Anda di halaman 1dari 27

PSEUDO CROOP

ACUTE EPIGLOTITIS
Oleh
Putri Pratama Ningrum
Pembimbing dr H. M. Nazir, Sp. A (K)
trauma, tumor, infeksi, kelainan
kongenital pada hidung dan laring,
difteri, paralisis satu atau kedua
plika vokalis, pangkal lidah jatuk
ke belakang pada penderita tidak
sadar

Obstruksi Saluran Napas


Atas

Pseudo croop akut epiglotitis


PSEUDO CROOP ACUTE EPIGLOTITIS

penyakit akut sistem respirasi yang


menginflamasi mucosa dan membengkak
pada area disekitar laring dan pita suara,
kadang-kadang juga pada area trakea dan
bronkiolus
PSEUDO CROOP ACUTE EPIGLOTITIS

Epiglotitis terjadi pada anak usia 2-7 tahun dengan puncak usia 3,5 tahun

Dalam sebuah studi retrospektif selama 8 tahun tentang epiglotitis


menurut Shah et al., dua populasi yang rentan terhadap penyakit
ini adalah bayi (<1 tahun) dan orang tua (> 85 tahun). Kategori usia
ini <1 tahun tampaknya mengalami peningkatan frekuensi dalam
mewakili 26,8% pasien anak pada tahun 1998 menjadi 41,1% pada
tahun 20068
Mudigah berusia 4 minggu Divertikulum Respiratorium

tabung usus (gut tube) ditentukan olehfaktor


TBX4
menginduksi pembentukan tunas serta pertumbuhan dan differensiasi paru
lebih lanjut
Lapisan dalam laring bersal dari
endoderm tetapi kartilago dan otot
berasal dari mesenkim arkus faring
(pharyngeal arch) keempat dan keenam

proliferasi cepat mesenkim

arkus berubah menjadi kartilago tirodea


krokidea dan aritenoidea.
vakuolisasi dan rekanalisasi yang
menghasilkan resesus lateral,
ventrikulus lateralaringis

Cekungan ini dibatasi oleh lipatan-


lipatan jaringan yang
berdefferensiasi menjadi pita
suara sejati dan palsu
Aditus laringis dan penebalan-penebalan sekitarnya pada
tahapan perkembangan yang berurutan A. 6 minggu B. 12
minggu
Sistem Pernapasan

Saluran penghantar udara yang membawa udara kedalam


paru-paru adalah hidung, faring, laring dan trakea, bronkus
dan bronkiolus

Laring terdiri dari rangkaian cincin tulang rawan yang


dihubungkan oleh otot-otot dan mengandung pita suara

Pada waktu menelan gerakan laring ke atas, penutupan glotis, dan fungsi
pintu dari epiglotis yang berbentuk dau pada pintu masuk laring berperan
untuk mengarahkan makanan dan cairan masuk ke dalam esofagus
Cartilago penyokong laring yaitu cartilago tyroidea, cricoidea,
arytenoidea, curniculata, cuneiforme dan epiglotis
OBSTRUKSI SALURAN NAPAS
ATAS (INFEKSIUS)
Croup

Croup adalah kelompok heterogen keadaan-


keadaan infeksi akut

batuk keras dan kasar yang khas atau


“croupy”

stridor inspiratoir, suara parau, dan tanda-tanda


kegawatan pernapasan
Etiologi

Etiologi

Virus Haemophilus influenzae tipe B


Manifestasi Klinis
Epiglotitis
1. Demam tinggi yang mendadak
dan berat
2. Nyeri tenggorokan
3. Dipsnea
4. Obstruksi Saluran Pernapasan
terbangun pada malam hari dengan demam tinggi, afonia, lidah
terjulur, dan kegawatan pernapasan sedang atau berat dengan stridor

menyukai posisi duduk, membungkuk ke depan, dengan mulut


terbuka dan lidah agak terjulur
Pemeriksaan Fisik
1. Stridor
2. Pelebaran cuping Hidung
3. Retraksi fossa suprasternal inspiratoir sela supraklavikuler dan antar
iga, serta daerah subkostal

suara parau ringan dan epiglotis besar, mengkilap, warna merah


cheri tampak pada pemeriksaan ketika bagian posterior lidah
ditekan.
Edema pada arytenoids,
aryepiglottic folds and the
epiglottis

Intubasi
Diagnosis Banding

1. Epiglotitis
2. Laringotrakeobronkitis
3. Laringitis
4. Croup Spasmodik
5. trakeitis bakterialis
Thumb Sign

Inflamasi Berat pada


epiglotis
1. Sulit Bernapas
2. Stridor; Obstruksi
3. Disfagia
4. Perubahan Suara
Komplikasi
Perluasan Infeksi ke Daerah Lain

telinga tengah, bronkiolus terminal, atau parenkim


paru

Komplikasi Tindakan Trakeotomi; Emfisema


Mediastinum dan Pneumotoraks
Prognosis

Epiglotitis yang tidak diobati mempunyai angka


mortalitas 6% pada beberapa seri, tetapi jika diagnosis
dibuat dan pengobatan yang tepat dimulai sebelum
penderita hampir mati, maka prognosisnya sangat baik
Tatalaksana

Jalan Napas Buatan: Trakeostomi dan Intubasi


Endotrakea
Seftriakson atau sefotaksim atau kombinasi ampisilin dan sulbaktam harus
diberikan secara parenteral sementara menunggu laporan biakan dan kerentanan
karena semakin bertambahnya kemungkinan strain H.influenzae tipe b yang
resisten ampisilin
CATATAN
Anak yang dicurigai epiglotitis tidak boleh ditempatkan
pada posisi terlentang karena risiko bertambahnya
agitasi dan perubahan akibat gravitasi terhadap posisi
epiglotis menambah obstruksi jalan napas
KESIMPULAN
Epiglotitis disebabkan karena peradangan dan edema
pada daerah supraglotis laring. Penyebabnya paling
sering yaitu Haemophilus influenzae tipe B.

Paling sering pada anak 2-6 tahun.

Awitan gejala klinis terjadi tiba-tiba dengan demam


tinggi, sakit tenggorokan, nyeri menelan, batuk, air liur
menetes, cepat menjadi progresif hingga timbul distres
pernapasan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan
1. Demam
2. Tanda distres pernapasan
3. Stridor
4. Pelebaran cuping Hidung
5. Retraksi fossa suprasternal inspiratoir sela
supraklavikuler dan antar iga, serta daerah subkostal
6. Pada laringoskopi epiglotis tampak merah dan
edema pada plika ariepiglotika
DAFTAR PUSTAKA
• Saddler, T. W. 2010. Embriology Kedokteran Langman. Jakarta: EGC
• Price, A., and Sylvia. 2012, Patofisiologi Jilid 2 Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku
• Kedokteran EGC
• Richard S. Snell. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 3.
• Jakarta: EGC, 1997; 156-60.
• Netter Atlas Anatomy
• John J. Ballenger. Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher. Edisi 13.
Jakarta Barat: Binarupa Aksara, 1994; 417-34, 512-7
• Anonim. 2015. Pseudo croup; fakultas kedokteran jendral acmad yani. Available at
https://www.scribd.com/document/168199158/Naskah-Kuliah-Blok-15-Pseudo-Croup.
Accessed on november 28th, 2018
• Marcdante, dkk. 2013. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial Edisi Keenam.Elsevier-Local.
Jakarta.
• Anaest, J. Saudi. 2012. Acte Epiglotitis: Trend diagnosis and management diakses melalui
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3498669/ pada 20 Januari 2019 6(3): 279–
281.

Anda mungkin juga menyukai