Anda di halaman 1dari 4

Laser-Assisted In-Situ Keratomileusis (LASIK)

 Pendahuluan

Mata merupakan salah satu alat indera paling penting pada tubuh. Untuk dapat
melihat, cahaya yang masuk ke mata melalui kornea (bagian mata paling depan, tidak
berwarna/bening), melewati lensa, akan difokuskan tepat pada retina. Apabila bentuk
kornea atau panjang sumbu bola mata tidak normal, fokus cahaya akan terganggu,
penglihatan akan menjadi kabur yang disebut kelainan refraksi. Kelainan refraksi yang
umum terjadi adalah rabun jauh (miopia), rabun dekat (hipermetropia), mata silinder
(astigmatisme) dimana memerlukan kacamata atau lensa kontak sebagai terapi dan alat
bantu penglihatan. Beberapa orang merasa kurang nyaman bahkan merasa penampilan
menjadi kurang menarik. Saat ini, telah berkembang dan mulai populer operasi untuk
memperbaiki kelainan refraksi (reractive surgery) salah satunya adalah LASIK (Laser-
Assisted In-Situ Keratomileusis).

 Pengertian LASIK

LASIK adalah prosedur operasi rawat jalan, yang dilakukan untuk mengobati
rabun jauh, rabun dekat dan astigmatisme. Saat LASIK, Ophthlamologist (dokter
spesialis mata) menggunakan laser untuk membentuk ulang kornea. Memperbaiki fokus
cahaya yang masuk ke mata menuju retina sehingga menghasilkan penglihatan yang
lebih baik. Operasi LASIK memungkinkan seseorang untuk melakukan tugas sehari-hari
tanpa ketergantungan terhadap kacamata atau lensa kontak. LASIK tidak dapat
memperbaiki presbiopia (mata tua) yaitu gangguan fokus mata yang terkait usia,
biasanya menganggu penglihatan dekat. Bila menjalani operasi
LASIK dengan usia diatas 40 tahun dan tertarik untuk mengkoreksi presbiopia
(mengurangi ketergantungan akan kacamata baca), dapat dipertimbangkan untuk
mengikuti strategi monovision sebelum operasi. Teknik ini mengkoreksi penglihatan
yakni untuk melihat dekat dengan satu mata dan penglihatan jauh dengan mata yang
satunya. > 90% pasien yang telah menjalani LASIK, bisa mencapai penglihatan 20/20
(mata normal) tanpa memerlukan kacamata atau lensa kontak. Namun ada juga yang
harus menjalani operasi kedua (retreatment) atau masih memerlukan kacamata saat
kegiatan tertentu seperti membaca atau berkendara malam hari, terutama pada pasien
dengan nilai kelainan refraksi yang tinggi (semakin parah rabun jauh/rabun
dekat/astigmatisme).

 Sejarah Lasik
 Periode 1960-an (Profesor Jose Ignacio Barraquer – Pengenalan
Keratomileusis)
Perjalanan panjang sejarah LASIK dimulai dari negara Kolombia.
Seorang dokter mata bernama Jose Ignacio Barraquer berhasil mengembangkan
prosedur autoplastik untuk memperbaiki gangguan refraksi mata yang disebut
dengan Keratomileusis.

 Periode 1970-an (Svyatoslov N. Fyodorov, MD menciptakan Keratotomi


Radial & Penemuan Laser Excimer)
Pada tahun 1970-an di Rusia, Svyatoslav Fyodorov berhasil menemukan
teknik yang disebut dengan Keratotomi Radial (RK), setelah melihat seorang
anak muda yang rabun dengan luka pada kornea akibat pecahan kaca. Setelah
luka sang anak muda tersebut sembuh, Ia pun berteori bahwa pemotongan radial
membuat kornea menjadi rata, sehingga pengelihatan anak muda tersebut menjadi
lebih baik daripada sebelum mengalami luka. Laser excimer ditemukan pertama
kali oleh kelompok fisika dan kimia dari IBM® Thomas J. Watson Research
Center di Yorktown, New York. Samuel Blum, Rangaswamy Srinivasan dan
James J. Wynne yang merupakan peneliti di Research Center tersebut, telah
mengeksplorasi cara baru untuk menggunakan laser excimer.

 Periode 1980-an (Stephen Trokel, MD – Penggunaan Laser Excimer pertama


kali pada kornea)
Dr Steven Trokel memperkenalkan Keratektomi Photorefractive (PRK).
Dia juga mematenkan laser Excimer untuk memperbaiki penglihatan dan
melakukan operasi laser pertama pada mata pasien di tahun 1987. Setelah
mempelajari karya dari IBM, dokter mata Stephen Trokel, yang berafiliasi dengan
Columbia Presbyterian Medical Center di New York City, datang ke IBM®
Thomas J. Watson Research Center pada tahun 1983 untuk berkolaborasi dalam
melakukan eksperimen bersama Srinivasan dan peneliti lainnya, Bodil Braren.
Trokel, Srinivasan, dan Braren lalu menulis sebuah makalah yang
memperkenalkan gagasan menggunakan laser untuk membentuk kembali kornea
mata dengan tujuan memperbaiki gangguan refraksi, seperti rabun jauh.
Dr Steven Trokel berhasil membuat sambungan ke kornea dan melakukan operasi
laser pertama di mata pasien pada tahun 1987.

 Periode 1990-an (PRK disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration)
Keratektomi fotorefraktif atau PRK adalah jenis operasi mata korektif
pertama yang menggunakan laser daripada pisau untuk menghilangkan jaringan
kornea. Metode ini disetujui penggunaannya untuk operasi mata oleh FDA (Food
and Drug Administration) pada sekitar tahun 1996. Gagasan menggabungkan
teknologi flap yang telah terbukti sebelumnya dan membentuk kembali kornea
dengan laser excimer terjadi pada awal tahun 1990an dan dengan disetujuinya
metode LASIK oleh FDA, menandai era operasi LASIK dimulai.
 Periode 2000-an ( Evolusi Laser Femtosecond dalam Bedah Refraktif &
Teknologi Wavefront Disetujui)
Pada tahun 1997, Dr Tibor Juhasz, seorang insinyur biomedis yang
familiar dengan penelitian femtosecond sebelumnya, mulai memikirkan tentang
aplikasi medis. Laser IntraLase merupakan laser femtosecond pertamanya yang
disetujui untuk LASIK tanpa pisau di Amerika Serikat, yang telah memperoleh
persetujuan FDA pada tahun 2001. IntraLase Inc. kemudian mengenalkan
beberapa model baru laser ini dengan berbagai fitur-fitur yang semakin canggih.
Pada Mei 2003, FDA menyetujui penggunaan Customized Wavefront
LASIK yang menggunakan sistem CustomVue VISX, sebuah generasi koreksi
penglihatan laser yang benar-benar baru. Dengan teknologi ini, tujuan
pembedahan tidak lagi untuk menghasilkan pengelihatan yang setara saat Anda
menggunakan kacamata atau kontak terbaik, namun melebihi kualitas penglihatan
saat memakai kacamata atau kontak.

 LASIK Masa Kini (Teknologi LASIK Terbaru dengan Zeiss ReLEx®


SMILE (Refractive Lenticule Extraction, Small Incision Lenticule
Extraction)
Saat ini koreksi terhadap kelainan refraksi mata benar-benar memasuki
babak baru dengan hadirnya teknologi Zeiss ReLEx® SMILE. ReLEx® SMILE
merupakan metode bedah refraktif yang dapat mengoreksi kelainan refraksi tanpa
perlu pembuatan flap pada kornea yang biasa dilakukan pada prosedur LASIK
pada umumnya. Dengan tidak adanya proses pembuatan flap, proses
penyembuhan yang menggunakan teknologi Zeiss ReLEx® SMILE menjadi jauh
lebih cepat dibandingkan metode LASIK konvensional. Proses operasi juga
menjadi sangat cepat, hanya memakan waktu beberapa menit saja dan
pengelihatan pun akan membaik 80% hingga 100% setelah beberapa hari pasca
operasi. Kelainan refraksi yang dapat dikoreksi dengan teknologi Zeiss ReLEx®
SMILE diantaranya adalah Miopia (rabun jauh) dan Astigmatisma (silinder).

 Prosedur Kerja Lasik


LASIK merupakan teknik operasi menggunakan alat yang disebut Excimer Laser.
Sebelumnya mata akan dibius lokal dengan tetes mata. Kelopak mata ditahan agar tetap
terbuka menggunakan alat yang disebut spekulum, akan terasa seperti ada tahanan. Alat
suction ring diletakkan di atas mata yang menyebabkan bentuk kornea lebih datar juga
mencegah mata bergerak, rasanya seperti ada jari yang menekan mata dengan lembut.
Dokter akan membuat "flap" dari lapisan tipis kornea menggunakan alat microsurgical
yakni berupa laser atau pisau microkeratome. Flap kornea diangkat namun tetap
menggantung. Kemudian excimer laser mulai memahat untuk membentuk ulang lapisan
kornea, saat itu pasien melihat titik cahaya. Setelah itu dokter mengembalikan flap pada
posisinya, tanpa perlu dijahit.
Setelah operasi, hindari mengucek mata agar flap tidak berubah posisi. Dokter
akan memberikan lapisan transparan pelindung mata yang digunakan malam hari,
mencegah pasien mengucek mata secara tidak sadar saat tidur. Pasien juga akan
mendapat tetes mata untuk mencegah infeksi atau radang selama proses penyembuhan
dan untuk mencegah mata kering. Meskipun rawat jalan, pasien perlu istirahat seharian di
rumah. Biasanya, keesokan harinya, saat kontrol, penglihatan pasien mulai jelas. Dokter
akan memberi saran berapa lama pasien harus menunggu hingga boleh kembali bekerja,
olahraga, atau aktivitas berat. Harus diingat diperlukan waktu antara 3 - 6 bulan untuk
penglihatan menjadi benar-benar stabil.
Gambar urutan prosedr kerja lasik

 Komplikasi dan efek samping


LASIK, seperti halnya prosedur operasi lain juga memiliki kemungkinan untuk
terjadi komplikasi setelah operasi. Dari keseluruhan operasi LASIK yang telah
dikerjakan, angka terjadinya komplikasi berat sangatlah rendah. Beberapa komplikasi
yang mungkin terjadi yakni radang dan infeksi, masalah pada flap kornea, over/under
correction, memburuknya bahkan hilangnya penglihatan permanen (hampir tidak pernah
terjadi).
Efek samping yang lebih sering terjadi setelah operasi LASIK yakni rasa nyeri
atau tidak nyaman, sensasi mata tergores atau mata kering, penglihatan buram,
penglihatan malam yang terganggu (sulit berkendara malam hari), rasa silau, melihat
halo (lingkaran cahaya), sensitif terhadap cahaya, bercak merah pada bagian putih mata.
Pada sebagian besar kasus, efek samping hilang dalam 3-6 bulan setelah operasi.

Anda mungkin juga menyukai