PENDAHULUAN
retina. Secara umum, terjadi ketidak seimbangan sistem penglihatan pada mata
sehingga menghasilkan bayangan yang kabur. Sinar tidak dibiaskan tepat pada
retina, tetapi dapat di depan atau di belakang retina dan tidak terletak pada satu
kornea dan lensa, perubahan indeks bias, dan kelainan panjang sumbu bola mata.
astigmatisma.1
refraksi menempati urutan ke-3 (sebesar 0,14%) setelah katarak dan glaukoma.2
Hasil survei oleh Hartanto didapatkan prevalensi kelainan refraksi tak terkoreksi
penuh yang terbanyak adalah miopia dengan presentase 58,15%.3 Jumlah pasien
yang menderita kelainan refraksi di Indonesia hampir 25% dari populasi atau
kacamata, lensa kontak dan pada keadaan tertentu kelainan refraksi dapat diatasi
1
2
bedah refraktif. Pertama kali diseksi kornea lamelar diperkenalkan oleh Barraquer
pada tahun 1949 dan kemudian dimodifikasi menjadi bagian terintegrasi dalam
automated lamellar keratoplasty (ALK). Sejak tahun 1983 ablasi kornea dengan
berkembang dari prosedur yang hanya dilakukan oleh seorang ahli menjadi
merupakan bedah LASIK. Lebih dari 90% pasien yang telah menjalani LASIK
merupakan jenis yang paling sering digunakan dan paling terkenal dibandingkan
yang lebih efektif untuk jenis kelainan pengelihatan yang lebih besar. Secara
spesifik, LASIK melibatkan fungsi dan kemampuan dari laser untuk merubah
3
bentuk kornea secara permanen. LASIK telah memperbaiki secara total kelainan
pada mata dan mengurangi ketergantungan pada kacamata dan lensa kontak.7