Anda di halaman 1dari 63

MATA TENANG

VISUS TURUN
PERLAHAN
Oleh

Yogi Prasetyo

G1A217051
Date
Here
Your Footer
Your
Here
KELAINAN
REFRAKSI
Kelainan Refraksi
Terjadi apabila berkas cahaya paralel yang masuk ke mata tidak jatuh tepat di
retina.

3
Date
Your
Here Footer
Your
Here 4
02 Presbiopia

Kelainan refraksi dimana pungtum proksimum telah begitu jauh sehingga


pekerjaan dekat yang halus sukar dilakukan akibat berkurangnya daya
akomodasi. Disini sinar yang divergen yang datang dari jarak dekat dibiaskan
dibelakang retina

Proses ini dianggap sebagai keadaan fisiologis

Daya kontraksi otot siliar berkurang

berkurangnya elastisitas lensa sehingga tidak dapat berakomodasi

Date
Your
Here Footer
Your
Here 5
Manifestasi klinis
• Penurunan visus pada jarak dekat
• Nyeri kepala

TERAPI

DENGAN KACAMATA SFERIS POSITIF

 Umur 40 tahun keatas….diberi S +1


 Umur 45 tahun …………. diberi S + 1,5
 Umur 50 tahun……………diberi S + 2
 Umur 55 tahun …………..diberi S + 2,5
 Umur 60 tahun …………. Diberi S + 3
Maksimal + 3 ….. Jarak baca 33 cm
Date
Your
Here Footer
Your
Here 6
MIOPIA

Kelainan refraksi dimana sinar yang sejajar yang


datang dari jarak tak terhingga oleh mata
yang dalam keadaan istirahat dibiaskan di
depan retina

Ketidakseimbangan terjadi:

• Aksis bola mata panjang


• Pembiasan lebih kuat

Date
Your
Here Footer
Your
Here 7
KLASIFIKASI
 MIOPIA AKSIALIS: sumbu mata terlalu panjang dek.
 MIOPIA PEMBIASAN : aksis normal tapi daya biasnya tinggi.
 Kornea : lengkung kornea
 Lensa : subluksasi atau katarak imatur
 Cairan mata : daya bias bertambah ..DM

KLASIFIKASI MENURUT DERAJATNYA

MIOPIA SANGAT RINGAN …..1 D MENURUT PERJALANANNYA:


MIOPIA RINGAN ………………1 - 3 D
MIOPIA SEDANG ……….……3 - 6 D MIOPIA STASIONER
MIOPIA TINGGI ………………6 – 10 D MIOPIA PROGRESIV
MIOPIA SANGAT TINGGI…….> 10 D MIOPIA MALIGNA
HIPERMETROPIA

Kelainan refraksi dimana bayangan jatuh di belakang retina

Ketidakseimbangan terjadi:
Aksis bola mata pendek
Pembiasan lebih lemah

Klasifikasi
 Hipermetropi manifes :
 Absolut : memerlukan kacamata + untuk melihat jauh
 Fakultatif : tidak memerlukan kacamata +
 Hipemetropi laten : tanpa siklopegia dan diimbangi
seluruhnya dengan akomodasi
 Hipermetropi total : ukurannya didapatkan setelah
Date
Your
Here Footer
Your
Here 9
emberian siklo le ia
Astigmat

Keadaan dimana mata menghasilkan bayangan dengan


titik fokus multiple

etiologi

Kelainan kornea : perubahan kelengkungan pada kornea

Kelainan pada lensa : kekeruhan pada lensa

klasifikasi

Astigmatisma regular

Astigmatisma iregular
Your
Date
Here Your
Footer
Here 10
Tatalaksana

Presbiopia Astigmat
01 Lensa spheris positif 04 Lensa silindris

Miopia
02 Lensa Spheris negatif

Hipermetropia
03 Lensa Spheris positif

Your
Date
Here Your
Footer
Here 11
KATARAK
KATARAK

• Pengertian

adalah suatu kekeruhan


lensa yang disebabkan oleh
perubahan kimia dan fisik
cairan lensa .
KATARAK
KATARAK DEVELOPMENTAL
( KATARAK KONGENITAL )
 Timbul saat lensa dibentuk ( selesai 7
bulan foetal )

 Lensabelum pernah mencapai keadaan


normal.

 Kekeruhan sudah terdapat pada waktu


bayi lahir.
 Merupakan katarak kongenital

 Sering ditemukan pada bayi yang


dilahirkan oleh Ibu-Ibu yang menderita :
rubela, diabetes mellitus, toksoplasma,
hipoparatiroidism, galaktosemia
KATARAK
KATARAK JUVENILE KATARAK SENILE
Katarak Juvenile terjadi dapat 1. Pada umumnya mulai usia 50 tahun,
karena : kecuali disertai penyakit lain ( Diabetes
Millitus )
1. Lanjutan katarak congenital
2. Proses degenerasi
2. Penyulit penyakit lain,Penyakit local 3. Pada umumnya bilateral, biasanya
pada satu mata uveitis anterior, stadium kataraknya berbeda antara kedua
glaucoma, ablasi retina, myopia mata
tinggiPenyakit sistemik : Diabetes
mellitus 4. Paling sering dijumpai
3. Trauma tumpul, Timbulnya sangat 5. Kekeruhan dapat dimulai dari bagian
pelan, Penurunan tajam , perifer korteks atau sekitar nucleus,
penglihatan sangat pelan sehingga gejala utama ialah penglihatan
makin lama makin kabur
4. Katarak yang terlihat pada usia 1 (Proses : katarak matur membutuhkan waktu
tahun dan < 30 tahun
berbulan-bulan sampai bertahun-tahun)
KATARAK
GEJALA

1. Kemunduran tajam penglihatan tergantung tebal


tipisnya kekeruhan dan lokalisasi kekeruhan

2. Adanya bercak hitam pada lapangan pandang yang


stationer selalu ikut pergerakan mata keluhan
klasik pada katarak dini

3. Artificieal myop : karena lensa menjadi lebih


cembung menyebabkan melihat jauh kabur dan
mungkin membaca / melihat dekat tanpa kaca mata
baca

4. Diplopia atau polipia

5. Bayangan “Halo” disekitar sumber cahaya


KATARAK
STADIUM

1. Stadium insipien

• Stadium dini

• Kekeruhan lensa sektoral berupa jernih “spokes of wheel (seperti


biji/ roda)

2.Stadium Imatur
• Kekeruhan belum mengenai seluruh lapisan lensa, teru tama dibagian
posterior dan belakang nucleus lensa

• Cairan Lensa merayap menyebabkan pembengkakan dan mendorong


iris ke depan
KATARAK
3. Stadium matur

• Lensa menjadi keruh seluruhnya sehingga warna lensa menjadi


keabu-abuan

• Stadium yang baik untuk operasi katarak

4. Stadium hipermatur

• Korteks lensa menjadi lebih permeable sehingga isi korteks yang


cair keluar

• Lensa mengkerut / kemps dan terjadi “Shrunken katarak”

• Korteks melunak dan mencair, menyebabkan nucleus tak


berubah dan nucleus tenggelam ”Morgagnian katarak
Manifestasi klinis

• Penurunan visus

• Penurunan sensitivitas kontras : pasien sulit melihat benda di luar ruangan pada cahaya terang

• Pergeseran ke arah miopia

• Diplopia monokular, adanya perbedaan indeks refraksi antara satu bagian lensa yang mengalami
kekeruhan

• Sensasi silau
DIAGNOSIS

• Anamnesis riwayat perjalanan penyakit pasien

• Visus dengan dan tanpa koreksi

• Pemeriksaan segmen anterior dengan senter didapatkan kekeruhan lensa. Bayangan iris yang jatuh
pada lensa, menunjukkan shadow test (+) berarti katarak masih imatur, sedangkan shadow test (-)
berarti katarak sudah matur

• Pemeriksaan refleks pupil langsung dan tidak langsung (+)

Tatalaksana

• Pembedahan
KATARAK TINDAKAN POST OP

Pada pasca bedah katarak akan terjadi:

• Penglihatan tidak jelas dan perlu lensa pengganti

• Mata tidak dapat melihat dekat atau berakomodasi

• Sehingga diperlukan bantuan untuk memulihkan


kembali tajam penglihatan pada penderita katarak
senilis, Untuk itu ada 3 pilihan


Esktraksi katarak disusul dengan pemakaian
kacamata afakia

• Ekstraksi katarak dengan pemasangan lensa kontak

• Ekstraksi katarak langsung penanaman lensa intra


okuler
KATARAK

KOMPLIKASI

• Gloukoma

• dislokasi lensa
Glaukoma
Fisiologi Aquos Humor
Your
Date
Here Your
Footer
Here 24
Merupakan Neropati optik kronik
ditandai oleh pencekungan (cupping)
diskus optikus dan pengecilan
lapangan pandang yang biasanya
disertai peningkatan TIO

Your
Date
Here Your
Footer
Here 25
Faktor Risiko

PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID
USIA JANGKA PANJANG

RAS RIWAYAT DM
\

RIWAYAT KELUARGA

Your
Date
Here Your
Footer
Here 26
Klasifikasi

Glaukoma Primer

Glaukoma sudut terbuka

Glaukoma sudut tertutup

Glaukoma sekunder

Glaukoma fakomorfik

Glaukoma fakolitik

Glaukoma sekunder karena uveitis

Glaukoma kongenital

Glaukoma absolut
Your
Date
Here Your
Footer
Here 27
Glaukoma Sudut Terbuka

 Jaringan trabekula sebagai saluran keluar humor akuos tersumbat dan


menyebabkan TIO meningkat secara perlahan lahan kerusakan papil saraf
mata

 Penurunan visus dan lapang pandang terjadi perlahan-lahan dan tanpa terasa
sakit  penderita tidak menyadari kondisi matanya

Your
Date
Here Your
Footer
Here 28
Patofisiologi

Peningkatan TIO akibat terjadi obstruksi trabekular, adanya kehilangan sel


endotel trabekular, kehilangan kemapuan densitas trabekular dan
menyempitnya kanal Schlemm

Your
Date
Here Your
Footer
Here 29
Gejala Klinis

 Gambaran halo /
Penurunan Lapangan
Peningkatan TIO SakitKepala Sakitmata pelangi disekitar
Pandang lampu

30
Diagnosis

Anamnesis

Pemeriksaan pada mata


Ketajaman penglihatan
Pemeriksaan tekanan bola mata (Palpasi, Tonometri Shiotz, NCT)

Pemeriksaan lapangan pandang


Oftalmoskopi
gonioskopi

Your
Date
Here Your
Footer
Here 31
Kelainan glaukomatosa pda diskus optikus

Gangguna lapangan pandang

Peningkatana TIO

Sudut bilik mata terbuka dan tampak normal

32
Tatalaksana

Your
Date
Here Your
Footer
Here 33
Pembedahan
Tujuan utama :

Menurunkan TIO dan Menurunkan risiko kerusakan nervus optikus

Untuk mencegah progresivitas glaukoma sudut tertutup

Untuk menurunkan risiko glaukoma sudut tertutup akut

Indikasi :

Kontrol TIO tidak adekuat, dengan progresi kerusakan nervus optikus dan lapang pandang, meskipun
telah dilakukan terapi medikamentosa dan laser

Respon pengobatan yang jelek atau intoleransi terhadap pengobatan medikamentosa

Tidak kooperatif dengan terapi laser

Glaukoma sudut tertutup yang memburuk dan atau terjadi sinekia periper anterior
34
Timbulnya katarak yang siginifikan mengganggu penglihatan.
Pembedahan

 Iridektomi

 Trabekulektomi

Your
Date
Here Your
Footer
Here 35
Glaukoma Absolut

IV. GLAUKOMA ABSOLUT

1. STADIUM AKHIR DARI GLAUKOMA (terbuka/tertutup )

2. KELUHAN NYERI + | -

3. TP / LP : HILANG SELURUHNYA

36
RETINOPATI

Date
Here
Your Footer
Your
Here
Kelainan pada mata yang tidak disebabkan oleh infeksi, namun akibat
Definisi anemia, DM, hipotensi, hipertensi, dan retinopati leukimia.

Cotton wool patches merupakan gambaran eksudat pada retina akibat penyumbatan arteri
prepapil sehingga terjadi daerah nonperfusi di dalam retina.

- Retinopati Anemia

- Retinopati Diabetikum
Klasifikasi - Retinopati Hipertensi
Retinopati - Retinopati Leukimia
- Retinitis Pigmentosa
Retinopati Anemia

Pada anemia terlihat perubahan dalam dan superfisial, termasuk edema papil.

Gejala retina ini diakibatkan anoksia dan mengakibatkan infark retina sehingga tidak
jarang ditemukan pula suatu bercak eksudat kapas. Makin berat anemia akan terjadi
kelainan retina yang berat.

Your
Date
Here Your
Footer
Here 39
RETINOPATI DIABETIK

• DEFINISI

Retinopati diabetikum adalah salah satu komplikasi mikrovaskular pada diabetes


mellitus (DM) tipe 1 dan 2 yang terjadi akibat proses hiperglikemia dalam jangka
waktu yang lama
ETIOLOGI & FAKTOR RISIKO

• Durasi Diabetes - Insiden Retinopati Diabetic


Setelah 50 Tahun Sekitar 50% Dan Setelah 30
Tahun Mencpai 90%.
• Kontrol Glukosa Darah Yang Buruk
• Tipe Diabetes- Hampir Seluruh Tipe 1 Dan 75%
Tipe 2 Setelah 15 Tahun.
• Kehamilan
• Hipertensi Yang Tidak Terkontrol
• Faktor Resiko Yang Lain Meliputi Merokok,
Obesitas, Anemia Dan Hiperlipidemia
PATOGENESIS

Patofisiologi diabetik retinopati melibatkan 5 proses dasar yang


terjadi di tingkat kapiler:

1.Pembentukan microaneurisma
2.Peningkatan permeabilitas pembuluh darah
3.Penyumbatan pembuluh darah
4.Proliferasi pembul uh darah baru (neovasularisasi) dan jaringan
fibrosa di retina
5.Kontraksi dan jaringan fibrosis kapiler dan jaringan vitreus.
Patogenesis

Ruptur mikroaneurisma
kelemahan dinding kapiler
peningkatan kadar gula darah menyebabkan perdarahan retina kebocoran cairan dan material
sehingga terbentuk kantung
memicu hilangnya fungsi superfisial (flame-shaped protein yang secara klinis
pada dinding kapiler (saccular
utama dari perisit dalam hal hemorrhages) atau pada lapisan tampak sebagai penebalan
outpouching of capillary walls)
autoregulasi kapiler retina. retina yang lebih dalam (blot and retina dan eksudat.
(mikroaneurisma )
dot hemorrhages

Keadaan iskemia retina faktor Infark pada nerve fiber layer


vasoproliferatif seperti vascular endothelial dapat menyebabkan
oklusi dari kapiler retina
growth factor (VEGF) yang memicu terbentukanya cotton-wool
yang dapat
pembentukan pembuluh darah baru. spots (CWS) yang
menyebabkan hipoksia.
berhubungan dengan stasis
pada axoplasmic flow.
Minimal

Ringan-
sedang
NPDR
Berat

Retinopati
Sangat berat
diabetik

Ringan (tanpa
resiko tinggi)
PDR
Berat (resiko
tinggi)
MANIFESTASI KLINIK

Kesulitan membaca
Gejala
Subjektif Penglihatan kabur disebabkan karena edema macula

Penglihatan ganda

Penglihatan tiba-tiba menurun pada satu mata

Melihat lingkaran-lingkaran cahaya jika telah terjadi perdarahan vitreus

Melihat bintik gelap & cahaya kelap-kelip


Mikroaneurisme - penonjolan dinding kapiler
terutama daerah vena dengan bentuk berupa bintik
merah kecil yang terletak dekat pembuluh darah
terutama polus posterior

Perubahan pembuluh darah berupa dilatasi –lumen

ireguler dan berkelok kelok


Hard exudate merupakan infiltrasi lipid
ke dalam retina

Soft exudate yang sering disebut cotton


wool patches merupakan iskemia retina
Perbedaan NPDR dan PDR

N PD R PDR

Mikroaneurisma (+) Mikroaneurisma (+)

Perdarahan intraretina (+) Perdarahan intraretina (+)

Hard eksudat (+) Hard eksudat (+)

Oedem retina(+) Oedem retina (+)

Cotton Wool Spots (+) Cotton Wool Spots (+)

IRMA (+) IRMA(+)

Neovaskularisasi (-) Neovaskularisasi (+)

Perdarahan Vitreous (-) Perdarahan Vitreous (+)

Pelepasan retina secara traksi (-) Pelepasan retina secara traksi (+)
Diagnosis
• Deteksi Dini Retinopati DM Di Pelayanan Kesehatan Primer Dilakukan Melalui
Pemeriksaan Funduskopi Direk Dan Indirek

• Metode Diagnostik Terkini Yang Disetujui Oleh American Academy Of Ophthalmology


(Aao) Adalah Fundus Photography

Pemeriksaan Mata Lengkap Oleh Dokter Spesialis Mata Terdiri Dari Pemeriksaan
Visus, Tekanan Bola Mata, Slit-lamp Biomicroscopy, Gonioskop, Funduskopi Dan
Stereoscopic Fundus Photography Dengan Pemberian Midriatikum Sebelum
Pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang
Angiografi fluoresensi fundus ( Fundus Fluorescein
Angiography (FFA)) merupakan pemeriksaan tambahan
yang tidak terhingga nilainya dalam diagnosis dan
manajemen retinopathy DM

Optical coherence tomography (OCT) menggunakan cahaya untuk


menghasilkan bayangan cross-sectional dari retina.


penatalaksanaan
• Medikamentosa
• Pengendalian glukosa dengan insulin
• Intravitreal triamcinolone digunakan
dalam terapi edema makular diabetik.
• Diet seimbang
• Olahraga teratur

• Terapi Laser
1) scatter (panretinal)photocoagulation = PRP
2) focal photocoagulation
3) grid photocoagulation
• Injeksi Anti VEGF
• Terapi Bedah (vitrektomi)
komplikasi

• Rubeosis iridis progresif


• . Glaukoma neovaskular
• Perdarahan vitreus rekuren
Retinopati Hipotensi

• Pada penurunan tekanan darah dapat terjadi kelainan retina berupa dilatasi arteriol
dan vena retina, iskemia saraf optik, retina dan koroid akibat hipoperfusi. Dapat
terjadi nevaskularisasi, glaukoma, dan retinitis proliferan pada hipotensi kronik.
Retinopati hipertensi

Kalainan-kelainan retina dan pembuluh darah retina akibat tekanan darah


Definisi tinggi

Kelainannya dapat berupa penyempitan umum atau setempat, percabangan pembuluh darah
yang tajam, fenomena crossing atau skllerose pembuluh darah

Penyempitan (spasme) pembuluh darah dapat berupa :


1. Pembuluh darah (terutama arteriol retina) yang berwarna lebih pucat.
2. Kaliber pemb uluh yang me njadi lebi h keci l atau ire guler (ka rena sp asme loka l)
3. Percabangan ar teriol y ang ta jam.
Retinopati hipertensi dapat berupa perdarahan atau eksudat retina yan g pada daerah makula dapat
memberikan gambaran seperti bintang (star figure).

Eksudat retina tersebut dapat berbentuk :


Cotton wool patches yang merupakan edema
serat – serat retina akibat mikroinfark
sesudah penyumbatan arteriole, biasanya
terletak sekitar 2 – 3 diameter pupil didekat
kelompok pembuluh darah utama sekitar
papil.

Eksudat pungtata yang tersebar.


Eksudat putih pada daerah yang tak tertentu
dan luas.
Klasifikasi retinopati hipertensi menurut Scheie

Stadium I Terdapat penciutan setempat pada pembuluh darah setempat.

Penciutan pembuluh darah arteri menyeluruh, dengan kadang – kadang


Stadium II penciutan setempat sampai seperti benang, pembuluh arteri tegang,
membentuk cabang keras.

Lanjutan stadium II, dengan eksudat cotton, dengan akibat perdarahan yang
Stadium III terjadi akibat diastole diatas 120 mmHg, kadang – kadang terdapat keluhan
berkurangnya penglihatan.

Seperti stadium III dengan edema papil dengan eksudat star figure, disertai
Stadium IV keluhan penglihatan menurun dengan tekanan diastole kira – kira 150
mmHg.
Retinopati Leukimia

Neoplasma ganas sel darah putih yang sebabnya tidak diketahui dapat
Definisi berjalan akut.

Leukimia sering terjadi pada usia kurang dari 5 tahun atau diatas 50 tahun. Retinopati ditemukan
atau terdapat pada 2/3 penderita leukimia

Pada retina juga dapat terlihat eksudat catton wool dan waxy hard, yang juga terjadi bergantung
pada beratnya anemia.
Pembuluh darah vena melebar dan berkelok-kelok
Pembuluh darah arteri memberikan gambaran normal, pembuluh darah vena mikroaneurismata.
RETINITIS
PIGMENTOSA

Date
Here
Your Footer
Your
Here
Merupakan kelainan degenerasi retina, dimana pada pemeriksaan
histopatologik didapatkan :
Degenerasi sel-sel batang dan kerucut

Proliferasi sel glia

Migrasi pigmen ke dalam jaringan retina

Obliterasi sklerotik dari pembuluh darah retina

Atrofi N. II, sedangkan koroid masih normal

Your
Date
Here Your
Footer
Here 60
Gejala klinis

Gejala Subyektif Gejala Obyektif


 Hemaralopia (buta senja) Pada funduskoip terdapat

 Lapang pandang yang menyempit  Penimbunan pigmen >> gambaran badan


tulang (bone corpuscle)
 Bermula usia 12 tahun (hemaralopia dan
 Penimbunan pigmen sepanjang pembuluh
penyempitan lapangan pandang, usia 30-60 darah
tahun >> kampus sentral hanya 3-6 derajat>>
visus sentral baik namun tidak memiliki daya  Karena pergeseran pigmen, pembuluh darah
orientasi ruangan koroid menjadi lebih nyata

 Pembuluh darah ciut, dan tanmpak seperti tali


 Stadium akhir >> semua visus menghilang>>
buta  Papil atrofi dan pucat

Your
Date
Here Your
Footer
Here 61
Elektro Retinogram (ERG) dapat membantu dalam memperlihatkan kelainan,
walaupun masih dini, karena pada ERG didapatkan respons yang subnormal
atau tidak ada respon sama sekali.

Pengobatan

• Hingga saat ini belum ada pengobatan yang efektif

• dapat dicoba dengan pemberian vitamin A larut air 10.000-15.000 IU, dengan
tambahan diet zinc.

• Pemakaian kaca maata gelap juga akan membantu pasien.

Your
Date
Here Your
Footer
Here 62

Anda mungkin juga menyukai