ANALISIS KASUS
Gonore dalam arti luas mecakup dari semua penyakit yang disebabkan oleh
Neisseria gonorrhoeae. Merupakan penyakit yang mempunyai insidens tinggi
diantara IMS.1 Gonore adalah penyakit terbanyak nomor dua yang dilaporkan di
Amerika Serikat, yaitu sebanyak 310.000 kasus pada tahun 2010, kasusnya
semakin banyak pada negara berkembang2 Pada kasus ini Tn. S, laki-laki, berusia
17 tahun, sudah menikah, riwayat berganti-ganti pasangan yang berarti Tn. S
merupakan seksual aktif. Gonore terbanyak pada usia muda dan seksual aktif.
Gonore yang simptomatik banyak dialami oleh laki-laki, juga pada ras kulit
hitam.4
Keluhan subyektif pada uretritis Gonore berupa rasa gatal, panas di bagian
distal uretra di sekitar orifisium uretra eksternum, kemudian disusul disuria.
polakisuria, keluar duh tubuh dari ujung uretra yang kadang-kadang disertai
darah, dan disertai perasaan nyeri pada waktu ereksi.1 Berdasarkan anamnesis
didapatkan hasil sejak kurang lebih 2 minggu yang lalu pasien mengeluh keluar
nanah dari lubang kencing, nanah sering keluar bersamaan dengan BAK, tetapi
kadang nanah keluar tanpa disertai BAK. Nanah yang keluar kental, berwarna
putih kekuningan dan tidak berbau. Nanah tidak disertai dengan darah. BAK tidak
lancar, keluar sedikit-sedikit tetapi sering. Pasien juga mengatakan ia mengalami
nyeri ketika hendak BAK dan di akhir BAK, disertai timbulnya benjolan di
sebelah kanan lipatan paha dan sakit bila ditekan. Terkadang ia juga merasakan
gatal pada selangkangannya. Keluhan semakin lama semakin buruk, keluar nanah
semakin sering dialami, terasa panas pada penis, sakit ketika hendak dan sesudah
BAK dan sakit pada selangkangan.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan pada orifisium uretra externum (OUE)
tampak hiperemis, discharge mukopurulen, kental dan tidak berbau. Pada Gonore
pada pemeriksaan tampak orifisium uretra eksternum eritematosa, edematosa dan
ektropion. Tampak pula duh tubuh yang mukopurulen, dan beberapa kasus dapat
terjadi pembesaran kelenjar getah bening inguinal unilateral atau bilateral.1 Pasien
20
21
mengatakan kalau sebelumnya terdapat benjolan di lipat paha kanan yang sakit
bila digerakkan.
Tabel 4.1 Perbandingan Gonore dangan Kasus
Gonore Kasus
Epidemiologi - >Laki-laki - Jenis Kelamin : laki-laki.
- Negara Berkembang - Tinggal di negara
berkembang.
- Usia muda - Usia 17 tahun.
- Seksual aktif - Sudah menikah, riwayat
berganti pasangan.
Anamnesis rasa gatal, panas di bagian - Terasa gatal
distal uretra di sekitar - Nyeri saat hendak dan
orifisium uretra sesudah BAK.
eksternum, kemudian - BAK sering tapi sedikit-
disusul disuria. sedikit.
polakisuria, keluar duh - Keluar nanah dari lubang
tubuh dari ujung uretra. kencing.
Pemeriksaan fisik tampak orifisium uretra Pada orifisium uretra
eksternum eritematosa, externum (OUE) tampak
edematosa dan ektropion. hiperemis, discharge
Tampak pula duh tubuh mukopurulen, kental dan
yang mukopurulen tidak berbau.
keadaan sosial ekonomi yang lebih tinggi, usia lebih tua dan aktivitas seksual
yang tinggi. Lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita. Pada pria gejala
baru timbul biasanya 1-3 minggu kontak seksual dan umumnya tidak seberat
gonore. Pada kasus ini Tn. S, laki-laki, berusia 17 tahun, sudah menikah, riwayat
berganti-ganti pasangan yang berarti Tn. S merupakan seksual aktif.
Gejalanya berupa disuria ringan, perasaan tidak enak di uretra, sering
kencing dan keluarnya duh tubuh seropurulen. Dibandingkan dengan gonore
perjalanan penyakit lebih lama karena masa inkubasi yang lebih lama dan ada
kecenderungan kambuh kembali.1 Sejak kurang lebih 2 minggu yang lalu pasien
mengeluh keluar nanah dari lubang kencing, nanah sering keluar bersamaan
dengan BAK, tetapi kadang nanah keluar tanpa disertai BAK. Nanah yang keluar
kental, berwarna putih kekuningan dan tidak berbau. Nanah tidak disertai dengan
darah. BAK tidak lancar, keluar sedikit-sedikit tetapi sering. Pasien juga
mengatakan ia mengalami nyeri ketika hendak BAK dan di akhir BAK. Pada
kasus ini nanah yang keluar kental dan tidak berbau atau mukopurulen.
Tabel 4.2 Perbandingan IGNS dengan kasus
IGNS Kasus
Epidemiologi - >Laki-laki - Jenis Kelamin : laki-laki.
- Usia lebih tua - Usia 17 tahun.
- Keadaan sosial lebih - Belum bekerja.
tinggi.
dilakukan oleh laki-laki dengan laki-laki. Pada kasus ini seorang laki-laki, usia 17
tahun memiliki pasangan seks lebih dari satu yaitu dengan perempuan PSK.
Jarak waktu dari terjadi kontak sampai menimbulkan keluhan berkisar
antara 4 minggu sampai 50 hari. Terdapat studi besar yang mendemonstrasikan
keterkaitan infeksi M. genitalium dengan Proctitis.9 Pada laki-laki 70% kasus
infeksi ini simptomatik, berupa uretritis (akut, persisten maupun rekuren), dysuria,
urethral discharge, Proctitis dan balanopostitis (pada salah satu studi). Sedangkan
pasien mengalami sakit saat hendak dan setelah BAK, keluar nanah dari lubang
kencing, berwarna putih kekuningan, kental dan tidak berbau dan tidak
mengalami sakit pada daerah sekitar anus. Pada kasus keluar nanah dari lubang
kencing, nanah mukopurulen, nyeri saat BAK, terasa gatal, tidak mengalami sakit
pada daerah sekitar anus. Pasien mengatakan 4-7 hari sebelumnya ia melakukan
kontak seksual dengan perempuan PSK.
Tatalaksana
Pada kasus ini belum diketahui hasil dari pemeriksaan penunjang,
sehingga tatalaksana didasarkan pada gejala klinis. Berdasarkan pedoman
nasional penanganan infeksi menular seksual (2015), Pasien yang datang dengan
keluhan duh tubuh uretra atau disuria maka nilai adakah faktor risiko pada pasien
tersebut, yaitu bila dalam satu bulan terakhir mengalami satu atau lebih faktor
risiko di bawah ini 1) Pasangan seksual lebih dari 1, 2) Berhubungan seks dengan
penjaja seks, 3) Episode IMS 1/lebih, 4) Perilaku pasangan seks berisiko tinggi.
Pada kasus ini pasien memiliki faktor risiko yaitu memiliki lebih dari satu
pasangan seks dan berhubungan seks dengan penjaja seks. Kemudian dilakukan
pemeriksaan fisik dan tampak duh uretra, sehingga pasien ditatalaksana sebagai
uretritis gonokokus dan non gonokokus.
25
Bagan 4.1 duh tubuh uretra laki -laki dengan pendekatan sindrom2
Farmakologi
Cefixime 1x400 mg, per oral. Berdasarkan pedoman nasional penanganan
infeksi menular seksual (2015), obat yang diberikan pada uretritis gonokokus
26
adalah sefiksim 400 mg, dosis tunggal dan diberikan per oral. Pilihan obat lainnya
adalah kanamisin 2 g, melalui injeksi IM dosis tunggal atau seftriakson 250 mg
dosis tunggal melalui injeksi IM.2
400 mg oral memiliki konsentrasi obat bebas di atas MIC selama 22-50 jam.
Maka mereka merekomendasikan ceftriaxone 250 mg secara IM dan cefixime 400
mg oral sebagai terapi pilihan menggantikan ciprofloxacin.6 Alasan lain dipilih
cefixime 400 mg oral sebagai terapi karena pada tahun 2012 di Indonesia
dilakukan studi oleh Departemen kesehatan di 3 Kota di Indonesia, salah satunya
di Palembang, dilakukan tes resistensi N. gonorhoeae terhadap wanita penjaja
seks dan diperoleh hasil resistensi 0 % resisten terhadap antibiotik sefiksim.2