ISPA
STASE GERONTIK
OLEH:
Untung Adinata
NIM.113063J120102
PRESEPTOR AKADEMIK:
PRESEPTOR KLINIK:
1. Hidung
internal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan
dipisahkan menjad rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertical
proses ini merupakan fungsi utama dari mukosa respirasi yang terdiri
dariepitel thorax bertingkat, bersilia dan bersel goblet. Permukaan
epitel dilapisi oleh lapisan mucus yang disekresi olehsel goblet dan
dan kesuperior lalu ke faring. Dari sini lapisan mucus akan tertelan
2. Faring
3. Laring
faring dan trakea dan fungsi yang lain adalah sebagai fonasi. Laring
pola bicara oleh pergerakan faring , palatum, lidah , gigi dan bibir.
4. Trakea
oleh cincin tulang rawan yang terbentuk seperti sepatu kuda yang
cincin tulang rawan di situ tidak sempurna), dan letaknya tepat didepan
esophagus.
5. Bronkus
saraf dan dapat menyebabkan bronkhospasme dan batuk yang kuat jika
kanan lebih endek dan lebih lebar dan merupakan kelanjutan dari
panjang dan lebih sempit dan merupakan kelanjutan dari trakea dengan
sudut yang lebih tajam. Bentuk anatomic yang khusus ini mempunyai
sekitar 300 juta alveolus dengan luas permukaan total seluas sebuah
A. Definisi
ISPA atau infeksi saluran pernafasan akut adalah infeksi yang terutama
B. Etilogi
sempurna.
a. Batuk
b. Nafas cepat
c. Bersin
e. Nyeri kepala
f. Demam ringan
h. Hidung tersumbat
dan wheezing.
suatu tangkapan refleks spasmus oleh laring. Jika refleks tersebut gagal
karena nya tubuh menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya
Mukus di bronkus
Hipertermi Akumulasi secret di bronkus
meningkat
Anoreksia
limited disease yang sembuh sendiri dalam 5 ± 6 hari jika tidak terjaidi
F. Pemeriksaan Penunjang
atas.
3. Pemeriksaan pencitraan
b. Immunisasi.
f. Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila
A. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
penyakit ini
d. Riwayat social
b) Pemeriksaan fisik
1) Kepala :
kepala
2) Wajah :
3) Mata :
4) Hidung :
5) Mulut :
7) Thoraks :
a) Inspeksi
b) Palpasi
c) Perkusi
d) Auskultasi
1. Definisi
jalan nafas.
2. Batasan karakteristik
b. Orthopneu
c. Cyanosis
e. Kesulitan berbicara
g. Mata melebar
h. Produksi sputum
i. Gelisah
pasif-POK, infeksi
Diagnosa 2 : Hipertermia
1. Definisi
2. Batasan karakteristik
c. Kulit kemerahan
d. Pertambahan RR
e. Takikardi
f. Akral panas
a. Penyakit/trauma
b. Peningkatan metabolisme
d. Pengaruh medikasi/anastesi
berkeringat
g. Dehidrasi
1. Definisi
2. Faktor resiko
C. Perencenaan
indicator :
perkembangan pasien.
ronchi
jalan nafas/obstruksi.
mengeluarkan sekret.
Diagnosa 2 : Hipertermi
merasa nyaman
farmakologis
klien
danmengurangi infeksi
sebelum makan
klien
nutrisi klien
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth’s. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Edisi 8
Mansjoer Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius FKUI :
Jakarta.