Anda di halaman 1dari 10

LASIK (Laser-Assisted in situ Keratomileusis) adalah metode terpopuler di dunia

untuk memperbaiki kelainan mata minus (myopia), mata plus, dan mata silinder
(astigmatism). Prosedur LASIK dilaksanakan oleh dokter spesialis dengan
menggunakan laser atau microkeratome. Prosedur ini dilakukan untuk memperbaiki
bentuk permukaan kornea mata sehingga cahaya dapat masuk dengan sempurna
dan penglihatan mata meningkat.

Operasi lasik menggunakan sinar laser ultraviolet untuk menghilangkan jaringan kornea mata
dan membentuk kornea baru sehingga cahaya bisa fokus dengan jelas pada retina. Operasi
lasik bisa menyebabkan kornea mata menjadi tipis.

Operasi lasik biasanya hanya membutuhkan waktu sekitar 10 sampai 15 menit saja. Bius
yang digunakan hanyalah sejenis tetes mata yang membuat permukaan mata menjadi mati
rasa.

Operasi lasik dilakukan dengan pasien dalam keadaan sadar, hanya saja pasien di beri obat
supaya nyaman dan tidak tegang. Lasik bisa dilakukan untuk satu mata atau dua mata
sekaligus dalam satu sesi operasi. Ketika sedang operasi, pisau atau biasa disebut
mikrokeratome digunakan untuk memotong jaringan mata yang mengganggu di lapisan luar
bola mata.

Setelah pembentukan selesai, kelopak kemudian diamankan dan tidak memerlukan jahitan
karena kornea akan menahan kelopak di tempatnya. Perban akan diletakkan di luar kelopak
untuk melindungi mata dari gosokkan tangan atau tekanan sampai kondisinya benar-benar
sehat kembali.

Jenis Operasi Laser Pada Mata

Sebenarnya ada tiga jenis metode paling umum untuk pengobatan mata dengan tindakan
pembedahan menggunakan laser yaitu Lasik, Prk, dan Lasek.

LASIK 
Merupakan singkatan dari Laser In Situ Keratectomy, Yaitu Operasi laser yang bertujuan untuk
mengubah bentuk kornea, Lasik juga merupakan prosedur medis yang paling sering dilakukan untuk
memperbaiki permasalahan pada mata, baik rabun dekat, rabun jauh maupun estimatigme.

PRK 
Singkatan dari Photorefractive keratectomy, Secara singkat PRK menggunakan Laser untuk
mengubah bentuk kornea dengan cara menyingkirkan sedikit jaringan pada kornea mata sehingga
fokus cahaya bisa terfokus tepat pada Retina mata.

LASEK
Lasek atau Laser epithelial keratomileusis, Tujuannya juga sama, namun metode ini menggunakan
alkohol untuk mengendurkan permukaan kornea.

BIAYA

Biaya LASIK mata dengan metode FemtoLASIK di Ciputra SMG Eye Clinic adalah Rp.14.000.000 untuk
satu mata. FemtoLASIK merupakan operasi mata yang mengunakan laser pada permukaan kornea.

Harga LASIK mata dengan metode ReLEx® SMILE di Ciputra SMG Eye Clinic adalah Rp.19.000.000
untuk satu mata.

Syarat Kandidat LASIK


 Usia 18 tahun ke atas
 Kedua mata harus dalam keadaan sehat
 Melepas soft contact lens selama 14 hari atau hard contact lens selama 30
hari berturut-turut sebelum tindakan LASIK
 Tidak sedang hamil atau menyusui
Karena perbedaan situasi setiap orang, maka disarankan untuk konsultasi secara
mendalam pada tim dokter kami yang telah menangani hampir 30.000 operasi
LASIK.

Tahapan LASIK
1. Tahap pertama adalah membuat lapisan pada kornea (flap).
Tahapan ini pada awalnya menggunakan teknik Mikrokeratom(Blade), dimana flap
dibuat manual menggunakan alat bedah yang sangat kecil. Proses pembuatan flap
ini kemudian berkembang  menggunakan Femtosecond Laser, disebut juga
Bladeless Laser Surgery.
2. Tahap kedua adalah penyinaran laser pada bagian dalam kornea untuk membentuk
ulang kornea, setelah flap terbuka. Tujuannya adalah untuk menghilangkan kelainan
refraksi (minus, plus dan silinder) dengan Excimer Laser.Excimer Laser bertujuan  untuk
membentuk permukaan kornea yang baru. Setelah penyinaran selesai flap dikembalikan ke
posisi semula. Dalam waktu kurang dari 3 menit flap akan melekat dengan sendirinya tanpa
perlu dijahit. Prosedur tindakan ini seluruhnya menggunakan teknologi canggih dengan
tingkat akurasi yang sangat tinggi. LASIK tanpa Pisau Bedah (Bladeless Laser Surgery)
menghasilkan permukaan yang sangat halus, sehingga kualitas penglihatan jadi lebih baik.

ReLEx® SMILE
SMILE (Small Incision Lenticule Extraction) merupakan pilihan bedah refraktif generasi
ketiga, setelah PRK (Photo Refractive Keratectomy) dan LASIK (Laser-Assisted in situ
Keratomielusis), yang mulai diperkenalkan sejak tahun 2011.
Di Indonesia sendiri, prosedur SMILE sudah dapat dilakukan sejak tahun 2015 di Jakarta.
Meski sampai sejauh ini, operasi LASIK masih mendominasi tindakan bedah koreksi mata
minus.

Dalam operasi ini, mata akan dilaser dengan teknologi khusus. Jangan khawatir, prosedur
SMILE telah dinyatakan aman. Prosedur ini tidak memakan waktu lama dan tidak akan
menimbulkan rasa sakit.

Pilih mana antara SMILE dan LASIK?


Prosedur SMILE dan LASIK sama-sama memiliki tingkat penyembuhan yang lebih baik
dibandingkan dengan PRK. Selain itu, operasi mata dengan SMILE dan LASIK lebih cepat
sembuh dibandingkan dengan PRK. Kedua prosedur ini hanya berlangsung antara 30-60
menit saja.

Namun sebagai bedah refraktif generasi terbaru, SMILE memiliki keunggulannya tersendiri
dibandingkan jenis-jenis bedah generasi sebelumnya. Berikut adalah beberapa keunggulan
SMILE dibanding LASIK.

1. Stabilitas kornea yang lebih baik

Kornea yang menjalani prosedur SMILE memiliki stabilitas yang lebih baik dibandingkan
dengan prosedur LASIK. Ini karena pada operasi SMILE, hanya sebagian kecil kornea yang
disayat dibandingkan dengan LASIK. Pada LASIK, sebagian besar lapisan kornea dibuka
untuk menciptakan flap.

Kornea yang tidak stabil berisiko menyebabkan ektasia kornea jika terkena trauma atau
cedera. Prosedur SMILE mengurangi panjang sayatan pada LASIK dari 20 mm menjadi
hanya 2-4 mm. Untuk mereka yang memiliki risiko trauma pada mata seperti atlet akan lebih
banyak mendapatkan keuntungan dengan prosedur SMILE.

2. Risiko efek samping lebih kecil

Pada prosedur LASIK, efek samping yang paling sering adalah mata kering. Hal ini
disebabkan oleh banyaknya lapisan kornea yang dibuka, sehingga semakin banyak pula saraf
pada kornea yang rusak.

Sedangkan pada SMILE, hanya sebagian kecil saraf kornea yang terpotong sehingga fungsi
kornea dalam mempertahankan mata agar tidak kering dan tetap lembap menjadi tidak
terganggu. Anda yang sebelumnya memiliki masalah dengan mata kering tentu lebih cocok
dengan prosedur SMILE.

3. Hasil operasi lebih efektif

Menurut penelitian, ternyata pada prosedur SMILE, hasil operasinya tidak begitu
berpengaruh pada seberapa besar mata minus yang Anda miliki sebelumnya. Ini tentu jadi hal
yang membedakan prosedur SMILE dan LASIK.
Pada prosedur LASIK, semakin berat mata minus pasien, maka semakin sulit untuk
memprediksi hasil akhir operasi. Karena itu untuk Anda dengan mata minus yang lebih berat,
akan lebih banyak mendapatkan keuntungan dari prosedur SMILE.

4. Cocok untuk Anda yang memiliki kornea tipis

Jika setelah diperiksa Anda memiliki kornea yang tipis, maka SMILE merupakan pilihan
yang tepat untuk Anda. Ini karena kornea yang tipis akan membuat proses pembuatan
flap pada LASIK menjadi tidak memungkinkan. Sebabnya, jaringan kornea itu sendiri tidak
cukup untuk dibuat flap.

Kelemahan operasi SMILE


Meskipun SMILE merupakan generasi terbaru, tentu masih ada keterbatasan-keterbatasan
tertentu. Sejauh ini SMILE belum bisa memperbaiki mata plus (hypermetropia) dan mata
silinder (astigmatisma), sehingga penggunaannya terbatas pada Anda yang memiliki mata
minus (myopia). Sedangkan PRK dan LASIK sudah bisa memperbaiki mata minus, plus, dan
silinder.

SEJARAH LASIK

Periode 1960-an

– Profesor Jose Ignacio Barraquer – Pengenalan Keratomileusis

Perjalanan panjang sejarah LASIK dimulai dari negara Kolombia. Seorang dokter mata


bernama Jose Ignacio Barraquer berhasil mengembangkan prosedur autoplastik untuk
memperbaiki gangguan refraksi mata yang disebut dengan Keratomileusis.

Periode 1970-an

– Svyatoslov N. Fyodorov, MD menciptakan Keratotomi Radial

Pada tahun 1970-an di Rusia, Svyatoslav Fyodorov berhasil menemukan teknik yang disebut
dengan Keratotomi Radial (RK), setelah melihat seorang anak muda yang rabun dengan luka
pada kornea akibat pecahan kaca. Setelah luka sang anak muda tersebut sembuh, Ia pun
berteori bahwa pemotongan radial membuat kornea menjadi rata, sehingga pengelihatan anak
muda tersebut menjadi lebih baik daripada sebelum mengalami luka.

– Penemuan Laser Excimer

Laser excimer ditemukan pertama kali oleh kelompok fisika dan kimia dari IBM® Thomas J.
Watson Research Center di Yorktown, New York. Samuel Blum, Rangaswamy Srinivasan
dan James J. Wynne yang merupakan peneliti di Research Center tersebut, telah
mengeksplorasi cara baru untuk menggunakan laser excimer.

Periode 1980-an

– Stephen Trokel, MD – Penggunaan Laser Excimer pertama kali pada kornea


Dr Steven Trokel memperkenalkan Keratektomi Photorefractive (PRK). Dia juga
mematenkan laser Excimer untuk memperbaiki penglihatan dan melakukan operasi laser
pertama pada mata pasien di tahun 1987.

Setelah mempelajari karya dari IBM, dokter mata Stephen Trokel, yang berafiliasi dengan
Columbia Presbyterian Medical Center di New York City, datang ke IBM® Thomas J.
Watson Research Center pada tahun 1983 untuk berkolaborasi dalam melakukan eksperimen
bersama Srinivasan dan peneliti lainnya, Bodil Braren.

Trokel, Srinivasan, dan Braren lalu menulis sebuah makalah yang memperkenalkan gagasan
menggunakan laser untuk membentuk kembali kornea mata dengan tujuan memperbaiki
gangguan refraksi, seperti rabun jauh.

Dr Steven Trokel berhasil membuat sambungan ke kornea dan melakukan operasi laser
pertama di mata pasien pada tahun 1987.

Periode 1990-an

– PRK disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration)

Keratektomi fotorefraktif atau PRK adalah jenis operasi mata korektif pertama yang
menggunakan laser daripada pisau untuk menghilangkan jaringan kornea. Metode ini
disetujui penggunaannya untuk operasi mata oleh FDA (Food and Drug Administration) pada
sekitar tahun 1996.

– LASIK disetujui oleh FDA

Gagasan menggabungkan teknologi flap yang telah terbukti sebelumnya dan membentuk
kembali kornea dengan laser excimer terjadi pada awal tahun 1990an dan dengan
disetujuinya metode LASIK oleh FDA, menandai era operasi LASIK dimulai.

Periode 2000-an

– Evolusi Laser Femtosecond dalam Bedah Refraktif

Pada tahun 1997, Dr Tibor Juhasz, seorang insinyur biomedis yang familiar dengan penelitian
femtosecond sebelumnya, mulai memikirkan tentang aplikasi medis. Laser IntraLase
merupakan laser femtosecond pertamanya yang disetujui untuk LASIK tanpa pisau di
Amerika Serikat, yang telah memperoleh persetujuan FDA pada tahun 2001. IntraLase Inc.
kemudian mengenalkan beberapa model baru laser ini dengan berbagai fitur-fitur yang
semakin canggih.

– Teknologi Wavefront Disetujui

Pada Mei 2003, FDA menyetujui penggunaan Customized Wavefront LASIK yang
menggunakan sistem CustomVue VISX, sebuah generasi koreksi penglihatan laser yang
benar-benar baru. Dengan teknologi ini, tujuan pembedahan tidak lagi untuk menghasilkan
pengelihatan yang setara saat Anda menggunakan kacamata atau kontak terbaik, namun
melebihi kualitas penglihatan saat memakai kacamata atau kontak.
LASIK Masa Kini

– Teknologi LASIK Terbaru dengan Zeiss ReLEx® SMILE (Refractive Lenticule Extraction,
Small Incision Lenticule Extraction)

Saat ini koreksi terhadap kelainan refraksi mata benar-benar memasuki babak baru dengan
hadirnya teknologi Zeiss ReLEx® SMILE. ReLEx® SMILE merupakan metode bedah
refraktif yang dapat mengoreksi kelainan refraksi tanpa perlu pembuatan flap pada kornea
yang biasa dilakukan pada prosedur LASIK pada umumnya.

Dengan tidak adanya proses pembuatan flap, proses penyembuhan yang menggunakan
teknologi Zeiss ReLEx® SMILE menjadi jauh lebih cepat dibandingkan metode LASIK
konvensional. Proses operasi juga menjadi sangat cepat, hanya memakan waktu beberapa
menit saja dan pengelihatan pun akan membaik 80% hingga 100% setelah beberapa hari
pasca operasi. Kelainan refraksi yang dapat dikoreksi dengan teknologi Zeiss ReLEx®
SMILE diantaranya adalah Miopia (rabun jauh) dan Astigmatisma (silinder).

Risiko yang Bisa Saja Terjadi

Sama seperti prosedur medis secara umum, operasi lasik juga memiliki sejumlah risiko,
seperti:

 Mata kering. Operasi ini bisa mengurangi produksi air mata untuk sementara, biasanya
selama enam bulan setelah operasi lasik.
 Bermasalah pada lipatan kornea. Komplikasi seperti infeksi atau penyembuhan jaringan
kornea yang tidak sempurna bisa saja terjadi setelah pembedahan untuk membuat lipatan
kornea.
 Astigmatisme. Ini dapat terjadi ketika pengikisan jaringan tidak merata. Anda mungkin
membutuhkan kacamata, lensa kontak, atau operasi tambahan untuk mengatasinya.
 Sensitif terhadap cahaya. Anda mungkin merasa silau atau melihat lingkaran cahaya ketika
berada di sekitar lampu atau sumber cahaya.
 Gangguan penglihatan. Meski jarang, kemungkinan hal ini bisa terjadi akibat komplikasi
pasca operasi. Risiko kembalinya gangguan penglihatan, seperti rabun jauh juga dapat
terjadi pasca operasi lasik.
 Undercorrections. Kondisi ini terjadi ketika laser mengikis terlalu sedikit jaringan pada mata.
 Overcorrections. Kondisi ini terjadi ketika laser mengikis terlalu banyak jaringan pada mata.

Risiko tersebut cenderung meningkat pada orang-orang yang memiliki mata kering, penyakit
autoimun, gangguan mata (glaukoma, katarak, herpes simpleks, atau cedera mata), diabetes,
dan penglihatan tidak stabil yang disebabkan oleh kehamilan, perubahan hormon, usia, dan
penggunaan obat-obatan.

Hal-hal yang Sebaiknya Dihindari Setelah Operasi Lasik


Setelah Anda mengetahui hal-hal yang harus dipersiapkan jelang operasi lasik, hal lain yang
juga harus Anda tahu adalah beberapa larangan yang harus dipatuhi agar manfaat operasi
lasik mata dapat optimal dan terhindari dari komplikasi, di antaranya:

1. Hindari mengucek mata


Mata akan terasa gatal dan memerah 12 jam setelah operasi lasik. Namun, mata gatal ini
jangan dikucek karena dapat merusak hasil operasi. Aktivitas mengucek mata sebaiknya
dihindari kurang lebih 3 minggu setelah operasi lasik.

2. Hindari menggunakan sabun muka dan sampo

Seminggu setelah menjalani operasi lasik, sebaiknya Anda menghindari penggunaan sabun
muka dan sampo. Hal itu bertujuan untuk agar bahan-bahan kimia dari produk tersebut tidak
mengiritasi kornea.

3. Hindari penggunaan kosmetik

Seperti halnya sabun muka dan sampo, kosmetik juga disarankan untuk dihindari terutama di
daerah mata setidaknya selama dua hari setelah operasi. Pada kosmetik terdapat butiran-
butiran halus yang dapat masuk dan mengiritasi lapisan mata, sehingga meningkatkan risiko
komplikasi infeksi.

4. Hindari berenang

Air kolam renang mengandung banyak bakteri, klorin dan zat kimia lainnya yang bisa
mengiritasi mata yang belum sepenuhnya membaik pascaoperasi lasik. Selain berenang,
berendam di air panas dan sauna adalah aktivitas yang sebaiknya dihindari.

5. Hindari naik pesawat

Bepergian menggunakan pesawat dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada bola mata
dan membuat mata lelah, sehingga memperlambat penyembuhan pascaoperasi. Lima hari
setelah operasi lasik adalah waktu terbaik untuk bepergian dengan pesawat.

6. Hindari mengemudi kendaraan

Sama halnya seperti larangan bepergian dengan pesawat, larangan mengemudi kendaraan
juga bertujuan untuk menjaga kondisi mata pascaoperasi lasik tetap terjaga. Mata akan
menjadi lebih sensitif terhadap cahaya, oleh karenanya sebaiknya Anda tidak mengemudi 2
hari setelah operasi lasik. Mengemudi kendaraan tetap boleh dilakukan asal dalam jarak dekat
dan menggunakan kacamata hitam terutama pada siang hari.

Pada umumnya, dokter akan menyarankan untuk mengistirahatkan mata setelah menjalankan
prosedur operasi lasik. Selain itu, biasanya dokter juga akan meresepkan beberapa obat
seperti tetes mata steroid, antibiotik atau air mata buatan. Jangan lupa, Anda juga harus rutin
kontrol ke dokter pasca operasi lasik untuk mengevaluasi hasil dan memantau jika terjadi
komplikasi.

Keuntungan Operasi Mata LASIK

Seperti pengobatan bedah lainnya, operasi mata LASIK juga membawa risiko dan komplikasi
sendiri. Survei terbaru menunjukkan bahwa sekitar 90% dari pasien puas dengan hasil
operasi. Namun, prosedur ini tidak sepenuhnya bebas risiko. Pertama-tama, mari kita lihat
keuntungan dari operasi mata LASIK.
 Koreksi Penglihatan : Prosedur bedah sangat efektif dalam mengoreksi kesalahan bias
seperti, miopia (rabun dekat) dan hyperopia (rabun jauh). Sebagian besar pasien yang telah
menjalani operasi puas dengan hasilnya.
 Prosedur Rawat Jalan : Prosedur bedah rawat jalan, operasi mata LASIK memakan waktu
sekitar 10 sampai 15 menit untuk setiap mata. Prosedur ini dapat dilakukan pada kedua
mata pada sesi yang sama, atau pada hari yang berbeda.
 Minimal Rasa Sakit : Operasi ini dikaitkan dengan rasa sakit yang minimal dan
ketidaknyamanan. Sementara anestesi diberikan dalam bentuk tetes mata, obat-obatan juga
dapat digunakan pasien untuk bersantai selama prosedur operasi. Operasi ini tidak
melibatkan jahitan.
 Hasil Cepat : Keuntungan lain adalah penyembuhan cepat, pemulihan cepat, dan hasil yang
baik. Dalam kebanyakan kasus, mata akan kembali stabil dalam beberapa hari. Hasil
langsung dapat terlihat pada pasien dengan masalah penglihatan ringan.
 Satu Kali Bedah : Biasanya, operasi ini dilakukan hanya satu kali, yang hampir tanpa rasa
sakit dan dilakukan dalam hitungan menit. Namun, dengan bertambahnya usia, beberapa
orang mungkin masih membutuhkan kacamata baca. Dalam hal itu, mereka mungkin
memilih untuk operasi lain untuk perbaikan penglihatan.
 Tidak Ada Lagi Kacamata atau Lensa Kontak : Operasi mata LASIK bisa menjadi keuntungan
bagi mereka, yang alergi terhadap lensa kontak dan mereka yang ingin menyingkirkan
kacamata. Prosedur ini sangat bermanfaat bagi profesi yang tidak memperbolehkan
berkacamata atau memakai lensa kontak.

Kelemahan Operasi Mata LASIK

 Hasil buruk : Meskipun prosedur ini dikatakan sangat efektif, beberapa orang mungkin tidak
mengalami peningkatan yang cukup, bahkan setelah menjalani operasi. Hal ini juga
berpendapat bahwa hasil yang baik hanya untuk pasien yang memiliki masalah mata ringan
atau sedang dan bukan untuk mereka yang memiliki masalah mata parah dan sudah lama.
 Efek Samping : Dalam kasus operasi mata LASIK, dapat menimbulkan efek samping yang
tidak biasa. Sementara beberapa dapat mengalami mata melotot, adanya lingkaran cahaya,
dan penglihatan ganda, masalah dengan penglihatan pada malam hari juga banyak
ditemukan. Sebagian besar pasien mungkin mengalami mata kering selama beberapa bulan
setelah operasi, tapi untuk beberapa, sindrom mata kering yang parah dapat bertahan lebih
lama dan membutuhkan perawatan. Efek samping lain termasuk kelebihan koreksi,
kekurangan koreksi, induksi silindris, sensitivitas cahaya, dll.
 Komplikasi : Pembedahan ini dapat menyebabkan komplikasi, seperti infeksi kornea,
perpindahan atau lipatan di penutup kornea, lipatan terselip, perdarahan Subconjunctival
dan penipisan kornea juga dialami oleh beberapa orang.
 Bedah Koreksi : Dalam beberapa kasus, operasi lain mungkin diperlukan baik untuk
meningkatkan hasil atau untuk memperbaiki masalah yang ditimbulkan oleh operasi
sebelumnya. Sementara kekurangan koreksi diperbaiki dengan operasi kedua, kelebihan
koreksi sering diperbaiki dengan lensa kontak atau kacamata.
 Kacamata atau Lensa : Kebebasan dari kacamata atau lensa dikatakan menjadi keuntungan
tambahan dari operasi mata LASIK. Namun dalam beberapa kasus, kacamata atau lensa
mungkin diperlukan, bahkan setelah operasi.
 Kerugian Pada Mata atau  Kerusakan Ireversibel : Operasi mata LASIK melibatkan
pembentukan jaringan kornea. Dalam beberapa kasus tertentu yang jarang, kehilangan
penglihatan atau kerusakan permanen mungkin terjadi, sebagai akibat dari prosedur ini.
Operasi dan pengobatan lebih lanjut kadang dapat memperbaiki kerusakan.
 Biaya tinggi : Operasi mata LASIK membutuhkan biaya mahal dan sebagian besar perusahaan
asuransi tidak mencakup prosedur ini.
Siapa Saja yang Layak Untuk Melakukan Operasi Mata LASIK

Prosedur bedah ini tidak dimaksudkan untuk setiap orang dengan kesalahan bias. Jadi itu
perlu untuk menilai apakah orang tersebut adalah layak untuk menjalani operasi mata
LASIK. Berikut ini adalah beberapa pedoman yang dirumuskan oleh FDA dan American
Academy of Ophthalmology.

 Umur : Dia harus berusia 18 tahun, karena daya penglihatan terus berubah pada remaja.
Dalam beberapa kasus, batas usia yang diperbolehkan bisa menjadi 21 tahun. Jarang,
operasi ini dilakukan pada remaja.
 Kehamilan dan Perawatan : Operasi mata LASIK tidak diperbolehkan pada wanita hamil dan
menyusui. Hal ini karena kondisi ini mempengaruhi akurasi pengukuran mata tentang
pembiasan.
 Obat Resep : Jika Anda menggunakan obat resep seperti, Accutane, prednison oral,
Cardarone, Imitrex, dll, Anda tidak akan diizinkan untuk menjalani operasi mata ini.
 Kondisi Medis : Seorang calon yang layak untuk menjalankan operasi mata LASIK harus
sehat. Dia harus tidak memiliki kondisi medis seperti diabetes, katarak, infeksi mata, herpes,
AIDS, keratoconus, gangguan autoimun, seperti rheumatoid arthritis, glaukoma, lupus, dll.
 Resep Mata Harus Stabil : Jika resep mata Anda terus berubah setiap tahun, Anda bukan
calon yang ideal untuk operasi LASIK. Sementara perubahan kecil tidak menjadi masalah,
perubahan resep mata yang sering bisa menjadi penghalang bagi mereka yang tertarik
dalam operasi ini.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.klinikmatanusantara.com/id/ketahui-lebih-lanjut/info-kesehatan-mata-dari-kmn-
eyecare/artikel/apa-itu-lasik-mata-dan-bagaimana-prosedurnya/

https://jec.co.id/id/knowledge/110/lasik

https://doktersehat.com/apa-itu-operasi-lasik-pada-mata/

https://www.alodokter.com/penglihatan-anda-buram-coba-operasi-lasik

https://ciputrasmgeyeclinic.com/sejarah-lasik/

https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/perbedaan-smile-dan-lasik-minus/

https://www.idmedis.com/2015/12/3-jenis-operasi-mata-menggunakan-laser-lasik-prk-lasek.html

https://bramardianto.com/kelebihan-dan-kelemahan-operasi-mata-lasik.html

https://ciputrasmgeyeclinic.com/biaya-dan-informasi-lasik-mata-2019/

Anda mungkin juga menyukai