Anda di halaman 1dari 44

Laporan Kasus

Prolonged Diare

Karisa Arteha Liusukada


712016032

Pembimbing:
Dr. Hadi Asyik, Sp. A
Pendahuluan
• Diare merupakan penyakit yang umum terjadi
pada hampir semua kelompok .
• Diare adalah penyakit yang ditandai dengan
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari
biasanya (>3 kali/hari) disertai perubahan
konsistensi tinja (menjadi cair) dengan /tanpa
darah dan/atau lendir.
• Penyebab diare pada anak sangat bervariasi,
namun pada sebagian besar kasus
penyebabnya adalah infeksi akut intestinum
yang disebabkan oleh virus, bakteri atau
parasit, akan tetapi berbagai penyakit lain juga
dapat menyebabkan diare akut, termasuk
sindroma malabsorbsi.
Laporan Kasus dan Pembahasan
• IDENTIFIKASI
Nama : An. H
Umur : 5 Bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jln. Merante, Sungai Buaya RT 036 RW
008 Kemas Rindo, Kertapati, Palembang.
Agama : Islam
Pekerjaan Ayah : Buruh harian lepas
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Masuk RS : 11-02-2018
No RM : 55.07.08
Keluhan Utama
BAB cair

Keluhan Tambahan
Demam, dan lemas
Riwayat Perjalanan Penyakit
• Sejak ± 1 minggu SMRS anak mengalami BAB
cair, BAB cair sebanyak >6x/hari, BAB awalnya
tampak seperti bubur dengan warna kuning
kemudian semakin lama konsistensi BAB
menjadi lebih cair dengan sedikit ampas, tidak
berbau amis, tidak disertai darah dan tidak
disertai lendir, muntah sebanyak 1x. Ibu
mengatakan setiap akan BAB anak tampak
mengejan.
• Anak tampak semakin lemas, tetapi masih
mau menyusu. BAB cair disertai dengan
demam, demam terus menerus, tidak disertai
kejang, tidak menggigil, sakit tenggorokan (-),
gangguan BAK (-), batuk (+), pilek (+). Batuk
sejak ± 1 minggu SMRS, tidak berdahak.
Sebelumnya anak telah berobat ke Bidan dan
diberi oralit serta obat penurun panas,
keluhan demam membaik, tetapi keluhan BAB
cair dan batuk tidak berkurang.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Keluhan ini dialami penderita untuk pertama kali.
• Pasien tidak pernah mengalami diare sebelumnya
• Pasien tidak pernah mengalami batuk lama
sebelumnya
• Tidak ada riwayat alergi makanan, obat, dingin
dan debu.
• Tidak ada riwayat bersin-bersin di pagi hari
• Tidak ada riwayat kejang
Riwayat Kehamilan dan kelahiran
• Hamil cukup bulan, riwayat demam tinggi
selama kehamilan dan menjelang persalinan (-
), kejang selama kehamilan (-), KPSW (-),
ketuban hijau (-), berbau (-), kental (-).

• Riwayat persalinan: ditolong bidan, lahir


spontan, langsung menangis. BBL 3100 gram,
PB 48 cm, LK 33 cm.
Riwayat Nutrisi
• ASI :-
• Susu formula : sejak usia 1 minggu, frekuensi
12x/hari
• Bubur susu :-
• Nasi tim :-
• Nasi biasa :-

Riwayat Imunisasi
• BCG : 1 kali
• DPT : 2 kali
• Polio : 2 kali
• Hepatitis B : 3 kali
• Campak :-

Kesan: Imunisasi kurang lengkap


Riwayat Perkembangan
Menegakkan Kepala : 3 bulan
Tengkurap : 5 bulan
Duduk :-
Merangkak :-
Berdiri :-
Berjalan :-
Bicara :-
Kesan : Perkembangan dalam batas normal

Riwayat Sosial Ekonomi Keluarga


• Ayah penderita bekerja sebagai buruh dan ibu penderita sebagai ibu
rumah tangga. Penderita tinggal di kawasan padat penduduk.
Rumah os beratap genteng, dinding kayu, dan lantai kayu. Kesan:
Status sosial ekonomi tergolong menengah ke bawah.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Sensorium : E4M6V5
• HR : 141 ×/menit
• RR : 56 ×/menit
• Suhu : 36,9° C
• Berat Badan : 6,5 kg
• Tinggi badan : 63 cm

Status Gizi
• BB/U : -2 sd 0 SD  Normal
• PB/U : -2 sd 0 SD  Normal
• BB/TB : 98%  Normal
• BBI : 6.6 kg
Kulit : kuning langsat, kulit pucat (-), sianosis (-).
Kepala : UUB cekung, mata cekung (+/+), konjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-).
Telinga : Deformitas (-), sekret (-).
Hidung : Deformitas (-), NCH (-), sekret (+).
Oral : Bibir kering dan pecah-pecah (-), salivasi normal.
Tenggorokan: Faring hiperemis (-), T1/T1.
Leher : Kelenjar getah bening tidak membesar.
Dada
• Paru
– Inspeksi : Simetris, retraksi (-)
– Palpasi : Tidak dilakukan
– Perkusi : Tidak dilakukan
– Auskultasi : Vesikuler (+/+) normal, rhonki (-),
wheezing (-)
Abdomen
• Inspeksi : Datar, venektasi (-)
• Palpasi : Lemas, Nyeri tekan (-), hepar dan
lien tidak teraba, undulasi (-),
turgor melambat.
• Perkusi : Timpani, Shifting dullness (-)
• Auskultasi : Bising usus (+) meningkat

• Ekstremitas : Gerakan bebas, edema (-/-), jaringan


parut (-/-), pigmentasi normal, telapak tangan pucat (-
)/(-), jari tabuh (-/-), sianosis (-/-) CRT <2".
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi

HEMATOLOGI

Hemoglobin 10,7 g/dl L : 14-16 g/dl menurun

Leukosit 14.100 / ul 5.000 – 10.000 /ul Leukositosis

Trombosit 781.000 / ul 150.000 – 400.000 /ul Trombositosis

Hematokrit 30% P : 40-48 % Menurun

Diffcount

Basofil 0% 0–1%

Eosinofil 2% 1–3%

Batang 3% 2–6% normal

Segmen 65 % 50 – 70 %

Limfosit 25 % 20 – 40 %

Monosit 5% 2–8%
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi

FESES

Warna Kuning Normal

Konsistensi Lembek Normal

Eritrosit 0-1 <1/lpb Normal

Leukosit 0-1 <1/lpb Normal

Telur cacing - Negatif Normal

Amuba - Negatif Normal

Jamur - Negatif Normal

Lain-lain - Negatif Normal


Diagnosis Banding
• Prolonged diare dehidrasi ringan sedang ec
bakteri +ISPA
• Prolonged diare dehidrasi ringan sedang ec
virus +ISPA
• Prolonged diare dehidrasi ringan sedang ec
malabsorbsi +ISPA
Diagnosis Kerja
• Prolonged diare dehidrasi ringan sedang ec
bakteri +ISPA
Tatalaksana
• Observasi KU dan TTV
• Observasi dehidrasi
• IVFD RL 122 cc/jam (gtt 31x/mnt, makro) selama 4
jam, diteruskan gtt 6x/mnt
• Zink tab 1x ½ tab
• Injeksi Ampicilin 3 x 225 mg (iv)
• Injeksi gentamicin 2 x 4 mg (iv)
• Paracetamol Sirup 3 x 1/2 cth (bila T > 38oC)
• Oralit 50-100 cc tiap BAB cair
• ASI
• Edukasi
Prognosis
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
• Batasan diare menurut WHO adalah keluarnya
tinja yang lunak/cair dengan frekuensi 3x/hari
atau lebih dengan atau tanpa darah atau
lendir dalam tinja. Batasan lainnya adalah ibu
merasakan adanya perubahan konsistensi dan
frekuensi BAB.
Diare akut

Diare

Diare kronis
Epidemiologi
• setiap anak mengalami
diare sebanyak 1-2
episode per tahun.

• prevalensi tertinggi
terjadi pada usia 6-11
bulan(19,4%), 12-23
bulan (14,8) dan 24-35
bulan (12,0).
Etiologi

Infeksi

Malabsorbsi
Patogenesis

Absorbsi Sekresi
Manifestasi Klinis
• anak cengeng, gelisah, suhu tubuh naik, nafsu
makan berkurang
• gejala dehidrasi : BB turun, turgor kulit
berkurang, mata dan ubun-ubun cekung
(bayi), selaput lender bibir dan mulut, serta
kulit kering.
Penilaian A B C

Lihat: Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu, lunglai atau tidak sadar
* Keadaan umum Normal Cekung Sangat cekung dan kering
*mata Ada Tidak ada Kering
*air mata Basah Kering Sangat kering
*mulut dan lidah Minum biasa (tidak haus) Haus, ingin minum Malas minum atau tidak bisa
*rasa haus banyak minum

Periksa : turgor kulit Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat lambat

Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan-sedang Dehidrasi berat

Terapi Rencana Terapi A Rencana Terapi B Rencana Terapi C


Pemeriksaan Penunjang
• Darah: darah lengkap, serum elektrolit, analisa
gas darah, glukosa darah, kultur dan tes
kepekaan terhadap antibiotika.10
• Urin: urin lengkap, kultur, dan tes kepekaan
terhadap antibiotika
• Tinja
Tatalaksana
Pembahasan
Sejak ± 1 minggu SMRS anak mengalami BAB cair,
BAB cair sebanyak >6x/hari, BAB awalnya tampak
seperti bubur dengan warna kuning kemudian
semakin lama konsistensi BAB menjadi lebih cair
dengan sedikit ampas, tidak berbau amis, tidak
disertai darah dan tidak disertai lendir, muntah
sebanyak 1x.

Hal ini sesuai dengan teori yaitu diare menurut WHO adalah
keluarnya tinja yang lunak/cair dengan frekuensi 3x/hari atau lebih
dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja. Ibu mengatakan
setiap akan BAB anak tampak mengejan. Batasan lainnya adalah ibu
merasakan adanya perubahan konsistensi dan frekuensi BAB.
Kemungkinan anak mengalami diare non inflamasi, diare
disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare cair
dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah. Keluhan
abdomen biasanya minimal atau tidak ada sama sekali, namun
gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul, terutama pada kasus yang
tidak mendapat cairan pengganti. Pada pemeriksaan tinja secara
rutin tidak ditemukan leukosit.
Diare pada kasus berlangsung lebih dari 7 hari,
berdasarkan teori diare akut biasanya berlangsung
dalam 3-5 hari, karena itu diare akut yang
memanjang lebih dari 7 hari disebut prolonged
diare.
• Penyebab terjadinya prolonged diare sangat kompleks dan merupakan
gabungan banyak faktor yang saling berkaitan dan mempengaruhi. Faktor
kuman, terinfeksi oleh kuman yang sering menyebabkan diare persisten,
yakni Shigella, EPEC, Samonella, Giardia, Entamoeba histolylotica,
Cryptosporiium dan lain-lain. Infeksi rotavirus jarang menyebabkan diare
persisten. Faktor pejamu (host) diantaranya adalah tidak mendapat ASI,
tidak mendapat ASI eksklusif, anemia, umur kurang dari 1 tahun, BBLR,
gizi buruk, penggunaan antibiotika yang tidak tepat, penanganan diare
yang tidak benar, penggunaan obat-obat simptomatik, defisiensi zat
imunologis, defisiensi enzim pencernaan. Faktor lainnya adalah sanitasi
yang jelek, sumber air minum yang kotor, pendidikan pengasuh yang
rendah.

Pada kasus ini anak memiliki faktor risiko dari host


yaitu tidak menerima ASI eksklusif dan dari faktor
lingkungan berupa sanitasi yang buruk karena
anak tinggal di lingkungan yang pada penduduk.
pada anak diare mula-mula anak
Anak tampak semakin
cengeng, gelisah, suhu tubuh naik, nafsu
lemas, tetapi masih mau
makan berkurang kemudian timbul
menyusu. BAB cair disertai
diare.
dengan demam, demam
terus menerus, tidak
disertai kejang, tidak
menggigil, sakit
tenggorokan (-), gangguan
BAK (-), batuk (+), pilek
Demam pada anak dengan diare
(+). Batuk sejak ± 1
mungkin disebabkan infeksi lain seperti
minggu SMRS, tidak
infeksi saluran kemih, pneumonia, otitis
berdahak.
media, dan sepsis.
Dari pemeriksaan fisik umum didapatkan keadaan umum anak tampak
sakit sedang, Nadi 141x/mnt, RR 56x/mnt, suhu 36,9o C. Berat badan 6,5
kg. Status gizi normal. Dari pemeriksaan fisik khusus didapatkan, UUB
cekung (+), mata cekung (+/+), bibir kering (-), turgor kembali cepat, BU (+)
meningkat, akral hangat, CRT <3 detik. Berdasarkan pemeriksaan fisik
didapati anak memenuhi kriteria diare disertai dengan dehidrasi ringan
sedang menurut WHO dan program P2 diare yaitu keadaan umum gelisah
dan rewel, mata cekung, mulut dan lidah kering, rasa haus dan ingin
minum banyak, turgor kembali lambat.

Tatalaksana diare pada anak


dengan dehidrasi ringan sedang
dapat diberikan rencana terapi
B menurut WHO
Terapi cairan

4 jam pertama
75mL x BB : 4
75 mL x 6,5 : 4 Evaluasi Rencana terapi A
122mL/jam
31 gtt/mnt
Zink
• anak berusia 5 bulan
diberikan tablet zink
1x1/2 tablet sesuai
dengan teori yaitu anak
<6 bulan diberi zink 10
mg, 1 tablet zink
mengandung 20 mg
zink.
Oralit
• anak diberikan
oralit 50-100 cc tiap
BAB cair.
Edukasi
• bagaimana pemberian cairan pada anak dan
kapan anak harus kembali ke fasilitas
kesehatan.
• Dengan penggantian cairan yang adekuat,
perawatan yang mendukung, dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan, prognosis
diare hasilnya sangat baik dengan morbiditas
dan mortalitas yang minimal. Pada kasus ini
terdapat perbaikan keadaan umum dan tanda
dehidrasi, maka prognosis pada kasus adalah
dubia et bonam.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai