1. Definisi
Hematemesis adalah muntah darah dan melena adalah pengeluaran
feses atau tinja yang berwarna hitam seperti teh yang disebabkan oleh adanya
perdarahan saluran makan bagian atas. Warna hematemesis tergantung pada
lamanya hubungan atau kontak antara darah dengan asam lambung dan besar
kecilnya perdarahan, sehingga dapat berwarna seperti kopi atau kemerah-
merahan dan bergumpal-gumpal (Sjaifoellah Noor Dkk, 2013).
2. Etiologi
Hematemesis melena terjadi bila ada perdarahan di daerah proksimal
jejenum dan melena dapat terjadi tersendiri atau bersama-sama dengan
hematemesis. Paling sedikit terjadi perdarahan sebanyak 50-100 ml, baru
dijumpai keadaan melena. Banyaknya darah yang keluar selama hematemesis
atau melena sulit dipakai sebagai patokan untuk menduga besar kecilnya
perdarahan saluran makan bagian atas. Hematemesis melena merupakan suatu
keadaan yang gawat dan memerlukan perawatan segera dirumah sakit.
(Sjaifoellah Noor Dkk, 2013). Etiologi yang biasa terjadi pada hematemesis
melena adalah:
a. Kelainan Esofagus: Varises, Esofagitis
b. Kelainan lambung: Tukak lambung
c. Penyakit darah: Leukimia, dll
d. Penyakit sistemik lainnya: Uremik, dll
e. Pemakaian obat-obatan, alkohol, dll
Penting sekali menentukan penyebab dan tempat asal perdarahan saluran makan
bagian atas karena terdapat perbedaan usaha penanggulangan setiap macam
perdarahan saluran makan bagian atas. Penyebab saluran makan bagian atas
yang terbanyak dijumpai di Indonesia adalah pecahnya varises esophagus
2
3. Manifestasi klinis
Tanda gejala terjadi akibat perubahan morfologi dan lebih
menggambarkan beratnya kerusakan yang terjadi daripada etiologinya.
Didapatkan tanda dan gejala sebagai berikut:
a. Anoreksia, mual, muntah, diare
b. Demam, berat badan turun, lekas lelah
c. Edema
d. Ikterus, kadang-kadang urine menjadi lebih tua warnanya atau kecoklatan
e. Hematomegali, bila terjadi lebih lanjut hati bisa mengecil karena fibrosis.
f. Kelainan pembuluh darah seperti kolateral-kolateral didinding. Koput
medusa, wasir, dan varises esophagus.
g. Kelainan endokrin
4. Patofisiologi
Pathway
Terbentuknya varises
esophagus, lambung,
pembesaran limfe dan asites
Resiko syok.
Cemas
Resiko Perdarahan
5. Pemeriksaan fisik
5
a. Keadaan Umum
b. Pemeriksaan persistem
1. Pemeriksaan motorik
7. Tes Naffziger
8. Tes valsava.
e. Sistem pernafasan
f. Sistem kardiovaskuler
g. Sistem Gastrointestinal
h. Sistem Integumen
i. Sistem Reproduksi
j. Sistem Perkemihan
6. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
a. Cek darah
b. SGOT, SGPT
c. Albumin
d. Pemeriksaan CHE
e. Pemeriksaan kadar elektrolit
f. Pemeriksaan Kadar gula darah
b. Radiologik
a. USG
b. Esofagus
c. Angiograpi
Pengkajian focus
a. Riwayat kesehatan
1. Riwayat Penyakit
d. Riwayat trauma
j. Gangguan miksi
k. Saddle anesthesia
PEMERIKSAAN FISIK
e. Sistem Kardiovaskuler
Jelaskan apakah ada nyeri dada, nafas pendek, orthopnea, sesak nafas,
berkeringat, palpitasi toleran terhadap aktifitas, dan pemeriksaan fisik
dengan cara:
f. Sistem Persyarafan
Tingkat kesadaran, fungsi, koordinasi, reflek, postur. Kemampuan
bergerak, kelumpuhan, nyeri kepala, muntah, pemeriksaan syaraf
kranial.
g. Sistem Pencernaan
10
3. Perkusi : distensi
h. Sistem Muskulosteletal
i. Sistem Integumen
j. Sistem Endokrin
k. Sistem genitourinaria
8. Analisa Data
No Data Fokus Problem Etiologi
11
classication)
1. Pola nafas tidak Setelah dilakukan tindakan Airway management
efektif b.d keperawatan selama 3 x 24 1. Buka jalan nafas,
Penurunan ekspansi jam, diharapkan pola nafas gunakan teknik chin
paru efektif. lift atau jaw thrust
Kriteria hasil bila perlu
Respiratory Status: Airway 2. Posisikan pasien
Patency untuk
indikator IR ER memaksimalkan
1. Frekuensi ventilasi
pernafasan 3. Lakukan
sesuai yang fisioterapi dada
diharapkan 4. Keluarkan secret
2. Irama nafas dengan batuk atau
sesuai yang suction
diharapkan 5. Auskultasi suara
3. Kedalaman nafas, catat adanya
inspirasi suara nafas tambahan
4. Ekspansi 6. Berikan
dada bronkodilator jika
simetris perlu
5. Bernafas 7. Monitor respirasi
mudah dan status O2
6. Pengeluaran
sputum
pada jalan
nafas
7. Bersuara
secara
14
adekuat
8. Ekspulsi
udara
9. Tidak
menggunak
an otot
bantu
pernafasan
10. Tidak
didapatkan
suara nafas
tambahan
abnormal
Keterangan:
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
Keterangan:
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
4.Intoleransi Setelah dilakukan tindakan Activity therapy
aktifitas b.d keperawatan selama 3 x 24 1. Bantu klien untuk
17
menunjukkan
4. Selalu menunjukkan
5. Sering menunjukkan
20
DAFTAR PUSTAKA
Noer, Sjaifoellah. 2013. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI.