Anda di halaman 1dari 4

ANALISA SINTESA

“KEBUTUHAN DASAR ELIMINASI”

OLEH :

WARNI

NIM :113063J120106

PRESEPTOR :

Dwi Martha Agustina, S.Kep.,Ners, M.Kep

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN

BANJARMASIN

2020/2021
FORMAT PENULISAN

LAPORAN ANALISA SINTESA

Initial klien : Tn R
Diagnosa medis : Konstipasi
No RM : 2001xxxxx

1. Diagnosa keperawatan: Memasukkan Supositoria Rektal (dulcolax)


2. Tindakan yang dilakukan:
Memasukkan Supositoria Rektal (dulcolax)
3. prinsip-prinsip tindakan dan rasional:
Konstipasi adalah kesulitan buang air besar dengan konsistensi feses yang padat dengan
frekuensi fases yang padat dengan frekuensi buang air besar lebih atau sama dengan 3 hari
sekali. Konsitipasi memiliki persepsi gejala yang berbeda – beda pada setiap orang
tergantung pada konsistensi tinja, frekuensi buang air besar dan kesulitan keluarnya tinja.
Pada manusia normal buang air besar 2 -3 hari dengan tinja yang lunak tanpa kesulitan
tidak disebut sebagai konstipasi. Namun, buang air besar setiap 3 hari dengan tinja yang
keras dan sulit keluar disebut sebagai konstipasi.
Prosedur tindakan keperawatan
Tujuan:
1. Untuk memperoleh efek obat local maupun sistemik
2. Untuk melunakan fases sehingga mudah untuk dikeluarkan
Prosedur kerja
a. Persiapan alat
- Kartu obat
- Supositoria rectal
- Sarung tangan
- Tissue
b. Prosedur kerja
1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Rasional :mempersiapkan diri klien untuk menerima tindakan infasif
2) Cuci tangan
Rasinal :mengurangi transmisi pathogen selama tindakan infasif
3) Posisikan klien saat pemberian yaitu sims dengan kaki atas fleksi ke depan
Rasional : untuk memanjakan anus dan membantu merefleksikan sfingter anal eksternal
4) Menggunakan sarung tangan bersih
Rasional : menghindari kontaminasi yang berasal dari fases klien dan dari tangan perawat
5) Memberi pelumas pada jari telunjuk saat memasukkan supositoria
Rasional : mengurangi terjadinya friksi saat supositoria dimasukkan ke dalam rektum
6) Minta klien untuk menarik nafas perlahan melalui mulut
Rasional : merilekskan sfingter anal karena apabila mendorong supositoria masuk maka akan
menyebabkan nyeri
7) Regangkan bokong klien dengan tangan non dominan lalu perlahan masukan supositoria ke
dalam anus dengan menggunakan jari telunjuk, melalui sfingter anal internal dan mengenai
dinding rektal. Masukan seluruh jari pada orang dewasa, pada anak/ bayi 5 cm.
Rasional : agar supositoria dapat masuk mengenai mukosa rektal untuk absorbs dan kerja
terapeutik
8) Instruksikan pasien untuk tetap berbaring telentang atau miring selama 5 menit
Rasional : agar supositoria tidak terdorong keluar

4. Analisa Tindakan K.eperawatan:


Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau rectum,
dengan tujuan memberikan efek local dan sistemik. Tindakan pengobatan ini disebut
pemberian obat suppositoria atau dulcolax yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi
oba, menjadikan lunak pada daerah fases dan merangsang buang air besar.
5. Resiko yang dapat terjadi:
Resiko yang dapat terjadi dari tindakan ini adalah dapat memberikan efek samping yang tidak baik jika kita
salah menggunakannya. Hal ini tentunya dapat menimbulkan kerugian bahkan akibatnya bisa fatal. Oleh
karena itu, kita sebagai perawat kiranya harus melaksanakan tugas kita dengan sebaik – baik tanpa
menimbulkan masalah – masalah yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.
6. Hasil yang didapat dan maknanya:
Dari tindakan pemberian obat melalui rektal banyak hal yang ilmu yang saya pelajari mulai dari
keterampilan dalam pemberian obat dimana tidak hanya melalui IV saja tapi juga bisa melalui rectum atau
anus tidak hanya itu keterampilan dalam menyiapkan alat, pengkajian pasien hingga observasi dan
evaluasi pasien yang diberikan terapi. Selain itu juga, pertolongan segera pada klien dengan susah untuk
buang air besar dengan menggunakan terapi pemberian obat dulcolax sangat efektif terutama dalam
memperbaiki kondisi klien sehingga tidak terjadi kegawatan lebih lanjut.

7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi


masalah/ diagnosa tersebut. (mandiri dan kolaborasi):
- Anjurkan klien untuk mengkomsumsi buah – buahan dan sayur sayuran yang banyak
mengandung serat.

Daftar refrensi
Carpenito-Moyet, Lynda Juall.2013.Buku Saku Diagnosa
Keperawatan.Jakarta:EGC
Nanda.2015-2017.Panduan Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.Jakarta:
EGC
Potter &Perry.2010.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2.Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
Wilkinson,Judith M.2011.Buku Saku Diagnosis Keperawatan,Diagnosis NANDA,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC Edisi 9.Jakarta: EGC
Herdman T.H., and Kamitsuru, S. (2018). NANDA International Nuring Diagnoses :
Definition&Classification, 2018-2020. Oxford: Wiley Blackwell.
Rochimah, dkk. (2011). Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta : CV. Trans Info
Media

Anda mungkin juga menyukai