PENDAHULUAN
1
dan mucin. Walaupun glandula meibom diinervasi, tidak diketahui apakah saraf-saraf
tersebut memediasi terjadinya sekresi lipid. Reflex tear secretion dimediasi dan
diinduksi secara neural pada respon iritasi fisik ( stimulasi sensori konjungtiva dan
kornea superfisial oleh bahan kimia, termis, atau mekanik), faktor psikogenik, dan
cahaya terang melalui nervus optikus. Induksi nervus sensori oleh reflex neural lokal
mengaktivasi nervus-nervus simpatis dan parasimpatis yang menginervasi glandula
lakrimal dan epithelia, menyebabkan terjadinya sekresi.1,7,8
Kontrol tear dan aktivitasnya adalah di bawah regulasi neural konstan: suatu
konsep berbeda dari konsep tradisional sebelumnya yang memikirkan bahwa hanya
reflex tear yang merupakan hasil dari partisipasi neural dan bahwa tear yang normal
merupakan hasil dari aktivitas glandula lakrimal intrinsik. Jelas sekali, baik terlalu
sedikit atau terlalu banyak sekresi akuos akan menimbulkan masalah pada fungsi
visual. Karena itu, terdapat regulasi homeostatik pada permukaan okular, di bawah
mekanisme kontrol dimana komponennya termasuk nervus aferen dari kornea dan
jaringan permukaan okular, nuklei yang berhubungan dengan sistem saraf pusat, dan
nervus eferen yang terdiri dari inervasi otonom untuk jaringan sekretori yang
produknya berkontribusi untuk tear film.2,7,9
2
BAB II
Tear film adalah lapisan cair yang menutupi permukaan depan bola mata.
Lapisan ini merupakan struktur komplek yang komposisinya berasal dari berbagai
sumber, yaitu kelenjar lakrimal, kelenjar meibom, sel goblet, dan kelenjar lakrimal
aksesoris dari permukaan bola mata. Tear film terdiri dari 3 lapisan yaitu lipid,
akuos, dan musin.3,8,9
3
2.1. Anatomi dan Fisiologi Lapisan Lipid
Lapisan lipid merupakan lapisan paling superfisial dari tear film dengan
ketebalan kurang lebih tebal 100 molekul, mengandung lipid-lipid polar dan non
polar yang disekresi terutama oleh kelenjar meibom. Lapisan ini mengandung
hidrokarbon, ester, trigliserida, diester, gliserol, asam lemak bebas, dan lipid polar
yang diproduksi terutama oleh kelenjar Meibom. Kelenjar ini berlokasi pada tarsal
plate kelopak mata atas dan bawah. Terdapat kurang lebih 30-40 kelenjar Meibom
pada kelopak mata atas dan 20-30 kelenjar yang lebih kecil pada kelopak mata
bawah. Masing-masing glandula memiliki sebuah duktus yang terbuka langsung pada
tepi dalam dari palpebra yang berdekatan ke mucocutaneous junction.1,3
4
2.2 Anatomi dan Fisiologi Lapisan Akuos
5
Gambar 2. Sekumpulan sIgA pada glandula lakrimal17
6
dan diferensiasi dari epitel kornea dan epitel konyungtiva, mereka juga mengatur
penyembuhan luka dari permukaan bola mata.1,2,18
Lapisan musin dari tear film melapisi mikroplika dari sel epitel superfisial
kornea dan membentuk sebuah jaringan kerja yang halus pada permukaan
konyungtiva. Lapisan ini mengandung musin (komponen utama), elektrolit, air,
protein termasuk imunoglobulin, dan lipid.1,20
Lapisan musin disekresi terutama oleh sel goblet konyungtiva, sel berlapis
gepeng dari konyungtiva dan epitel kornea, dan sedikit oleh glandula lakrimalis dari
Henle dan Manz. Produksi musin sel Goblet adalah 2-3 µL/hari. Musin merupakan
glycosylated glycoprotein tingkat tinggi yang strukturnya mengandung inti dan
komplek protein dan rantai samping heterogen dari oligosakarida.1,2
7
Berbagai tipe musin telah diidentifikasi pada air mata dan secara lokal pada
sel epitel kornea dan konyungtiva. Musin berbentuk gel MUC5AC disekresi oleh sel
goblet. Musin terikat membran MUC1, MUC4, dan MUC16 dihasilkan oleh epitel
berlapis gepeng kornea dan konyungtiva. Sebagai tambahan epitel kornea dan
konyungtiva juga memproduksi MUC2, MUC7, dan musin terikat membran
lainnya.2,3,7
Fungsi lapisan musin adalah merubah permukaan epitel kornea dari lapisan
hidrofobik menjadi lapisan hidrofilik yang diperlukan untuk penyebaran tear film
secara spontan dan merata. Lapisan musin dapat menurunkan tegangan permukaan
dengan berinteraksi terhadap lapisan lipid air mata yang akan menstabilkan tear film
mata. Lapisan ini juga menangkap permukaan sel-sel yang rusak, partikel asing dan
bakteri, serta lubrikasi palpebra saat melewati bola mata.1,14
8
BAB III
1. Hormonal
Androgen adalah hormon utama yang meregulasi produksi lipid. Reseptor
estrogen dan progesteron pada konjungtiva dan glandula lakrimal penting
untuk fungsi normal jaringan ini.
2. Neuronal
Serat-serat saraf yang berdekatan dengan glandula lakrimal dan sel goblet
berperan pada sekresi akuos dan mukus.22,23
9
Gambar 4. proses penghantaran impuls pada lengkung reflek neural24
Sekresi air mata secara refleks dimediasi dan diinduksi terhadap respons iritasi
fisik (rangsangan sensoris kornea superfisialis dan konyungtiva secara mekanis,
termis atau kimiawi), faktor psikogenik, dan oleh cahaya terang. Induksi saraf
sensorik oleh sebuah reflek persarafan lokal mengaktifasi saraf parasimpatis dan
10
simpatis yang mensarafi kelenjar air mata dan epitel, hingga menyebabkan sekresi air
mata.1,16
Inervasi dari glandula lakrimal adalah suatu hal yang kompleks. Lengkung
reflek berperan penting, termasuk serat saraf dari nervus kranial V pada kornea,
konjungtiva atau jaringan di sekelilingnya. Terdapat juga inervasi dari sistem
simpatis dan parasimpatis, yang menginduksi kontrol sekresi. Jalur parasimpatis
menunjukkan beberapa kompleksitas: dimulai dari nukleus lacrimatory pada
brainstem dari nervus fasialis ( nervus kranialis VII), serat-serat ganglion
pterigopalatina, dari sana serat-serat sekretori nervus lakrimal mengikuti nervus
zigomatiko-temporal dan bergabung dengan nervus lakrimal dari divisi oftalmika
nervus kranialis V dan memasuki glandula lakrimal. Tetapi, terdapat bukti bahwa
sejumlah rami orbitales yang lewat dari ganglion pterigopalatina berjalan langsung ke
glandula lakrimal.9,17
11
Gambar 7. Inervasi glandula lakrimal9
12
3.2.1 Inervasi Simpatis Tear Film
13
oxide mengaktivasi guanylyl cyclase untuk memproduksi c GMP yang mengaktivasi
protein kinase G untuk menstimulasi sekresi protein. Eksperimen elektrofisiologi
pada tikus menunjukkan bahwa jalur ini juga dapat menyebabkan sekresi elektrolit
dan air.4,21,23
Gambar 9. skema dari jalur sinyal α1D-adrenergik simpatis yang digunakan untuk
menstimulasi sekresi protein dan mungkin juga air dan elektrolit dari glandula
lakrimal.23
14
Serat-serat parasimpatis postganglionik menginervasi:
15
Pada manusia sekresi glandula lakrimal dari protein dan elektrolit/air
distimulasi oleh asetil kolin yang dilepaskan oleh saraf parasimpatis yang berinteraksi
dengan reseptor kolinergik M3 (M3AchR) pada sel-sel sekretori. Signaling pathway
yang diaktivasi oleh reseptor-reseptor ini telah diinvestigasi dan termasuk aktivasi
dari phospholipase C (PLC) untuk memproduksi 1,3,4-inositol trisphosphate.
Gabungan ini melepaskan Ca2+ dari simpanan intraselular untuk meningkatkan Ca2+
intraselular dan menyebabkan peningkatan pada influks Ca2+ untuk mempertahankan
level peningkatan Ca2+. Peningkatan pada aktivitas PLC juga memproduksi
diacylglycerol yang mengaktivasi isoform protein kinase C. Peningkatan Ca2+
intraselular dan aktivasi protein kinase C menstimulasi sekresi glandula lakrimal.2,3,21
Gambar 11. skema dari jalur sinyal kolinergik, parasimpatis yang digunakan untuk
menstimulasi sekresi protein, elektrolit, dan air pada glandula lakrimal.23
16
Saraf parasimpatis juga melepaskan neuropeptida vasoactive intestinal peptide
(VIP) yang menstimulasi sekresi dari protein dan elektrolit/air. Ini merupakan sebuah
mekanisme penting pada manusia. Pada glandula lakrimal tikus dan kelinci VIP
menstimulasi sekresi protein dan cairan melalui ikatan dengan reseptornya yang
mengaktivasi adenylyl cyclase untuk memproduksi cyclic adenosine monophosphate
(cAMP). Peningkatan level cAMP selular mengaktivasi protein kinase A (PKA)
untuk menginduksi sekresi.3,22,23
Gambar 12. skema dari jalur sinyal dependen cyclic adenosine monophosphate
(cAMP) yang memicu produksi protein, elektrolit, dan air dari glandula lakrimal.23
17
KESIMPULAN
18