DISUSUN OLEH :
PUTRI NOVITASARI
2030092
NIM : 2030092
Menyetujui,
Hematemesis Melena terjadi bila ada perdarahan proksimal jejenum dan melena
dapat terjadi tersendiri atau bersama-sama dengan hematemesis. Paling sedikit terjadi
terjadi perdarahan sebanyak 50-100 ml, baru dijumpai keadaan melena. Banyaknya
darah yang keluar selama hematemesis melena sulit dipakai sebagai patokan untuk
menduga besar kecilya perdarahan saluran makan bagian atas. Hematemesis dan
melenan merupakan keadaan yang gawat dan memerlukan perawatan segera di rumah
sakit (Nurarif & Kusuma, 2015).
Etiologi dari Hematomesis melena adalah
1. Kelainan esophagus: varies, esophagitis, keganasan
2. Kelainan lambung dan duodenum : tukak lambung dan duodenum, keganasan dll
3. Penyakit darah : leukemia, DIC (disseminated intravascular coagulation ), purpura
trombositopenia dll
4. Penyakit sistematik lainnya : uremik dll
5. Pemakaian obat-obatan yang ulserogenik : golongan salisilat, kortikosteroid, alcohol
dll
Penting sekali menentukan penyebab dan tempat asal perdarahan saluran makan bagian
atas, karena terdapat perbedaan usaha penanggulangan setiap macam perdarahan
saluran makan bagian atas.
3. WOC
Infeksi hepatitis B/C
Sirosis Hepatis
4. Manifestasi Klinik
Gejala terjadi akibat perubahan morfologi dan lebih menggambarkan beratnya kerusakan
yang terjadi dari pada etiologinya (Nurarif & Kusuma, 2015)
Didapatkan gejala dan tanda sebagai berikut :
a. Gejala-gejala intestinal yang tidak khas seperti anoreksia, mual, muntah dan diare.
b. Demam, berat badan turun, lekas lelah.
c. Ascites, hidratonaks dan edema.
d. Ikterus, kadang-kadang urin menjadi lebih tua warnanya atau kecoklatan.
e. Hematomegali, bila telah lanjut hati dapat mengecilkarena fibrosis. Bila secara klinis
didapati adanya demam, ikterus dan asites, dimana demam bukan oleh sebab-sebab
lain, ditambahkan sirosis dalam keadaan aktif. Hati-hati akan kemungkinan
timbulnya prekoma dan koma hepatikum.
f. Kelainan pembuluh darah seperti kolateral-kolateral didinding, koput medusa, wasir
dan varises esofagus.
g. Kelainan endokrin yang merupakan tanda dari hiperestrogenisme yaitu:
- Impotensi, atrosi testis, ginekomastia, hilangnya rambut axila dan pubis.
- Amenore, hiperpigmentasi areola mamae
- Spider nevi dan eritema
- Hiperpigmentasi
h. Jari tabuh
5. Komplikasi
a. Syok Hipovolemik
b. Gagal Ginjal Akut
c. Penurunan Kesadaran
d. Ensefalopati
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
1) Darah : Hb menurun / rendah
2) SGOT, SGPT yang meningkat merupakan petunjuk kebocoran dari sel yang
mengalami kerusakan.
3) Albumin, kadar albumin yang merendah merupakan cerminan kemampuan
sel hati yang kurang.
4) Pemeriksaan CHE (kolineterase) penting dalam menilai kemampuan sel hati.
Bila terjadi kerusakan kadar CHE akan turun.
5) Pemeriksaan kadar elektrolit penting dalam penggunaan diuretik dan
pembatasan garam dalam diet.
6) Peninggian kadar gula darah.
7) Pemeriksaan marker serologi pertanda ureus seperti HBSAg/HBSAB,
HBeAg, dll
b. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan khusus yang dilakukan pada pasien hematemesis melena menurut
(Ningsih, 2016) yaitu:
1) Endoskopi untuk menentukan sumber perdarahan
2) Ultrasonografi (USG) apakah ada sirosis hati atau hepatoma
3) CT Scan
7. Penatalaksanaan