Anda di halaman 1dari 76

LAPORAN KASUS

UGA dan NGU dengan Ulkus Durum


Perseptor : Dian Mardianti, dr. Sp.KK-FINSDV
Kelompok 56-B dan 57-B
Presentan:
Gabriela Ratri Rachmatia (4151171529)
Tineke Aliyyah H (4151171535)
Ajeng Eza Yuniar (4151171548)
Irfan Jiwandana (4151171559)

Partisipan:
Navisya Dewi Putri Meidina (4151171531)
Fahni Nursyifa Amalia (4151171540)
Annisa Tiqi Faizalia (4151171542)
Dio Ferdiana Tambora (4151171546)
Addina Nuzulia Ramadhani (4151181520)
Keterangan Umum
• Nama : Tn. A
• Usia : 31 tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Suku bangsa: Sunda
• Alamat : Jalan Cipageuran No.19 Kota Cimahi Utara
• Pendidikan : D4
• Pekerjaan : Pelaut
• Pendidikan istri : SMA
• Pekerjaan istri : Guru SMA
• Agama : Islam
• Status marital : Menikah dengan 1 anak
• Jaminan kesehatan: BPJS Kelas II
Keluhan Utama
(Autoanamesis)
Kencing bernanah yang terasa nyeri.
Penjabaran Keluhan Utama
Sejak ± 1 hari yang lalu kencing bernanah bertambah banyak
berubah warna menjadi putih kekuningan dan bertambah nyeri,
keluhan kencing tidak disertai darah dan keluhan serupa sudah
dialami berulang kali. Karena keluhan tersebut ± 3 hari yang lalu
Os mengobati sendiri dengan membeli obat dari apotek berupa
tablet kecil putih yang diminum 2 kali sehari selama 1 hari tetapi
tidak sembuh sehingga Os berobat ke Poliklinik Penyakit Kulit
dan Kelamin RS Dustira Cimahi.
Perjalanan Penyakit
Keluhan pertama kali timbul ± 3 hari yang lalu berupa kencing bernanah
berwarna putih yang terasa nyeri. ± 5 hari yang lalu Os mengaku berhubungan
seksual dengan PSK yang berbeda.
Sejak ± 5 tahun yang lalu Os bekerja sebagai pelaut dan pulang hanya 6 bulan sekali
sehingga jarang bertemu dengan istri dan anaknya. Sejak ± 8 bulan yang lalu Os
sering berhubungan seks dengan PSK, ± 6 bulan yang lalu Os berhubungan
seksual dengan seorang PSK yang berbeda dan ± 5 bulan mengeluh kencing
berlendir yang terasa panas.
Sekitar ± 2 minggu yang lalu Os berhubungan seks dengan istrinya dan sejak
1 minggu yang lalu istri Os mengeluh keputihan yang banyak dan gatal.
Keluhan lain yang berhubungan dengan
komplikasi/infeksi campuran
Sejak ± 3 hari yang lalu Os mengeluh benjolan di kedua lipat paha
yang terasa nyeri bila ditekan.
Sejak ± 7 hari yang lalu Os mengeluh adanya borok-borok pada
kelamin yang tidak terasa nyeri.
Os menyangkal adanya keluhan nyeri di bagian perut bawah dan
sekitar anus, buah zakar yang membesar, binti-bintil di sekitar kemaluan
yang tidak terasa nyeri dan keluhan ruam kulit pada bagian tubuh lain
yang terasa gatal.
Riwayat seksual
Os pertama kali berhubungan seksual pada usia 25 tahun dengan
istrinya. Sekitar ± 2 minggu yang lalu Os berhubungan seks dengan
istrinya. Sejak ± 8 bulan yang lalu Os sering berhubungan seksual berganti
ganti pasangan dengan PSK yang berbeda. Os terakhir kali berhubungan
dengan PSK ± 5 hari yang lalu dan mengaku tidak mengetahui riwayat
pasangan seksualnya mempunyai luka lecet/borok/bintil/benjolan daerah
kelamin, keputihan yang banyak serta ruam kulit yang tidak gatal pada
anggota tubuh lain.
Os berhubungan seksual dengan pasangan hanya secara genito-genital.
Os tidak menggunakan kondom saat berhubungan karena Os merasa tidak
nyaman.
Risiko HIV
Os menyangkal Os dan istri mempunyai riwayat meminum alkohol
ataupun menggunakan narkotik suntik. Namun Os tidak mengetahui
riwayat meminum alkohol ataupun menggunakan nakortik suntik pada
pasangan seksual selain istrinya. Os menyangkal berhubungan dengan cara
anogenital dengan sesama jenis, karena Os tidak menyukai sesama jenis.
Riwayat Pengobatan
Sekitar 5 bulan yang lalu Os mengeluh kencing berlendir yang terasa
panas. Karena keluhan tersebut Os berobat ke puskesmas dan oleh dokter
umum diberikan obat berupa tablet azitromisin yang diminum 2 tablet
sehari dalam satu waktu sehingga keluhan dirasakan sembuh.
Keluhan yang sama juga timbul kembali ± 2 bulan yang lalu, Os
mengobati sendiri dengan membeli obat dari apotik berupa obat serupa,
yaitu tablet azitromisin yang diminum 2 tablet sehari saat pagi dan malam
hari selama 1 hari dan keluhan membaik tetapi tidak sembuh.
Sekitar 3 hari yang lalu timbul keluhan berupa kencing bernanah yang
terasa nyeri, Os mengobati sendiri dengan membeli obat dari apotik berupa
tablet azitromisin yang diminum 2 tablet selama 3 hari dan keluhan
bertambah banyak.
Anamnesis Tambahan
Riwayat batuk lama > 2 minggu, penurunan berat badan, keringat
dingin di malam hari, dan demam tanpa penyebab disangkal.
Riwayat menderita sakit kuning, transfusi dan cabut gigi, dalam 3
bulan terakhir disangkal.
Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat-obatan. Bercak-bercak
kemerahan pada kulit setelah minum obat disangkal.
Pemeriksaan Fisik
• Status generalis :
KU: Tidak tampak sakit
TD=120/80 mmHg/ R=20 x/menit/ N=80 x/menit/ S=36,7 0C
• Status gizi : BMI : 23,9
Berat badan : 75 kg Normoweight
Tinggi badan : 177 cm
Status Generalis
• Kepala : Simetris
Mata : Konjungtiva : anemis -/-
Sklera : ikterik -/-
Mulut : Gigi geligi : caries (-)
THT : Tonsil : T1 / T1 tenang
Faring : tidak hiperemis
• Leher : KGB : Inspeksi : tidak terlihat membesar
Palpasi : tidak teraba
• Dada : Bentuk dan gerak simetris
Jantung : Bunyi jantung I dan II murni reguler
Batas Jantung: normal
Paru : VBS kanan=kiri, ronkhi-/-, wheezing-/-
• Perut : Datar lembut, BU (+) normal, NT (-)
Hati dan Limpa : tidak teraba
Status Generalis (lanjutan)
• Ekstremitas :
• Inspeksi : KGB aksila dextra : tidak terlihat membesar
KGB aksila sinistra : tidak terlihat membesar
KGB inguinal medial dextra : tidak terlihat membesar
KGB inguinal medial sinistra : tidak terlihat membesar
• Palpasi : KGB aksila dextra : tidak teraba
KGB aksila sinistra : tidak teraba
KGB inguinal medial dextra : teraba 1 buah, sebesar biji asem,
konsistensi kenyal, mobile, NT (+)
KGB inguinal medial sinistra : teraba 1 buah, sebesar biji asem,
konsistensi kenyal, mobile, NT(+)
Status Venerologikus
• Melakukan informed consent secara tertulis meliputi penjelasan prosedur,
apabila pasien setuju, pasien menandatangani informed consent.
• Pasien melepaskan celana dan pakaian dalam kemudian pasien berbaring
di atas Kasur pemeriksaan dengan posisi supine.
• Dokter mencuci tangan terlebih dahulu, kemudian menggunakan sarung
tangan dua lapis dan masker.
• Melakukan pemeriksaan venerologi yaitu dengan melakukan inspeksi
dan palpasi secara bersamaan pada daerah abdomen bawah dan genitalia
eksterna.
Status Venerologikus ( lanjutan )
• Pemeriksaan abdomen :
Inspeksi dan palpasi : datar, ruam (-), dan NT perut bawah (-)

• Pemeriksaan pubis dan inguinal :


Inspeksi dan palpasi : rambut t.a.k, kutu (-), ruam kulit (-),
bintil/benjolan (-)
KGB inguinale medial dekstra et sinistra : KGB inguinal kanan
dan kiri teraba 1 buah berukuran sebesar biji asem, kenyal,
mobile, NT (+).
Status Venerologikus ( lanjutan )
• Pemeriksaan genital eksterna :
- Inspeksi dan palpasi :
Batang : ruam (-), ulkus (+), bintil (-) pada batang penis
Glands Penis : OUE : eritema (+), edema (+), ektropion (+),
duh tubuh (+) banyak, kental, warna mukopurulen, stenosis (-)
Skrotum : bengkak (-), kista (-), varikokel (-)
Testis : simetris kiri dan kanan, tidak teraba membesar, kenyal,
massa padat (-)
Funikulus spermatikus : vas deferens teraba di belakang skrotum
Epididimis : tidak ada celah antar testis dan epididimis, kenyal,
NT(-)
Pernianal : hemorrhoid (-), papula (-), vesikula (-), ulkus (-)
Gambar 1
Pemeriksaan Laboratorium
• Sediaan langsung dengan pengecatan Gram dari duh tubuh uretra pada
mikroskop dengan pembesaran 1000x dengan minyak emersi
didapatkan :
1. Epitel (+)
2. Leukosit PMN (+) banyak
3. Diplokokus Gram negatif (+) bentuk biji kopi pada intra dan
ekstrasel
• Pemeriksaan Urine:
Leukosit >15 / lpb
Sediaan langsung dengan pengecatan Gram dari duh tubuh uretra
pada mikroskop pembesaran 1000x dengan minyak emersi didapatkan:
Perbesaran 1000x
Epitel

Leukosit PMN

Diplokokus Gram negatif (+)


Berbentuk biji kopi intrasel

Diplokokus Gram negatif (+)


Berbentuk biji kopi ekstrasel
Resume
Seorang laki-laki berumur 31 tahun, sudah menikah dan
mempunyai 1 orang anak, pendidikan terakhir D4, pekerjaan Pelaut,
datang dengan keluhan utama duh tubuh uretra bertambah banyak,
berubah warna menjadi mukopurulen dan bertambah nyeri sejak 1 hari
yang lalu. Keluhan kencing tidak disertai darah dan keluhan serupa
sudah dialami berulang kali. Karena keluhan tersebut ± 3 hari yang lalu
Os mengobati sendiri dengan membeli obat dari apotik berupa tablet
azitromisin yang diminum 2 kali sehari selama 3 hari tetapi tidak
sembuh sehingga Os berobat ke Poliklinik Penyakit Kulit dan Kelamin
RS Dustira Cimahi.
Resume ( lanjutan )
Keluhan pertama kali timbul ± 3 hari yang lalu berupa kencing bernanah
mukopurulen yang terasa nyeri. ± 5 hari yang lalu Os mengaku
berhubungan seksual dengan seorang PSK.
Sejak 5 tahun yang lalu Os bekerja sebagai pelaut, karena pulang hanya
6 bulan sekali sehingga jarang bertemu dengan istrinya. Sejak ± 8 bulan
yang lalu Os sering berhubungan seks berganti-ganti pasangan dengan, ± 6
bulan yang lalu Os mengeluh kencing berlendir yang terasa panas. Karena
keluhan tersebut ± 6 bulan yang lalu Os berobat ke dokter Spesialis Kulit
dan Kelamin dan diberi obat berupa tablet azitromisin sebanyak 2 butir
yang diminum satu waktu sehingga keluhan dirasakan sembuh.
Resume ( lanjutan )
Sekitar ± 3 bulan yang lalu Os kembali berhubungan seks dengan
seorang PSK, ± 2 bulan yang lalu Os mengeluh kencing mukopurulen
yang terasa panas, karena keluhan tersebut Os mengobati sendiri dengan
membeli obat dari apotek berupa obat yang sama yang diberikan oleh
dokter sebelumnya berupa tablet azitromisin diminum 2x sehari pagi
dan sore dan keluhan membaik tapi tidak sembuh.
Sekitar ± 2 minggu yang lalu Os berhubungan seks dengan istrinya
dan sejak ± 1 minggu yang lalu istri Os mengeluh keputihan yang
banyak dan gatal.
Resume ( lanjutan )
Sejak ± 3 hari yang lalu Os mengeluh benjolan di kedua lipat paha yang
terasa nyeri bila ditekan.
Sejak ± 7 hari yang lalu Os mengeluh adanya borok-borok pada kelamin
yang tidak terasa nyeri.
Os menyangkal adanya keluhan nyeri di bagian perut bawah dan sekitar
anus, buah zakar yang membesar, binti-bintil di sekitar kemaluan yang tidak
terasa nyeri dan keluhan ruam kulit pada bagian tubuh lain yang terasa gatal.
Pasien tidak memiliki faktor risiko terkena HIV.
Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat-obatan. Bercak-bercak
kemerahan pada kulit setelah minum obat disangkal.
Pemeriksaan Fisik
• Status generalis : dalam batas normal
• Status gizi : Normoweight
• Ekstremitas
Inspeksi : dalam batas normal
Palpasi : KGB inguinal medial dextra : teraba 1 buah, dengan
ukuran sebesar biji asem, konsistensi kenyal, mobile,
NT (+)
KGB inguinal medial sinistra: teraba 1 buah, dengan
ukuran sebesar biji asem, konsistensi kenyal, mobile, NT(+)
Status Venerologikus
• Melakukan informed consent secara tertulis meliputi penjelasan prosedur,
apabila pasien setuju, pasien menandatangani informed consent.
• Pasien melepaskan celana dan pakaian dalam kemudian pasien berbaring
di atas Kasur pemeriksaan dengan posisi supine.
• Dokter mencuci tangan terlebih dahulu, kemudian menggunakan sarung
tangan dan masker.
• Melakukan pemeriksaan venerologi yaitu dengan melakukan inspeksi
dan palpasi secara bersamaan pada daerah abdomen bawah dan genitalia
eksterna.
Status Venerologikus ( lanjutan )
• Pemeriksaan abdomen :
Inspeksi dan palpasi : datar, ruam (-), dan NT perut bawah (-)

• Pemeriksaan pubis dan inguinal :


Inspeksi dan palpasi : rambut t.a.k, kutu (-), ruam kulit (-),
bintil/benjolan (-)
KGB inguinale medial dekstra et sinistra : KGB inguinal kanan
dan kiri teraba 1 buah berukuran sebesar biji asem, kenyal,
mobile, NT (+).
Status Venerologikus ( lanjutan )
• Pemeriksaan genital eksterna :
- Inspeksi dan palpasi :
Batang : ruam (-), ulkus (+), bintil (-) pada batang penis
Glands Penis : OUE : eritema (+), edema (+), ektropion (+),
duh tubuh (+) banyak, kental, warna mukopurulen, stenosis (-)
Skrotum : bengkak (-), kista (-), varikokel (-)
Testis : simetris kiri dan kanan, tidak teraba membesar, kenyal,
massa padat (-)
Funikulus spermatikus : vas deferens teraba di belakang skrotum
Epididimis : tidak ada celah antar testis dan epididimis, kenyal,
NT(-)
Pernianal : hemorrhoid (-), papula (-), vesikula (-), ulkus (-)
Pemeriksaan Laboratorium
• Sediaan langsung dengan pengecatan Gram dari duh
tubuh uretra pada pembesaran 1000x dengan minyak
emersi didapatkan :
1. Epitel (+)
2. Leukosit PMN (+) banyak
3. Diplokokus Gram negatif (+) bentuk biji kopi pada
intra dan ekstrasel
• Pemeriksaan Urine:
Leukosit >15 / lpb
Diagnosis Banding
1. UGA dan NGU dengan ulkus durum
2. UGA dengan ulkus durum
Diagnosis Kerja
UGA dan NGU dengan ulkus durum
Usul Pemeriksaan Laboratorium
1. Kultur bakteri
• Media Transport : Media Stuart
• Media Transgrow : Media Thayer Martin
2. Tes Asam asetat 3-5% untuk skrining infeksi HPV
3. Histopatologi : bentuk lesi yang tidak khas, lesi tidak responsif
terhadap terapi, dan curiga ke arah keganasan
4. Pemeriksaan dengan mikroskop lapangan gelap (darkfield)
5. Tes serologi sifilis
Penatalaksanaan
• Umum:
- Abstinance, tidak berhubungan seksual sementara dengan siapapun
- Be faithfull, setia pada pasangan yang sah.
- Condom, menggunakan kondom saat berhubungan dengan istri bila
masih ada keluhan
- Drug, tidak menggunakan obat narkotik dan psikotropika, karena
berhubungan dengan perilaku prosmiskus
- Extended , mengobati pasangannya
Kontrol hari ke-7, karena pada pasien ini terdapat pemeriksaan
lanjutan yang harus dilakukan
Penatalaksanaan
• Umum:
- Vaksin HPV dilakukan untuk istrinya agar tidak terkena kanker
serviks.
- Vaksin dilakukan sebanyak 3 kali pada lengan bagian atas dalam
waktu 6 bulan (0, 1-2, 6 bulan)
- Syarat Vaksin:
• usia 9-18 tahun
• belum melakukan hubungan seksual
• pasien dengan hasil pap smear (-)
• Khusus (Os):

R/ Cefixime 200 mg no X
∫ 1 dd tab II

R/ Azitromisin 500 mg no II
∫ 1 dd tab II

R/ Benzatin Penisilin 2,4 juta vial no I
∫ Imm single dose (im)

• Khusus (Istri os):

R/ Cefixime 200 mg no II
∫ 1 dd tab II single dose ₰
R/ Azitromisin 500 mg no II
∫ 1 dd tab II single dose ₰
Prognosis

•Quo ad vitam : ad bonam


•Quo ad fuctionam : ad bonam
•Quo ad sanationam : dubia
PEMBAHASAN
Keterangan Umum
“Os laki-laki umur 31 tahun, sudah menikah dengan anak satu,
pekerjaan Pelaut, datang dengan keluhan utama kencing bernanah yang
terasa nyeri”
Menurut King & Holmes STD tahun 2016, kencing bernanah yang terasa nyeri dapat
berupa IMS maupun non IMS. Menurut Kemenkes Tahun 2016 IMS dapat berupa UGA dan
NGU sedangkan non IMS dapat berupa ISK bagian atas maupun bawah. Menurut
Fitzpatrick, UGA dan NGU paling banyak menyerang laki-laki usia 15-29 tahun yang
merupakan usia seksual aktif sedangkan ISK tidak tergantung kepada usia seksual aktif.
Dari keterangan umum Os sudah menikah, apabila kencing bernanah yang terasa nyeri
tersebut merupakan suatu UGA dan atau NGU maka dapat menularkan kepada istrinya
apabila melakukan hubungan seksual dan tidak mengobati pada saat timbul gejala tersebut
yang dinamakan fenomena ping-pong.
Pekerjaan yang merupakan faktor predisposisi eksogen dari IMS adalah pekerjaan yang
jauh dari istri seperti pelaut, pilot, TNI, supir truk antar kota, dan PNS. Pada kasus pasien
ini adalah pelaut.
Penjabaran keluhan Utama
“Sejak ± 1 hari yang lalu kencing bernanah bertambah banyak berubah
warna menjadi putih kekuningan dan bertambah nyeri. Keluhan kencing tidak
disertai darah.”

Menurut King & Holmes STD tahun 2016, keluhan berupa duh tubuh yang purulen dan
profuse (banyak) yang terasa nyeri sejak 1 hari yang lalu merupakan kriteria dari UGA, keluhan
nyeri dirasakan dikarenakan adanya akumulasi dari PMN.
Keluhan kencing bernanah yang nyeri tidak disertai darah menyingkirkan ISK karena bakteri
E. Coli pada ISK dapat mengakibatkan hematuria, sedangkan N. Gonorrhoeae tidak dapat
mengakibatkan hematuria
Selain keluhan tersebut UGA juga dapat menyebabkan BAK sedikit dan terus menerus
(polakisuria), pengeluaran urin yang berlebihan (poliuria), nyeri saat BAK (disuria),pengeluaran
urin menetes dan nyeri (stanguria).
Perjalanan penyakit
“Keluhan pertama kali timbul ± 3 hari yang lalu berupa kencing bernanah
berwarna putih yang terasa nyeri. ± 5 hari yang lalu Os mengaku berhubungan
seksual dengan seorang PSK”
Menurut King & Holmes STD tahun 2016, keluhan pertama kali 3 hari yang lalu
berupa duh tubuh seromukuos yang tidak profuse dan terasa panas merupakan tanda
dari NGU, hal ini disebabkan karena belum banyaknya koloni bakteri sehingga enzim
koagulase yang dihasilkan sedikit, oleh karena itu penggumpalan PMN, fibrin, dan
plasma belum menyebabkan terbentuknya duh tubuh yang purulen. Keadaan ini mirip
dengan gejala klinis pada NGU sehingga menurut WHO setiap UGA didiagnosis
banding dengan NGU.
Coitus-suspectus ± 5 hari yang lalu menurut pengakuan Os sesuai dengan masa
inkubasi UGA yaitu sekitar 1-7 hari.
Perjalanan penyakit
“Sejak ± 8 bulan yang lalu os melakukan hubungan seksual dengan seorang
PSK, ± 6 bulan yang lalu Os kembali berhubungan dengan PSK yang berbeda
dan ± 5 bulan yang lalu Os mengeluh kencing berlendir yang terasa panas, Os
berobat ke berobat ke dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dan sudah sembuh.
Sekitar 3 bulan yang lalu Os berhubungan seksual kembali dengan PSK yang
berbeda, ± 2 bulan yang lalu Os mengeluh kencing berlendir yang terasa panas
namun Os mengobati sendiri dan tidak sembuh.”
Promiskus merupakan suatu perilaku seksual yang dapat menjadi
faktor presipitasi terjadinya IMS. Promiskus dapat meningkatkan
insidensi berbagai macam IMS dan meningkatkan terjadinya penularan.
Keluhan Lain yang Berkaitan dengan Komplikasi
“Sejak ± 3 hari yang lalu Os mengeluh benjolan di kedua lipat paha yang terasa nyeri bila
ditekan.Sejak ± 7 hari yang lalu Os mengeluh adanya borok-borok pada kelamin yang tidak
terasa nyeri.Os menyangkal adanya keluhan nyeri di bagian perut bawah dan sekitar anus,
buah zakar yang membesar, binti-bintil di sekitar kemaluan yang tidak terasa nyeri dan
keluhan ruam kulit pada bagian tubuh lain yang terasa gatal..”
Benjolan di kedua lipat paha menunjukkan komplikasi berupa penyebaran infeksi
secara limfogen. Pada infeksi genital yang penyebarannya secara limfogen akan
didapatkan pembesaran KGB inguinal medialis seperti pada UGA komplikata. Bakteri
yang penyebarannya secara limfogen diantaranya dalah Neisseria gonorrhoeae.
Pada seorang laki-laki yang promiskus perlu ditanyakan mengenai ada tidaknya
hubungan sesama jenis (LGBT) dan cara hubungan seks seperti ano-genital yang dapat
menyebabkan komplikasi proktitis. Proktitis merupakan inflamasi pada dinding rektum
dan anus dengan gejala klinis nyeri perut bagian bawah pada saat palpasi yang
disebabkan karena adanya reffered pain.
Keluhan buah zakar membesar disangkal menunjukkan tidak adanya komplikasi
orchitis.
Keluhan Lain yang Berkaitan dengan Infeksi Campuran
“Os menyangkal adanya bintil-bintil di sekitar kemaluan yang tidak
terasa nyeri, Os menyangkal adanya borok-borok pada kelamin, ruam
pada kulit di tubuh lain yang tidak terasa gatal.”

Keluhan bintil pada kemaluan yang tidak terasa nyeri disangkal


menunjukkan tidak adanya infeksi campuran berupa Kondiloma
Akuminata, Moluskum Kotagiosum, Kondiloma Lata.
Keluhan borok pada kemaluan disangkal menunjukkan tidak adanya
ulkus durum, ulkus mole, dan herpes simpleks genitalis yang sudah
pecah. Keluhan bintik-bintik merah pada tubuh lain yang tidak terasa
gatal disangkal menunjukkan tidak adanya sifilis sekunder berupa
psoriasis sifilika, roseola sifilika, kondiloma lata dan crownal venereika.
Riwayat seksual
“Pasien berhubungan dengan PSK hanya secara genito-genital”
Menurut King & Holmes STD efisiensi penularan UGA bergantung pada
anatomi tempat yang terinfeksi & jumlah paparan. Risiko seorang pria
menderita uretritis dengan satu kali hubungan seksual genito-genital dengan
wanita terinfeksi, yaitu sekitar 20%. Peningkatan persentase 60-80%
apabila jumlah hubungan seksual sebanyak 4 kali.
Risiko transmisi penyakit ini dengan cara oro atau ano-genital adalah
jarang tapi memungkinkan. Pada pasien ini, penyakit didapat secara genito-
genital dari wanita yang terinfeksi.
Riwayat Seksual
“Pasien tidak menggunakan kondom”

Penggunaan kondom pada pasien dengan UGA bertujuan untuk


mencegah transmisi bakteri yang berukuran seperti sperma sehingga
mencegah terjadinya penularan infeksi dari bakteri Neisseria
gonorrhoeae.
Faktor Risiko HIV
“Os menyangkal Os dan istri memiliki riwayat meminum
alkohol ataupun menggunakan narkotik suntik. Namun Os tidak
mengetahui riwayat meminum alkohol ataupun menggunakan
narkotik suntik pada pasangan seksual selain istrinya.”
Orang yang memiliki kebiasaan meminum alkohol dan
menggunakan jarum suntik identik dengan kelompok promiskus.
Penggunaan narkotik suntik juga merupakan faktor risiko terjadinya
HIV. Adanya HIV mempengaruhi beratnya penyakit serta lebih
mudahnya terjadi komplikasi.
Riwayat Pengobatan
“± 6 bulan yang lalu Os mengeluh kencing berlendir yang terasa
panas. Karena keluhan tersebut ± 6 bulan yang lalu Os berobat ke
dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dan diberi obat berupa tablet
azitromisin yang diminum 2 tablet sekaligus dan keluhan dirasakan
sembuh. Keluhan yang sama juga timbul kembali ± 2 bulan yang lalu,
Os mengobati sendiri dengan membeli obat dari apotik berupa obat
serupa berupa tablet azitromisin diminum 2 tablet sehari diminum pagi
dan malam, keluhan membaik tetapi tidak sembuh.”
± 6 bulan yang lalu Os diberikan pengobatan untuk gejala NGU yaitu regimen
Azitromisin 500 mg oral 2 tablet dosis tunggal dan pasien sembuh karena dosisnya yang
optimum sesuai anjuran dokter. ± 2 bulan yang lalu Os mengeluh kencing berlendir
yang terasa panas sehingga Os mengobati sendiri dengan membeli obat dari apotik
berupa obat yang sama yang diberikan oleh dokter sebelumnya berupa tablet azitromisin
yang diminum 2 tablet pagi dan malam hari dan keluhan membaik tetapi tidak sembuh
dikarenakan pasien meminum dosisnya tidak sesuai dengan dosis yang diperlukan.
Riwayat Pengobatan (Lanjutan)
“± 3 hari yang lalu timbul keluhan berupa kencing bernanah yang
terasa nyeri, Os membeli obat di apotik berupa tablet azitromisin yang
diminum 2 tablet sehari selama 3 hari dan keluhan bertambah
banyak.”

± 3 hari yang lalu Os mengobati sendiri penyakitnya dengan meminum obat


azitromisin yang diminum 2 kali sehari selama 3 hari dan keluhan tidak sembuh
dikarenakan keluhan Os saat ini berupa kencing bernanah yang terasa nyeri memiliki
etiologi yang berbeda, sehingga harus menggunakan obat yang berbeda dengan
sebelumnya.
Anamnesis Tambahan
“Pada anamnesis, Os menyangkal riwayat batuk lama lebih
dari 2 minggu, penurunan berat badan, keringat di malam hari,
dan demam tanpa penyebab. Os juga menyangkal riwayat
menderita sakit kuning dan transfusi darah dalam 3 bulan
terakhir”
Riwayat batuk lama lebih dari 3 minggu, penurunan berat badan
yang tidak diketahui penyebabnya, keringat di malam hari dan
demam merupakan gejala Tuberkulosis, sedangkan riwayat sakit
kuning dan transfusi darah dalam 3 bulan terakhir merupakan gejala
dan faktor risiko Hepatitis C. Riwayat tuberkulosis dan hepatitis C
penting untuk ditanyakan karena merupakan penyakit yang sering
menyertai HIV/AIDS.
Anamnesis Tambahan
“Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat-obatan.
Bercak-bercak kemerahan pada kulit setelah minum obat
disangkal.”
Riwayat alergi obat-obatan ditanyakan untuk mengetahui
ada atau tidaknya riwayat alergi obat-obatan pada pasien guna
menentukan pilihan terapi pengobatan selanjutnya dan karena
obat yang akan diberikan kepada pasien paling sering
menyebabkan drug eruption.
Pemeriksaan Fisik
• Status generalis : dalam batas normal
• Status gizi : Normoweight
• Ekstremitas :
Inspeksi : dalam batas normal
Palpasi : - KGB inguinal medial dextra : teraba 1 buah, dengan ukuran sebesar
biji asem, konsistensi kenyal, mobile, NT (+)
- KGB inguinal medial sinistra: teraba 1 buah, dengan ukuran sebesar
biji asem, konsistensi kenyal, mobile, NT(+)
Pembesaran kelenjar getah bening inguinal medial (limfadenitis) dapat terjadi
pada UGA. Hal tersebut dikaitkan dengan penyebaran bakteri secara limfogen
yaitu kelenjar getah bening inguinalis medialis.
Gambar 1

N. Gonorrhoeae merupakan salah satu bakteri piogen penghasil enzim


koagulase yang berfungsi menggumpalkan plasma dan fibrin. Hal tersebut
menyebabkan gangguan aliran darah dan menyebabkan berkurangnya nutrisi
sehingga terjadi kolonisasi bakteri, lepasnya epitel, pemanggilan PMN, sehingga
terjadi kematian sel dan jaringan yang keluar dari uretra sebagai duh tubuh uretra
purulen. Akibat duh tubuh yang purulen dan profuse (banyak) terjadi eritem,
udem, dan ektropion.
Status Venerologikus
• Pemeriksaan pubis dan inguinal:
Palpasi: KGB inguinal medial kiri dan kanan teraba
• Pemeriksaan genitalia eksterna:
Batang penis : bintil (-)
Glans penis: O.U.E: Eritema (+), edema (+), ektropion (+), duh tubuh(+), purulen
Pembesaran kelenjar getah bening inguinal medial (limfadenitis) dapat terjadi pada
UGA. Hal tersebut dikaitkan dengan penyebaran bakteri secara limfogen yaitu kelenjar
getah bening inguinalis medialis.
Kelainan pada O.U.E merupakan gejala objektif UGA:
• orifisium uretra eksternum (O.U.E): eritema (+), edema (+), (ektropion/mouth fish (+))
• keluar sekret : purulen
Pemeriksaan Laboratorium
Sediaan langsung dengan pengecatan Gram dari duh tubuh uretra pada
mikroskop pembesaran 1000x dengan minyak emersi didapatkan:

Epitel
Leukosit PMN
Diplokokus Gram negatif (+)
Berbentuk biji kopi intrasel
Diplokokus Gram negatif (+)
Berbentuk biji kopi ekstrasel

Pewarnaan Gram ditemukan bakteri diplokokus Gram negatif (+) dengan bentuk
tipikal (biji kopi) di intrasel dan ekstrasel. Bakteri diplokokus Gram negatif (+) yang
ditemukan pada intrasel maupun ekstrasel dapat menunjukkan spesies Neisseria yang
berbeda seperti Neisseria gonorrhea yang ditemukan intrasel sedangkan N. Meningitidis,
N. Lactamica, N. Cinerea, dan N. Subflava ditemukan pada ekstrasel. Obligat intraseluer
menandakan bahwa mikroorganisme tidak dapat bereproduksi diluar sel radang.
Pemeriksaan Laboratorium
• Sediaan langsung dengan pengecatan Gram dari duh tubuh uretra pada
mikroskop pembesaran 1000x dengan minyak emersi didapatkan :
1. Epitel (+)
2. Leukosit PMN (+) banyak
3. Diplokokus Gram negatif (+) membentuk biji kopi pada intrasel dan
ekstrasel
• Pemeriksaan Urine = Leukosit >15/lpb
Pada penegakan diagnosis duh tubuh dengan mikroskop menurut pedoman
nasional penanganan IMS pada UGA ditemukan bakteri diplokokus gram negatif (+),
leukosit PMN (+) banyak sedangkan pada NGU ditemukan leukosit PMN (+)
banyak, bakteri diplokokus gram negatif (-) sehingga diperiksa leukosit urine dan
didapatkan leukosit urine banyak maka didiagnosis UGA dan NGU.
Sexually Transmitted Infections

Bacterial Yeasts and fungi


◼ Neisseria gonorrhoeae ◼ Candida albicans
◼ Chlamydia trachomatis
◼ Treponema pallidum
◼ Ureaplasma

Parasites
Viruses
◼ Herpes simplex II ◼ Trichomonas vaginalis
◼ HIV ◼ Sarcoptes scabiei
◼ Papillomavirus
Pemeriksaan Gram negatif (+) pada UGA dikarenakan dinding bakteri
Neisseria gonorrhoeae terdiri dari 3 lapis yaitu, peptidoglikan (2 – 7 nm) diantara
membran dalam dan membran luar (7 – 8 nm) yang terdiri dari lipid, protein dan
lipopolisakarida. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang terdiri dari
peptidoglikan (20 – 80 nm), polisakarida dan asam teikoat. Pada saat diberi karbol
gentian violet (kristal violet) akan mewarnai baik gram positif dan gram negatif
karena memasuki sitoplasma. Ketika diberi lugol yang berfungsi sebagai mordant
(fiksator) akan membentuk kompleks kristal violet-iodin yang sulit melewati
dinding sel. Pada saat diberikan alkohol 96% yang berfungsi sebagai agen
dekolorisasi akan menyebabkan dinding peptidoglikan pada gram positif
terdehidrasi sehingga menyebabkan impermeabel terhadap kristal violet-iodin. Pada
gram negatif alkohol 96% akan melarutkan membran luar sel gram negatif dan
menghasilkan lubang kecil (porus) pada lapisan peptidoglikan sehingga kompleks
kristal violet-iodin akan terlepas atau menyebar. Karena bakteri gram negatif
kehilangan warna setelah pencucian dengan alkohol maka dilakukan penambahan
zat warna yaitu air fukhsin yang akan memberikan warna kembali pada dinding
bakteri gram negatif sehingga terlihat gambaran bakteri gram negatif yang
Diagnosa banding :
1. UGA Komplikata dan NGU
2. UGA Komplikata
Diagnosa Kerja :
• UGA Komplikata dan NGU
Seorang promiskus dapat terinfeksi lebih dari satu jenis mikroorganisme penyebab IMS
karena sering terjadi infeksi campuran UGA dan NGU atau IMS lainnya.
Penegakan diagnosis UGA yaitu keluhan kencing bernanah yang terasa nyeri dengan masa
inkubasi 1-7 hari setelah coitus-suspectus dan pada pewarnaan Gram ditemukan bakteri
diplokokus Gram negatif (+) yang ditemukan pada intrasel maupun ekstrasel serta ditemukan
PMN >5/lpb, sedangkan diagnosis NGU ditegakkan apabila terdapat keluhan kencing berlendir
yang terasa panas dengan masa inkubasi 1-4 minggu setelah coitus-suspectus, pada pewarnaan
Gram ditemukan PMN >5/lpb dan pada pemeriksaan urine ditemukan leukosit urine >15/lpb.
Penegakan diagnosis NGU pada pemeriksaan Nacl dengan mikroskop perbesaran 400x
didapatkan parasit berflagel yang bergerak.
Duh Tubuh Uretra Laki-Laki Dengan Pendekatan Sindrom

Berdasarkan bagan WHO, duh tubuh


uretra laki-laki dengan pendekatan
sindrom ditentukan apakah terdapat duh
tubuh uretra, apabila terdapat terdapat
duh tubuh uretra maka obati sebagai
uretritis gonore dan uretritis non gonore
dan dalam waktu 7 hari harus dinilai
apakah terdapat perbaikan untuk
menentukan pengobatan sudah selesai
atau belum sedangkan jika tidak
ditemukan duh tubuh uretra, maka
diperiksa apakah tampak ulkus
genitalis, apabila tampak ulkus genitalis
maka diobati sebagai penatalaksaan
ulkus.
Duh Tubuh Uretra Laki-Laki dengan Pemeriksaan Mikroskop

Berdasarkan bagan WHO, duh tubuh uretra


laki-laki dengan pemeriksaan mikroskop
ditentukan apakah terdapat bakteri diplokokus
gram negatif intrasel, apabila terdapat bakteri
diplokokus gram negatif intrasel maka obati
sebagai uretritis gonore dan uretritis non gonore
sedangkan jika tidak ditemukan bakteri
diplokokus gram negatif intrasel, maka
diperiksa lekosit PMN, apabila hasil lekosit
PMN > 5/lpb maka diobati sebagai uretritis non
gonore.
BAKTERI INTRASEL BAKTERI EKSTRASEL KESEMBUHAN

- + Sembuh

- - Sembuh

+ + Tidak Sembuh

+ - Tidak Mungkin
Duh Tubuh Urethra dengan Fasilitas Laboratorium Lengkap
Penatalaksanaan
• Umum:
- Abstinance, tidak berhubungan seksual sementara dengan siapapun
- Be faithfull, setia pada pasangan yang sah.
- Condom, menggunakan kondom saat berhubungan dengan istri bila masih ada
keluhan
- Drug, tidak menggunakan obat narkotik dan psikotropika, karena berhubungan
dengan perilaku prosmiskus
- Extended, mengobati pasangannya
Kontrol hari ke-7, karena pada pasien ini terdapat pemeriksaan lanjutan yang
harus dilakukan.
Penatalaksanaan
• Umum:
- Vaksin HPV dilakukan untuk istrinya agar tidak terkena
kanker serviks.
- Vaksin dilakukan sebanyak 3 kali pada lengan bagian atas
dalam waktu 6 bulan (0, 1-2, 6 bulan)
- Syarat Vaksin:
• usia 9-18 tahun
• belum melakukan hubungan seksual
• pasien dengan hasil pap smear (-)
Penatalaksanaan
• Cefixime 400 mg/hari selama 5 hari per oral (pengobatan UGA dengan Komplikata)
• Azitromisin 2x500 mg dosis tunggal per oral (pengobatan NGU)
• Metronidazole 1x4 500 mg dosis tunggal per oral (pengobatan NGU ec Trichomonas
Vaginalis)
WHO dan CDC merekomendasikan terapi lini pertama pada UGA diberikan
antibiotika golongan sefalosporin generasi ketiga. Pemberian antibiotika golongan
sefalosporin generasi ketiga dosis tunggal baik secara intramuskular ataupun per-oral.
Sefalosporin merupakan salah satu antibiotika golongan β-laktam dengan generasi
ketiganya yaitu cefixime (oral) dan ceftriaxone (intramuskular) yang menunjukkan
efektifitas menjanjikan pada terapi UGA. Pemberian ceftriaxone (intramuskular)
sebenarnya lebih dianjurkan dan hal ini sebanding dengan pemberian cefixime dengan
dosis 400 mg dengan cure rate >97,5%. Sefalosporin memiliki sifat yang lebih stabil
terhadap cincin β-laktamase yang diproduksi bakteri sehingga ia memiliki spektrum kerja
yang lebih luas. Antibiotik golongan ini berperan sebagai bakterisidal, membunuh bakteri
N. gonorrhoeae dan memiliki kemampuan melewati sawar darah otak.
Dosis cefixime 400 mg/hari selama 5 hari per oral efektif dalam
pengobatan UGA dengan komplikasi. Dosis tersebut berisiko rendah
terjadinya resistensi dari Neisseria gonorrhoeae sedangkan dosis yang
lebih rendah dari cefixime belum diteliti.
Cefixime ditanggung oleh BPJS, mudah didapat, memiliki risiko
rendah menyebabkan drug eruption, sensitifitas tinggi (sekitar 80-90%).
Alternatif pengobatan UGA dengan komplikata diantaranya
levofloksasin 500 mg selama 5 hari per oral, tiamfenikol 3,5 gr selama 5
hari per oral, kanamisin 2 gr intramuskular selama 3 hari, dan seftriaxon
250 mg intramuscular selama 3 hari.
Untuk infeksi NGU terapi yang direkomendasikan adalah
azithromycin 1 g peroral dosis tunggal, doxycycline 100 mg peroral dua
kali sehari selama 7 hari, eritromisin 500 mg peroral empat kali sehari
selama 7 hari atau tetrasiklin 500 mg peroral empat kali sehari selama 7
hari.
Vaksinasi Human Papilloma Virus
Terdapat sekitar 130 tipe HPV yang telah berhasil diidentifikasi dan lebih dari 40 tipe
HPV dapat menginfeksi area genital laki-laki dan perempuan, area mulut dan tenggorokan.
Virus ini terutama ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya dari
130 tipe tersebut diantaranya HPV tipe 16, 18, 26, 31, 33, 35, 39, 45, 51-53, 56, 58, 59, 66-
68, 73 dan 82 sedangkan varian yang dapat menyebabkan kondiloma akuminata
diantaranya HPV tipe 6, 11, 16, 18 dan 31.
• Indikasi vaksinasi HPV:
• Usia 9-18 tahun atau belum pernah melakukan hubungan seksual
• Pasien dengan hasil pap smear (-)
• Vaksin HPV diberikan lewat tiga kali suntikan pada lengan bagian atas dalam waktu 6
bulan. (0, 1-2, 6 bulan)
• Vaksin HPV GARDASIL® melindungi dari 2 jenis HPV penyebab 70 % kanker serviks
pada wanita dan 90 % kanker sehubungan-HPV pada pria. Vaksin ini juga melindungi
dari 2 jenis HPV tambahan penyebab Suami 90 % kutil pada alat kelamin. Vaksin ini
memberikan perlindungan terbaik bila diberikan sebelum seseorang mulai menjadi aktif
secara seksual. Vaksin ini dapat mencegah penyakit HPV tetapi tidak dapat mengobati
infeksi HPV yang sudah terjadi.
Suami
Peroral
R/ Azitromisin 500 mg no II
R/ Cefixime 200 mg no X
∫ 1 dd tab II
∫ 1 dd cap II
atau

atau ₰
R/ Doxycycline 100 mg no XIV
R/ Levofloxacin 500 mg no V
∫ 1 dd tab I
∫ 2 dd tab I ₰
atau ₰ atau
R/ Thiamfenicol 3,5 gr no XXXV R/ Tetrasiklin 500 mg no XXVIII
∫ 1 dd tab VII

∫ 4 dd tab I ₰
atau
R/ Eritromisin 500 mg no XXVIII
∫ 4 dd tab I ₰
Perenteral Untuk Ulkus Durum
R/ Ceftriaxone amp 1 gr no II R/Benzatin Penisilin 2,4 juta vial no I
∫ 1 dd 1/4 cc i.m ∫ Imm single dose (im)
atau ₰ ₰
R/ Kanamisin vial 1 gr no X
∫ 1 dd 2 gr i.m

Istri pasien memerlukan pengobatan karena dari perjalanan penyakit
diduga tertular oleh suaminya sehingga diberikan terapi Servisitis
Gonoroika berupa cefixim 400 mg, dosis tunggal per oral dan terapi
Klamidiosis berupa Azitromisin 1 gram dosis tunggal per oral.
R/ Azitromisin 500 mg no II
R/ Cefixime 200 mg no II
∫ 1 dd tab II

∫ 1 dd cap II
atau

atau
R/ Levofloxacin 500 mg no I R/ Doxycycline 100 mg no XIV
∫ 1 dd tab I ₰ ∫ 2 dd tab I
atau

atau
R/ Thiamfenicol 500 mg no VII R/ Tetrasiklin 500 mg no XXVIII
∫ 4 dd tab I
∫ 1 dd tab VII
₰ atau

R/ Eritromisin 500 mg no XXVIII
∫ 4 dd tab I ₰
Perenteral
R/ Ceftriaxone amp 1 gr no II
∫ 1 dd 1/4 cc i.m
atau ₰
R/ Kanamisin vial 1 gr no X
∫ 1 dd 2 gr i.m

Prognosis
• Quo ad vitam : ad bonam
Pada UGA, NGU, dam ulkus durum tidak mengancam jiwa sehingga
tidak menimbulkan kematian.
Prognosis
• Quo ad fuctionam : ad bonam
Pada UGA, NGU, dan ulkus durum yang diobati dengan cepat dan
tepat akan mengembalikan fungsi organ kembali dengan normal.
• Quo ad sanationam : dubia
Pada UGA, NGU dapat terjadi kembali akibat pasien memiliki
kebiasaan melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti
pasangan oleh karena pasien jauh dari istri akibat bekerja sebagai
pelaut yang merupakan faktor predisposisi eksogen.
DAFTAR PUSTAKA
• Holmes K. K, Sparling PF, Stamm W.E. Transmitted Diseases. ed 4.
New York, Chicago, Mc Grawhill, 2016.
• Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual 2016.
• Daili S. F, Makes W.I.B, Zubier. F dkk. Infeksi Menular Seksual.
ed. 4. FK UI Jakarta, 2014.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai