Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN HEMATEMESIS MELENA

1. Latar belakang definisi


Hematemesis adalah muntah darah dan melena adalah pengeluaran
feses atau tinja yang berwarna hitam seperti teh yang disebabkan oleh adanya
perdarahan saluran makan bagian atas. Warna hematemesis tergantung pada
lamanya hubungan atau kontak antara darah dengan asam lambung dan besar
kecilnya perdarahan, sehingga dapat berwarna seperti kopi atau kemerah-
merahan dan bergumpal-gumpal (Sjaifoellah Noor Dkk, 2013).
Melena adalah keluarnya feses berwarna hitam per rektal yang
mengandungcampuran darah, biasanya disebabkan oleh perdarahan usus
proksimal (Grace &Borley, 2007).
Melena adalah keluarnya tinja yang lengket dan hitam seperti aspal,
danlengket yang menunjukkan perdarahan saluran pencernaan bagian atas
sertadicernanya darah pada usus halus. Warna merah gelap atau hitam berasal
dari konversi Hb menjadi hematin oleh bakteri setelah 14 jam. Sumber
perdarahannya biasanya juga berasal dari saluran cerna atas. ( Sylvia, A price.
2005 ).
Jadi, heamatemesis melena adalahmuntah darah yang disertai dengan
pengeluaran darah melalui tinja yang berwarna hitam haltersebut terjadi karena
adanya perdarahan padabagian usus proksimal.

2. Etiologi
Hematemesis melena terjadi bila ada perdarahan di daerah proksimal
jejenum dan melena dapat terjadi tersendiri atau bersama-sama dengan
hematemesis. Paling sedikit terjadi perdarahan sebanyak 50-100 ml, baru
dijumpai keadaan melena. Banyaknya darah yang keluar selama hematemesis
atau melena sulit dipakai sebagai patokan untuk menduga besar kecilnya
perdarahan saluran makan bagian atas. Hematemesis melena merupakan suatu
keadaan yang gawat dan memerlukan perawatan segera dirumah sakit.
(Sjaifoellah Noor Dkk, 2013). Etiologi yang biasa terjadi pada hematemesis
melena adalah:
a. Kelainan Esofagus: Varises, Esofagitis
b. Kelainan lambung: Tukak lambung
c. Penyakit darah: Leukimia, dll
d. Penyakit sistemik lainnya: Uremik, dll
e. Pemakaian obat-obatan, alkohol, dll

Penting sekali menentukan penyebab dan tempat asal perdarahan saluran makan
bagian atas karena terdapat perbedaan usaha penanggulangan setiap macam
perdarahan saluran makan bagian atas. Penyebab saluran makan bagian atas
yang terbanyak dijumpai di Indonesia adalah pecahnya varises esophagus
dengan rata-rata 45-50% seluruh perdarahan saluran makan bagian atas (Hilmy,
2010).

3. Manifestasi klinis
Tanda gejala terjadi akibat perubahan morfologi dan lebih
menggambarkan beratnya kerusakan yang terjadi daripada etiologinya.
Didapatkan tanda dan gejala sebagai berikut:
a. Anoreksia, mual, muntah, diare
b. Demam, berat badan turun, lekas lelah
c. Edema
d. Ikterus, kadang-kadang urine menjadi lebih tua warnanya atau kecoklatan
e. Hematomegali, bila terjadi lebih lanjut hati bisa mengecil karena fibrosis.
f. Kelainan pembuluh darah seperti kolateral-kolateral didinding. Koput
medusa, wasir, dan varises esophagus.
g. Kelainan endokrin

4. Patofisiologi

Penyebab terjadinya hematemesis melena salah satunya yaitu stress,


rokok, asam lambung dan penyakit lainnya yang dapat mengakibatkan erosi
pada mukosa lambung sampai mencapai mukosa muskularis disertai dengan
kerusakan kemampuan mukosa untuk mensekresi muskus sebagai pelindung.
Hal ini akan menimbulkan peradangan pada sel yang akan menjadi granulasi
dan akhirnya menjadi ulkus dan dapat mengakibatkan hemoragi
gastrointestinal.

Penyebab hematemesis melena yang lainnya adalah alkohol dan


hipertensi portal berat dan berkepanjangan yang dapat menimbulkan suara
kolateral bypass: melalui vena koronaria lambung ke dalam vena esophagus dan
akan menjadi varises pada vena esophagus. Vena yang melebar dan berkeluk-
keluk terutama terletak di submucosa esophagus distal dan lambung proksimal,
disertai penonjolan tidak teratur mukosa diatasnya ke dalam lumen. Dapat
mengalami ulserasi superficial yang menimbulkan radang, beku darah yang
melekat dan kemungkinan rupture, mengakibatkan hemoragi gastrointestinal.

Gagal hepar sirosis kronik, kematian sel dalam hepar termasuk


penyebab hematemesis melena yang dapat mengakibatkan peningkatan tekanan
vena porta. Sebagai akibatnya terbentuk saluran kolateral pada dinding
abdominal anterior. Dengan meningkatnya tekanan dalam vena ini, maka vena
tersebut menjadi mengembang oleh darah dan membesar. Pembuluh yang
berdilatasi ini disebut varises dan dapat pecah, mengakibatkan hemoragi
gastrointestinal.

Hemoragi gastrointestinal dapat menimbulkan hematemesis melena.


Hematemesis biasanya bersumber di atas ligamen Treitz (pada jungsi
denojejunal). Dari hematemesis akan timbul muntah darah. Muntah dapat
berwarna merah terang atau seperti kopi, tergantung dari jumlah kandungan
lambung pada saat perdarahan dan lamanya darah telah berhubungan dengan
sekresi lambung. Asam lambung mengubah hemoglobin merah terang menjadi
hematin coklat dan menerangkan tentang warna seperti kopi drainase yang
dikeluarkan. Cairan lambung yang berwarna merah marun atau merah terang
diakibatkan dari perdarahan hebat dan sedikit kontak dengan asam lambung.
Sedangkan melena terjadi apabila darah terakumulasi dalam lambung dan
akhirnya memasuki traktus intestinal. Feses akan seperti ter. Feses ter dapat
dikeluarkan bila sedikitnya 60 ml darah telah memasuki traktus intestinal.

5. Pathway

Terbentuknya varises
esophagus, lambung,
pembesaran limfe dan asites

Pembuluh ruptur Sesak


Perdarahan dilambung Penurunan ekspansi paru

Muntah dan berak darah


Pola nafas tidak efektif

Mual, muntah, dan Kelemahan


Hb menurun>anemis Kurangnya pengetahuan
nafsu makan tentang perawatan
menurun
Plasma darah menurun
Intoleransi aktifitas

Resiko syok.

Resiko Perdarahan Cemas


Resiko ketidakefektifan Kebutuhan nutrisi kurang
perfusi jaringan dari kebuuhan tubuh
gastrointestinal

6. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
b. Pemeriksaan persistem
c. Sistem persepsi dan sensori
(pemeriksaan panca indera : penglihatan, pendengaran, penciuman,
pengecap, perasa)
d. Sistem persarafan (Pemeiksaan neurologik)
e. Sistem pernafasan
(Nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, dan jalan nafas).
f. Sistem kardiovaskuler
(Nilai tekanan darah, nadi, irama, kualitas, dan frekuensi).
g. Sistem Gastrointestinal
(Nilai kemampuan menelan,nafsu makan, minum, peristaltic dan
eliminasi).
h. Sistem Integumen
(Nilai warna, turgor, tekstur dari kulit pasien).
i. Sistem Reproduksi
(Untuk pasien wanita).
j. Sistem Perkemihan
(Nilai Frekuensi Bak, warna, bau, volume).

7. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium : Cek darah, SGOT, SGPT, Albumin,Pemeriksaan
CHE,Pemeriksaan kadar elektrolit, dan Pemeriksaan Kadar gula darah
b. Radiologik
c. USG

8. Penatalaksanaan Keperawatan dan Medis


a. Istirahat cukup di tempat tidur
b. Diet rendah protein, rendah garam
c. Antibiotik
d. Memperbaiki keadaan gizi, bila perlu dengan pemberian asam amino
esensial berantai cabang dan glukosa
e. Vitamin B kompleks

9. Pengkajian focus
a. Data fokus yang perlu dikaji:
1) Riwayat kesehatan
2) Riwayat Penyakit: Keluhan Utama (keluhan yang dirasakan pasien
saat dilakukan pengkajian)
3) Riwayat penyakit sekarang
4) Riwayat Penyakit Sebelumnya
b. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum Pasien
2) Tanda Vital Pasien
3) Kesadaran (Kualitatif, Kuantitatif)
4) Sistem Pernafasan
5) Sistem Kardiovaskuler
Jelaskan apakah ada nyeri dada, nafas pendek, orthopnea, sesak nafas,
berkeringat, palpitasi toleran terhadap aktifitas, dan pemeriksaan fisik
6) Sistem Persyarafan
Tingkat kesadaran, fungsi, koordinasi, reflek, postur. Kemampuan
bergerak, kelumpuhan, nyeri kepala, muntah, pemeriksaan syaraf
kranial.
7) Sistem Pencernaan
Jelaskan nyeri, mual dan muntah, kembung, pemeriksaan fisik
10. Analisa Data

No Data Fokus Problem Etiologi


1 DS: Penurunan Ekspansi Paru Pola Nafas Tidak
Pasien biasanya mengatakan sesak Efektif
nafas
DO:
1. Pasien biasanya tampak sesak
2. Nafas Pendek
3. Menggunakan otot pernafasan
2 DS:- Perdarahan dilambung Resiko Syok
DO: Hipovolemik
1. Tampak biasanya ada batuk dengan
sputum berdarah
2. Tingkat kesadaran menurun
3. Biasanya tampak lemah
3 DS: Mual, muntah dan nafsuKetidakseimbangan
Pasien biasanya mengatakan lemas makan menurunnutrisi kurang dari
DO: (ketidakmampuan kebutuhan
1. Biasanya pasien tampak lemas memproses makan)
2. Penurunan nafsu makan
4 DS: Kelemahan Intoleransi Aktifitas
Pasien biasanya mengatakan lemah dan
cepat lelah
DO:
1. Biasanya pasien tampak lemah
2. Perubahan tekanan darah
3. Penurunan kekuatan otot
4. ADLs dibantu
5. DS: Kurangnya pengetahuanAnsietas
Pasien biasanya mengatakan khawatirtentang peraawatan
akan penyakitnya penyakitnya
DO:
1. Biasanya tampak gelisah
2. Nafsu makan berkurang
3. Membran mukosa dan konjungtiva
pucat

11. Diagnose keperawatan yang mungkin muncul


a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan Penurunan ekspansi paru
b. Resiko syok hipovolemik dengan faktor Perdarahan dilambung
c. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
Mual, muntah dan nafsu makan menurun (ketidakmampuan memproses
makan)
d. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan Kelemahan
e. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang perawatan
penyakitnya

12. Intervensi (NCP)

Intervensi
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil keperawatan (Nursing
keperawatan (Nursing outcome) intervention
classication)
1. Pola nafas tidak Setelah dilakukan tindakan Airway management
efektif b.d keperawatan selama 3 x 24 1. Buka jalan nafas,
Penurunan ekspansi jam, diharapkan pola nafas gunakan teknik chin
paru efektif. lift atau jaw thrust bila
Kriteria hasil perlu
Respiratory Status: Airway 2. Posisikan pasien
Patency untuk
Indicator IR ER memaksimalkan
1. Frekuensi
ventilasi
pernafasan
3. Lakukan
sesuai yang
fisioterapi dada
diharapkan
4. Keluarkan secret
2. Irama nafas
dengan batuk atau
sesuai yang
suction
diharapkan
3. Kedalaman 5. Auskultasi suara
inspirasi nafas, catat adanya
4. Ekspansi
suara nafas tambahan
dada
6. Berikan
simetris
bronkodilator jika
5. Bernafas
perlu
mudah
6. Pengeluaran 7. Monitor respirasi
sputum dan status O2
pada jalan
nafas
7. Bersuara
secara
adekuat
8. Ekspulsi
udara
9. Tidak
menggunak
an otot
bantu
pernafasan
10. Tidak
didapatkan
suara nafas
tambahan
abnormal

Keterangan:
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan

2. Resiko syok Setelah dilakukan tindakan Syok prevention


hipovolemik dengan keperawatan selama 3 x 24 1. Monitor status
faktor Perdarahan jam, diharapkan syok teratasi sirkulasi BP, warna
dilambung Kriteria hasil: kulit, suhu kulit, dan
Syok prevention TTV
Indicator IR ER 2. Monitor tanda
1. Nadi dalam
inadekuat oksigenasi
batas yang
jaringan
diharapkan
3. Monitor suhu dan
2. Irama jantung
pernafasan
dalam batas
4. Pantau nilai labor
yang
diharapkan 5. Monitor tanda dan
3. Frekuensi
gejala asites
nafas masih
6. Monitor tanda
dalam rentang
awal syok
yang
7. Berikan
diharapkan
vasodilator yang tepat
8. Ajarkan keluarga
Keterangan:
dan pasien tentang
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat tanda dan gejalany
3. Keluhan sedang adatangnya syok
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan

3. Setelah dilakukan tindakan Nutritional


Ketidakseimbangan keperawatan selama 3 x 24 management
nutrisi kurang dari jam, diharapkan keseimbangan 1. Kaji adanya alergi
kebutuhan b.d Mual, nutrisi dapat dipertahankan, makanan
muntah dan nafsu dengan 2. Kolaborasi dengan
makan menurun Kriteria hasil: ahli gizi untuk
(ketidakmampuan Nutritional status menetukan jumlah
memproses makan) Indicator IR ER kalori an nutrisi yang
1. Adanya
dibutukan pasien
peningkatan
3. Anjurkan pasien
BB sesuai
untuk meningkatkan
dengan
asupan Fe
tujuan
4. Anjurkan pasien
2. BB sesuai
untuk meningkatkan
dengan TB
3. Mampu konsumsi protein dan
mengidentifi Vit.C
kasi 5. Berikan substansi
kebutuhan gula
nutrisi 6. Monitor jumlah
4. Tidak terjadi
nutrisi dan kandungan
penurunan
kalori
BB yang
7. Berikan informasi
berarti
tentang kebutuhan
\
nutrisi

Keterangan:
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
4.Intoleransi Setelah dilakukan tindakan Activity therapy
aktifitas b.d keperawatan selama 3 x 24 1. Bantu klien untuk
Kelemahan jam, diharapkan aktifitas pasien mengidentifikasi
meningkat aktivitas yang mampu
Kriteria hasil: dilakukan
Activity tolerance 2. Bantu untuk
Indicator IR ER mengidentifikasikan
1. Tanda-tanda
dan mendapatkan
vital dalam
sumber yang sesuai
batas normal
dengan kemampuan
2. EKG dalam
fisik, psikolog dan
batas normal
3. Langkah social
berjalan 3. Sediakan
4. Jarak berjalan
penguatan positif bagi
5. Kuat
6. Laporan ADLs yang aktif beraktivitas
7. Kemampuan
4. Bantu pasien
bicara saat
untuk
latihan
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
Keterangan:
5. Monitor respon
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat fisik,emosi, sosial dan
3. Keluhan sedang spiritual
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
5. Ansietas b.d Setelah dilakukan tindakan Anxiety reduction
kurangnya keperawatan selama 3 x 24 1. Gunakan
pengetahuan tentang jam, diharapkan kecemasan pendekatan yang
perawatan pasien berkurang menenangkan
penyakitnya Kriteria hasil: 2. Dengarkan dengan
Anxiety Control penu perhatian
Indicator IR ER 3. Identifikasi
1. Monitor
tingkat kecemasan
intensitas
4. Bantu pasien
kecemasan
mengenal situasi yang
2. Menyingkirkan
menimbulkan
tanda
kecemasan
kecemasan
3. Menurunkan 5. Dorong pasien
stimulus untuk
lingkungan mengungkapkan
ketika cemas perasaan, ketakutan,
4. Mencari
persepsi
informasi
6. Berikan obat
untuk
untuk mengurangi
menurunkan
kecemasan
kecemasan
5. Melaporkan
tidak adanya
gangguan
persepsi
sensori
Keterangan:
1. Tidak pernah
menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang-kadang
menunjukkan
4. Selalu menunjukkan
5. Sering menunjukkan
DAFTAR PUSTAKA

Davey, Patrick. (2005). At A Glance Medicine. Jakarta: EGCGrace, P. A. dan Borley,


N.R. 2007.

At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta. Penerbit Erlangga.Mansjoer, Arif (2000).

Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1(3rd ed.). Jakarta: Media.Aesculapius.Mubin


(2006).

Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam: Diagnosis Dan Terapi(2ndEd.).Jakarta:


EGC. Nettina,Sandra M. (2001).

Pedoman Praktik Keperawatan. Edisi 4.Jakarta : EGC Nurari. 2013.

Patofisiologi Konsep Klinis Proses- proses Penyakit , edisi 6, Jakarta: EGC.Sylvia,


A Price. 2005.

Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Keperawatan .Edisi6.Jakarta : EGC


LAPORAN PENDAHULUAN
HAEMATEMESIS MELENA
Disusun oleh:
Haryati Oktafiani

Anda mungkin juga menyukai