INFEKSI VIRUS
KONJUNGTIVITIS
ALERGI JAMUR
ANAMNESIS PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
FISIK PENUNJANG
MATA MERAH VISUS NORMAL
SEDIAAN LANGSUNG
SWAB KONJUNGTIVA
RASA MENGGANJAL INJEKSI KONJUNGTIVAL DENGAN PEWARNAAN
GRAM/GIEMSA
FAKTOR PENGGUNAAN
KONTAK LENS
HIGIENE
RISIKO DENGAN PERSONAL
PERAWATAN
YANG TIDAK
YANG
BAIK BURUK
DIAGNOSIS
KONJUNGTIVITIS ALERGI
FLUMETOLON
tetes 2 x sehari (selama 2 minggu)
KONJUNGTIVITIS VIRAL
ACYCLOVIR 3%
salep 5 x sehari (selama 10 hari)
• konjungtivitis mudah menular oleh karena itu
EDUKASI
sebelum dan sesudah membersihkan atau
mengoleskan obat, pasien harus mencuci
tangannya hingga bersih.
• jangan menggunakan handuk atau lap bersama
dengan penghuni rumah lainnya
• menjaga kebersihan lingkungan rumah dan
sekitar.
TEMPLATE OSCE
SKENARIO KLINIK:
Ny. Tina, 23 tahun mengeluhkan mata kanannya merah sejak 2 hari yang lalu. Tidak
terdapat penurunan tajam penglihatan.
TUGAS :
1. Lakukan anamnesis
2. Lakukan Pemeriksaan fisik yang sesuai dengan keluhan pasien
3. Sampaikan usulan pemeriksaan penunjang, tanyakan hasil pemeriksaan
penunjang dan sampaikan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang pada
penguji.
4. Sebutkan dua diagnosis banding dan satu diagnosis kerja.
5. Tuliskan resep sesuai masalah klinik pasien.
6. Berikan konseling dan edukasi pada pasien tentang penyakitnya.
Anamnesis :
Memperkenalkan diri pada pasien perkenalkan saya dr….
Menanyakan identitas pasien nama, umur, pekerjaan
Menanyakan keluhan utama pasien jadi ibu/bapak datang kesini
dengan keluhan apa?
Menanyakan onset keluhan kapan keluhan timbul?
Menanyakan lokasi keluhan pada mata kanan dan atau kiri?
dibagian mata sebelah mana?
Menanyakan progresivitas keluhan pasien bisa diceritakan mengenai
perjalanan keluhannya dari awal timbul? Apakah ada yang
memperparah dan memperingan keluhan?
Menanyakan rekurensi keluhan pasien keluhan baru pertama kali
atau sudah pernah sebelumnya?
Menanyakan gejala penyerta :
Pandangan kabur/adakah penurunan tajam penglihatan?
Gatal?
Mata berair?
Belekan?warna secret?
Silau?
Nyeri?
Sensasi benda asing/ada yang mengganjal/seperti berpasir?
Demam?
Malaise?
Menanyakan riwayat trauma pada mata apakah mata bapak/ibu
baru saja terkena suatu benda?
Menanyakan riwayat penggunaan kontak lensa apakah bapak/ibu
pernah menggunakan lensa kontak?
Menanyakan kontak dengan penderita konjungtivitis apakah ada
orang disekitar ibu/bapak yang mengalami hal yang sama?
Menanyakan apakah terdapat riwayat alergi apakah ibu/bapak
pribadi ataupun keluarga memiliki riwayat alergi tertentu?
Menanyakan apakah sudah diobati apakah sudah ada upaya
pengobatan untuk keluhan ini?
Menanyakan apakah ada alergi terhadap obat tertentu apakah
bapak/ibu memiliki suatu alergi terhadap obat-obatan tertentu?
HASIL ANAMNESIS PASIEN
Nama : Ny. Tina kali, dulu pernah saat masih merendam mata dengan air
sekolah sirih
Usia : 23 th
Karakteristik : gatal, kadang Obat dipakai saat ini : tidak
Jenis kelamin : perempuan keluar air mata, saat pagi ada.
Pekerjaan : pedagang sayur hari sulit dibuka karna
lengket. Belekannya warna
Status pernikahan : menikah,kuning kental. Riwayat penyakit dahulu
1 anak Progresi : awalnya mata
kanan pedih, dikucek, tambah tidak ada
Pendidikan terakhir : SMA
merah seluruh bagian Riwayat penyakit keluarga
matanya, sekarang
belekannya bertambah Tidak ada
Riwayat Penyakit Sekarang banyak
Riwayat pribadi (relevan)
Keluhan Utama : mata Yang memperparah : saat
merah. gatal, dikucek, tambah nyeri Alergi obat : tidak ada
Sejak kapan/onset : sejak 2 dan memerah
hari yang lalu Yang mengurangi : dibiarkan
Lokasi : kanan saja
Durasi/frekuensi : pertama Usaha yang dilakukan :
Pemeriksaan Fisik
Bila peserta ujian melakukan pemeriksaan di bawah ini, penguji
menyampaikan hasil pada peserta.
Hasil Pemeriksaan Fisik :
KU:sakit ringan
Tanda Vital: TD:110 /70 mmHg; N: 88x/menit; R:18x /menit; t: 37,1derajat
Status Lokalis : (lakuin pemeriksaan segmen anterior mata bagian eksternal)
At oculi dextra
edema palpebra (+)
injeksi konjungtiva (+)
injeksi siliar (-)
secret mucopurulent (+)
Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan swab secret mata
(pelajarin caranya)
Hasil = gram negative
Diagnosis utama dan diagnosis banding
Penguji menilai diagnosis dan dua (2) diagnosis banding.
Diagnosis : Konjungtivitis bakterialis oculi dextra
Diagnosa banding : Konjungtivitis viral oculi dextra dan
Konjungtivitis fungal oculi dextra
Tatalaksana
Penguji menilai tatalaksana farmakoterapi berupa resep yang dituliskan oleh
peserta ujian.
Nama obat, sediaan, dosis, dan cara pemberian
Obat yang diberikan adalah tetes mata antibiotic seperti Kloramfenikol,
gentamicin, ofloxacin, dll.
Contoh penulisan resep :
R/ chloramphenicol eye drops fl No I
S 4 dd 2 gtt OD
Edukasi
Penguji menilai komunikasi dan edukasi yang disampaikan peserta ujian
kepada pasien.
1. Menjelaskan bahwa konjungtivitis merupakan penyakit yang mudah
menular, oleh karena itu sebelum dan sesudah memeberikan obat pada
mata pasien harus mencuci tangna dengan bersih
2. Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani
mata yang sakit
3. Bersihkan secret mata dengan menggunakan kain tipis bersih atau kasa
steril yang diberi air hangat
4. Beri obat tetes 4 kali sehari sebanyak 1-2 tetes pada mata kanan.
EPISKLERITIS
EPISKLERITIS
: Radang pd jar.
ikat vaskular di
episklera
Difus Nodular
EPIDEMIOLOGI • > pada wanita usia muda
Internum Externum
Merah pada merah pada
konjungtiva bagian kulit
kelopaknya
tarsal akibat sehingga tampak
penonjolan ke hiperemis
arah dalam (kel. Zeiss dan
(kel. Meibom) Molle)
Benjolan
yang Mata
terlokaliris
& merah
mengkilat
Bengkak Nyeri
Gejala pada
kelopak
terutama
saat
mata menunduk
Ada sakit
sensasi bila
mengganjal disentuh
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Visus dbn
Pemeriksaan segmen anterior:
Benjolan
Hiperemis
Periksa kesejajaran mata
identifikasi daerah sekitar mata (palpebra, lakrimal, bulu mata dan
alis)
Konjungtiva terkadang eversi
Periksa bagian kornea dan sensibilitas kornea
Periksa kejernihan lensa
Periksa reflek pupil dan konvergensi
pseudoptosis
nyeri tekan
PP DD komplikasi
Blepharitis selulitis
Insect bite
medikamentosa
tatalaksana
nonmedikamentosa
Medikamentosa
Hordeolum ringan Hordeolum sedang-berat
Nonmedikamentosa
Patogenesis :
Penurunan hygine infeksi kulit superfisial kelopak mata oleh bakteri, virus,
jamur ataupun kutu Sumbatan di meibom akibat produk dari bakteri
membuat kel meibom menjadi kental dan menggumpal di kel mebom
(menurunkan kandungan fosfolipid sebagai surfaktan) air mata ga bisa
diuraikan gesekan denagan bola mata infeksi oleh flora normal
BLEFARITIS VIRUS
Akibat reaktivasi virus Varicella Zooster yang dorman (N.IV)
Tatalaksana :
Kayanya mah bisa dari Pemeriksaan Segmen Anterior (inspeksi eksternal mata)
EDUKASI
Menjaga kebersihan dengan :
1. Pembersihan dengan kapas lidi hangat (atau nitrat argenti 1%
dan salep sulfonamide sebagai keratolitik)
2. Kompres air hangat (5-10 menit)
3. Menjaga kebersihan mata
4. Jangan dikucek
5. Jangan memakai produk kosmetik mata
6. Tatalaksana sesuai etiologi (bakteri, virus, jamur, pedikulosis)
TRICHIASIS
(Tumbuhnya bulu mata kedalam sehingga menyentuh bola mata)
Gejala : Pemeriksaan
fisik :
kelilipan, fotofobia • Visus
terasa lakrimasi • Segmen
anterior
mengganjal
nyeri, perih
TATALAKSANA
TRICHIASIS
Etiologi :
• sindroma sjogren (penyakit autoimun yg dapat mengakibatkan mata dan
mulut yang kering)
• sindroma non sjogren (penyakit lakrimal primer dan sekunder)
• Penurunan produksi air mata, oleh karena :
1. adanya blefaritis posterior/disfungsi kelenjar meibom
2. disfungsi kelenjar lakrimal
3. berkurangnya frekuensi berkedip
Hasil anamnesis :
• Mata kering dan gatal seperti berpasir 1. eksaserbasi iritasi oleh stress
• Dapat disertai sensasi terbakar lingkungan
• Mata merah 2. Eksaserbasi iritasi oleh aktivitas
• Pandangan silau yang membutuhkan penglihatan
• Gejala semakin memberat pada dalam waktu yang lama
sore/malam
• Rasa nyeri
Faktor risiko : usia > 40 tahun,
• Bisa terjadi penurunan visus menopause, penyakit sistemik
• Rasa tidak nyaman dalam penggunaan (Sindrom sjorgen, sclerosis sistemik
lensa kontak progresif, sarkoidosis, leukemia,
• Sekresi mukus meningkat dan kesulitan linfoma, amyloidosis, dan
menggerakan bola mata hemokromatosis), penggunaan lensa
• Frekuensi mengedip meningkat kontak, penggunaan computer dalam
waktu lama.
Pemeriksaan Fisik
-Tes Schrimmer : normal jika resapan air mata < 5 menit (>=20mm)
tanpa anestesi topikal : <10 mm setelah 5 menit abnormal
dengan anestesi topikal : <5 mm setelah 5 menit dianggap
sebagai penanda diagnostik defisiensi air mata
komplikasi tatalaksana edukasi
Anamnesis
1. Pasien datang dengan keluhan mata merah tidak merata (1 sisi).
2. Mata merah spontan (missal saat bangun tidur eh merah..)
3. Tidak terdapat nyeri, bersifat akut (2-3 minggu), dan tidak terdapat
tanda inflamasi.
4. Tidak terdapat penurunan visus (visus 6/6)
5. Terdapat Riwayat hipertensi, DM, penggunaan obat-obatan anti
koagulan (warfarin, heparin, dll), dan batuk atau mengedan yang
terlalu kuat.
6. Dapat pula terdapat Riwayat trauma missal ditonjok, dipukulin, kena
bola.
Pemeriksaan Fisik
1. Tajam pengelihatan (Visus 6/6)
2. Pemeriksaan lapang pandang (N)
3. Pemeriksaan posisi bola mata (N)
4. Pemeriksaan Gerakan mata (N)
5. Pemeriksaan konvergensi mata (N)
6. Penilaian eksternal mata (N)
7. Penilaian kornea (N)
8. Penilaian pupil (N)
9. Penilaian BMD dan Iris (kripta baik, normal)
10. Penilaian lensa mata (jernih, shadow test negative)
11. Menilai tekanan intraocular (N)
12. Pemeriksaan funduskopi (N)
Tatalaksana
Non-Medikamentosa :
ANAMNESIS
-Penglihatan kurang jelas untuk objek dekat
-Sakit kepala daerah frontal & makin kuat pada penggunaan mata yang
lama dan membaca dekat
-Penglihatan tidak enak (asthenopia akomodatif = eye strain) terutama bila
melihat pada jarak yang tetap dan diperlukan penglihatan jelas pada
jangka waktu yang lama (mis : nonton TV)
-Mata sensitif terhadap sinar
-Spasme akomodasi yang dapat menimbulkan pseudomiopia
-Dapat terjadi mata juling (karena akomodasi berlebihan akan diikti
konvergensi yang berlebihan pula)
Pemeriksaan fisik
Koreksi
Edukasi
PEMERIKSAAN FISIK
-Pemeriksaan refraksi dengan Snellen Chart
TATALAKSANA
- Penggunaan kacamata silindris dengan koreksi yang sesuai
PRESBIOPI
ANAMNESIS
-Penglihatan kabur ketika melihat dekat
-Gejala lainnya : setelah membaca mata terasa lelah, berair, dan
sering terasa perih
-Membaca dilakukan dengan menjauhkan kertas yang dibaca
-Terdapat gangguan pekerjaan terutama pada malam hari dan
perlu sinar lebih terang untuk membaca
-Biasanya usia pasien >40 tahun
PEMERIKSAAN FISIK
-Pemeriksaan refraksi untuk penglihatan jarak jauh dengan Snellen Chart
-Melakukan refraksi penglihatan jarak dekat dengan menggunakan kartu
Jaeger
-Minta pasien sebutkan kalimat hingga kalimat terkecil yang terbaca pada
kartu. Target koreksi sebesar 20/30.
-Lensa spheris positif (sesuai usia) ditambahkan pada lensa koreksi
penglihatan jarak jauh
TATALAKSANA
Koreksi kacamata lensa positif
40 thn +1.0 D
45 thn +1.5 D
50 thn +2.0 D
55 thn +2.5 D
60 thn +3.0 D
PEMERIKSAAN FISIK SNELLEN CHART
-Pastikan jarak pasien dengan Snellen Chart 6m
-Baca semua huruf berurutan dari atas sampai yang tidak bisa terbaca
-Koreksi trial lense +0.25, kabur : koreksi benar, jelas : koreksi salah
Ukur jarak pupil (distantia pupil)
1. Minta pasien melihat jauh ke depan
2. Senter dengan lup
3. Ukur jarak cahaya pupil jarak jauh
4. Minta pasien melihat arah cahaya ukur pupil jarak dekat
Normal
Jarak jauh = jarak dekat + 2-3mm
Jelaskan hasil pemeriksaan
Buat resep kacamata
PERESEPAN KACAMATA
-Usia <40 thn, myopia koreksi (-) dahulu
Kalo 6/60 pake - 2.0 D tanya lgsg ke bawah kalo udah 6/6
koreksi dengan – 1.75 D kalo udah 6/6
koreksi dengan – 1.5 D kalo jadi 6/9 pake yang – 1.75 D
Anamnesis
1. Pasien datang dengan penurunan visus secara perlahan (paling
sering)
2. Terdapat kekeruhan pada lensa, buram, berkabut, redup.
3. Pandangan dapat silau saat terkena lampu sorot. (glare
sensitivity)
4. 6 bulan sekali biasannya ganti kacamata
5. Fading atau yellowing of colours.
6. Double vision on single eye (diplopia mononuclear).
PEMERIKSAAN FISIK KATARAK
Penilaian pupil
Penilaian Penilaian kornea (reflex pupil
eksternal mata menurun,
leukokuria)
IMMATURE
MATURE
HYPERMATURE
MORGAGNI