Anda di halaman 1dari 23

Nama :

Monika Anneke, S.Ked


011 08 40 105
Sistem pembasahan mata, mulai dari
produksinya air mata sampai pada
pembuangannya.
 Air mata berfungsi  untuk membasahi kornea dan
konjungtiva, air mata merupakan cairan netral atau
agak alkalis (pH ± 7, ada referensi yg menyebutkan pH
7,35).
 Refleks sekresi air mata dapat berupa

Sekresi dasar

Stimulasi kornea dan konjungtiva


Kelenjar lakrimalis

Kelenjar aksesori (Kelenjar Wolfring


dan Kelenjar Krause)

Pungtum lakrimalis

Kanalikuli lakrimalis

Kantong lakrimalis

Ductus naso lakrimalis


KELENJAR LAKRIMALIS
 Fossa lakrimal, sisi medial
prosesus zigomatikum os
frontal.
 Berbentuk oval, kurang lebih
bentuk dan besarnya
menyerupai almond,
 Terdiri dari dua bagian
 kelenjar lakrimal superior (pars
orbitalis)
 inferior (pars palpebralis).

 Duktus kelenjar ini, berkisar 6-


12, berjalan pendek
menyamping di bawah
konjungtiva.
KELENJAR AKSESORI (KELENJAR
WOLFRING DAN KELENJAR KRAUSE)
 Kelenjar Krause &
Kelenjar Wolfring
adalah kelenjar kecil di
kelopak mata yang
melepaskan sekresi untuk
membentuk lapisan tengah
film air mata yang paling
tebal.
 Kelenjar Lakrimal
aksesorius terletak di dalam
substansia propria di
konjungtiva palpebra dan
hanya dapat dilihat secara
mikroskopik.
PUNGTUM LAKRIMALIS

 Ukuran punctum lakrimalis


 diameter 0.3 mm
 Terletak di sebelah medial
bagian superior dan inferior
dari kelopak mata.
 Punctum relatif avaskular
dari jaringan Pucat
 Jarak superior dan inferior
punctum 0,5 mm, sedangkan
jarak masing-masing ke
canthus medial kira-kira
6,5mm dan 6,0 mm.
KANALIKULI LAKRIMALIS
 Lacrimal ducts (lacrimal
canals), berawal pada
orifisium yang sangat kecil,
bernama puncta lacrimalia,
 Pada sudutnya, duktus
mengalami dilatasi dan
disebut ampulla.
 Pada setiap lacrimal papilla
serat otot tersusun
melingkar dan membentuk
sejenis sfingter.
SACCUS LAKRIMALIS
 Ujung bagian atas yang
dilatasi dari duktus
nasolakrimal, dan terletak
dalam cekungan (groove)
dalam yang dibentuk oleh
tulang lakrimal dan
prosesus frontalis maksila.
 Bentuk lacrimal sac oval dan
ukuran panjangnya sekitar
12-15 mm; bagian ujung
atasnya membulat; bagian
bawahnya berlanjut menjadi
duktus nasolakrimal.
DUCTUS NASO LAKRIMALIS
 Kanal membranosa,
panjangnya sekitar 18 mm,
yang memanjang dari
bagian bawah lacrimal sac
menuju meatus inferior
hidung,
 Duktus nasolakrimal
terdapat pada kanal
osseous, yang terbentuk
dari maksila, tulang
lakrimal, dan konka nasal
inferior.
PERSARAFAN KELENJAR AIR
 Nervus Lakrimalis (sensoris),
 Nervus Petrosus superficialis magna (sekretoris )
 Saraf simpatis yang menyertai arteria dan nervus
lakrimalis
FISIOLOGI SISTEM LAKRIMALIS

Sistem
Sistem
sekresi
drainase
lakrimal
 Kelenjar lakrimal normalnya menghasilkan sekitar 1,2 µl air
mata per menit.
 Sebagian hilang melalui evaporasi. Sisanya dialirkan melalui
sistem nasolakrimal  Bila produksi air mata melebihi
kapasitas sistem drainase, air mata yang berlebih akan
mengalir ke pipi
Sistem lakrimal terdiri atas :
1. Sistem sekretorik, meliputi :
a. Kelenjar lakrimal utama memproduksi 95%
dari total air mata. Terletak di fossa grandulae
lacrimalis os temporal, di lateral atas mata.
b. Kelenjar lakrimal tambahan : kelenjar krause
dan wolfring memproduksi 5% dari total air
mata. Kedua kelenjar ini terletak di konjungtiva
terutama di fornix superior
2. Sistem ekskresi/pembuangan
Setelah air mata diproduksi, mata akan berkedip dan
palpebra meratakan air mata keseluruh bagian anterior
mata. Pada saat mata berkedip, sacus lakrimalis akan
tergencet dan menimbulkan tekanan negatif didalamnya.
Pada waktu mata dibuka, dgn adanya tekanan negatif ini,
air mata terserap melalui pungtum lacrimal.
Capilarity of canaliculi: 70%lower

Mata terbuka, otot relaks, sac collapse (Positive


pressure ) and gravitasi

Berkedipkontraksi m orbicularis oculi, Pompa


saccus lacrimalis (neg.pressure) ke meatus nasi inf.
Emosi atau iritasi Sekresi dari
fisik Kelenjar lakrimalis

Setiap berkedip,
palpebra menutup air mata mengalir
menyebarkan air berlimpah melewati
mata secara merata tepian palpebra
di atas kornea

air mata akan


menyalurkan
memasuki puncta
kedalam sistem
sebagian karena
ekskresi pada aspek
sedotan
medial palpebra
kapiler konjungtiva
 Membuat kornea menjadi
 Air mata merupakan permukaan optik yang licin
komposisi dari kelenjar dengan meniadakan
ketidakteraturan minimal di
sekresi lakrimalis mayor permukaan epitel.
dan minor, sel-sel goblet
dan kelenjar meibom.  Membasahi dan melindungi
permukaan epitel kornea dan
 Normal merupakan lapisan konjungitva yang lembut.
tipis sekitar 7-10 μm yang  Menghambat pertumbuhan
melapisi permukaan mikroorganisme dengan
kornea dan kongjungtiva pembilasan mekanik dan efek
antimikroba.
 Menyediakan kornea berbagai
substansi nutrien yang
diperlukan.
 Volume air mata Komposisi tear

normal  Gama globulin IgA, IgG, IgE.

diperkirakan ± 2  Lysosim

μL di setiap  Glukosa 2,5 mg / deciliter


 Urea 0,04 mg / deciliter
mata.  K+, Na+, Cl-
 pH : 7,35
 Osmolaritas : 295-300 m
osmol/l
Lapisan superfisial

Lapisan akueosa tengah

Lapisan musinosa
Lapisan superfisial Lapisan akueosa tengah
Bersifat LIPID, dihasilkan bersifat AIR, dihasilkan kelenjar
lakrimal utama dan lakrimal
kelenjar meibom. tambahan, merupakan
lapisan yg paling tebal.
Fungsi : Fungsi :
 Menghambat penguapan  Memberi oksigen pada
lapisan air mata permukaan epitel kornea
 Meningkatkan tekanan  Zat anti bakteri: lactoferin,
permukaan lysozyme, betalysin

 Melubrikasi kelopak mata  Permukaan optis yg halus


 Membersihkan debris
Lapisan musinosa (Lapisan
dalam)
 MUSIN dihasilkan sel goblet,
kripte heine dan kelenjar
manz. Mengubah permukaan
kornea dari hydrophobic
menjadi hydrophilic.
Permukaan kornea tidak
halus sehingga lapisan air
sukar untuk menempel pada
kornea. Dengan ada musin
akan membuat permukaan
kornea halus sehingga
lapisan air dapat menempel.

Anda mungkin juga menyukai