terlihat gambaran bakteri gram negatif yang
Diagnosa banding :
1. UGA Komplikata dan NGU
2. UGA Komplikata
Diagnosa Kerja :
• UGA Komplikata dan NGU
Seorang promiskus dapat terinfeksi lebih dari satu jenis mikroorganisme penyebab IMS
karena sering terjadi infeksi campuran UGA dan NGU atau IMS lainnya.
Penegakan diagnosis UGA yaitu keluhan kencing bernanah yang terasa nyeri dengan masa
inkubasi 1-7 hari setelah coitus-suspectus dan pada pewarnaan Gram ditemukan bakteri
diplokokus Gram negatif (+) yang ditemukan pada intrasel maupun ekstrasel serta ditemukan
PMN >5/lpb, sedangkan diagnosis NGU ditegakkan apabila terdapat keluhan kencing berlendir
yang terasa panas dengan masa inkubasi 1-4 minggu setelah coitus-suspectus, pada pewarnaan
Gram ditemukan PMN >5/lpb dan pada pemeriksaan urine ditemukan leukosit urine >15/lpb.
Penegakan diagnosis NGU pada pemeriksaan Nacl dengan mikroskop perbesaran 400x
didapatkan parasit berflagel yang bergerak.
Duh Tubuh Uretra Laki-Laki Dengan Pendekatan Sindrom
- + Sembuh
- - Sembuh
+ + Tidak Sembuh
+ - Tidak Mungkin
Duh Tubuh Urethra dengan Fasilitas Laboratorium Lengkap
Penatalaksanaan
• Umum:
- Abstinance, tidak berhubungan seksual sementara dengan siapapun
- Be faithfull, setia pada pasangan yang sah.
- Condom, menggunakan kondom saat berhubungan dengan istri bila masih ada
keluhan
- Drug, tidak menggunakan obat narkotik dan psikotropika, karena berhubungan
dengan perilaku prosmiskus
- Extended, mengobati pasangannya
Kontrol hari ke-7, karena pada pasien ini terdapat pemeriksaan lanjutan yang
harus dilakukan.
Penatalaksanaan
• Umum:
- Vaksin HPV dilakukan untuk istrinya agar tidak terkena
kanker serviks.
- Vaksin dilakukan sebanyak 3 kali pada lengan bagian atas
dalam waktu 6 bulan (0, 1-2, 6 bulan)
- Syarat Vaksin:
• usia 9-18 tahun
• belum melakukan hubungan seksual
• pasien dengan hasil pap smear (-)
Penatalaksanaan
• Cefixime 400 mg/hari selama 5 hari per oral (pengobatan UGA dengan Komplikata)
• Azitromisin 2x500 mg dosis tunggal per oral (pengobatan NGU)
• Metronidazole 1x4 500 mg dosis tunggal per oral (pengobatan NGU ec Trichomonas
Vaginalis)
WHO dan CDC merekomendasikan terapi lini pertama pada UGA diberikan
antibiotika golongan sefalosporin generasi ketiga. Pemberian antibiotika golongan
sefalosporin generasi ketiga dosis tunggal baik secara intramuskular ataupun per-oral.
Sefalosporin merupakan salah satu antibiotika golongan β-laktam dengan generasi
ketiganya yaitu cefixime (oral) dan ceftriaxone (intramuskular) yang menunjukkan
efektifitas menjanjikan pada terapi UGA. Pemberian ceftriaxone (intramuskular)
sebenarnya lebih dianjurkan dan hal ini sebanding dengan pemberian cefixime dengan
dosis 400 mg dengan cure rate >97,5%. Sefalosporin memiliki sifat yang lebih stabil
terhadap cincin β-laktamase yang diproduksi bakteri sehingga ia memiliki spektrum kerja
yang lebih luas. Antibiotik golongan ini berperan sebagai bakterisidal, membunuh bakteri
N. gonorrhoeae dan memiliki kemampuan melewati sawar darah otak.
Dosis cefixime 400 mg/hari selama 5 hari per oral efektif dalam
pengobatan UGA dengan komplikasi. Dosis tersebut berisiko rendah
terjadinya resistensi dari Neisseria gonorrhoeae sedangkan dosis yang
lebih rendah dari cefixime belum diteliti.
Cefixime ditanggung oleh BPJS, mudah didapat, memiliki risiko
rendah menyebabkan drug eruption, sensitifitas tinggi (sekitar 80-90%).
Alternatif pengobatan UGA dengan komplikata diantaranya
levofloksasin 500 mg selama 5 hari per oral, tiamfenikol 3,5 gr selama 5
hari per oral, kanamisin 2 gr intramuskular selama 3 hari, dan seftriaxon
250 mg intramuscular selama 3 hari.
Untuk infeksi NGU terapi yang direkomendasikan adalah
azithromycin 1 g peroral dosis tunggal, doxycycline 100 mg peroral dua
kali sehari selama 7 hari, eritromisin 500 mg peroral empat kali sehari
selama 7 hari atau tetrasiklin 500 mg peroral empat kali sehari selama 7
hari.
Vaksinasi Human Papilloma Virus
Terdapat sekitar 130 tipe HPV yang telah berhasil diidentifikasi dan lebih dari 40 tipe
HPV dapat menginfeksi area genital laki-laki dan perempuan, area mulut dan tenggorokan.
Virus ini terutama ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya dari
130 tipe tersebut diantaranya HPV tipe 16, 18, 26, 31, 33, 35, 39, 45, 51-53, 56, 58, 59, 66-
68, 73 dan 82 sedangkan varian yang dapat menyebabkan kondiloma akuminata
diantaranya HPV tipe 6, 11, 16, 18 dan 31.
• Indikasi vaksinasi HPV:
• Usia 9-18 tahun atau belum pernah melakukan hubungan seksual
• Pasien dengan hasil pap smear (-)
• Vaksin HPV diberikan lewat tiga kali suntikan pada lengan bagian atas dalam waktu 6
bulan. (0, 1-2, 6 bulan)
• Vaksin HPV GARDASIL® melindungi dari 2 jenis HPV penyebab 70 % kanker serviks
pada wanita dan 90 % kanker sehubungan-HPV pada pria. Vaksin ini juga melindungi
dari 2 jenis HPV tambahan penyebab Suami 90 % kutil pada alat kelamin. Vaksin ini
memberikan perlindungan terbaik bila diberikan sebelum seseorang mulai menjadi aktif
secara seksual. Vaksin ini dapat mencegah penyakit HPV tetapi tidak dapat mengobati
infeksi HPV yang sudah terjadi.
Suami
Peroral
R/ Azitromisin 500 mg no II
R/ Cefixime 200 mg no X
∫ 1 dd tab II
∫ 1 dd cap II
atau
₰
atau ₰
R/ Doxycycline 100 mg no XIV
R/ Levofloxacin 500 mg no V
∫ 1 dd tab I
∫ 2 dd tab I ₰
atau ₰ atau
R/ Thiamfenicol 3,5 gr no XXXV R/ Tetrasiklin 500 mg no XXVIII
∫ 1 dd tab VII
₰
∫ 4 dd tab I ₰
atau
R/ Eritromisin 500 mg no XXVIII
∫ 4 dd tab I ₰
Perenteral Untuk Ulkus Durum
R/ Ceftriaxone amp 1 gr no II R/Benzatin Penisilin 2,4 juta vial no I
∫ 1 dd 1/4 cc i.m ∫ Imm single dose (im)
atau ₰ ₰
R/ Kanamisin vial 1 gr no X
∫ 1 dd 2 gr i.m
₰
Istri pasien memerlukan pengobatan karena dari perjalanan penyakit
diduga tertular oleh suaminya sehingga diberikan terapi Servisitis
Gonoroika berupa cefixim 400 mg, dosis tunggal per oral dan terapi
Klamidiosis berupa Azitromisin 1 gram dosis tunggal per oral.
R/ Azitromisin 500 mg no II
R/ Cefixime 200 mg no II
∫ 1 dd tab II
₰
∫ 1 dd cap II
atau
₰
atau
R/ Levofloxacin 500 mg no I R/ Doxycycline 100 mg no XIV
∫ 1 dd tab I ₰ ∫ 2 dd tab I
atau
₰
atau
R/ Thiamfenicol 500 mg no VII R/ Tetrasiklin 500 mg no XXVIII
∫ 4 dd tab I
∫ 1 dd tab VII
₰ atau
₰
R/ Eritromisin 500 mg no XXVIII
∫ 4 dd tab I ₰
Perenteral
R/ Ceftriaxone amp 1 gr no II
∫ 1 dd 1/4 cc i.m
atau ₰
R/ Kanamisin vial 1 gr no X
∫ 1 dd 2 gr i.m
₰
Prognosis
• Quo ad vitam : ad bonam
Pada UGA, NGU, dam ulkus durum tidak mengancam jiwa sehingga
tidak menimbulkan kematian.
Prognosis
• Quo ad fuctionam : ad bonam
Pada UGA, NGU, dan ulkus durum yang diobati dengan cepat dan
tepat akan mengembalikan fungsi organ kembali dengan normal.
• Quo ad sanationam : dubia
Pada UGA, NGU dapat terjadi kembali akibat pasien memiliki
kebiasaan melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti
pasangan oleh karena pasien jauh dari istri akibat bekerja sebagai
pelaut yang merupakan faktor predisposisi eksogen.
DAFTAR PUSTAKA
• Holmes K. K, Sparling PF, Stamm W.E. Transmitted Diseases. ed 4.
New York, Chicago, Mc Grawhill, 2016.
• Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual 2016.
• Daili S. F, Makes W.I.B, Zubier. F dkk. Infeksi Menular Seksual.
ed. 4. FK UI Jakarta, 2014.
TERIMA KASIH