Anda di halaman 1dari 8

ANAMNESIS PADA SISTEM ONKOLOGI

I. PENDAHULUAN
Diharapkan mahasiswa mampu melakukan anamnesis pada pasien dengan Kasus
Onkologi sehingga mendapat informasi tentang penyakit Onkologi dan apakah ada faktor
predisposisi penyakit ini.
Pada Skills Lab kali ini, mahasiswa diharapkan mampu melakukan Anamnesis
terhadap pasien dengan benar, sehingga mendapatkan informasi mengenai keluhan dan
tanda penyakit serta riwayat penyakit pasien dan dapat menegakkan diagnosis sementara.
Cara Anamnesis pada penyakit Onkologi pada umumnya tidak berbeda degan
penyakit lainnya, hanya saja ada hal tertentu yang harus dipertimbangkan seperti; Demam
(Febris), Perdarahan, Pembengkakan Kelenjar, dll yang membutuhkan penanggulangan,
pengobatan dan rujukan yang lebih cepat.
Pola pertanyaan yang diajukan pada pasien meliputi :
- Onset (Akut atau Gradual/ bertahap)
- Lokasi
- Pola
- Frekuensi (Intermitten atau terus menerus)
- Durasi; berapa lama, menit atau jam
- Progression; semakin membaik atau semakin memburuk
- Severity; ringan, sedang, berat
- Karakter; bersifat tajam, tumpul atau aching
- Radiation (penyebaran)
- Precipitating & Relieving factor (faktor yang memperberat atau memperingan)
- Keluhan lainnya
Agar mudah diingat dalam telaahan Anamnesis dapat disingkat dengan OPQRST yaitu;
O = Onset
Q = Quality
S = Site (lokasi)
P = Palliating/ Provoking Factor
R = Radiation/ penyebaran
T = Timing (waktu)
Tujuan pertanyaan yang berkaitan dengan gejala (Symptom & Sign) pada penderita:
1. Lokasi, dimana lokasinya? Apakah menyebar?
2. Kualitas, seperti apa keluhan tersebut
3. Kuantitas (keparahan), seberapa parah keluhan tersebut
4. Waktu;
- Kapan keluhan mulai dirasakan?
- Berapa lama keluhan tersebut berlangsung?
- Seberapa sering keluhan itu muncul?
5. Keadaan/ situasi saat serangan berlangsung, termasuk faktor lingkungan, emosi,
aktivitas, atau keadaan lain yang mungkin dapat mempengaruhi penyakit
6. Faktor faktor yang menyebabkan remisi atau eksaserbasi. Apakah ada hal hal yang
membuat gejala membaik atau semakin parah?
7. Manifestasi lain yang berhubungan dengan gejala. Apakah penderita merasakan hal
hal lain yang menyertai serangan?

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


A. Tujuan Umum
Melatih mahasiswa untuk dapat meningkatkan keterampilan anamnesis dengan
menggunakan teknik komunikasi yang benar terhadap pasien.
B. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mengetahui kerangka anamnese pada kasus onkologi
2. Mahasiswa menemukan Keluhan Utama(KU) dan Keluhan Tambahan (KT)
3. Mahasiswa mampu menguraikan penyakit secara deskriptif dan kronologis
4. Mahasiswa mampu mendapatkan riwayat penyakit yang berhubungan dengan
penyakit keluarga
5. Mahasiswa mampu mendapatkan riwayat penyakit penyerta yang berhubungan
dengan penyakit utama/ sekarang
6. Mahasiswa mampu menerapkan dasar tehnik komunikasi dan perilaku yang sesuai
dengan socio-budaya pasien dalam hubungan dokter pasien

III. RANCANGAN ACARA KEGIATAN


Waktu Aktivitas belajar- mengajar Keterangan
30-35 - Introduksi pada kelas besar Narasumber
menit - Penjelasan narasumber tentang Anamnese, Keluhan Utama
& Keluhan Tambahan
- Pemutaran film tentang cara Anamnese
- Tanya jawab singkat hal yang belum jelas dari penjelasan
dan film
10 menit Mahasiswa dibagi atas kelompok Small Group Discussion dan Instruktur
tiap satu kelompok satu instruktur.

Demonstrasi oleh Instruktur


Instruktur memperlihatkan tata cara komunikasi dokter-pasien
Tahap I: Perkenalan
- Ketika pasien masuk keruang periksa, dokter
menyambut dengan ramah dan senyum,
kemudian memperkenalkan diri
- Menanyakan identitas pasien, nama, umur,
alamat, pekerjaan, status perkawinan, agama
sambil mencocokkan dengan rekam medis
- Perhatikan penampilan wajah, pandangan mata,
komunikasi, cara berbicara dan interaksi
lingkungan.
- Perhatikan interaksi pasien dengan pendamping.
Tahap II: Anamnesis Penyakit
Menanyakan keluhan utama, riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit sebelumnya yang
berhubungan dengan penyakit sekarang, keluhan
tambahan, riwayat penyakit penyerta, riwayat
penyakit dalam keluarga, riwayat pemakaian obat.
Tahap III: Riwayat sosio-ekonomi, pekerjaan,pendapatan, dll
30 menit Coaching : Instruktur
Mahasiswa melakukan simulasi secara bergantian dengan Mahasiswa
dibimbing oleh instruktur.
Kepada mahasiswa diberikan satu kasus simulasi.
Pasien simulasi, diperankan oleh sesama mahasiwa
90 menit Self Practice : Mahasiswa
Mahasiswa melakukan pemeriksaan fisik sendiri secara
bergantian masing-masing selama 10 menit.
Mahasiswa diberikan 1 kasus dan mencatat hal hal yang
penting dari anamnesis dan menyimpulkannya.
Instruktur memberikan penilaian pada lembar pengamatan.
Diskusi Akhir :
Intruktur memberikan kesimpulan dari kasus simulasi

IV. LEMBAR PENGAMATAN


NO LANGKAH KLINIK PENILAIAN
Anamnesis YA TIDAK
1 Mengucapkan salam, pemeriksa berdiri & melakukan jabat
tangan. Sambung rasa dan informed consent.
2 Berbicara dengan lafal yang jelas dengan menggunakan
bahasa verbal, non verbal yang mudah pahami. Menanyakan
identitas : nama, usia, alamat, pekerjaan.
3 Menyebutkan nama pasien pada saat mengajukan
pertanyaan.
4 Menanyakan keluhan utama (progresivitas)
5 Menggali riwayat penyakit saat ini :
- Onset, durasi keluhan utama, sejak kapan
- Bentuk, warna, kapan mulai timbul gejala
- Gejala lain yang berhubungan
6 Menanyakan keluhan tambahan yang berhubungan dengan
keluhan utama :
- Cachexia
- Demam subfebril
- BB menurun
- Pendarahan
7 Melakukan anamnesis yang berkaitan dengan sistem :
a. Saraf : Cephalgia, vertigo, nyeri, lateralisasi, lupa,
muntah projektil
b. Spesial sense : Susah menelan, hidung tersumbat,
mimisan, tinitus, gangguan penglihatan
c. KGB : Nyeri, pembesaran KGB (sengkelan)
d. Saluran pernafasan : sesak nafas, batuk berdarah,
perubahan suara, gangguan bicara,
e. Saluran pernafasan : sesak nafas, batuk berdarah,
perubahan suara, gangguan bicara,
f. Kulit : Effloresensi kulit
g. Ginekologi :
Payudara : perubahan warna kulit di payudara, nipple
discharge, peau d’ orange, lesi satelit, ulkus, dimpling,
benjolan.
Vagina : discharge, post coital bleeding, benjolan,
nyeri/nyeri menstruasi/nyeri saat coitus,
meno/metrorhagia
h. Saluran cerna : BAB berdarah, perubahan BAB,
Berlendir,
i. Saluran kemih : BAK berdarah, Perubahan BAK, rasa
nyeri
j. Musculosceletal : Nyeri tulang, fraktur patologis
8 Menggali penyakit dahulu dan yang berkaitan dengan
keluhan (contoh : riwayat jatuh dan di urut)
9 Menggali penyakit keluarga.
10 Riwayat Kebiasaan
11 Menggali riwayat pengobatan sebelumnya.
12 Melakukan cek silang
13 Menarik kesimpulan dari anamnesis untuk mendapatkan
beberapa kemungkinan diagnosis sementara
14 Membuat resume secara tertulis.
15 Menetapkan Diagnosa sementara dan DD
16 Menentukan pemeriksaan selanjutnya
Note : Ya = Mahasiswa melakukan
Tidak = Mahasiswa tidak melakukan

PEMERIKSAAN FISIK LEHER PADA KELAINAN ONKOLOGI

I. PENDAHULUAN
Inspeksi pada leher untuk melihat adanya asimetris, denyutan abnormal, tumor,
keterbatasan gerakan dalam range of motion (ROM) maupun pembesaran kelenjar limfe
dan tiroid, muskulus sternokleidomastoideus, pembuluh karotis dan kelenjar limfe.
Pemeriksaan dilakukan pada kedua sisi (bilateral) bersamaan.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


A. Tujuan Umum
Melatih mahasiswa untuk dapat melakukan pemeriksaan fisik leher dengan benar dan
mengetahui beberapa kelainan berupa benjolan di leher bagian depan.
B. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat menemukan pembesaran kelenjar tiroid
2. Mahasiswa dapat mengenal kelenjar getah bening
3. Mahasiswa dapat mengenal kelainan di kulit dan bawah kulit
4. Mengetahui kelainan bawaan
5. Mahasiswa dapat membuat dokumentasi/ deskripsi hasil pemeriksaan

III. RANCANGAN ACARA KEGIATAN


Waktu Aktivitas belajar- mengajar Keterangan
20 menit - Introduksi pada kelas besar (semua mahasiswa) Narasumber
- Penjelasan narasumber tentang beberapa kelainan yang
sering ditemukan dileher, insiden, lokasi dan karakteristik.
10 menit Mahasiswa dibagi atas kelompok Small Group Discussion dan Instruktur
tiap satu kelompok satu instruktur.

Demonstrasi oleh Instruktur


Instruktur memperlihatkan tata cara pemeriksaan fisik leher.
Tahap I: Perkenalan
- Ketika pasien masuk keruang periksa, dokter
menyambut dengan ramah dan senyum,
kemudian memperkenalkan diri
- Menanyakan identitas pasien, nama, umur,
alamat, pekerjaan, status perkawinan, agama
sambil mencocokkan dengan rekam medis
- Perhatikan penampilan wajah, pandangan mata,
komunikasi, cara berbicara dan interaksi
lingkungan.
- Perhatikan interaksi pasien dengan pendamping.
Tahap II: Informed Consent
Meminta izin kepada pasien sebelum memulai
pemeriksaan fisik dan mencuci tangan sebelum
memulai.
Tahap III: Melakukan pemeriksaan fisik pada leher dan
mencuci tangan setelah selesai
30 menit Coaching : Instruktur
Mahasiswa melakukan simulasi secara bergantian dengan Mahasiswa
dibimbing oleh instruktur.
Kepada mahasiswa diberikan satu kasus simulasi.
Pasien simulasi, diperankan oleh sesama mahasiwa
90 menit Self Practice : Mahasiswa
Mahasiswa melakukan pemeriksaan fisik pada leher sendiri
secara bergantian masing-masing selama 10 menit.
IV. DASAR TEORI
A. Kelenjar Tiroid
a. Inspeksi
Bila terjadi pembesaran tiroid, pemeriksaan palpasi dilakukan dengan meletakkan
ujung jari kedua tangan di kelenjar dengan posisi pemeriksa di belakang
penderita, kemudia penderita diminta menelan, sehingga ujung jari pemeriksa ikut
gerakan menelan. Kemudian dilakukan auskultasi di tiroid dan dapat didengar
bising sistolik, yang mengarahkan adanya penyakit penyakit Graves.

b. Palpasi
Penderita diminta duduk, pemeriksa berada di belakang penderita, kemudian raba
dengan pulpa jari jari kedua tangan. Amati gerakannya saat menelan, simetris,
irregular. Dalam kondisi normal: tidak terlihat atau teraba. Jika terdapat
pembesarann kelenjar tiroid dinilai ukurannya, bentuknya, adakah nodul pada
permukaannya (halus atau berbenjol-benjol), adakah nyeri tekan, dan apakah
bergerak mengikuti gerakan menelan atau terfiksasi.

B. Limfonodi
a. Palpasi
Pada keganasan kelenjar getah bening, terutama limfoma, dinilai kelenjar mana
saja yang membesar, multiple atau tidak, mobile atau terfiksasi, keras, nyeri tekan
atau tidak, adakah luka pada kelenjar tersebut. Limfadenopati yang hanya
berukuran kecil, diskret dan mobile dapat bersifat fisiologis. Adanya nyeri tekan
menunjukkan inflamasi. Limfadenopati yang keras pada palpasi dan terfiksasi
mengindikasikan keganasan.

C. Trakea
a. Palpasi
Perhatikan setiap adanya deviasi pada trakea. Cara memeriksanya dengan
meletakkan jari telunjuk pada diantara trakea dan sternomastoid. Bandingkan pada
kedua sisi. Tempatnya yang normal seharusnya simetrsi di kanan-kiri linea
mediana. Kemungkinan yang ditemukan massa di leher atau mediastinum akan
mendorong trakea ke salah satu sisi. Deviasi trakea dapat juga disebabkan oleh
adanya kelainan di thorak, seperti atelektasis atau pneumothorak yang luas.

V. LEMBAR PENGAMATAN
NO LANGKAH KLINIK PENILAIAN
Pemeriksaan Leher YA TIDAK
1 Memberikan salam dan mempersilahkan pasien duduk,
memperkenalkan diri, menanyakan identitas pasien dan
menjelaskan pemeriksaan apa yang akan dilakukan,
informed consent
2 Persiapan: penderita dalam posisi duduk. Pemeriksa sudah
melakukan cuci tangan, tersedia segelas air.
3 Inspeksi: penderita duduk dan posisi kepala sedikit ekstensi,
pemeriksa berada di depan penderita, memperhatikan apakah
ada perubahan warna kulit, memperhatikan apakah ada
ulkus, fistel, sekret dan tentukan lokasi, memperhatikan
apakah ada benjolan, bila ada tentukan lokasi, jumlah dan
bentuk, bila ada lokasi benjolan di bagian tengah, penderita
disuruh meneguk air dan perhatikan apakah benjolan
bergerak keatas
4 Palpasi :
 Penderita duduk dan posisi kepala sedikit ekstensi
 Pemeriksa berada di belakang penderita
 Palpasi menggunakan kedua tangan, bagian volar distal
digiti 2,3, dan 4
5 Tiroid :
 Lokasi di bagian tengah leher, dibawah kartilago
tiroidea
 Bila ada benjolan, perhatikan; lokasi, jumlah,
konsistensi, permukaan, batas, pergerakan, nyeri,
ukuran
 Penderita disuru meneguk air dan teraba benjolan
bergerak keatas
Kelenjar Getah Bening :
 Dimulai dari daerah sub mental, sub mandibular, rantai
jugular bagian atas, tengah, bawah, supraklavikula dan
trigonum posterior leher
 Bila ditemukan benjolan, perhatikan lokasi, jumlah,
nyeri, permukaan, konsistensi, batas, pergerakan dan
ukuran
6 Dokumentasi :
 Tanggal pemeriksaan
 Data-data yang didapa tkan
 Tanda-tanda pemeriksa
7 Menginformasikan kepada penderita
Note : Ya = Mahasiswa melakukan
Tidak = Mahasiswa tidak melakukan

Anda mungkin juga menyukai