Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN DIAGNOSA MELENA DI RUANGAN

AS-SALAM RS. IBNU SINA YW-UMI

Disusun dalam rangka memenuhi tugas


Stase Keperawatan Medikal Bedah II

Di susun oleh:
Meilindah Auliyah Annisa
14420212196

CI INSTITUSI CI LAHAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
“MELENA’

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Pengertian
Melena adalah pengeluaran feses atau tinja yang berwarna hitam seperti ter yang
disebabkan oleh adanya perdarahan saluran makan bagian atas. BAB darah atau biasa
disebut hematochezia ditandai dengan keluarnya darah berwarna merah terang dari
anus, dapat berbentuk gumpalan atau telah bercampur dengan tinja. Sebagian besar
BAB darah berasal dari luka di usus besar, rektum, atau anus. Warna darah pada tinja
tergantung dari lokasi perdarahan. Umumnya, semakin dekat sumber perdarahan
dengan anus, semakin terang darah yang keluar. Oleh karena itu, perdarahan di anus,
rektum dan kolon sigmoid cenderung berwarna merah terang dibandingkan dengan
perdarahan di kolon transversa dan kolon kanan (lebih jauh dari anus) yang berwarna
merah gelap atau merah tua.

2. Etiologi
a. Kelainan esofagus : varise, esofagitis, keganasan.
b. Kelainan lambung dan duodenum: tukak lambung dan duodenum, keganasan dan
lain-lain.
c. Penyakit darah: leukemia, DIC (disseminated intravascular coagulation), purpura
trombositopenia dan lain-lain.
d. Penyakit sistemik lainnya: uremik, dan lain-lain.
e. Pemakaian obat-obatan yang ulserogenik: golongan salisilat, kortikosteroid,
alkohol, dan lain-lain.
Penting sekali menentukan penyebab dan tempat asal perdarahan saluran makan
bagian atas, karena terdapat perbedaan usaha penanggulangan setiap macam
perdarahan saluran makan bagian atas. Penyebab perdarahan saluran makan bagian
atas yang terbanyak dijumpai di Indonesia adalah pecahnya varises esofagus dengan
rata-rata 45-50 % seluruh perdarahan saluran makan bagian atas (Hilmy 1971: 58 %)

3. Manifestasi klinis
Gejala terjadi akibat perubahan morfologi dan lebih menggambarkan beratnya
kerusakan yang terjadi dari pada etiologinya. Didapatkan gejala dan tanda sebagai
berikut :
a. Gejala-gejala intestinal yang tidak khas seperti anoreksia, mual, muntah dan diare.
b. Demam, berat badan turun, lekas lelah.
c. Ascites, hidratonaks dan edemo.
d. Ikterus, kadang-kadang urin menjadi lebih tua warnanya atau kecoklatan.
e. Hematomegali, bila telah lanjut hati dapat mengecilkarena fibrosis. Bila secara
klinis didapati adanya demam, ikterus dan asites, dimana demam bukan oleh
sebab-sebab lain, ditambahkan sirosis dalam keadaan aktif. Hati-hati akan
kemungkinan timbulnya prekoma dan koma hepatikum.
f. Kelainan pembuluh darah seperti kolateral-kolateral didinding, koput medusa,
wasir dan varises esofagus.
g. Kelainan endokrin yang merupakan tanda dari hiperestrogenisme yaitu:
1) Impotensi, atrosi testis, ginekomastia, hilangnya rambut axila dan pubis.
2) Amenore, hiperpigmentasi areola mamae
3) Spider nevi dan eritema
4) Hiperpigmentasi

4. Patofisiologi
Pada gagal hepar sirosis kronis, kematian sel dalam hepar mengakibatkan
peningkatan tekanan vena porta. Sebagai akibatnya terbentuk saluran kolateral dalam
submukosa esopagus dan rektum serta pada dinding abdomen anterior untuk
mengalihkan darah dari sirkulasi splenik menjauhi hepar. Dengan meningkatnya
teklanan dalam vena ini, maka vena tersebut menjadi mengembang dan membesar
(dilatasi) oleh darah (disebut varises). Varises dapat pecah, mengakibatkan
perdarahan gastrointestinal masif. Selanjutnya dapat mengakibatkan kehilangan darah
tiba-tiba, penurunan arus balik vena ke jantung, dan penurunan curah jantung. Jika
perdarahan menjadi berlebihan, maka akan mengakibatkan penurunan perfusi
jaringan. Dalam berespon terhadap penurunan curah jantung, tubuh melakukan
mekanisme kompensasi untuk mencoba mempertahankan perfusi. Mekanisme ini
merangsang tanda-tanda dan gejala-gejala utama yang terlihat pada saat pengkajian
awal. Jika volume darah tidak digantikan , penurunan perfusi jaringan mengakibatkan
disfungsi seluler. Sel-sel akan berubah menjadi metabolsime anaerobi, dan terbentuk
asam laktat. Penurunan aliran darah akan memberikan efek pada seluruh sistem tubuh,
dan tanpa suplai oksigen yang mencukupi sistem tersebut akan mengalami kegagalan.
Pathway

Zat Kimia, Obat-obatan golongan NSAID, Alkohol

Kelainan di esofagus (varises), lambung, pembesaran limfe, asites

Masuk lambung

Erosi mukosa lambung

Mual, Muntah, Anoreksia, Perdarahan,

Hematemesis Melena

Vol Intravaskuler Merangsang nosi Intake Nutrisi


menurun reseptor menurun
hipotalamus
Penurunan
Cepat lelah Distensi Nutrisi kurang dari
Hb abdomen kebutuhan tubuh
Transport O2
menurun
Nyeri akut Kurang informasi
Cepat lelah
Ansietas
Intoleransi
Aktivitas

Kurang Volume Resiko syok


cairan

Sesak Penurunan Ketidakefektifan


ekspansi paru pola napas
5. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
1) Darah : Hb menurun / rendah
2) SGOT, SGPT yang meningkat merupakan petunjuk kebocoran dari sel yang
mengalami kerusakan.
3) Albumin, kadar albumin yang merendah merupakan cerminan kemampuan sel
hati yang kurang.
4) Pemeriksaan CHE (kolineterase) penting dalam menilai kemampuan sel hati.
Bila terjadi kerusakan kadar CHE akan turun.
5) Pemeriksaan kadar elektrolit penting dalam penggunaan diuretik dan
pembatasan garam dalam diet.
6) Peninggian kadar gula darah.
7) Pemeriksaan marker serologi pertanda ureus seperti HB SAg/HBSAB, HBeAg,
dll
b. Radiologi
1) USG untuk melihat gambaran pembesaran hati, permukaan splenomegali,
acites
2) Esofogus untuk melihat perdarahan esofogus
3) Angiografi untuk pengukuran vena portal

6. Penatalaksanaan
a. Istirahat cukup ditempat tidur
b. Diet rendah protein, rendah garam, diit tinggi kalori
c. Antibiotik
d. Memperbaiki keadaan gizi, bila perlu dengan pemberian asam amino esensial
berantai cabang dan glukosa.
e. Robansia vitamin B kompleks
.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas pasien, meliputi :
Nama, Umur (biasanya bisa usia muda maupun tua), Jenis kelamin (bisa laki-laki
maupun perempuan), Suku bangsa, Pekerjaan, Pendidikan, Alamat, Tanggal MRS,
dan Diagnosa medis
b. Keluhan utama
Biasanya keluhan utama kx adalah muntah darah atau berak darah yang datang
secara tiba-tiba.
c. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
keluhan utama kx adalah muntah darah atau berak darah yang datang secara
tiba-tiba   .
b) Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya kx mempunyai riwayat penyakit hepatitis kronis, sirosis hepatitis,
hepatoma, ulkus peptikum, kanker saluran pencernaan bagian atas, riwayat
penyakit darah (misal : DM), riwayat penggunaan obatulserorgenik, kebiasaan
/ gaya hidup (alkoholisme, gaya hidup / kebiasaan makan).
c) Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya apabila salah satu anggota keluarganya mempunyai kebiasaan makan
yang dapat memicu terjadinya hematemesis melena, maka dapat
mempengaruhi anggota keluarga yang lain

d. Pola-pola fungsi kesehatan


1) Pola perspsi dan tata laksana hidup sehat
Biasanya klien mempunyai kebiasaan alkoholisme, pengunaan obat-obat
ulserogenik
2) Pola nutrisi dan metabolisme
Terjadi perubahan karena adanya keluhan pasien berupa mual, muntah,
kembung, dan nafsu makan menurun, dan intake nutrisi harus daam bentuk
makanan yang lunak yang mudah dicerna.
3) Pola aktivitas dan latihan
Gangguan aktivitas atau kebutuhan istirahat, kekurangan protein
(hydroprotein) yang dapat menyebabkan keluhan subjektif pada pasien berupa
kelemahan otot dan kelelahan, sehingga aktivitas sehari-hari termasuk
pekerjaan harus dibatasi atau harus berhenti bekerja.
4) Pola eliminasi
Pola eliminasi mengalami gangguan,baik BAK maupun BAB. Pda BAB
terjadi konstipasi atau diare. Perubahan warna feses menjadi hitam seperti
petis, konsistensi pekat. Sedangkan pada BAK, warna gelap dan konsistensi
pekat.
5) Pola tidur dan istirahat
Terjadi perubahan tentang gambaran dirinya seperti badan menjadi kurus,
perut membesar karena ascites dan kulit mengering, bersisik agak kehitaman.
6) Pola hubungan peran
Dengan adanya perawatan yang lama makan akan terjadi hambatan dalam
menjalankan perannya seperti semula.
7) Pola reproduksi seksual
Akan terjadi perbahan karena ketidakseimbangan hormon, androgen dan
estrogen, bila terjadi pada lelaki (suami) dapat menyebabkan penurunan
libido dan impoten, bila terjadi pada wanita (istri) menyebabkan gangguan
pada siklus haid atau dapat terjadi aminore dan hal ini tentu saja
mempengaruhi pasien sebagai pasangan suami dan istri.
8) Pola penaggulangan stres
Biasanya kx dengan koping stres yang baik, maka dapat mengatasi
masalahnya namun sebaliknya bagi kx yang tidak bagus kopingnya maka kx
dapat destruktif lingkungan sekitarnya.
9) Pola tata nilai dan kepercayaan
Pada pola ini tidak terjadi gangguan pada klien.

e. Pemeriksaan Fisik
a.   Keadaan umum
Keadaan umum klien Hematomesis melena akan terjadi ketidak seimbangan
nutrisi akibat anoreksia, intoleran terhadap makanan / tidak dapat mencerna,
mual, muntah, kembung.
b.    Sistem respirasi
Akan terjadi sesak, takipnea, pernafasan dangkal, bunyi nafas tambahan
hipoksia, ascites.
c.   Sistem kardiovaskuler
Riwayat perikarditis, penyakit jantung reumatik, kanker (malfungsi hati
menimbulkan gagal hati), distritnya, bunyi jantung (S3, S4).
d.   Sistem gastrointestinal.
Nyeri tekan abdomen / nyeri kuadran kanan atas, pruritus, neuritus perifer.
e.    Sistem persyaratan
Penurunan kesadaran, perubahan mental, bingung halusinasi, koma, bicara
lambat tak jelas.
f.    Sistem geniturianaria / eliminasi
Terjadi flatus, distensi abdomen (hepatomegali, splenomegali. asites),
penurunan / tak adanya bising usus, feses warna tanah liat, melena, urin gelap
pekat, diare / konstipasi.

2. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola napas b.d penurunan ekspansi paru
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
untuk memproses (mencerna) makanan
3. Kekurangan volume cairan b.d output cairan yang berlebihan
4. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
5. Resiko syok (hipovolemik) b.d perdarahan dilambung
6. Ansietas b.d kurang pengetahuan tentang perawatan penyakitnya
7. Defisiensi pengetahuan

A. Intervensi Keperawatan
DX. KEP NOC NIC
Kekurangan volume Noc Nic
cairan  fluid balance Fluid management
Definisi : penurunan  hydration - timbang popok/pembalut jika
cairan intravaskular,  nutrional status : food and diperlukan
interstisial, dan/atau fluid - pertahankan catatan intake dan
intraseluler, ini  intake output yang akurat
mengacu pada Kriteria hasil : - monitor status hirasi
dehidrasi, kehilangan  mempertahankan urine (kelembapan membran mukosa,
cairan saa tanpa output sesuai dengan usia nadi adekuat, tekanan darah
perubahan pada natrium dan BB, BJ urin normal, ortostatik), jika diperlukan
batasan karakteristik HT normal - monitor vital sign
 tekanan darah, nadi, suhu - monitor masukan makanan/
perubahan sttus mental
tubuh dalam batas normal cairan dan hitung intake kalori
 Penurunan TD
 tidak ada tanda dehidrasi harian
 Penurunan TN
 elastisitas turgor kulit - kolaborasikan pemberian cairan
 Penurunan volume
baik, membran mukosa IV
nadi
lembab, tidak ada rasa - monitor status nutrisi
 Penurunan turgor haus yang berlebihan
kulit - berikan cairan IV pada suhu
 Penuruan turgor ruangan
lidah - dorong masukan oral
 Penurunan haluaran - berikan penggantian nesogatrik
urin seuai output
 Penurunan - dorong keluarga untuk membantu
pengisian vena pasien makan
 Membran mukosa - tawarkan snack (jus buah, buah
kering segar)
 Kulit kering - kolaborasi dengan dokter
 Peningktan - atur kemungkinan transfusi
hematokrit - persiapan untuk transfusi
 Peningktatan suhu Hipovolemik Management
tubuh - monitor status cairan termasuk
 Peningkatan intake dan ourput cairan
frekuensi nadi - pelihara IV line
 Penigktatan - monitor tingkat Hb dan
konsentrasi urin hematokrit
 Penurunan berat - monitor tanda vital
badan - monitor respon pasien terhadap
 Haus penambahan cairan
 Kelemahan - monitor berat badan
- dorong pasien untuk menambah
intake oral
- pemberian cairan IV monitor
adanya tanda dan gejala
kelebihan volume cairan
- monitor adanya tandagagal ginjal
Defisiensi Noc Nic
pengetahuan  Knowledge : disease Teaching : disease Process
Definisi :ketiadaan atau process - Berikan penilaian tentang tingkat
defisiensi informasi  Knowledge : health pengetahuan pasien tentang
kognitif yang berkaitan behavior proses penyakit yang spesifik
dengan topik tertentu. Kriteria hasil : - Jelaskan patofisiologi dari
Batasan  Pasien dan keluarga penyakit dan bagaimana hal ini
karakteristik : menyatakan pemahaman berhubungan dengan anatomi dan
 Perilaku hiperbola tentang penyakit, fisiologi, dengan cara yang tepat
 Ketidakaturan kondisi, prognosis, dan - Gambarkan tanda dan gejala yang
mengikuti perintah program pengobatan biasa muncul dari penyakit,
 Ketidakakuratan  Pasien dan keluarga dengan cara yang tepat
melakukan tes mampu melaksanakan - Gambarkan proses penyakit,
 Perilaku tidak tepat prosedur yang dijelaskan dengan cara yang tepat
(mis. histeria, secara benar - Identifikasi kemungkinan
bermusuhan, agitasi,  Pasien dan keluarga penyebab, dengan cara yang tepat
apatis) mampu menjelaskan - Sediakan informasi pada pasien
 Pengungkapan kembali apa yang tentang kondisi, dengan cara yang
masalah dijelaskan perawat/tim tepat
Faktor yang kesehatan lainnya. - Hindari jaminan yang kosong
berhubungan : - Sediakan bagi keluarga atau SO
 Keterbatasan informasi tentang kemajuan
kognitif pasien dengan cara yang tepat
 Salah interpretasi - Diskusikan perubahan gaya hidup
informasi yang mungkin diperlukan untuk
 Kurang pajanan mencegah komplikasi di masa
 Kurang minat dalam yang akan datang dan atau proses
belajar pengontrolan penyakit
 Kurang dapat - Diskusikan pilihan terapi atau
mengingat penanganan
 Tidak familier - Dukung pasien untuk
dengan sumber mengeksplorasi atau
informasi mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
- Rujuk pasien pada gurp atau
agensi di komunitas lokal, dengan
cara yang tepat
- Instruksikan pasien mengenai
tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan cara
yang tepat.
Resiko syok Noc Nic
Definisi : beresiko  Syok prevention Syok prevention
terhadap  Syok management - Monitor status sirkulasi BP,
ketidakcukupan aliran Kriteri hasil : warna kulit, suhu kulit, denyut
darah kejaringan tubuh  Nadi dfalam batas yang jantung, HR dan ritme
yang dapat diharapkan - Monitor tanda inadekuat
mengakibatkan  Irama jantung dalam batas oksigenisi jaringan
disfungsi seluler yang yang diharapkab - Monitor suhu dan pernapasan
mengancam jiwa  Prekuensi napas dalam - Monitor input dan output
Faktor risiko : batas yang diharapkan - Pantai nilai labor
 Hipotensi  Natrium serum dbn - HB, HT,AGD dan elektrolit
 Hipovolemik  Kalium serum dbn - Monitor hemodinamik infasi
 Hipoksemia  Klorida serum dbn yang sesuai
 Hipoksia  Kalsium serum dbn - Monitor tanda dn gejala asites
 Infeksi  Magnesium serum
- Monitor tanda awal syok
 Ph darah serum dbn
 Sepsis - Tempatkan pasien pada posisi
Hidrasi
 Syndrom respon supine, kaki elevasi untuk
 Indikator
inflamasi sistemik peningkatan preload dengan tepat
 Mata cekung tidak
- Lihat dan pelihara kepatenan
ditemukan
jalan napas
 Demam tidak ditemukan
- Berikan cairan IV atau oral yang
 Tekanan darah dbn
 Hematokrit dbn tepat
- Berikan vasodilator yang tepat
- Ajarkan keluarga dan klien
tentang tanda dan gejala
datangya syok
- Ajarkan keluarga dan pasien
tentang langkah mengatasi syok
Syok management
- Monitor fungsi neurologis
- Monitor tekanan nadi
- Monitor status cairan, input,
output
- Catat gas darah arteri dan
oksigen dijaringan
- monitor EKG, sesuai
- memanfaatkan pemantauan jalur
arteri untuk meningkatkan
akurasi pembacaan tekanan darah
sesuai
menggambar gas darah arteri dan
memonitor jaringan oksigenasi

Anda mungkin juga menyukai