PENDAHULUAN
masyarakat moderen saat ini.Stroke biasanya terjadi pada orang dewasa. CVA
(cerebro vaskuler assident) adalah suatu keadaan hilangnya sebagian atau seluruh
fungsi neurologi (deficit neurologi local atau global) yang terjadi secara
mata yang disebabkan oleh gangguan pendarahan darah otak karna berkurangnya
suplai darah di sebut juga stroke non hemoragik. Sedangkan pecahnya pembuluh
darah secara spontan mengakibatkan aliran darah menjadi tidak normal dan darah
yang keluar merembes masuk kedalam suatu daerah di otak dan dapat
mengakibatkan seabut otak melalui penekanan struktur otak dan juga hematum
yang mengakibatkan iskemia pada jaringan sekitar. Pada stroke (CVA) hemoragik
dan menekan batang otak. Stroke akut baik stroke iskemik maupun hemoragik
masyarakat pada saat ini tetapi konstipasi tidak begitu di hiraukan karna bukan
1
2
hal yang biasa. Pada sisi lain konstipasi suatu keadaan yang tidak abnormal
(Makmun,2008)
hanya terjadi pada Negara maju saja, tetapi menyerang Negara berkembang
Pada tahun 2020 diperkiakan 70 % orang akan meninggal karena stroke dari
terjadi sekitar 65 % dari jumlah penduduk yang mengalmi stroke 85% orang.(
Junaidi,2012)
susunan syaraf pada tahun 2013 sebanyak 740 penderita,tahun 2014 sebanyak
2173 penderita, dan pada tahun 2015 sebanyak 3.547 penderita dari tiap
Berdasarkan dari data RS teryata khasus stroke yang paling tinggi adalah
RSUD Blambangan.Pada tahun 2015 penderita cva mencapai 350 jiwa dan pada
tahun 2016 sampai bulan juni penderita cva mencapai 557 jiwa terlihat jelas
adanya peningkatan yang cukup banyak yaitu kurang lebih 20%. Stroke (CVA)
3
lebih banyak menyerang usia produktif ataupun lansia. Dari prevalensi pada tahun
2016 ternyata yang mengalami konstipasi yaitu 225 penderita. (Rekam Medik
RSUD Blambangan)
adalah gaya hidup yang kurang sehat seperti : dua jenis factor stroke yaitu yang
dapat diubah seperti hipertensi, gaya hidup yang sering merokok, penyakit jantung
dan diabetes militus. Sedangkan factor resiko yang tidak dapat diubah itu seperti
umur , jenis kelamin, riwayat keluarga, dan rasa atau etnis. Karna hal tersebut
fisik dan mental baik pada usia produktif maupun usia lanjut. Stroke merupakan
gerak, gangguan bicara, proses berpikir daya ingat, dan bentuk – bentuk kecacatan
yang lain sebagai akibat penurunan fungsi dan kinerja dari otak itu sendiri, Otak
memiliki 2 fungsi yaitu sensorik dan motorik, akibat awal atau hal yang sering
separuh anggota extrimitas atas dan bawah yang berselingan denga hemisfer yang
terkena ). Kesulitan yang sering terjadi pada pasien stroke adalah gangguan
mobilisasi fisik atau ketidak mampuan melakukan aktifitas sehari – hari yang
Individu juga meraskan tidak kenyamanan dengan perut yang merasa kembung.
makanan dari dalam tubuh yang tidak dibutuhkan lagi dalam bentuk bowel
4
pasien yang mengalami steroke masalah ini sering terjadi. Karna pasien stroke
penurunan paristaltik usus , intake dan output yang kurang,dan faktor stress yang
stroke (CVA).
Dari data di atas, solusi pada pasien stroke adalah melakukan mobilisasi
gangguan eliminasi alvi. Pada pasien stroke juga bisa memenuhi kebutuhan intake
dan output yang kurang seperti kurangnya buah – buahan yang banyak
eliminasi alvi pada pasien stroke sangat penting sehingga penulis tertarik untuk
Masalah pada studi khasus ini Asuhan Keperawatan Klien yang mengalami
1.4 Tujuan
1.5 Manfaat
a) Bagi Peneliti
c) Rumah Sakit
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem persyarafan utama manusia terbagi atas 2 bagian yaitu sistem syaraf
7
1
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu
dan pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai
dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada
terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini
belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang
1
2
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak
tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-
kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus
yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga
terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh.Bila ada rangsangan yang
merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin
dilaksanakan.
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian
kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang
belakang.
refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan
sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk,
dan berkedip.
2
3
berwarnakelabu.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap
yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk
melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang
melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf
penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori
3
4
Sistem saraf tepi system saraf terdiri : system saraf sadar dan system saraf tak sadar (
Sistem Saraf Otonom ) system saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur
oleh otak , sedangkan saaf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak
antara lain denyut jantung ,gerak saluran pencernaan dan sekresi keringat. Saraf tepi
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang
keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar
c. empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9,
1) Nervus. Olfactorius
Saraf ini berfungsi sebagai saraf sensasi penghidu, yang terletak dibagian
atas dari mukosa hidung di sebelah atas dari concha nasalis superior.
2) Nervus. Optikus
4
5
Saraf ini penting untuk fungsi penglihatan dan merupakan saraf eferen
ke perifer.
3) Nervus. Oculomotorius
4) Nervus. Trochlearis
5) Nervus. Trigeminus
Saraf ini terdiri dari tiga buah saraf yaitu saraf optalmikus, saraf maxilaris
motoris.Ketiga saraf ini mengurus sensasi umum pada wajah dan sebagian
6) Nervus. Abducens
digerakan ke lateral dan sikap bola mata tertarik ke medial seperti pada
Strabismus konvergen.
7) Nervus. Facialias
5
6
8) Nervus.Statoacusticus
Saraf ini terdiri dari komponen saraf pendengaran dan saraf keseimbangan
9) Nervus.Glossopharyngeus
tengah.
10) Nervus.Vagus.
dalam tubuh
11) Nervus.Accesorius
6
7
dan komponen spinal yang dari nucleus motoris segmen C 1-2-3.Saraf ini
Saraf ini merupakan saraf eferen atau motoris yang mempersarafi otot-otot
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus
vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga
pinggul, dan 1 pasang saraf ekor. Beberapa urat saraf bersatu membentuk
2. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak
7
8
ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat
saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf
post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan
cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum
2.2.1 Definisi
difisit neurologi mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragi sirkulasi saraf
otak (sudoyo aru) . Istilah stoke biasanya digunkan secara spesifik untuk
8
9
fungsi otak terganggu yang dapat mengakibatkan berbagai gangguan pada tubuh
, terganggu bagian otak mana yang rusak,bila bila terkena Stroke (CVA) dapat
meninggal. ( pudiastuti,2011).
Stroke (CVA) adalah kondisi yang terjadi ketika sebagian sel – sel
Aliran darah yang berhenti membuat suplai oksigen dan zat makan ke otak juga
Utami,2011).
gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara cepat mendadak
dalam beberapa detik atau secara cepat dalam beberapa jam dengan gejala atau
2.2.2 Etiologi
Stroke dibagai menjadi dua jenis yaitu : stroke iskemik dan stroke
hemorragik.
9
10
penggumpalan.
darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita
hipertensi.
menutupi otak).
banding wanita.
10
11
a. Hipertensi
b. Penyakit jantung
c. Kolestrole tinggi
d. Obesitas
e. Diabetes militus
f. Polisetemia
g. Stress emosionan
3. Kebiasaan hidup
a. Merokok
b. Peminum alcohol
2.2.3 Klasifikasi
1. Stroke hemoragik
11
12
berry. Aneurisma yang pecah ini berasal dari pembuluh darah sirkulasi wilisi
dan cabang – cabangnya yang terdapat di luar parenkim otak. Pecahnya arteri
lain – lain).
Dapat berupa iskemia atau emboli dan trombosit serebral, biasanya terjadi
saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari .Tidak
(Muttaqin,20011)
12
13
( Ningsih, 2012)
2.2.4 Patofisiologis
pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai
oleh pembuluh darah yang tersumbat.Suplai darah ke otak dapat berubah (makin
lambat atau cepat) pada gangguan lokal (thrombus, emboli, perdarahan dan
13
14
spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan
Trombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai embol
dalam aliran darah. Trombus mengakibatkan iskemia jaringan otak yang disuplai
oleh pembuluh darah yang bersangkutan dan edema dan kongesti di sekitar area
.Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area infark itu
sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang – kadang
perbaikan. Oleh karna trombosit biasanya tidak fatal , jika terjadi septic infeksi
akan meluas pada dinding pembuluh darah maka akan terjadi abses atau
ensafisitas , atau jika sisa infksi berada pada pembuluh darah yang tersumbat
pembuluh darah . Pendarahan intraserebral yang sangat luas akan lebih sering
karena perdarahan yang luas terjadi destruksi massa otak, peningkatan tekanan
intarakanial dan yang lebih berat dapat menyebabkan herniasi otak pada falk
Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak , hemisfer otak, dan
Perembesan darah ke ventrikel otak terjadi pada sepertiga kasus perdarahan otak
14
15
Perubahan yang disebabkan olek anoksia serebral dapat reversible untuk waktu 4
serebral dapat terjadi gangguan yang bervariasi salah satunya henti jantung.
perfusi otak serta gangguan drainase otak . Elemen – elemen vasoaktif darah
menyebabkan saraf area yang terkena darah dan sekitarnya tertekan lagi. (
Muttaqin, 2012 ).
Pada khasus cva tersebut dimana saraf – saraf mengalami gangguan akan
lumpuh secara total. Kelumpuhan yang terjadi pada pasien stroke juga bisa
karna kurangnya asupan cairan dan nutrisi dan kurangnya imobilisasi dapat
15
16
Menurut Suzanne, Bare (2010) tanda dan gejala pada penderita stroke hemoragik
antara lain :
1. Kehilangan fungsimotorik
2. Kehilangan fungsikomunikasi
A. Disatria (kesulitanberbicara)
dipelajarisebelumnya)
3. Kerusakanafek
4. Eliminasi
16
17
2.2.7 Komplikasi
1. Hipoksia serebral
3. Embolisme serebral
4. Pneumonia aspirasi
5. ISK, Inkontinensia
6. Kontraktur
7. Tromboplebitis
8. Abrasi kornea
9. Dekubitus
10. Encephalitis
1. Infeksipernafasan
2.2.8 Penatalaksanaan
berikut:
17
18
mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan
a. Pengobatan Konservatif
intra arterial.
ulserasi alteroma.
b. Pengobatan Pembedahan
18
19
aneurisma.(Batticaca, Fransiska.2008)
1. CT Scan
jaringan otak yang infark atau iskemia, serta posisinya secara pasti.Hasil
2. MRI
3. Angiografi Serebri
4. USG Doppler
5. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak
dari jaringan yang infark sehingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan
otak.
19
20
6. Sinar X tengkorak
berlawanan dari massa yang luas, kalsifikasi karotis interna terdapat pada
subarakhnoid.
7. Pungsi Lumbal
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal
George.2013)
2.3.1 Definisi
pada waktu cukup lama karena adanya kesulitan dalam pengeluaran. Hal
ini terjadi akibat tidak adanya gerakan peristaltik pada usus besar sehingga
memicu tidak teraturnya buang air besar dan timbul perasaan tidak
20
21
2.3.2 Pengkajian
1. Usia
2. Jenis kelamin
4. Hitung asupan cairan setiap hari. Hal ini meliputi tipe dan jumlah
aqua.
1. Nyeri abdomen
3. Anoreksia
5. Distensi abdomen
7. Feses keras
9. Sering flatus
21
22
Konstipasi )
1. Stroke ( CVA )
2. Atresia Ani
3. Hemoroid
4. Diabetes Militus
5. Prolapsus Rektum
nafsu makan.
22
23
2.3.7 Intervensi
r/Makanan yang inggi serat dapat melunakkan feses dan memperlancar BAB.
2.3.6 Dokumentasi
kondisi
23
24
2.4.1 Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
2. Keluhan utama
adalah kelemahan anggita gerak sebalah badan, bicara pelo, tidak dapat
yang lain.
24
25
5. Aktivitas sehari-hari
a. Nutrisi
b. Minum
c. Eliminasi
25
26
dan postural.
6. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
riwayat operasi.
b. Mata
(nervus III), gangguan dalam memotar bola mata (nervus IV) dan
c. Hidung
d. Mulut
e. Dada
26
27
f. Abdomen
g. Ekstremitas
pada sendi.
melawan grafitasi.
kekuatanya berkurang.
kekuatan penuh
27
28
Tujuan :
28
29
kriteria hasil :
4) GCS 4, 5, 6
5) pupil isokor
7) TTV normal.
Intervensi :
2) Baringkan klie ( bed rest ) total dengan posisi tidur telentang tanpa
bantal.
29
30
intracranial.
aminofel, antibiotika.
Tujuan :
kriteria hasil :
30
31
Intervensi :
Rasional : pengisapan lendir dapay memebebaskan jalan nafas dan tidak terus
terjadinya hipoksia.
mobilitas fisik teratasi, dengan kriteria hasil : klien dapat mempertahan atau
31
32
kompensasi.
Kriteria Hasil :
Intervensi :
2) Ubah posisi setiap 2 jam dan sebagainya jika memungkinkan bisa lebih
sering.
terjadinya kontraktur.
32
33
kebutuhan klien.
merawat diri, klien mampu melakukan aktivitas perawatna diri sesuai dengan
membantu.
Intervensi :
melakukan ADL.
kebutuhan individu.
2) Hindari apa yang tidak dapat di lakukan oleh klien dan bantu bila perlu.
Rasional : klien dalam keadaan cemas dan tergantung hal ini di lakukan
33
34
dinding.
konstipasi lagi.
Intervensi :
3) Anjurkan klien untuk banyak minum air putih, kurang lebih 18 gelas/hari,
34
35
Intervensi :
Rasional : Perubahan dalam isi kognitif dan bicara merupakan indicator dari
yang dimaksud
35
36
Kriteria Hasil :
Intervensi
Rasional : untuk menetapkan jenis makanan yang akan diberikan pada klien.
5. Mulailah untuk memberi makan per oral setengah cair, makanan lunak
36
37
melalui selang.
makanan jika klien tidak mampu untuk memasukkan segala sesuatu melalui
mulut.
37
38
BAB 3
METODE PENELITIAN
selama proses penelitian, hal ini penting karena desain penelitian merupakan
hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sebagai alat untuk
penelitian yang digunakan adalah studi kasus, studi kasus ini adalah studi untuk
Batasan istilah adalah peryataan yang menjelaskan istilah –istilah kunci yang
menjadi focus pada asuhan keperawatan pada klien yang mengalami Stroke
Tabel 3.1. Tabel definisi dan kriteria hasil stroke (cva) dan gangguan
eliminasi alvi
38
39
banyak.
3.3 Partisipan
Pada sub bab ini dideskripsikan tentang karakteristik partisipan atau unit
analisis atau kasus yang akan diteliti .Unit analisis atau partisipan dalam
39
40
1) Lokasi
Blambangan.
2) Waktu Penelitian
minimal tiga hari dilakukan intervensi, jika dalam waktu kurang dari tiga hari
klien sudah keluar rumah sakit intervensi dapat dilakukan dengan cara home
berikut:
1) Wawancara
mempunyai tujuan yang spesifik meliputi : pengumpulan dari satu set data
40
41
dari klien, keluarga, dan perawat lainnya. Alat yang dilakukan untuk
wawancara dalam pengumpulan data dapat berupa alat tulis, buku catatan,
langsung kepada klien untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti
3) Studi Dokumentasi
rekam medik, dan hasil data dari buku catatan klien CVA di RSUD
Blambangan Banyuwangi
Untuk mencapai kesimpulan yang valid, maka dilakukan uji keabsahan data
terhadap semua data yang terkumpul. Uji keabsahan data ini dilakukan dengan
dan orang yang berbeda (triangulasi sumber). Pada penelitian ini teknik yang
diperoleh dari klien, keluarga klien yang mengalami stroke dan perawat.
41
42
Triangulasi teknik sumber, data utama dari klien dan keluarga dalam
(Moh.Nazir,2007:346).
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah, karena
1) Pengumpulan Data
2) Mereduksi Data
3) Penyajian Data
Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun teks
dari klien.
42
43
4) Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan
tindakan, evaluasi.
adalah:
a) Tujuan
43
44
(konstipasi).
b) Keuntungan
c) Kerugian
Dalam penelitian ini tidak ada bahaya dan kerugian bagi partisipan,
karena penelitian ini dengan proses wawancara dan tidak ada perlakuan-
d) Hak partisipan
untuk tidak mau menjadi partisipan, dan jika partisipan sudah menyetujui,
44
45
e) Kewajiban partisipan
3) Confidentiality (kerahasiaan)
peneliti. Adapun bila ada forum khusus maka peneliti akan memberikan
data-data yang telah didapatkan dari wawancara tanpa memberi nama asli
partisipan.
45
46
BAB 4
4.1 Hasil
banyuwangi. Letaknya sangat strategis, berada di tengah pusat kota tepatnya di jalan
Letkol Istiqlah No.49 dan berdekatan dengan instansi terkait. Secara formal RSUD
Blambangan diresmikan pada tahun 1930, saat ini termasuk dalam kategori tipe C
dan telah kreditasi lulus akreditasi dasar penuh (5 pelayanan). RSUD Blambangan
memberikan pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Pelayanan rawat jalan dilakukan
di 15 klinik yang ada lengkap dengan dokter spesialisnya, kecuali poli umum dan
Visi dari RSUD Blambangan adalah menjadi rumah sakit andalan dan pusat
46
47
a) Perawat :
(1) D3 Keperawatan : 20
(2) SI Keperawatan : 3
a) Ruang observasi
b) Ruang neuro
c) Ruang interna
d) Ruang pulmo
e) Ruang psikiatri
f) Ruang tunggu
g) Ruang admistrasi
h) Ruang dokter
j) Dapur
47
48
4.1.2 Pengkajian
1) Identitas Klien
Tabel 4.1 Identitas Klien
2) Riwayat Penyakit
Tabel 4.2 Riwayat Penyakit
48
49
digerakkan.
3. Riwayat penyakit Keluarga mengatakan Keluarga mengatakan
awalnya saat di rumah
sekarang awalnya pasien
klien mengeluh sakit
melakukan ibadah sholat kepala ± 2 hari yang lalu,
dengan keluarga hanya
dhuha setelah itu pasien
diberi jamu untuk
jatuh mendadak lumpuh meredakan sakit
kepalanya. Tiba-tiba
dan bicara pelopada
pada tanggal 15 Januari
tanggal 08-01-2017 jam 2017 pada jam 13.00
klien tiba-tiba merasakan
08.00WIB ,lalu keluarga
badannya terasa lemas,
pasien dibawa ke RSUD susah untuk melakukan
aktivitas, dan bicaranya
Blambangan pasien
sedikit pelo. Lalu oleh
datang ke UGD jam keluarga klien dibawa ke
rumah sakit RSUD
09.00 setelah dilakukan
Banyuwangi pada
tindakan dan diberikan tanggal 15 Januari 2017
pada jam 19.00. setelah
obat infus pz 10 tpm,
sampai di UGD klien di
injeksi piracetam 12 periksa, setelah
dilakukan tindakan dan
gram 3 X 3 gram /IV,
di berikan obat infuz
Citicolin 3 X 500 mg /IV, PZ+NB 5000 14tpm,
injeksi piracetam 12
O2 nasal canul 2 lpm,
gram 3x3, injeksi
pasien di rawat di ruang citicolin 3x500 mg,
ranitidine 2x1 amp,
RPD1. Setelah di lakukan
ulsatat syrup 3x1, dan
pengkajian pada tanggal dilakukan pemasangan
dower kateter, lalu klien
17 Januari 2017 pada
disarankan untuk rawat
pukul 09.00 Keluarga inap. Setelah itu klien
dibawa ke ruang
mengatakan tangan dan
penyakit dalam di lantai
kaki sebelah kiri tidak bawah untuk menjalani
perawatan yang lebih
bisa digerakkan.
lanjut. Setelah dilakukan
pengkajian pada tanggal
17 januari 2017 pada
pukul 12.00 keluarga
mengatakan badan klien
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
Head to toe
a. Pemeriksaan
cepala caudal
1). Kepala dan Inspeksi : Inspeksi :
rambut - Benruk kepala - Benruk kepala
simetris simetris
- Penyebaran - Penyebaran rambut
rambut merata merata
- Kebersihan - Kebersihan cukup
55
56
56
57
edema
57
58
58
59
7). Dada/thorak
a). Pemeriksaan paru
Inspeksi : Inspeksi :
- Simetris kanan - Simetris kanan dan
dan kiri kiri
- Bntuk dada - Bntuk dada normal
normal chest chest
- Tidak ada lesi - Tidak ada lesi
- Tidak ada jejas - Tidak ada jejas
Palpasi : Palpasi :
- Tidak ada massa - Tidak ada massa
- Tidak teraba - Tidak teraba nyeri
nyeri tekan tekan
- Fremitus kanan - Fremitus kanan
dan kiri dan kiri
- Tidak edema - Tidak edema
59
60
Perkusi : Perkusi :
(1) Dextra (3) Dextra
- ICS 1-5 - ICS 1-5
sonor sonor
- ICS 6 redup - ICS 6 redup
(ada hepar) (ada hepar)
(2) Sinistra (4) Sinistra
- ICS 1-2 - ICS 1-2 sonor
b). Pemeriksaan sonor - ICS 3-5 redup
jantung - ICS 3-5 (ada jantung)
redup (ada - ICS 6-7
jantung) timpani (ada
- ICS 6-7 jantung)
timpani 2) Auskultasi :
(ada - Tidak terdengar
jantung) suara ronchi
1) Auskultasi : - Tidak terdengar
- Tidak terdengar suara wheezing
suara ronchi - Suara nafas
- Tidak terdengar terdengar vesikuler
suara wheezing
- Suara nafas
terdengar
c). Payudara vesikuler Inspeksi :
- Ictus cordis tidak
terlihat
Inspeksi : Palpasi :
- Ictus cordis - Ictus cordis teraba
tidak terlihat di ICS 5 mid
60
61
61
62
tekan
- Tidak ada
edema
8). Pemeriksaan
abdomen Inspeksi : Inspeksi :
- Warna sama - Warna sama
dengan sekitar dengan sekitar
- Tidak ada lesi - Tidak ada lesi
Palpasi : Palpasi :
- Tidak ada nyeri - Tidak ada nyeri
tekan tekan
- Tidak ada massa - Tidak ada massa
- Tidak teraba - Tidak teraba
benjolan benjolan
Perkusi : Perkusi :
Kuadran 1 : Hepar Kuadran 1 : Hepar
(Pekek) (Pekek)
Kuadran 2 : Gaster Kuadran 2 : Gaster
(tympani) (tympani)
Kuadran 3 : Kuadran 3 :
Apendiks Apendiks (tympani)
(tympani) Kuadran 4 : Usus
Kuadran 4 : Usus (tympani)
(tympani) Auskultasi :
Auskultasi : Bising usus terdengar
Bising usus 5x / menit
terdengar 4x /
62
63
menit
9).ekstrimitas, kuku, Inspeksi : terpasang Inspeksi : terpasang infuse
dan kekuatan otot infuse di tangan sebelah di tangan sebelah kiri,
kanan, kuku terlihat kuku terlihat panjang dan
panjang dan kotor, tidak kotor, tidak ada luka di
ada luka di ektremitas ektremitas atas dan bawah
atas dan bawah Palpasi : tidak ada nyeri
Palpasi : tidak ada nyeri tekan di ektremitas atas
tekan di ektremitas atas dan bawah, tidak ada lesi,
dan bawah, tidak ada kekuatan otot
lesi, 3 4
Kekuatan otot : 3 4
1 0
1 0
Hemiparesis sebelah
kiri.
10). Genetalia dan Inspeksi : Inspeksi :
anus - Terpasang - Terpasang dower
dower kateter kateter
- Kebersihan - Kebersihan cukup
cukup - Tidak ada
- Tidak ada hemoroid
hemoroid Palpasi :
Palpasi : - Tidak ada nyeri
- Tidak ada nyeri tekan
tekan - Tidak ada massa
- Tidak ada massa - Tidak teraba
- Tidak teraba benjolan
benjolan
63
64
64
65
65
66
66
67
6. Genogram
Tabel 4.6 Genogram
Klien 1
Klien 2
67
68
Keterangan :
: Perempuan
: Laki – laki
: Klien
: Meninggal
: Tinggal serumah
68
69
69
70
KLIEN 2
Data Subyektif : keluarga Stroke (CVA) Hambatan Komunaksi
mengatakan klien susah Verbal
untuk bicara Defisit Neorologi
Data obyektif
- Keadaan umum Disfungsi Bahasa dan
lemah Komunikasi
Klien berbicara
mengerang kata- Hambatan Komnikasi
kata tidak jelas Verbal
Data subyektif : keluarga Hemiplegi dan Gangguan Eliminasi
mengatakan sejak masuk Hemiprase Alvi (Konstipasi)
rumah sakit klien tidak
buang air besar Kurang mobilisasi
Data obyektif :
- Keadaan umum Intake Cairan kurang
lemah
Bising usus 5x/ menit Penurunan Paristaltik
usus
Konstipasi
70
71
71
72
TD : 14O/80mmhg
RR : 22 ×/menit
N :84 /menit
S :36,6◦C
Klien 2
Data Subyektif : keluarga Hambatan Komunikasi Stroke (CVA)
mengatakan klien susah Verbal
untuk bicara Defisit Neorologi
Data obyektif
- Keadaan umum Disfungsi Bahasa dan
lemah Komunikasi
Klien berbicara
mengerang kata- Hambatan Komnikasi
kata tidak jelas Verbal
Data subyektif : keluarga Gangguan Eliminasi Hemiplegi dan
mengatakan sejak masuk Alvi (Konstipasi) Hemiprase
rumah sakit klien tidak
buang air besar Kurang mobilisasi
Data obyektif :
- Keadaan umum Intake Cairan kurang
lemah
Bising usus 5x/ menit Penurunan Paristaltik
usus
Konstipasi
Gangguan Eliminasi
Alvi (konstipasi)
4.1.5 Perencanaan
DIAGNOSIS INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
(Tujuan, Kriteria, Hasil)
Klien 1
Diagnosa : 1. BHSP 1. Hubungan perawat
1. Hambatan 2. Kaji kemampuan dengan keluarga
mobilitas fisik secara kooperatif
berhubungan fungsional 2. Untuk
dengan dengan cara mengidentifikasikan
hemiparesis, yang teratur kelemahan dan dapat
kehilangan klasifikasi memberikan informasi
keseimbangan melalui skala 0 – mengenai pemulihan
72
73
73
74
Klien 2
Diagnosa : Hambatan 1. BHSP 1. Hubungan perawat
komunikasi verbal dengan keluarga
berhubungan dengan kooperatif
kerusakan sirkulasi
serebral, kehilangan 2. Kaji tingkat 2. Perubahan dalam isi
tonus/control otot fasia/ kemampuan klien kognitif dan bicara
oral dalam berkomunikasi merupakan indicator
Tujuan : setelah dari derajat gangguan
dilakukan tindakan serebral
keperawatan selama
3x24 jam diharapkan 3. Minta klien untuk 3. Melakukanpenilaian
klien mampu untuk mengikuti perintah terhadap adanya
berkomunikasi lagi sederhana kerusakan sensorik
Criteria hasil :
- Dapat menjawab 4. melakukan penilaian
pertanyaan yang 4. Tunjukan objek dan terhadap adanya
diajukan minta pasien kerusakan motorik
perawat penyebutkan nama
- Dapat benda tersebut 5. Bahasa isyarat dapat
mengetahui dan membantu untuk
memahami 5. Ajarkan klien tekhnik menyampaikan isi
pesan-pesan berkomunikasi non pesan yang dimaksud
melalui gambar verbal (Bahasa
- Dapat isyarat) 6. Untuk mengidentifikasi
mengekspresika kekurangan / kebutuhan
n perasaannya terap
melalui verbal
maupun 6. Konsultasi dengan /
nonverbal rujuk kepada ahli
terapi bicara
74
75
Diagnosa :
1. Gangguan 1. Hubungan perawat
eliminasi alvi dengan keluarga
(konstipasi) kooperatif
berhubunagn
dengan imobilisasi 2. Untuk mengetahui
dan asupan cairan 1. BHSP frekuensi BAB klien,
yang tidak adekuat. mengidentifikasi
Tujuan : masalah BAB pada
setelah di lakukan klien
tindakan keperawatan 2. Kaji pola 3. untuk mempelancar
selam 2x24 jam eliminasi BAB BAB.
gangguan eliminasi
fecal ( konstipasi) tidak
terjadi lagi. 4. mengencerkan feces
Kriteria Hasil : dan mempermudah
4. klien BAB lancar 3. Anjurkan untuk pengeluaran feces.
5. konsistensi feces mengosumsi buah
encer dan sayur kaya
serat 5. untuk meningkatkan
6. Tidakterjadi
defikasi.
konstipasi lagi. 4. Anjurkan klien
untuk banyak 6. untuk membantu
minum air putih, pelunakkan dan
kurang lebih 18 pengeluaran feces
gelas/hari.
5. Berikan latihan
ROM pasif dan
ROM aktif
6. Kolaborasi
pemberian obat
pencahar.
75
76
.6 Implementasi
76
77
77
78
mempercepat
kesembuhan
pasien
3. Gangguan
eliminasi alvi
12.00 1.BHSP 11.50 1.BHSP 12.03 1.BHSP
(konstipasi)
H : hubungan H : hubungan H : hubungan perawat
berhubunagn
perawat dengan perawat dengan dengan keluarga
dengan
keluarga keluarga kooperatif
imobilisasi
kooperatif kooperatif
dan asupan 12.15
2.Kaji pola eliminasi
cairan yang
12.25 2.Kaji pola 2.Kaji pola 12.15 BAB
tidak
eliminasi BAB eliminasi BAB H : pasien belum BAB
adekuat.
H : pasien belum H : pasien belum sejak 8 hari
BAB sejak 8 hari 12.30 BAB sejak 8 hari
3.Anjurkan untuk
12.50 12.40
3.Anjurkan untuk 3.Anjurkan untuk mengosumsi buah dan
mengosumsi mengosumsi buah sayur kaya serat.
buah dan sayur dan sayur kaya H: pasien di puasa
kaya serat. serat.
H: pasien di 12.55 H: pasien di puasa 4. Anjurkan klien
puasa untuk banyak minum
13.00
4. Anjurkan klien air putih, kurang lebih
13.00 4. Anjurkan klien untuk banyak 18 gelas/hari.
untuk banyak minum air putih, H: pasien puasa
minum air putih, kurang lebih 18 5.Berikan latihan
kurang lebih 18 13.10 gelas/hari. ROM pasif dan ROM
gelas/hari. H: pasien puasa aktif
13.10
H: pasien puasa 5.Berikan latihan H : pasien tidak bisa
ROM pasif dan menggerkan anggota
5.Berikan latihan ROM aktif tubuhnya kecuali d
13.10
ROM pasif dan H : pasien tidak bantu
ROM aktif bisa menggerkan
H : pasien tidak anggota tubuhnya 6.Kolaborasi
13.20
bisa menggerkan kecuali d bantu pemberian obat
anggota tubuhnya pencahar.
kecuali d bantu 6.Kolaborasi H : agar mempercepat
13.30
pemberian obat
kesembuhan pasien
6.Kolaborasi pencahar.
pemberian obat H : agar
13.300
pencahar.
mempercepat
H : agar
mempercepat kesembuhan
78
79
kesembuhan pasien
pasien
79
80
6. Konsultasi 6. Konsultasi
dengan / rujuk dengan / rujuk
kepada ahli terapi kepada ahli terapi
bicara bicara
80
81
4.1.7 Evaluasi
81
82
82
83
83
84
teratasi ×/menit RR : 20
P : lanjutkan N :82 /menit ×/menit
intervensi S :37◦C N :84 /menit
1,2,3,4,5,6 A : masalah belum S :3◦6,5C
teratasi A : masalah belum
P : lanjutkan teratasi
intervensi P : lanjutkan
1,2,3,4,5,6 intervensi 1,2,3,4,5,
Klien 2 Tanggal 17 januari Tanggal 18 januari Tanggal 19 januari
2017 2017 2017
S : keluarga S : keluarga S : keluarga
mengatakan klien mengatakan klien mengatakan klien
susah untuk bicara bisa bicara tetapi bisa bicara tetapi
O : - Keadaan tidak sedikit – pelan
umum lemah sedikit O : - Keadaan
- Klien berbicara O : - Keadaan umum lemah
umum lemah - Klien berbicara
mengerang
- Klien berbicara
jelas
kata-kata tidak
mengerang
- Dengan intonasi
jelas
kata-kata tidak
pelan
- TTV
jelas
- TTV
TD : 110/80
- Dengan intonasi
TD : 120/80
Mmhg
pelan
Mmhg
N : 84 x/menit
- TTV
N : 84 x/menit
S : 36,7 C
TD : 110/90
S : 36,2 C
RR : 21 x/menit
Mmhg
RR : 20 x/menit
A : masalah belum
N : 86 x/menit
A : masalah teratasi
teratasi
S : 37 C
sebagian
P : lanjutkan
RR : 20 x/menit
P : lanjutkan
intervensi
A : masalah teratasi
intervensi 2,3,4,5,6
1,2,3,4,5,6
sebagian
P : lanjutkan
84
85
intervensi 2,3,4,5,6
85
86
4.2 pembahasan
Pada bab ini akan disajikan mengenai hasil pembahasan dari asuhan
Padapembahasaniniakandijelaskantentangkesesuainfaktadenganteoripadaasuh
09.00 dengan klien 1 dan tanggal 17 Januari 2017 pukul 12.00 dengan klien 2 di
dhuha setelah itu pasien jatuh mendadak lumpuh dan bicara pelo, pasien juga
memiliki riwayat penyakit jantung. Pasien pernah rawat inap 6 bulan yang lalu
kanan dan menggunakan dower kateter,kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah
86
87
Klien 2 Keluarga mengatakan klien mengeluh sakit kepala ± 2 hari yang lalu.
Pasien ini juga mempunyai riwayat peyakit hipertensi dan juga mempunyai sifat
yang buruk suka minum kopi, teh, jamu dan juga merokokdidapatkan data dari
hasil pengkajian bahwa pasien merasa lemas, susah untuk melakukan aktivitas,
dan bicaranya sedikit pelo, bicara sedikit mengerang tidak jelas kata-katanya,
mmHg, RR : 22 x / menit.
atau penyebab stroke serta manifestasi klinis secara teori yang akan
Pada kasus Stroke (CVA), yang dialami oleh Ny.S didapatkan penyebab dari
stroke yaitu Penyakit jantung sedangkan pada Tn.M didapatkan data penyebab
dari stroke adalah dari faktor Hipertensi, dan penyakit stroke yang pernah di
alaminya. Didapati manifestasi klinis dari Ny. S yaitu klien mengeluh bicara
pelo, aktivitas di bantu oleh keluarga dan perawat, anggota tubuhnya tidak bisa
digerakkan dan tidak bisa BAB. Sedangkan pada Tn. M, klien mengeluh lemas,
bicara sedikit mengerang tidak jelas kata-katanya dan tiddak bisa BAB.
gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara cepat mendadak
87
88
dalam beberapa detik atau secara cepat dalam beberapa jam dengan gejala atau
Stroke dibagai menjadi dua jenis yaitu : stroke iskemik dan stroke
hemorragik.
penggumpalan.
darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita
hipertensi.
menutupi otak).
88
89
banding wanita.
h. Hipertensi
i. Penyakit jantung
j. Kolestrole tinggi
k. Obesitas
l. Diabetes militus
m. Polisetemia
n. Stress emosionan
6. Kebiasaan hidup
e. Merokok
f. Peminum alcohol
2015 )
Menurut Suzanne, Bare (2010) tanda dan gejala pada penderita stroke
6. Kehilangan fungsimotorik
89
90
7. Kehilangan fungsikomunikasi
E. Disatria (kesulitanberbicara)
dipelajarisebelumnya)
8. Kerusakanafek
9. Eliminasi
Jadi hasil pengkajian Stroke (CVA) tidak jauh berbeda dengan teori yang
dengan penyebab, manifestasi klinis yang mana pengkajian tersebut nantinya tidak
jauh berbeda dari konsep teori. Banyak hal yang bisa menyebabkan Stroke , salah
satunya kasus Stroke pada Ny. S dan Tn. M. Ny.S mengalami Stroke dikarenakan
dan stroke yang dialaminya, serta ditemukan tanda-tanda klinis Ny. S yaitu pasien
bicara pelo,ekstremitas atas dan bawah sebelah kanan tidak bisa digerakkan, pasien
tidak sadar, dan pasien tidak bisa BAB. Sedangkan Tn.M terdapatlemas, bicara
mengerang tidak jelas ,dan kekuatan otot 3. Namun setiap klien dengan penyakit
90
91
gaya hidup yang kurang sehat. Dengan menjaga pola hidup sehat juga menghindari
terjadinya Stroke.
Berdasarkan teori yang ada berikut merupakan diagnosa keperawatan yang dapat
91
92
mengenai stroke (CVA) . Prioritas yang diutamakan dari diagnosa pada teori dengan
kasus penelitian dilapangan sama pada klien 1 Ny. S yaitu diprioritaskan Hambatak
mobilisasi fisik, karena memang gangguan pada ekstremitas bagian atas dan bawah
sebelah kanan dan aktifitasnya di bantu oleh keluarga, sedangkan pada klien 2 Tn.M
berbeda, hal ini disebabkan tanda dan gejala, pengelompokan data yang ditemukan
sedangkan pada klien 2 di temukan dua diagnosa keperawatan, hal ini dikarenankan
manifestasi klinis klien 1 dan klien 2, penyebab dari munculnya penyakit stroke
92
93
Oleh sebab itu diagnosa yang ditentukan pada klien yang ada dilapangan
sesuai dengan analisa data yang ada di lapangan.Sehingga diagnosa yang muncul
tidak terlalu banyak seperti yang ada pada teori. Diagnosa yang ada di teori tidak
semuanya ada di lapangan, diagnosa yang diambil sesuai prioritas dan data yang
4.2.3 Perencanaan
alvi (konstipasi) berhubunagn dengan imobilisasi dan asupan cairan yang tidak
otak facial/oral.
(konstipasi).Pada tahapan stroke menurut Nanda NIC NOC pada tahun 2015
93
94
Dari rencana keperawatan yang ada pada teori hampir sama dengan
rencana keperawatan yang ada dilapangan. Hanya saja intervensi yang dilakukan
dilapangan sama dengan intervensi yang ada pada teori. Terdapat intervensi yang
dikurangi maupun di tambah pada klien. Jadi rencana keperawatan yang akan
dilakukan kepada pasien harus disesuaikan dengan kondisi pasien yang ada
4.2.4 Tindakan
sesuaikan dengan rencana keperawatan yang sudah kita buat dengan tidak
tidak harus semua yang ada diintervensikan, implementasi dilakukan semua itu
94
95
(konstipasi) pada klien 1 dan 2 sama yaitu dilakukan menambahan cairan dan
klien.
Jadi tindakan keperawatan yang telah diberikan pada klien 1 dan klien 2 tidak
terdapat kesenjangan antara fakta dilapangan dengan teori yang ada di literatur.
4.2.5 Evaluasi
Pada klien 1 NyS perawatan selama 3 hari dengan keadaan umum lemah ,
umum keadaan umum lemah , pasien tidak lemas, bicara bisa tapi pelan ,BAB
belum. masalah pada Tn. M belum teratasi untuk gangguan elimanasi alvi
sebagian.
pada sistem kesehatan klien, tipe pernyataan evaluasi ada dua yaitu formatif dan
95
96
adalah merefleksi rekapitulasi dan synopsis observasi dan analisa mengenai status
pencapaian kondisi yang dijelaskan dalam hasil yang diharapkan (Nursalam, 2013).
Jadi hasil evaluasi atau catatan perkembangan masalah yang dialami klien
maslah gangguan elimanasi alvi (konstipasi) untuk klien 1 dan 2 belum teratatasi.
96
97
BAB 5
5.1 Kesimpulan
Pada survey pengambilan data yang dilakukan pada tanggal 17 januari 2017
yang mengalami stroke (CVA) terdapat 5 klien yang mengalami gangguan elimanasi
alvi (konstipasi) dengan di tandai dengan pasien kurang imobilisasi dan intake
berlurang.
sebagai berikut :
5.1.1 pengkajian pada Ny.S dan Tn. M dengan stroke dilakukan untuk mendapatkan
imformasi dan data yang akurat, berdasarkan data dari hasil pengkajian telah didapat
keperawatan. Berdasarkan hasil pengkajian pada klien 1 dan klien 2 tidak mengalami
perbedaan atau kesenjangan ditandai dengan ny.s dan Tn.M pasien kurang
97
98
Pada klien1 :
Pada klien 2 :
Pada diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus penelitian juga terdapat dalam
teori Stroke, akan tetapi hanya 2 diagnosa keperawatan yang muncul pada khasus
sedangakanpadateoriterdapat 11diagnosa.
sedangkan pada klien 2 di temukan dua diagnosa keperawatan, hal ini dikarenankan
manifestasi klinis klien 1 dan klien 2, penyebab dari munculnya penyakit stroke
serta dari segi umur yang berbeda. Oleh sebab itu diagnosa yang ditentukan pada
klien yang ada dilapangan sesuai dengan analisa data yang ada di lapangan.
98
99
memprioritaskan masalah keperawatan dilihat dari kebutuhan dan kondisi klien pada
rencana asuhan yang telah dibuat sesuai dengan kebutuhn pasien agar asuhan asuhan
yang diberikan dapat mengatasi masalah yang dialami pasien. Berdasarkan tahap
imobilisasi dan asupan cairan yang tidak adekuat, hanya saja pada klien 1 di tambah
tindakan keperawatan pada klien 1 dan klien 2 hampir sepenuhnya sudah dilakukan
kita lakukan ke pasien harus benar-benar kita sesuaikan dengan rencana keperawatan
yang sudah kita buat dengan tidak mengesampingkan waktu dan kondisi pasien.
99
100
Evaluasi asuhan keperawatan yang di lakukan kepada klien sesuai dengan konsep
teori yang ada untuk mengetahui sejauh mana perkembangan tindakan yang telah
dilakukan pada klien dengan penyakit Stroke. Jadi hasil evaluasi atau catatan
membaik dan pasien tidak lemas.Sedangkan untuk maslah gangguan elimanasi alvi
5.2 Saran
Hasil penelitian studi kasus ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam
Stroke.
Hasil penelitian studi kasus ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk
100
101
5.2.4 BagiKlien
101