Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

Kelainan refraksi adalah keadaan bayangan tegas tidak dibentuk pada

retina. Secara umum, terjadi ketidak seimbangan sistem penglihatan pada mata

sehingga menghasilkan bayangan yang kabur. Sinar tidak dibiaskan tepat pada

retina, tetapi dapat di depan atau di belakang retina dan tidak terletak pada satu

titik fokus. Kelainan refraksi dapat diakibatkan terjadinya kelainan kelengkungan

kornea dan lensa, perubahan indeks bias, dan kelainan panjang sumbu bola mata.

Jenis kelainan refraksi diantaranya miopia, hipermetropia, presbiop dan

astigmatisma.1

Penyakit mata, khususnya yang menyebabkan kebutaan, sampai saat ini

merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Menurut Kementrian Kesehatan,

prevalensi nasional kebutaan di Indonesia adalah sebesar 0,9%, dan gangguan

refraksi menempati urutan ke-3 (sebesar 0,14%) setelah katarak dan glaukoma.2

Hasil survei oleh Hartanto didapatkan prevalensi kelainan refraksi tak terkoreksi

penuh yang terbanyak adalah miopia dengan presentase 58,15%.3 Jumlah pasien

yang menderita kelainan refraksi di Indonesia hampir 25% dari populasi atau

sekitar 55 juta jiwa.4

Koreksi terhadap kelainan refraksi dapat dilakukan dengan penggunaan

kacamata, lensa kontak dan pada keadaan tertentu kelainan refraksi dapat diatasi

dengan pembedahan pada kornea antara lain keratotomi radial, keratektomi

fotorefraktif, LASEK (Laser Assisted Subeptihelial Keratectomy) dan Laser

Asissted In situ Interlamelar Keratomilieusis (LASIK).1

1
2

LASIK adalah prosedur yang berkembang dari berbagai variasi teknik

bedah refraktif. Pertama kali diseksi kornea lamelar diperkenalkan oleh Barraquer

pada tahun 1949 dan kemudian dimodifikasi menjadi bagian terintegrasi dalam

automated lamellar keratoplasty (ALK). Sejak tahun 1983 ablasi kornea dengan

laser excimer telah digunakan dalam keratektomi fotorefraktif (Photorefractive

Keratektomy/ PRK). Tahun 1990, Pallikaris pertama kali melakukan prosedur

LASIK dengan menggunakan laser excimer. Perkembangan selanjutnya dalam

teknologi laser excimer dan mikrokeratom membuat bedah refraktif lamelar

berkembang dari prosedur yang hanya dilakukan oleh seorang ahli menjadi

tindakan yang dapat dilakukan oleh dokter mata umum.5

Bedah LASIK merupakan salah satu pembedahan yang paling banyak

dilakukan di dunia. Diperkirakan hampir satu juta pasien menjalani pembedahan

refraktif kornea tiap tahunnya di Amerika Serikat, dengan 700.000 diantaranya

merupakan bedah LASIK. Lebih dari 90% pasien yang telah menjalani LASIK

mencapai tajam penglihatan 6/6 sampai 6/12.6

LASIK adalah salah satu operasi refraksi untuk memperbaiki kelainan

refraksi pada mata seperti miopia, hipermetropia dan astigmatisma. LASIK

merupakan jenis yang paling sering digunakan dan paling terkenal dibandingkan

operasi dengan bantuan laser (laser-assisted) lainnya, seperti PRK (photorefractive

keratectomy) atau yang lebih dikenal dengan Lasek (laser-assisted sub-ephitelial

keratectomy). Jenis ini umumnya tergolong aman dan menghasilkan penanganan

yang lebih efektif untuk jenis kelainan pengelihatan yang lebih besar. Secara

spesifik, LASIK melibatkan fungsi dan kemampuan dari laser untuk merubah
3

bentuk kornea secara permanen. LASIK telah memperbaiki secara total kelainan

pada mata dan mengurangi ketergantungan pada kacamata dan lensa kontak.7

Anda mungkin juga menyukai