TINJAUAN PUSTAKA
21
22
di dalam darah arterinya hanya membentuk sekitar 2% atau 1,4 kg koneksi neuron
dari berat tubuh total.3
Otak harus menerima lebih kurang satu liter darah per menit, yaitu sekitar
15% dari darah total yang dipompa oleh jantung saat istirahat agar berfungsi
normal. Otak mendapat darah dari arteri. Yang pertama adalah arteri karotis
interna yang terdiri dari arteri karotis (kanan dan kiri), yang menyalurkan darah ke
bagian depan otak disebut sebagai sirkulasi arteri serebrum anterior. Yang kedua
adalah vertebrobasiler, yang memasok darah ke bagian belakang otak disebut
sebagai sirkulasi arteri serebrum posterior. Selanjutnya sirkulasi arteri serebrum
anterior bertemu dengan sirkulasi arteri serebrum posterior membentuk suatu
sirkulus willisi.3
2) Lobus temporalis
Lobus temporalis temporalis mencakup bagian korteks serebrum yang
berjalan ke bawah dari fisura laterali dan sebelah posterior dari fisura
parieto-oksipitalis. Lobus ini berfungsi untuk mengatur daya ingat
verbal, visual, pendengaran dan berperan dlm pembentukan dan
perkembangan emosi.4
3) Lobus parietalis
Lobus Parietalis merupakan daerah pusat kesadaran sensorik di gyrus
postsentralis (area sensorik primer) untuk rasa raba dan pendengaran.4
4) Lobus oksipitalis
Lobus oksipitalis berfungsi untuk pusat penglihatan dan area asosiasi
penglihatan: menginterpretasi dan memproses rangsang penglihatan
dari nervus optikus dan mengasosiasikan rangsang ini dengan informasi
saraf lain & memori.4
5) Lobus Limbik
Lobus limbik berfungsi untuk mengatur emosi manusia, memori emosi
dan bersama hipothalamus menimbulkan perubahan melalui
pengendalian atas susunan endokrin dan susunan otonom.4
b. Cerebellum
Cerebellum adalah struktur kompleks yang mengandung lebih banyak
neuron dibandingkan otak secara keseluruhan.4
c. Brainstem
Brainstem adalah batang otak, berfungsi untuk mengatur seluruh proses
kehidupan yang mendasar. Berhubungan dengan diensefalon diatasnya dan
medulla spinalis dibawahnya.4
25
2.2 Stroke
2.2.1.Definisi Stroke
Stroke adalah penyakit gangguan fungsional otak, berupa kelumpuhan saraf,
yang diakibatkan oleh gangguan aliran darah satu bagian otak. Ganguan saraf
maupun kelumpuhan yang terjadi tergantung pada bagian otak mana yang terkena.
Penyakit ini dapat sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, atau kematian.5
Sedangkan WHO mendifinisikan stroke sebagai gangguan fungsional otak
yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala baik fokal maupun global
yang berlangsung lebih dari 24 jam serta dapat menimbulkan kematian yang
disebabkan oleh ganguan peredaran darah otak.6
Secara umum, stroke digunakan sebagai sinonim Cerebro Vascular Disease
(CVD) dan kurikulum Inti Pendidikan Dokter di Indonesia (KIPDI)
mengistilahkan stroke sebagai penyakit akibat gangguan peredaran darah otak.
Stroke atau gangguan aliran darah di otak disebut juga sebagai serangan otak
(brain attack), merupakan penyebab cacat (disabilitas, invaliditas).6
26
b. Stroke perdarahan
Terjadi perdarahan intrakranial akibat pecahnya pembuluh darah.
1) Intraserebral
2) Subaraknoid.8
Tekanan perfusi
CBF =
Resistensi intrakranial
Nilai normal dari Cerebral Blood Flow adalah 50-60 ml/100 gram jaringan
otak/menit. Jika nilai CBF < 30 ml/100mg/menit iskemia, sedangkan jika nilai
dari CBF <10 ml/100mg/ menit akan kekurangan oksigen proses fosforilasi
oksidatif terhambat produksi ATP akan menurun pompa Na K ase tidak
akan berfungsi depolarisasi membrane sel saraf pembukaan kanal ion Ca
kenaikan influx Ca secara cepat gangguan homeostasis ca merupakan
signaling yang mengaktivasi berbagai enzim memicu proses biokimia yang
beesifat eksitotoksik kematian sel saraf (nekrosis maupun apoptosis gejala
timbul tergantung saraf mana yang mengalami kerusakan.
29
b. Berdasarkan Kausal
• Stroke Trombotik
Stroke trombotik terjadi karena adanya penggumpalan pada
pembuluh darah di otak. Trombotik dapat terjadi pada pembuluh darah
yang besar dan pembuluh darah yang kecil. Pada pembuluh darah besar
trombotik terjadi akibat aterosklerosis yang diikuti oleh terbentuknya
gumpalan darah yang cepat. Selain itu, trombotik juga diakibatkan oleh
tingginya kadar kolesterol jahat atau Low Density Lipoprotein (LDL).
Sedangkan pada pembuluh darah kecil, trombotik terjadi karena aliran
darah ke pembuluh darah arteri kecil terhalang. Ini terkawit dengan
hipertensi dan merupakan indikator penyakit aterosklerosis.10
Thrombosis serebral (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak
atau leher) dapat disebabkan oleh arteriosklerosis serebral dan
perlambatan sirkulasi serebral, adanya sumbatan atau oklusi akan
menghambat aliran darah ke bagian distal, sehingga terjadi hipoperfusi,
hipoksia, terganggunya nutrisi selular dan akhirnya akan infark,
sedangkan tanda terjadinya thrombosis serebral antara lain sakit kepala,
pusing, perubahan kognitif atau dapat pula kejang, namun ada beberapa
gejala awal yang mendahului seperti kehilangan bicara, hemiplegia,
31
• Stroke Emboli
Stroke emboli terjadi karena adanya gumpalan dari jantung atau lapisan
lemak yang lepas. Sehingga, terjadi penyumbatan pembuluh darah yang
mengakibatkan darah tidak bisa mengaliri oksigen dan nutrisi ke otak.
20-30% penyebab stroke adalah emboli, emboli dapat berasal dari
jantung, arteri besar dan pembuluh darah vena. Satu dari 6 stroke iskemik
(15%) disebabkan oleh kardioemboli. Frekuensi terjadinya tipe emboli
yang berbeda variasi tergantung dari umur penderita, emboli yang berasal
dari katup jantung rematik terdapat pada usia muda, emboli yang berasal
dari atherosclerosis lebih banyak ditemukan pada usia tua.10
a. Stroke hemoragik
Stroke hemoragik, yang merupakan sekitar 15% sampai 20% dari
semua stroke, dapat terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum mengalami
ruptur sehingga terjadi perdarahan ke dalam ruang subarakhnoid atau
langsung ke dalam jaringan otak. Sebagian dari lesi vaskular yang dapat
menyebabkan perdarahan subarakhnoid (PSA) adalah aneurisma sakular
dan malformasi arteriovena (MAV). Mekanisme lain pada stroke
hemoragik adalah pemakaian kokain atau amfetamin, karena zat-zat ini
dapat menyebabkan hipertensi berat dan perdarahan intraserebrum atau
subarakhnoid.10
b. Stroke iskemik
Sekitar 80-85 % stroke adalah stroke iskemik, yang terjadi akibat
obstruksi atau bekuan di satu atau lebih arteri besar pada sirkulasi
serebrum. Obstruksi ini dapat disebabkan oleh bekuan yang terbentuk di
dalam pembuluh otak atau pembuluh organ distal. Pada trombus vaskular
distal, bekuan dapat lepas yang mungkin terbentuk di suatu organ seperti
jantung dan kemudian terbawa ke otak sebagai suatu embolus. Terdapat
beragam penyebab stroke trombotik dan embolus, seperti arteroskeloris,
keadaan hiperkoagulasi, dan penyakit jantung struktural.10
Sumbatan aliran karotis interna sering merupakan penyebab pada orang
yang berusia lanjut. Pangkal arteri karotis interna merupakan tempat
tersering terbentuknya aterosklerosis. Darah terdorong melalui sistem
vaskular, tetapi pada pembuluh darah yang menyempit, aliran darah
bergerak lebih cepat pada lumen yang mengecil. Apabila lumen mengecil
sampai titik kritis akan menyebabkan penurunan tajam aliran darah. Secara
klinis, titik kritis sumbatan pada manusia adalah 80-85 % dari luas lumen
pembuluh darah. Sebagian besar stroke iskemik tidak menimbulkan nyeri,
karena jaringan otak tidak peka terhadap rasa nyeri.10
Penyumbatan pembuluh darah merupakan 80% kasus dari kasus stroke.
Penyumbatan sistem arteri umumnya disebabkan oleh terbentuknya
trombus pada ateromatous plaque pada bifurkasi dari arteri karotis. Erat
33
simptom pada pasien hanya transien dan ini disebut transient ischemic
attack (TIA). Tanda dan gejala TIA biasanya berlangsung dalam 5-15
menit tetapi secara defenisi harus kurang dari 24 jam.11
Kematian sel pada otak terjadi melalui dua jalur yaitu: (1) jalur nekrosis
di mana pemecahan sitoskletal seluler berlangsung cepat yang berakibat
pada kegagalan energi sel, dan (2) jalur apoptosis di mana sel terprogram
untuk mati. Iskemik menyebabkan nekrosis karena sel-sel neuron
mengalami kekurangan glukosa yang berakibat pada kegagalan
mitokondria dalam menghasilkan ATP. Tanpa ATP, pompa ion pada
membran akan berhenti berfungsi dan neuron mengalami depolarisasi dan
disertai dengan peningkatan kalsium intraselular. Depolarisasi selular juga
menyebabkan pelepasan glutamat dari terminal sinapsis. Di samping itu,
penurunan ATP akan menyebabkan penumpukan asam laktat dan
menyebabkan terjadinya asidosis selular. Radikal bebas juga dihasilkan
oleh degradasi membran lipid dan mitokondria yang mengalami disfungsi.
Radikal bebas ini menyebabkan kerusakan pada membran dan fungsi vital
lain sel. Di samping itu, demam akan memperparah iskemik begitu juga
dengan hiperglikemia, oleh karena itu demam dan hiperglikemia harus
diatasi dan jika bisa dicegah. Penurunan suhu setidaknya 2 – 3ºC dapat
menurunkan kebutuhan metabolik neuron dan meningkatkan toleransi
terhadap hipoksia sebesar 25-30 %.16
4) Ras.17
2.3.6 Diagnosis
Gejala stroke dapat dibedakan atas gejala/ tanda akibat lesi dan gejala/tanda
yang diakibatkan oleh komplikasinya. Gejala akibat lesi bisa sangat jelas dan
mudah untuk didiagnosis akan tetapi dapat sedemikian tidak jelas sehingga
diperlukan kecermatan tinggi untuk mengenalinya. Pasien dapat datang dalam
keadaan sadar dengan keluhan lemah separuh badan pada saat bangun tidur atau
sedang bekerja akan tetapi tidak jarang pasien datang dalam keadaan koma
sehingga memerlukan penyingkiran diagnosis banding sebelum mengarah ke
stroke.12
Secara umum gejala tergantung pada besar dan letak lesi di otak yang
menyebabkan gejala dan tanda organ yang dipersarafi oleh bagian tersebut. Jenis
patologi (iskemik atau perdarahan) secara umum tidak menyebabkan perbedaan
dari tampilan gejala, kecuali bahwa pada jenis perdarahan sering kali ditandai
dengan nyeri kepala hebat terutama terjadi saat bekerja.12
Perbedaan manifestasi klinisa antara stroke hemoragik dan iskemik:
Tabel 2.1 Perbedaan Manifestasi Klinis SNH dan SH
Hemoragik Iskemik
Intraserebral subaraknoid Trombosis emboli
Sering pada Penyebab Sering Gejala
usia dekade 5-8 terbanyak pecahnya didahului dengan mendadak
Tidak ada aneurisma TIA Sering
gejala prodormal yang Sering terjadi Sering terjadi pada
jelas. Kadang hanya pada dekade 3-5 dan 7 terjadi pada waktu bergiat
berupa nyeri kepala Gejala prodormal waktu istirahat Umumn
hebat, mual, muntah. yaitu nyeri kepala hebat dan bangun pagi ya kesadaran
Sering terjadi Kesadaran sering Biasanya bagus
waktu siang, waktu terganggu kesadaran bagus Sering
bergiat, waktu emosi Rangsang Sering terjadi pada
Sering disertai meningeal positif terjadi pada dekade 2-3 dan
penurunan kesadaran dekade 6-8 7.
Harus
ada sumber
emboli
Hasil CT Scan: Hasil ct scan: hiperdens Hasil ct scan Hasil ct scan
hiperdens hipodens hipodens
40
Selain dari sisi gejala klinik dalam mendiagnosis kasus stroke juga bisa
menggunakan skor siriraj dan algoritma gajah mada.
1. Penurunan kesadaran
2. Sakit kepala
Penderita Stroke Akut
3. Refleks patologi
Penurunan kesadaran (-), sakit kepala (-), refleks patologi (+) Stroke Infark
Pemeriksaan penunjang
Banyak kemajuan telah dicapai dalam tes diagnostik untuk menyokong
diagnosis klinis dari stroke akut, tetapi tes ini tidak bertidak sebegai pengganti
41
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Adanya syarat waktu yang singkat untuk
pemberianterapi trombolitik, memerlukan kemampuan untuk memeriksa klinik
yang cepat dan tepat disertai dengan ketajaman pemeriksaan diagnostik yang
akurat untuk menegakkan diagnosa stroke yang benar. Rekomendasi Pemeriksaan
Penunjang yang Segera harus Dilakukan Semua pasien dengan suspek stroke akut
jarus dilakukan beberapa pemeriksaan seperti dibawah ini saat masuk ke unit
gawat darurat yang meliputi
a. CT-Scan dan MRI
Pemeriksaan paling penting untuk mendiagnosis subtipe dari sroke adalah
Computerised Topography Scan (CT-Scan) dan Magnetic Resonance Imaging
(MRI) pada kepala. Mesin CT-Scan dan MRI masing-masing merekam citra
sinar X atau resonansi magnet. Setiap citra individual memperlihatkan irisan
melintang otak, mengungkapkan daerah abnormal yang ada di dalamnya.
Pada CT-Scan, pasien diberi sinar X dalam dosis sangat rendah yang
digunakan menembus kepala. Sinar X yang digunakan serupa dengan pada
pemeriksaan dada, tetapi dengan panjang ke radiasi yang jauh lebih rendah.
Pemeriksaan memerlukan waktu 15 – 20 menit, tidak nyeri, dan menimbulkan
resiko radiasi minimal keculi pada wanita hamil. CT-Scan sangat handal
mendeteksi perdarahan intrakranium, tetapi kurang peka untuk mendeteksi
stroke iskemik ringan, terutama pada tahap paling awal. CT-Scan dapat
memberi hasil negatif-semu (yaitu, tidak memperlihatkan adanya kerusakan)
hingga separuh dari semua kasus stroke iskemik.18
Mesin MRI menggunakan medan magnetik kuat untuk menghasilkan dan
mengukur interaksi antara gelombang-gelombang magnet dan nukleus di atom
yang bersangkutan (misalnya nukleus Hidrogen) di dalam jaringan
kepala.Pemindaian dengan MRI biasanya berlangsung sekitar 30 menit. Alat
ini tidak dapat digunakan jika terdapat alat pacu jantung atau alat logam
lainnya di dalam tubuh. Selain itu, orang bertubuh besar mungkin tidak dapat
masuk ke dalam mesin MRI, sementara sebagian lagi merasakan ketakutan
dalam ruangan tertutup dan tidak tahan menjalani prosedur meski sudah
mendapat obat penenang.18,19
42
b. Ultrasonografi (USG)
Pemindaian arteri karotis dilakukan dengan menggunakan gelombang suara
untuk menciptakan citra. Pendaian ini digunakan untuk mencari kemungkinan
penyempitan arteri atau pembekuan di arteri utama. Prosedur ini aman, tidak
menimbulkan nyeri, dan relatif cepat (sekitar 20-30 menit) resiko kematian
pada satu dari setiap 200 orang yang diperiksa. 19
c. Pungsi lumbal
Pungsi lumbal kadang dilakukan jika diagnosa stroke belum jelas. Sebagai
contoh, tindakan ini dapat dilakukan untuk menyingkirkan infeksi susunan
saraf pusat serta cara ini juga dilakukan untuk mendiagnosa perdarahan
subaraknoid. Prosedur ini memerlukan waktu sekitar 10-20 menit dan
dilakukan di bawah pembiusan lokal.19
d. EKG
EKG digunakan untuk mencari tanda-tanda kelainan irama jantung atau
penyakit jantung sebagai kemungkinan penyebab stroke. Prosedur EKG
biasanya membutuhkan waktu hanya beberapa menit serta aman dan tidak
menimbulkan nyeri.18
e. Foto toraks
Foto sinar-X toraks adalah proses standar yang digunakan untuk mencari
kelainan dada, termasuk penyakit jantung dan paru. Bagi pasien stroke, cara ini
juga dapat memberikan petunjuk mengenai penyebab setiap perburukan
keadaan pasien. Prosedur ini cepat dan tidak menimbulkan nyeri, tetapi
memerlukan kehati-hatian khusus untuk melindungi pasien dari pajanan radiasi
yang tidak diperlukan.20
f. Pemeriksaan darah dan urine
Pemeriksaan ini dilakukan secara rutin untuk mendeteksi penyebab stroke
dan untuk menyingkirkan penyakit lain yang mirip stroke. Pemeriksaan yang
direkomendasikan: 19,21
Hitung darah lengkap untuk melihat penyebab stroke seperti
trombositosis,trombositopenia, polisitemia, anemia (termasuk sikle cell
disease).
43
Laju endap darah untuk medeteksi terjadinya giant cell arteritis atau
vaskulitislainnya.
Serologi untuk sifilis.
Glukosa darah untuk melihat DM, hipoglikemia, atau hiperglikemia
Lipid serum untuk melihat faktor risiko stroke.
2) Terapi Umum
a) Stabilisasi Jalan Napas dan Pernapasan
• Pemantauan secara terus menerus terhadap status neurologis, nadi,
tekanan darah, suhu tubuh, dan Saturasi oksigen dianjurkan dalam 72
jam, pada pasien dengan defisit neurologis yang nyata.
• Pembetian oksigen dianjurkan pada keadaan dengan saturasi
oksigen• < 95%
• Perbaiki jalan nafas termasuk pemasangan pipa orofaring pada
pasien yang tidak sadar.• Berikan bantuan ventilasi pada pasien yang
mengalami penurunan kesadaran atau disfungsi bulbar dengan
gangguan jalan napas
• Terapi oksigen diberikan pada pasien hipoksia
• Pasien stroke iskemik akut yang nonhipoksia tidak mernerlukan
terapi oksigen
• Intubasi ETT (Endo Tracheal Tube) atau LMA (Laryngeal Mask
Airway) diperlukan pada pasien dengan hipoksia (p02 50 mmHg),
atau syok, atau pada pasien yang berisiko untuk terjadi aspirasi.
• Pipa endotrakeal diusahakan terpasang tidak lebih dari 2 minggu.
Jika pipa terpasang lebih dari 2 rninggu, maka dianjurkan dilakukan
trakeostomi.22
b) Stabilisasi Hemodinamik
• Berikan cairan kristaloid atau koloid intravena (hindari pernberian
cairan hipotonik seperti glukosa).
• Dianjurkan pemasangan CVC (Central Venous Catheter), dengan
tujuan untuk memantau kecukupan cairan dan sebagai sarana untuk
rnemasukkan cairan dan nutrisi.
• Usahakan CVC 5 -12 mmHg.
• Optimalisasi tekanan darah
• Bila tekanan darah sistolik < 120 mmHg dan cairan suda mencukupi,
maka obat vasopressor dapat diberikan seperti dopamin dengan
target sistolik berkisar 140 mmHg
45