TINJAUAN PUSTAKA
Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di daerah temporal bola mata. Sistem
Sistem produksi atau glandula lakrimal. Glandula lakrimal terletak di temporo antero
Sistem ekskresi yang terdiri atas pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal,
dan duktus nasolakrimal. Sakus lakrimal terletak dibagian depan rongga orbita. Air mata
dari duktus lakrimal akan mengalir kedalam rongga hidung didalam meatus inferior.
Bagian orbita
Berbentuk kenari yang terletak didalam fossa lakrimalis di segmen temporal atas anterior
orbita, dipisahkan dari bagian palpebra oleh kornu lateralis dari muskulus levator
palpebrae.
Bagian palpebrae
Bagian palpebrae yang lebih kecil terletak tepat di atas segmen temporal forniks
kecil, menghubungkan bagian orbital dan palpebrae glandula lakrimalis dengan forniks
terletak di dalam substansia propia di konjungtiva palpebrae. Air mata mengalir dari
lakuna lakrimalis melalui punktum superior dan inferior dan kanalikuli ke sakus
lakrimalis yang terletak di dalam fossa lakrimalis. Duktus nasolakrimalis berlanjut
kebawah dari sakus dan bermuara ke dalam meatus inferior rongga nasal, lateral terhadap
turbinatum inferior. Air mata diarahkan kedalam punktum oleh isapan kapiler dan gaya
berat berkedip. Kekuatan gabungan dari isapan kapiler dalam kanalikuli, gaya berat
berkedip dan kerja memompa dari otot Horner, yang merupakan perluasan muskulus
orbikularis okuli ke titik di belakang sakus lakrimalis. Hal ini cenderung meneruskan
Pasokan darah dari glandula lakrimalis berasal dari arteria lakrimalis. Vena yang mengalir
dari kelenjar bergabung dengan vena oftalmika. Drainase limfe menyatu dengan
Persarafan
Nervus petrosus superfisialis magna (sekretoris), yang datang dari nukleus salivarius superior.
Lapisan air mata melapisi permukaan okuler normal. Pada dasarnya, lapisan air mata
Lapisan tipis superfisial (0.11um). Merupakan film lipid monomokuler yang berasal dari kelenjar
meibom. Diduga lapisan ini menghambat penguapan dan membentuk sawar kedap air saat
palpebra ditutup. Lapisan ini terdiri dari lipid polar dan non polar yang menyebar ke seluruh
permukaan mata saat mata berkedip. Penyebaran lipid ini penting karena penumpukan lipid,
khususnya lipid nonpolar, dapat mengkontaminasi lapisan musin yang dapat mengakibatkan
Lapisan aqueous (7 um). Lapisan yang dihasilkan oleh kelenjar lakrimal mayor dan minor,
mengandung substansi larut air (garam dan protein). Lapisan ini mengandung oksigen, elektrolit
dan banyak protein seperti growth factors, yang berfungsi sebagai sumber nutrisi dan
menyediakan lingkungan yang cocok untuk epitel permukaan. Keadaan epitel permukaan
bergantung pada growth factors seperti EGF, HGF dan KGF. Immunoglobulin dan protein
lainnya seperti laktoferin, lisozim, defensin dan IgA, menjaga pemukaan mata dari infeksi
bakteri dan virus. Protein lain seperti interleukin, meminimalkan inflamasi pada permukaan
mata. Kandungan elektrolit pada tear film, memiliki konsentrasi yang sama dengan elektrolit
serum dengan osmolaritas 300 mOsm/L yang mempertahankan volume sel epitel. Ion juga
membantu proses enzimatik dengan melarutkan protein. Osmolaritas yang tepat dibutuhkan
untuk mempertahankan potensial membran saraf, homeostasis seluler, dan fungsi sekresi.
Lapisan musinosa yang diproduksi oleh sel-sel goblet konjunctiva dan epitel permukaan okuler
dan berhubungan dengan permukaan okuler. Lapisan musinosa terdiri atas glikoprotein dan
melapisi sel-sel epitel kornea dan konjungtiva. Membran sel epitel terdiri atas lipoprotein dan
bersifat relatif hidrofobik. Permukaan yang demikian tidak dapat dibasahi dengan larutan berair
saja. Musin diabsorpsi sebagian pada membran epitel kornea dan mikrovili ditambatkan pada
sel-sel permukaan. Ini menghasilkan permukaan hidrofilik baru bagi lapisan akueosa untuk
menyebar secara merata ke bagian yang dibasahinya dengan cara menurunkan tegangan
permukaan.
Fungsi lapisan ini sebagai surfaktan yang membantu air mata membasahi epitel kornea yang
bersifat hidrofobik. Lapisan ini juga berfungsi dalam mempertahankan kejernihan penglihatan
dan kekuatan refraksi. Lapisan musin yang intak melindungi epitel dari ancaman lingkungan dan
Volume terbesar air mata dihasilkan oleh kelenjar lakrimalis yang terletak di fossa
glandulae lacrimalis yang terletak di kuadran temporal atas orbita. Kelenjar yang berbentuk
kenari ini dibagi oleh kornu lateral aponeurosis levator menjadi lobus orbita yang lebih besar dan
lobus palpebra yang lebih kecil, masing-masing dengan sistem duktulus yang bermuara ke
forniks temporal superior. Persarafan kelenjar utama datang dari nucleus lacrimalis di pons
melalui nervus intermedius dan menempuh suatu jaras rumit cabang maxillaris nervus
trigeminus.1
Kelenjar lakrimal assesorius (sepersepuluh dari massa kelenjar utama) mempunyai peranan
penting. Struktur kelenjar Krause dan Wolfring identik dengan kelenjar utama, namun tidak
superior. Sel-sel goblet uniseluler mensekresi glikoprotein dalam bentuk musin. Modifikasi
kelenjar sebasea meibom dan zeis di tepian palpebra memberi lipid pada air mata. Kelenjar Moll
adalah modifikasi kelenjar keringat yang ikut membentuk tear film. Sekresi kelenjar lakrimal
dipicu oleh emosi atau iritasi fisik dan menyebabkan air mata mengalir melimpah melewati
tepian palpebra (epifora). Kelenjar lakrimal assesorius dikenal sebagai ”pensekresi dasar”. Sekret
yang dihasilkan normalnya cukup untuk memelihara kesehatan kornea. Hilangnya sel goblet,
berakibat mengeringnya kornea meskipun banyak air mata dari kelenjar lakrimal.1
Air mata membentuk lapisan tipis setebal 7-10 µm yang menutup epitel kornea dan
Membuat kornea menjadi permukaan optik yang licin dengan meniadakan ketidakteraturan
minimal di permukaan epitel. Tear film adalah komponen penting dari “the eye’s optical
system”. Tear film dan permukaan anterior kornea memiliki mekanisme untuk
memfokuskan refraksi sekitar 80%. Bahkan sebuah perubahan kecil pada kestabilan dan
volume tear film akan sangat mempengaruhi kualitas penglihatan (khususnya pada
sensitivitas pada kontras). “Tear break up” menyebabkan aberasi optik yang akan
menurunkan kualitas fokus gambaran yang didapatkan retina. Oleh karena itu,
ketidakteraturan pada tear film preocular merupakan penyebab munculnya gejala visual
Membasahi dan melindungi permukaan epitel kornea dan konjungtiva yang lembut.
Pergerakan kelopak mata dapat menimbulkan gaya ± 150 dyne/cm yang mempengaruhi
tear film. Lapisan musin pada tear film dapat mengurangi efek yang dapat mempengaruhi
epitel permukaan semakin mudah rusak akibat gaya tersebut yang menyebabkan
antimikroba. Permukaan okuler adalah permukaan mukosa yang paling sering terpapar
lingkungan. Bagian ini selalu terpapar suhu yang ekstrim, angin, sinar UV, alergen dan
iritan. Tear film harus memiliki stabilitas untuk menghadapi paparan lingkungan tersebut.
Komponen tear film yang berfungsi untuk perlindungan adalah IgA, laktoferin, lisozim
dan enzim peroksidase yang dapat melawan infeksi bakteri maupun virus. Lapisan lipid
flim dapat membersihkan partikel, iritan dan alergen akibat paparan lingkungan.
Menyediakan substansi nutrien yang dibutuhkan kornea. Kornea merupakan struktur yang
avaskuler sehingga epitel kornea bergantung pada growth factors yang terdapat pada tear
film dan mendapat nutrisi dari tear film. Tear film menyediakan elektolit dan oksigen
untuk epitel kornea sedangkan glukosa yang dibutuhkan kornea berasal dari difusi
aqueous humor. Tear film terdiri dari ± 25 g/mL glukosa, kira-kira 4% dari konsentrasi
glukosa pada darah, yaitu konsentrasi yang dibutuhkan oleh jaringan non-muskular.
Antioksidan yang terdapat pada tear film juga mengurangi radikal bebas akibat pengaruh
lingkungan. Tear film juga mengandung growth factor yang penting untuk regenerasi dan
Gambar 2.3. Anatomi air mata + sistem sekresi dan eksresi air mata