TINJAUAN PUSTAKA
2
3
Banyak ditemukan pada keadaan sosial ekonomi yang lebih tinggi, usia
lebih tua dan aktivitas seksual yang tinggi. Lebih banyak terjadi pada pria
dibandingkan wanita. Pada pria gejala baru timbul biasanya 1-3 minggu
kontak seksual dan umumnya tidak seberat gonore. Gejalanya berupa
disuria ringan, perasaan tidak enak di uretra, sering kencing dan keluarnya
duh tubuh seropurulen. Dibandingkan dengan gonore perjalanan penyakit
lebih lama karena masa inkubasi yang lebih lama dan ada kecenderungan
kambuh kembali. Menegakkan diagnosis uretritis oleh klamidia perlu
dilakukan pemeriksaan khusus untuk menentukan adanya C.
trachomatis.1
Diagnosis secara klinis sukar untuk membedakan infeksi karean gonore
atau non-gonore. Menegakkan diagnosis servisitis atau uretritis karena
klamidia sebagai penyebab, perlu pemeriksaan khusus untuk menemukan
adanya C. trachomatis. Pemeriksaan laboratorium sederhana dan relatif
mudah, serta cepat adalah dengan pemeriksaan pewarnaan Gram, kriteria
yang dipakai adalah1 :
Tidak ditemukan diplococcus Gram-negatif intrasel maupun
ekstrasel PMN.
Tidak ditemukan blastospora, pseudohifa dan trikomonas.’Jumlah
lekosit PMN>5/LPB, pada spesimen duh uretra atau
PMN>30/LPB pada spesimen duh serviks.
Belum ada panduan untuk infeksi faring dan anal.
Pemeriksaan yang digunakan sejak lama adalah pemeriksaan sediaan
sitologi langsung dan biakan dari inokulum yang diambil dari spesimen
urogenital. Pemeriksaan langsung dengan pewarnaan Giemsa memiliki
sensitivitas tinggi pada konjungtivitis (95%), sedangkan untuk infeksi
genital rendah (laki-laki 15%, perempuan 41%). Hingga saat ini
pemeriksaan biakan masih dianggap sebagai baku emas. Dapat pula
dilakukan pemeriksaan dengan deteksi antigen Klamidia, yaitu :
Direct Fluorescent Antibody (DFA) menggunakan antibodi
monoklonal atau poliklonal dengan mikroskop Immunofluoresen
8
2.8 Komplikasi
A. Tysonitis
Kelenjar Tyson adalah kelenjar yang menghasilkan smegma. Infeksi
biasanya terjadi pada pasien dengan preputium yang sangat panjang dan
kebersihan yang kurang baik. Diagnosis dibuat berdasarkan pada ditemukannya
butir pus atau pembengkakan pada daerah frenulum yang nyeri tekan. Bila
duktus tertutup akan timbul abses dan merupakan sumber infeksi laten. 1
B. Parauretritis
Sering pada orang dengan orifisium uretra eksternum terbuka atau
hipospadia. Infeksi pada duktus ditandai dengan butir pus pada kedua muara
parauretra. 1
C. Littritis
13
Tidak ada gejala khusus, hanya pada urin ditemukan benang-benang atau
butir- butir. Bila salah satu saluran tersumbat, dapat terjadi abses folikular.
Didiagnosis dengan uretroskopi. 1
D. Cowperitis
Bila hanya duktus yang terkena biasanya tanpa gejala. Jika infeksi terjadi
pada kelenjar Cowper dapat terjadi abses. Keluhan berupa nyeri dan ada
benjolan pada daerah perineum yang disertai rasa penuh dan panas, nyeri pada
saat defekasi, dan disuria. Jika tidak diobati abses akan pecah melalui kulit
perineum, uretra, atau rektum dan mengakibatkan proktitis. 1
E. Prostatitis
Prostatitis akut ditandai dengan perasaan tidak enak pada daerah perineum
dan suprapubis, malese, demam, nyeri hingga ke hematuri, spasme otot uretra
sehingga terjadi retensi urin, tenesmus ani, sulit buang udara besar, dan
obstipasi. Pada pemeriksaan teraba pembesaran prostat dengan konsistensi
kenyal , nyeri tekan, dan ditemukan fluktuasi bila telah terjadi abses. Jika tidak
diobati, abses akan pecah, masuk ke uretra posterior atau ke arah rektum
mengakibatkan proktitis. 1
Bila prostatitis menjadi kronik, gejalanya ringan dan intermiten, tetapi
kadang-kadang menetap. Terasa tidak enak pada perineum bagian dalam dan
rasa tidak enak jika duduk terlalu lama. Pada pemeriksaan prostat terasa kenyal,
bentuk nodus, dan sedikit nyeri pada penekanan. Pemeriksaan dengan
pengurutan prostat biasanya sulit menemukan kuman diplokok atau gonokok. 1
F. Vesikulitis
Vesikulitis adalah radang akut yang mengenai vesikula seminalis dan
duktus ejakulatoris, dapat timbul menyertai prostatitis akut atau epididimitis
akut. Gejala subjektif meyerupai gejala prostatitis akut, berupa demam,
polakisuria, terminal hematuria, nyeri pada saat ereksi atau ejakulasi, dan
spasme mengandung darah. Pada pemeriksaan melalui rektum dapat diraba
vesikula seminalis yang membengkak dan keras seperti sosis, memanjang di atas
prostat. Ada kalanya sulit menentukan batas kelenjar prostat yang membesar. 1
14
2.9 Prognosis
Prognosis umumnya baik.5