Anda di halaman 1dari 29

LASERASI PALPEBRA

Oleh:
Ikmanda Noveman

Preseptor :
dr. Romi Yusardi Sp.M

1
DEFINISI

Hilangnya kontinuitas jaringan pada kelopak

mata.
ETIOLOGI

Laserasi palpebra dapat terjadi karena trauma


tumpul atau disebabkan oleh benda tajam,
gigitan binatang, perkelahian dan luka bakar.

3
GEJALA KLINIS

Laserasi tidak hanya melibatkan kulit, tapi dapat


juga mengenai otot palpebra, margo palpebra
dan sistim lakrimal. Laserasi pada bagian medial
palpebra dapat menyebabkan robekan pada
kanalis lakrimalis inferior, kanalis lakrimalis
superior dan sakus lakrimalis.
4
GEJALA KLINIS

Hal ini menimbulkan gangguan sistim eksresi


lakrimal yang meyebabkan epifora, sehingga
memungkinkan berkembangnya abses didalam
sakus lakrimal dan terjadinya dakriosistitis.

5
KLASIFIKASI
• Untuk pasien muda • Untuk pasien yang
(tight lids) lebih tua (lax lids)
– Small - 25-35% – Small - 35-45%
– Medium - 35-45% – Medium - 45-55%
– Large - > 55% – Large - > 65%

6
DIAGNOSIS

7
ANAMNESIS
• Riwayat penyakit lengkap yang diperoleh
sangat penting untuk menentukan waktu
kejadian dan mekanisme cedera.
• Untuk anak, harus di pertimbangkan
kemungkinan adanya kekerasan pada anak
sebagai penyebab cedera mata dan
periorbital.

8
ANAMNESIS
• Adanya anamnesa tentang partikel proyektil
berkecepatan tinggi mungkin memerlukan
studi pencitraan yang tepat untuk
menentukan adanya benda asing intraokuler
atau intraorbital.
• Gigitan hewan dan gigitan manusia harus
diberi perhatian khusus dan dikelola sesuai
dengan pemberian antibiotik yang tepat.

9
PEMERIKSAAN FISIK
• Penilaian ketajaman visual
• Pada pemeriksa keadaan pupil, jika di dapatkan
kerusakan relative pada afferent pupillary,
potensi hasil visual akan buruk dan harus
didiskusikan dengan pasien sebelum di lakukan
bedah rekonstruksi.
• Otot-otot luar mata di evaluasi dan jika di
dapatkan adanya diplopia harus tercatat
sebelum operasi.
10
• Pemeriksaan eksternal meliputi penilaian
lengkap tulang tulang wajah, dengan
penekanan khusus pada wilayah periorbital.
Palpasi yang jelas menunjukkan adanya
krepitasi, atau unstable bone memerlukan
evaluasi radiologi.
• Posisi kelopak mata, fungsi otot orbicularis, dan
setiap bukti lagophthalmos dicatat.
• Pengukuran jarak intercanthal dan evaluasi
integritas dari tendon canthal juga dilakukan,
karena dapat terjadi dehiscence tendon
traumatis dan telecanthus
11
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Evaluasi laboratorium yang tepat biasanya di lakukan
oleh tim ruang gawat darurat.Hitung darah lengkap
dan analisis kimia serum sering kali di perlukan
untuk tujuan anestesi. Ketika kecurigaan klinis patah
tulang orbitalt inggi, pencitraan yang sesuai dengan
orbita, terutama computed tomography, harus di
usulkan.Ultrasonografi bola mata, otot luar mata,
sarafoptik, dan orbita kadang-kadang bisa menjadi
pemeriksaan tambahan yang penting.

12
TATALAKSANA

13
KOMPLIKASI
Akibat kegagalan dalam memperbaiki laserasi
khususnya jika melibatkan margin palpebra,
dapat berupa:
•Epiforakronis
•Konjungtivitiskronis, konjungtivitis bakterial
•Exposure keratitis
•Abrasi kornea berulang
•Entropion / ektropion sikatrikal
14
Akibat teknik pembedahan yang buruk, terutama
dalam hal akurasi penutupan luka, dapat berupa:
•Jaringan parut
•Fibrosis
•Deformitas palpebral sikatrikal
•Keadaan luka yang memburuk akibat adanya infeksi
atau karena penutupan luka yang tertunda.
•Laserasi dekat canthus medial dapat merusak sistem
nasolacrimal.

15
PROGNOSIS

Prognosis sangat tergantung pada luasnya


laserasi atau kerusakan palpebra serta lokasi
dan ketebalan jaringan yang rusak

16
LAPORAN KASUS

17
IDENTITAS
• Nama : An. R
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Umur : 44 tahun
• Agama : Islam
• Suku / Bangsa : Minang / Indonesia
• Pekerjaan : TNI
• Alamat : Asmil Kodim Sipiran,
• Tgl pemeriksaan : 29 Juli 2017
18
Keluhan Utama
•Nyeri pada kelopak mata atas sebelah kanan

Riwayat Penyakit Sekarang :


•Dialami sejak + 12 jam sebelum masuk rumah
sakit akibat ditonjok temannya secara tiba-tiba.
Nyeri (+), riwayat keluar darah dari mata (-), mata
merah (+), kotoran mata berlebih (-), air mata
berlebih (+), silau (+), penurunan penglihatan (-).

19
• Visus
• VOD 
• VOS  20/20

21
PEMERIKSAAN OD OS

Edema (+) pada palpebra


superior , hematom (+), tampak
laserasi palbebra superior full
Palpebra thickness 1/3 lateral sepanjang Edema (-)
± 1 cm secara vertikal. Eversi:
palpebra sebelah dalam ukuran
± 5x3x1 cm.

Apparatus
lakrimasi (+) lakrimasi(-)
Lakrimalis
Silia Sekret (-) Sekret (-)22
Hiperemis (+), Kemosis
Konjungtiva Hiperemis(-)
(+) disuperior
Bola Mata Normal Normal
Kornea Jernih Jernih
Bilik Mata Depan Normal Normal
Coklat, kripte
Iris Coklat, kripte (+)
(+)
Pupil Bulat, sentral, RC(+) Bulat, sentral, RC(+)
Lensa Jernih Jernih

23
24
Diagnosis
•Laserasi Palpebra Superior OD
Terapi
•Operasi

Prognosis
•Quo ad vitam : dubia ad bonam
•Qua ad sanationam : dubia ad bonam
•Quo ad functionam : dubia ad bonam

25
26
KESIMPULAN
• Pasien ini didiagnosa Laserasi Palpebra
Superior OD berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisis dan pemeriksaan
penunjang. Dari anamnesis, pasien datang
dengan keluhan utama luka robek pada
kelopak atas mata kanan akibat jatuh dari
trotoar. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan…………………………………………

27
• Untuk terapi, pada pasien ini sebaiknya
diberikan Tetanus toxoid 1 cc/ IM sebagai
profilaksis pada individu dengan cedera yang
baru saja terjadi.
• Kemudian disarankan untuk dilakukan tindakan
operasi berupa eksplorasi dan jahit palpebra,
karena pada kasus ini terjadi laserasi palpebra.
Setelah operasi diberikan terapi secara topikal
dan sistemik.
28
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai