Anda di halaman 1dari 63

KITA BISA

PENYAKIT MATA 4A KITA PASTI BISA


KITA HARUS BISA
KONJUNGTIVITIS
BAKTERI

INFEKSI VIRUS

KONJUNGTIVITIS

ALERGI JAMUR
ANAMNESIS PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
FISIK PENUNJANG
MATA MERAH VISUS NORMAL
SEDIAAN LANGSUNG
SWAB KONJUNGTIVA
RASA MENGGANJAL INJEKSI KONJUNGTIVAL DENGAN PEWARNAAN
GRAM/GIEMSA

DAPAT DISERTAI EDEMA


GATAL DAN BERAIR KELOPAK, KEMOSIS
PEMERIKSAAN SEKRET
KADANG DISERTAI EKSUDASI (SEROUS,
DENGAN PEWARNAAN
SEKRET MUKOPURULEN / PURULEN)
BIRU METILEN (PADA
TIDAK DISERTAI PADA KONJUNGTIVA TARSAL DAPAT
KASUS KONJUNGTIVTIS
PENURUNAN TAJAM DITEMUKAN FOLIKEL, PAPIL, FLIKTEN, GONORRHOEA)
PENGLIHATAN MEMBRANE/PSEUDOMEMBRAN
DAYA
TAHAN ADANYA
TUBUH RIWAYAT
YANG ATOPI
MENURUN

FAKTOR PENGGUNAAN
KONTAK LENS
HIGIENE
RISIKO DENGAN PERSONAL
PERAWATAN
YANG TIDAK
YANG
BAIK BURUK
DIAGNOSIS

KONJUNGTIVITIS BAKTERIAL KONJUNGTIVTIS VIRAL KONJUNGTIVITIS


KONJUNGTIVITIS ALERGI GONORRHOEA
hiperemis, sekret hiperemis, sekret
purulen/mukopruluen, hiperemis, (+) riwayat bayi baru lahir ditemukan
dapat disertai membran / umumnya mukoserosa, atopi/alergi, keluhan konjungtivitis pada kedua
pseudomembran di (+) pembesaran gatal >> mata dengan sekret purulen
konjungtiva tarsal kelenjar preaurikular yang sangat banyak
KONJUNGTIVITIS BAKTERI
TATALAKSANA KLORAMFENIKOL
tetes 6 x sehari / salep 3x sehari (selama 3 hari)

KONJUNGTIVITIS ALERGI
FLUMETOLON
tetes 2 x sehari (selama 2 minggu)

KONJUNGTIVITIS VIRAL
ACYCLOVIR 3%
salep 5 x sehari (selama 10 hari)
• konjungtivitis mudah menular oleh karena itu

EDUKASI
sebelum dan sesudah membersihkan atau
mengoleskan obat, pasien harus mencuci
tangannya hingga bersih.
• jangan menggunakan handuk atau lap bersama
dengan penghuni rumah lainnya
• menjaga kebersihan lingkungan rumah dan
sekitar.
TEMPLATE OSCE
SKENARIO KLINIK:
Ny. Tina, 23 tahun mengeluhkan mata kanannya merah sejak 2 hari yang lalu. Tidak
terdapat penurunan tajam penglihatan.
TUGAS :
1. Lakukan anamnesis
2. Lakukan Pemeriksaan fisik yang sesuai dengan keluhan pasien
3. Sampaikan usulan pemeriksaan penunjang, tanyakan hasil pemeriksaan
penunjang dan sampaikan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang pada
penguji.
4. Sebutkan dua diagnosis banding dan satu diagnosis kerja.
5. Tuliskan resep sesuai masalah klinik pasien.
6. Berikan konseling dan edukasi pada pasien tentang penyakitnya.
Anamnesis :
Memperkenalkan diri pada pasien  perkenalkan saya dr….
Menanyakan identitas pasien  nama, umur, pekerjaan
Menanyakan keluhan utama pasien  jadi ibu/bapak datang kesini
dengan keluhan apa?
Menanyakan onset keluhan  kapan keluhan timbul?
Menanyakan lokasi keluhan pada mata kanan dan atau kiri? 
dibagian mata sebelah mana?
Menanyakan progresivitas keluhan pasien  bisa diceritakan mengenai
perjalanan keluhannya dari awal timbul? Apakah ada yang
memperparah dan memperingan keluhan?
Menanyakan rekurensi keluhan pasien  keluhan baru pertama kali
atau sudah pernah sebelumnya?
Menanyakan gejala penyerta :
Pandangan kabur/adakah penurunan tajam penglihatan?
Gatal?
Mata berair?
Belekan?warna secret?
Silau?
Nyeri?
Sensasi benda asing/ada yang mengganjal/seperti berpasir?
Demam?
Malaise?
Menanyakan riwayat trauma pada mata  apakah mata bapak/ibu
baru saja terkena suatu benda?
Menanyakan riwayat penggunaan kontak lensa  apakah bapak/ibu
pernah menggunakan lensa kontak?
Menanyakan kontak dengan penderita konjungtivitis  apakah ada
orang disekitar ibu/bapak yang mengalami hal yang sama?
Menanyakan apakah terdapat riwayat alergi  apakah ibu/bapak
pribadi ataupun keluarga memiliki riwayat alergi tertentu?
Menanyakan apakah sudah diobati  apakah sudah ada upaya
pengobatan untuk keluhan ini?
Menanyakan apakah ada alergi terhadap obat tertentu  apakah
bapak/ibu memiliki suatu alergi terhadap obat-obatan tertentu?
HASIL ANAMNESIS PASIEN
Nama : Ny. Tina kali, dulu pernah saat masih merendam mata dengan air
sekolah sirih
Usia : 23 th
Karakteristik : gatal, kadang Obat dipakai saat ini : tidak
Jenis kelamin : perempuan keluar air mata, saat pagi ada.
Pekerjaan : pedagang sayur hari sulit dibuka karna
lengket. Belekannya warna
Status pernikahan : menikah,kuning kental. Riwayat penyakit dahulu
1 anak Progresi : awalnya mata
kanan pedih, dikucek, tambah tidak ada
Pendidikan terakhir : SMA
merah seluruh bagian Riwayat penyakit keluarga
matanya, sekarang
belekannya bertambah Tidak ada
Riwayat Penyakit Sekarang banyak
Riwayat pribadi (relevan)
Keluhan Utama : mata Yang memperparah : saat
merah. gatal, dikucek, tambah nyeri Alergi obat : tidak ada
Sejak kapan/onset : sejak 2 dan memerah
hari yang lalu Yang mengurangi : dibiarkan
Lokasi : kanan saja
Durasi/frekuensi : pertama Usaha yang dilakukan :
Pemeriksaan Fisik
Bila peserta ujian melakukan pemeriksaan di bawah ini, penguji
menyampaikan hasil pada peserta.
Hasil Pemeriksaan Fisik :
KU:sakit ringan
Tanda Vital: TD:110 /70 mmHg; N: 88x/menit; R:18x /menit; t: 37,1derajat
Status Lokalis : (lakuin pemeriksaan segmen anterior mata bagian eksternal)
At oculi dextra
edema palpebra (+)
injeksi konjungtiva (+)
injeksi siliar (-)
secret mucopurulent (+)
Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan swab secret mata
(pelajarin caranya)
Hasil = gram negative
Diagnosis utama dan diagnosis banding
Penguji menilai diagnosis dan dua (2) diagnosis banding.
Diagnosis : Konjungtivitis bakterialis oculi dextra
Diagnosa banding : Konjungtivitis viral oculi dextra dan
Konjungtivitis fungal oculi dextra
Tatalaksana
Penguji menilai tatalaksana farmakoterapi berupa resep yang dituliskan oleh
peserta ujian.
Nama obat, sediaan, dosis, dan cara pemberian
Obat yang diberikan adalah tetes mata antibiotic seperti Kloramfenikol,
gentamicin, ofloxacin, dll.
Contoh penulisan resep :
R/ chloramphenicol eye drops fl No I
S 4 dd 2 gtt OD
Edukasi
Penguji menilai komunikasi dan edukasi yang disampaikan peserta ujian
kepada pasien.
1. Menjelaskan bahwa konjungtivitis merupakan penyakit yang mudah
menular, oleh karena itu sebelum dan sesudah memeberikan obat pada
mata pasien harus mencuci tangna dengan bersih
2. Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani
mata yang sakit
3. Bersihkan secret mata dengan menggunakan kain tipis bersih atau kasa
steril yang diberi air hangat
4. Beri obat tetes 4 kali sehari sebanyak 1-2 tetes pada mata kanan.
EPISKLERITIS

EPISKLERITIS
: Radang pd jar.
ikat vaskular di
episklera

Difus Nodular
EPIDEMIOLOGI • > pada wanita usia muda

• Injeksi episklera yang bersifat radial dari limbus dan lokasi


hanya terbatas di satu tempat
GEJALA KLINIS • Berwarna merah muda (salmon pink)
• Dapat digerakan dari sklera dengan lidi kapas
• Akan memudar dengan penggunaan fenilefron 10% topical
Keluhan utama pada Pemeriksaan fisik Tatalaksana
anamnesis
• Mata merah tanpa rasa • Palpebra :Normal • R/ Cendo Lyteeers ED fl No I
nyeri (dapat bertahan 24- • Konjungtiva :Injeksi
72 jam, kemudia S 3 dd gtt I ODS
mengalami resolusi spontan) episklera, nodul,
• Visus normal nekrotik, skleromalasia • R/ Cendo Xytrol ED fl No IS
• Mata kering + mengganjal • Kornea :Normal 3 dd gtt I ODS
• Injeksi episklera • Bilik mata depan s/d
• Edema sklera kornea : Normal
• Unilateral
• Radang merah-ungu Pemeriksaan penunjang
dibawah konjungtiva Edukasi
• Bila benjolan ditekan  • Tidak ada
sakit menjalar
• Riwayat TBC, rheumatoid • Peradangan terdapat pada
artritis Diagnosis banding selaput mata dan dapat
• Toksik + alergik
• Skleritis sembuh sendiri.
• Konjungtivitis
• Pterigium
CORPUS ALINEUM
Keluhan utama pada PF PP
anamnesis
• Nyeri • Tajam penglihatan dapat • Slit lamp
normal/ menurun
• Sensasi benda asing • Injeksi konjungtiva • FT
• Fotofobia • Injeksi silier
• Tampak benda asing pada
• Air mata yang mata DD
mengalir terus • Rust ring (terutama jika
(tearing) logam tertanam sudah • Corpus alineum
beberapa jam atau hari) kornea OD
• Mata merah • Defek epitel yang jelas (tergantung etionya
dengan penggunaan kenya..(?))  gram
fluoresens besi, debu, pasir,dll
• Udem kornea
• Keratitis
• Konjungtivitis akut
Talaksana
Non-medikamentosa (Pengangkatan Benda Asing) :
Berikan tetes mata Tetrakain-HCL 2% sebanyak 1-2 tetes pd mata yg
terkena benda asing. Pasien diminta u/ lihat ke atas  teteskan dibagian
saccus konjungtiva, sambil menekan ductus nasolakrimalis.
Gunakan lup dlm pengangkatan corpal
Ekstraksi benda asing  angkat benda asing dengan menggunakan lidi
kapas/ jarum suntik ukuran 23 G. Jika di konjungtivas tarsalis superior 
eversi
Arah pengambian benda asing dari medial ke lateral
Oleskan lidi yang dibubuhkan providon iodin pada tempat bekas benda
asing
Medikamentosa :
R/ Kloramfenikol 0,5% eye drops fls No.I
S 3 dd gtt 2

Tidak menggosok mata agar tidak


memperberat lesi
Edukasi Menggunakan alat/ kacamata pelindung
saat bekerja/ berkendara

Kontrol bila keuhan bertambah berat


(mata bengkak, merah, penurunan visus)

Dirujuk bila  terjadi penurunan visus


HORDEOLUM (BINTITAN)
Peradangan supuratif akut pada kelenjar kelopak mata
biasanya akibat staphyloccocus aureus.

Internum Externum
Merah pada merah pada
konjungtiva bagian kulit
kelopaknya
tarsal akibat sehingga tampak
penonjolan ke hiperemis
arah dalam (kel. Zeiss dan
(kel. Meibom) Molle)
Benjolan
yang Mata
terlokaliris
& merah
mengkilat

Bengkak Nyeri
Gejala pada
kelopak
terutama
saat
mata menunduk

Ada sakit
sensasi bila
mengganjal disentuh
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Visus  dbn
Pemeriksaan segmen anterior:
Benjolan
Hiperemis
Periksa kesejajaran mata
identifikasi daerah sekitar mata (palpebra, lakrimal, bulu mata dan
alis)
Konjungtiva terkadang eversi
Periksa bagian kornea dan sensibilitas kornea
Periksa kejernihan lensa
Periksa reflek pupil dan konvergensi
pseudoptosis
nyeri tekan
PP DD komplikasi

Tidak ada Chalazion abses

Blepharitis selulitis

Insect bite
medikamentosa

tatalaksana

nonmedikamentosa
Medikamentosa
Hordeolum ringan Hordeolum sedang-berat

antibiotic topikal antibiotic topikal +


antibiotic oral
Chloramphenicol 1% (setiap
1-3 jam) salep Amoksisilin atau Asam Klavulanat
(3x500 mg)
R/Kloramfenikol 1% EO No.I
Eritromisin tab 500 mg No.X
S 3 dd ue ODS (2dd tab 1)
Atau
Polymixin B / Neomycin R/Eritromisin tab 500 mg No.X
0,35% (1-4x/hari) salep S 2 dd tab I
Intervensi Bedah (Insisi) : jika >48 jam belum terdapat perbaikan
-Hordeolum interna : secara vertikal
-Hordeolum eksterna : secara horizontal

Nonmedikamentosa

1. Menjaga kebersihan area mata


2. Jangan gunakan alat make up/contact lens terlebih dahulu
3. Kompres dengan air hangat 10-15 menit, 3-4x untuk drainase
4. Keadaan nanah lebih dari 2 minggu  periksakan ke dokter
BLEPHARITIS
Arti : infeksi akut (sering ditemukan saat kronik) kulit superfisial kelopak
mata dgn ciri khas ada skuama di pangkal bulu mata

Patogenesis :
Penurunan hygine  infeksi kulit superfisial kelopak mata oleh bakteri, virus,
jamur ataupun kutu Sumbatan di meibom akibat produk dari bakteri
membuat kel meibom menjadi kental dan menggumpal di kel mebom
(menurunkan kandungan fosfolipid sebagai surfaktan) air mata ga bisa
diuraikan gesekan denagan bola mata infeksi oleh flora normal

Etiologi : Bakteri Staphylococcus Aureus, Virus Herpes zoster, jamur,


pedikulosis
BLEFARITIS BAKTERI
B. Seboroik B. Skuamosa B. Ulseratif B. Angularis
 Mata kotor (kelilipan)  Terdapat krusta/  Terdapat keropeng bewarna  Pada tepi kelopak mata
 Pans skuama pada pangkal kekuning – kuningan yang (sudut/ kantus)
 Air mata berbusa pd bulu mata bila dikupas bila diangkat terlihat ulkus  Bersifat rekuren
kantus lateral tidak berdarah kecil dan mengeluar kan
 Hyperemia &  Panas, gatal darah disekitar bulu mata
hipertrofi papil pd  Terdapat sisik berwarna  Madarosis trikiasis,
konjungtiva halus-halus dan keratitis
 Terdapat hordeolum/ penebalan margo  Kalo ulkus sembuh
kalazion palpebral menyebabkan tarikan
 Madarosi  Madarosis (bulu mata jaringan parut
 Jaringan keropeng rontok)
Blefaritis
Blefaritis ulseratif Blefaritis angularis
seborrhoik/skuamosa
TATALAKSANA BLEFARITIS BAKTERI

Antibiotik local dan sistemik : tetrasiklin oral 4x 250mg

BLEFARITIS VIRUS
Akibat reaktivasi virus Varicella Zooster yang dorman (N.IV)

Gejala : Unilateral, ada bruntus, kemerahan isi cairan, sakit


sekali, terbakar dan panas

Talak : analgetik, antiviral sistemik dan local acyclovir


5x800mg, anbiotik topical mencegah infeksi sekunder, CS
apabila perlu
Blefaritis Jamur
Akibat infeksi jamur Actinomyces dan Norcardia

Tatalaksana :

• Infeksi superfisial ( Griseovulvin 0,5-1 gram dosis tunggal


hingga 1-2 mgg setelah gejala menurun, nistatin topical
100.000 unit/gr)
• Infeksi dalam (Amfoterisin B dimulai 0,05-0,1 mg/KgBB 6-8
jam dilarukan dextrose 5% dalam air dinaikan hingga 1
mg/KgBB selama 2-3 minggu setelah gejala berkurang)
Blefaritis Pedikulosis

Talak : salep ammoniated 3%, salep fisostigmin, tetes mata DFP

PEMERIKSAAN FISIK YANG DILAKUKAN

Kayanya mah bisa dari Pemeriksaan Segmen Anterior (inspeksi eksternal mata)
EDUKASI
Menjaga kebersihan dengan :
1. Pembersihan dengan kapas lidi hangat (atau nitrat argenti 1%
dan salep sulfonamide sebagai keratolitik)
2. Kompres air hangat (5-10 menit)
3. Menjaga kebersihan mata
4. Jangan dikucek
5. Jangan memakai produk kosmetik mata
6. Tatalaksana sesuai etiologi (bakteri, virus, jamur, pedikulosis)
TRICHIASIS
(Tumbuhnya bulu mata kedalam sehingga menyentuh bola mata)

Gejala : Pemeriksaan
fisik :
 kelilipan,  fotofobia • Visus
terasa  lakrimasi • Segmen
anterior
mengganjal
 nyeri, perih
TATALAKSANA
TRICHIASIS

Epilasi : cabut bulu mata ( namun R Gentamycin 0,3% ED no.1


biasanya muncul 6-8mgg lagi) S 4 dd gtt 1 ODS
DRY EYE (MATA KERING)
Klasifikasi : didasarkan pada tingkat penugapan air mata

Etiologi :
• sindroma sjogren (penyakit autoimun yg dapat mengakibatkan mata dan
mulut yang kering)
• sindroma non sjogren (penyakit lakrimal primer dan sekunder)
• Penurunan produksi air mata, oleh karena :
1. adanya blefaritis posterior/disfungsi kelenjar meibom
2. disfungsi kelenjar lakrimal
3. berkurangnya frekuensi berkedip
Hasil anamnesis :
• Mata kering dan gatal seperti berpasir 1. eksaserbasi iritasi oleh stress
• Dapat disertai sensasi terbakar lingkungan
• Mata merah 2. Eksaserbasi iritasi oleh aktivitas
• Pandangan silau yang membutuhkan penglihatan
• Gejala semakin memberat pada dalam waktu yang lama
sore/malam
• Rasa nyeri
Faktor risiko : usia > 40 tahun,
• Bisa terjadi penurunan visus menopause, penyakit sistemik
• Rasa tidak nyaman dalam penggunaan (Sindrom sjorgen, sclerosis sistemik
lensa kontak progresif, sarkoidosis, leukemia,
• Sekresi mukus meningkat dan kesulitan linfoma, amyloidosis, dan
menggerakan bola mata hemokromatosis), penggunaan lensa
• Frekuensi mengedip meningkat kontak, penggunaan computer dalam
waktu lama.
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan visus : normal/menurun

Pemeriksaan segmen anterior mata:


• konjungtiva bulbi : edema, hiperemi, menebal, dan kusam
• kadang terdapat benang mukus kekuningan pada forniks
konjungtiva bagian bawah (foamy tears)

-Tes Schrimmer : normal jika resapan air mata < 5 menit (>=20mm)
 tanpa anestesi topikal : <10 mm setelah 5 menit abnormal
 dengan anestesi topikal : <5 mm setelah 5 menit dianggap
sebagai penanda diagnostik defisiensi air mata
komplikasi tatalaksana edukasi

Ulkus kornea Hindari mengucek


mata
Artificial tears
Infeksi sekunder
Hindari terlebih
R/ Hialid 0,1% ED dahulu penggunaan
Neovaskularisasi 5ml flc No.I kontak lensa
kornea S 5dd gtt I O.D.S
minimalkan berada
didepan layar
keratitis laptop dan hp
PENDARAHAN SUBKONJUNGTIVA

Anamnesis
1. Pasien datang dengan keluhan mata merah tidak merata (1 sisi).
2. Mata merah spontan (missal saat bangun tidur eh merah..)
3. Tidak terdapat nyeri, bersifat akut (2-3 minggu), dan tidak terdapat
tanda inflamasi.
4. Tidak terdapat penurunan visus (visus 6/6)
5. Terdapat Riwayat hipertensi, DM, penggunaan obat-obatan anti
koagulan (warfarin, heparin, dll), dan batuk atau mengedan yang
terlalu kuat.
6. Dapat pula terdapat Riwayat trauma missal ditonjok, dipukulin, kena
bola.
Pemeriksaan Fisik
1. Tajam pengelihatan (Visus 6/6)
2. Pemeriksaan lapang pandang (N)
3. Pemeriksaan posisi bola mata (N)
4. Pemeriksaan Gerakan mata (N)
5. Pemeriksaan konvergensi mata (N)
6. Penilaian eksternal mata (N)
7. Penilaian kornea (N)
8. Penilaian pupil (N)
9. Penilaian BMD dan Iris (kripta baik, normal)
10. Penilaian lensa mata (jernih, shadow test negative)
11. Menilai tekanan intraocular (N)
12. Pemeriksaan funduskopi (N)
Tatalaksana
Non-Medikamentosa :

1. Edukasi pasienagar rutin minum


obat HT.
2. Edukasi pasien agar tidak
Medikamentosa
menggosok-gosok mata.
R/ cendolyteers Eye drops No. I
3. Edukasi mengenai penyakit dan
S 3 dd gtt 1 OD/OS/ODS
kemungkinan komplikasi.
4. Edukasi mengenai talak yang
R/ vasacon Eye drops No. I
diberikan
S 3 dd gtt 1 OD/OS
5. Edukasi agar mengurangi obat
yang dapat menimbulkan
pendarahan mis aspirin,
ibuprofen, NSAID, dll
KELAINAN REFRAKSI
ANAMNESIS UMUM
Informed Consent
Identitas Pasien Nama, alamat, umur, pekerjaan
Keluhan utama Pandangan kabur
Mata sebelah mana OD/OS?
Onset Dirasakan sejak kapan?
Kualitas Pandangan kabur saat melihat jarak dekat/jauh?
Kuantitas Apakah pandangan semakin kabur?
Pemberat / Peringan Pandangan semakin kabur atau berkurang saat apa? Apakah sudah minum
obat?
Keluhan tambahan Mata merah, pandangan kabur, pandangan dobel, nyeri, pusing, silau, gatal
RPD Apakah pernah seperti ini sebelumnya? Apakah pernah memakai kacamata?
RPK Apakah di keluarga ada yang mengeluhkan hal serupa?
Apakah terdapat penyakit seperti DM, Hipertensi, Alergi, Asma
Riwayat Kebiasaan Apakah suka membaca / menonton TV dalam jarak dekat?
Apakah suka terkena debu saat berkendara?
HIPERMETROPI

ANAMNESIS
-Penglihatan kurang jelas untuk objek dekat
-Sakit kepala daerah frontal & makin kuat pada penggunaan mata yang
lama dan membaca dekat
-Penglihatan tidak enak (asthenopia akomodatif = eye strain) terutama bila
melihat pada jarak yang tetap dan diperlukan penglihatan jelas pada
jangka waktu yang lama (mis : nonton TV)
-Mata sensitif terhadap sinar
-Spasme akomodasi yang dapat menimbulkan pseudomiopia
-Dapat terjadi mata juling (karena akomodasi berlebihan akan diikti
konvergensi yang berlebihan pula)
Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan visus Pemeriksaan


dengan Snellen refraksi dengan
chart trial lens dan trial
frame

Koreksi dengan lensa spheris


positif terkuat
MIOPI
Anamnesis :
• Penglihatan kabur jika
Faktor risiko :
melihat jauh
• Faktor genetik dan lingkungan
• Mata cepat lelah, pusing dan
• Kebiasaan melihat/membaca
mengantuk
dekat, kurangnya aktivitas luar
• cenderung memicingkan mata
rumah, dan tingkat pendidikan
bila melihat jauh
yang lebih tinggi
• Tidak terdapat kelainan
sistemik (DM, Hipertensi, Buta
Senja)
Pemeriksaan fisik

• Pemeriksaan visus menggunakan snellen chart

Koreksi

• Koreksi dengan kacamata lensa spheris negatif terlemah yang


menghasilkan tajam penglihatan terbaik

Edukasi

• Membaca dalam cahaya yang cukup dan tidak membaca dalam


jarak terlalu dekat
• Kontrol setidaknya satu kali dalam setahun untuk pemeriksaan
refraksi, bila ada keluhan.
ASTIGMATISMA
ANAMNESIS
-Penglihatan kabur dan sedikit distorsi yang kadang menimbulkan sakit kepala
-Pasien memicingkan mata atau head tilt untuk dapat melihat lebih jelas

PEMERIKSAAN FISIK
-Pemeriksaan refraksi dengan Snellen Chart

TATALAKSANA
- Penggunaan kacamata silindris dengan koreksi yang sesuai
PRESBIOPI

ANAMNESIS
-Penglihatan kabur ketika melihat dekat
-Gejala lainnya : setelah membaca mata terasa lelah, berair, dan
sering terasa perih
-Membaca dilakukan dengan menjauhkan kertas yang dibaca
-Terdapat gangguan pekerjaan terutama pada malam hari dan
perlu sinar lebih terang untuk membaca
-Biasanya usia pasien >40 tahun
PEMERIKSAAN FISIK
-Pemeriksaan refraksi untuk penglihatan jarak jauh dengan Snellen Chart
-Melakukan refraksi penglihatan jarak dekat dengan menggunakan kartu
Jaeger
-Minta pasien sebutkan kalimat hingga kalimat terkecil yang terbaca pada
kartu. Target koreksi sebesar 20/30.
-Lensa spheris positif (sesuai usia) ditambahkan pada lensa koreksi
penglihatan jarak jauh

TATALAKSANA
Koreksi kacamata lensa positif
40 thn +1.0 D
45 thn +1.5 D
50 thn +2.0 D
55 thn +2.5 D
60 thn +3.0 D
PEMERIKSAAN FISIK SNELLEN CHART
-Pastikan jarak pasien dengan Snellen Chart 6m

-Baca semua huruf berurutan dari atas sampai yang tidak bisa terbaca

-Hitung jari 1/60 – 6/60

-Lambaian tangan 1/300

-Koreksi pinhole  jika penglihatan kabur karena kelainan refraksi, saat


koreksi pinhole akan terdapat perbaikan

-Koreksi trial lense  +0.25, kabur : koreksi benar, jelas : koreksi salah
Ukur jarak pupil (distantia pupil)
1. Minta pasien melihat jauh ke depan
2. Senter dengan lup
3. Ukur jarak cahaya pupil  jarak jauh
4. Minta pasien melihat arah cahaya  ukur pupil  jarak dekat
Normal
Jarak jauh = jarak dekat + 2-3mm
Jelaskan hasil pemeriksaan
Buat resep kacamata
PERESEPAN KACAMATA
-Usia <40 thn, myopia  koreksi (-) dahulu
Kalo 6/60 pake - 2.0 D  tanya lgsg ke bawah  kalo udah 6/6
koreksi dengan – 1.75 D  kalo udah 6/6
koreksi dengan – 1.5 D  kalo jadi 6/9  pake yang – 1.75 D

- Kalo + 2.0 D  udah 6/6


koreksi + 2.25 D  kalo udah 6/6
koreksi + 2.5 D  kalo udah 6/6
koreksi + 2.75 D  kalo jadi 6/9  pake yang + 2.5 D
VOD : 6/60  pinhole 6/12  Sph – 2.0 D 6/6
Sph – 1.75 D 6/6
Sph – 1.5 D 6/9
VOS : 6/28  pinhole 6/12  Sph + 1.0 D 6/6
Sph + 1.25 D 6/6
Sph + 1.5 D 6/9

 Kacamata Baca = Koreksi Jauh + Addisi (sesuai usia)

Cth : Tn. Y, Usia 45 tahun, - 2.0 D dengan addisi + 1.5 D


R/ - 2 + (+ 1.5) = - 0.50 D

Cth : Ny. U, usia 45 tahun, - 1.5 D dengan addisi + 1.5 D


R/ - 1.5 + (+1.5) = 0 D  Gausah pake kacamata baca!
KATARAK (SKDI 2)

Anamnesis
1. Pasien datang dengan penurunan visus secara perlahan (paling
sering)
2. Terdapat kekeruhan pada lensa, buram, berkabut, redup.
3. Pandangan dapat silau saat terkena lampu sorot. (glare
sensitivity)
4. 6 bulan sekali biasannya ganti kacamata
5. Fading atau yellowing of colours.
6. Double vision on single eye (diplopia mononuclear).
PEMERIKSAAN FISIK KATARAK

Menilai tajam Pemeriksaan


penglihatan Pemeriksaan lapang
(karena ada gerak bola mata pandang
penurunan visus)

Penilaian pupil
Penilaian Penilaian kornea (reflex pupil
eksternal mata menurun,
leukokuria)

Penilaian lensa mata


(terdapat kekeruhan
lensa mata dan hasil
shadow test (+) pada
katarak immature dan (-)
pada katarak mature.
KLASIFIKASI BERDASARKAN MATURITAS

IMMATURE

• saat diberikan pencahayaan terdapat bagian yang gelap

MATURE

• terdapat bagian putih pada seluruhnnya

HYPERMATURE

• pada kapsul anterior berkerut, keruh, melipat akibat Sebagian


materi sudah keluar akibat luqid vikasi

MORGAGNI

• nucleus sudah turun kebawah, capsul tidak mengeluarkan cairan,


pada posisi duduk biasannya terjadi.
THANKYOUUUU, SEMOGA BONAM, YUK BISA YUK

Anda mungkin juga menyukai