Anda di halaman 1dari 4

ASPEK SOSIAL DAN SPIRITUAL DALAM KEPERAWATAN HOLISTIK

Oleh

Kelompok 8 :

1. Desak Putu Diah Ambarawati Putri Darmadi (17C10137)


2. Nyoman Wulan Sari (17C10139)
3. Ni Kadek Ayunda Dimas Pangesti (17C10147)
4. Nita Perastiwi (17C10158)
5. Ni Luh Putu Devi Wardani (17C10173)
6. Ni Wayan Devi Mawardani (17C10185)
7. Ayu Dian Permata Dewi (17C10116)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

TAHUN AKADEMIK

2020/2021
a) Aspek Sosial

Dalam pendekatan sosial menekankan pada peran pihak lain dalam penanganan pasien
seperti keluarga. Keluarga menunjukkan dukungan emosional berupa empati dan peduli,
sehingga pasien tidak merasa memikul seorang diri dengan permasalahan yang dihadapi. Selain
itu, ada dukungan personal yaitu membantu dengan memberikan ide-ide, dukungan nyata yaitu
memberikan bantuan secara lasngsung seperti meminjamkan uang, dukungan informasi yaitu
memberikan saran dan dukungan jaringan yaitu memfasilitasi anggota kelompok yang ingin
melaksanakan kegiatan sosial (Aisyiah, 2013)

Aspek sosial meningkatkan risiko terhadap penyakit dan memengaruhi cara seseorang
mendefinisikan dan bereaksi terhadap keadaan sakit. Variabel-variabel psikososial meliputi
stabilitas, hubungan pernikahan atau hubungan dekat lainnya, kebiasaan dalam gaya hidup,
lingkungan pekerjaan. Seseorang biasanya mencari persetujuan dan dukungan dari jejaring sosial
(tetangga, kelompok sebaya dan teman kerja), dan keinginan terhadap adanya persetujuan dan
dukungan dapat memengaruhi keyakinan dan praktik kesehatan (Fundamental of nursing, 2017).

b) Aspek spiritual

Dalam proses pelayanan yang holistic, pelayanan spiritual merupakan aspek penting yang
harus dilaksanakan, tetapi masih kurang dilaksanakan dengan baik. Salah satu perawat
menyebutkan salah satu alasan untuk tidak sungguh memperhatikan masalah spiritual pasien
adalah karena mereka tidak percaya diri untuk menyentuh spiritualitas pasien. Mereka
berpandangan bahwa masalah spiritual adalah masalah pribadi. Selain itu, ada alasan klasik yang
sudah sering dikatakan yakni alasan sibuk. Dengan berbagai alasan ini, maka sering masalah
spiritual pasien kurang mendapat perhatian. Secara etimologis, spiritualitas berasala dari Bahasa
latin yakni spritus yang berarti semangat atau nafas kehidupan. Spiritualitas berarti daya hidup
yang mendorong memaknai hidup. Dalam konteks pelayanan di rumah sakit, pelayanan spiritual
merupakan bagian integral dari tanggung jawab keperawatan. Pelayanan spiritual meliputi
pendampingan terhadap seseorang atau pasien dalam mencapai taau mempertahankan suatu
relasi yang harmonis dengan tuhan. Keyakinan agama dan keyakinan spiritual adalah bagian
integral dari keyakinan budaya seseorang yang dapat mempengaruhi keyakinan pasien mengenai
penyebab penyakit, praktek penyembuhan, dan pilihan terhadap tempat untuk menjalani proses
keperawatan. Pengenalan terhadap latar belakang budaya dan keyakinan si pasien sangat penting
bagi terbangunnya kedekatan relasi antara perawat dan pasien. Interaksi nilai budaya yang terjadi
dalam proses perawatan dapat mempengaruhi hasil akhir dari proses perawatan terhadap pasien.

Setiap orang yang sakit dan harus dirawat di rumah sakit, membawa permasalahan fisik
sekaligus kecemasan akan kondisi atau penyakitnya. Hal inilah sebenarnya yang mempengaruhi
pasien dalam proses penyembuhan. Bila pasien menyadari dan menerima keadaannya yang sakit,
ini akan membantu dalam berpartisipasi di berbagai tindakan medis dan perawatan yang
ditujukan kepada pasien. Namun, sebaliknya belum menerima atau mengingkasi suatu
penyakitnya maka proses penyembuhan akan menjadi lebih lama. Disinilah pentingnya
pelayanan spiritual bagi pasien. Pelayanan spiritual tidak hanya menyangkut orang berdoa atau
tidak berdoa tetapi juga bagaimana seseorang itu bisa memaknai setiap peristiwa hidup yang
dialami (Gusnia, 2012).

Pemenuhan aspek kebutuhan spiritual pada pasien menjadi bagian dari perawatan secara
menyeluruh yang cukup mudah diterapkan dalam proses keperawatan dari mulai pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Kebutuhan dan perawatan
spiritual di dalam kerangka kerja proses keperawatan ini telah terbukti sangat membantu baik
dari segi filosofis maupun praktis. Aspek spiritual harus dapat diperhatikan dalam perawatan
selain aspek fisik dan psikososial karena menurut beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa
keyakinan spiritual berpengaruh terhadap kesehatan dan perawatan. Dalam sebuah studi di Iran
bahwa pemberian pendidikan kesehatan spiritual Islam berpengaruh dalam peningkatan
kesejahteraan spiritual (Spiritual Wellbeing) pada pasien wanita yang menderita kanker (Sajadi,
2018).

Aspek Spiritual. Spiritualitas mencerminkan bagaimanaseseorang menjalani hidupaya,


termasuk nilai-nilai dan keyakinanyang dipraktikkan, relasi yang dibangun dengan keluarga dan
teman, serta kemampuan untuk menemukan harapan dan maknakehidupun. Spiritualitas
berfungsi sebagai tema yang menyatukan dalam kehidupan manusia, Praktik-praktik keagamaan
merupakan salah satu cara mempraktikkan spiritualitas, Beberapaagama melarang penggunaan
jenis pengobatan tertentu. Contohnya, para pengikut Jehevah Witmess (Saksi-saksi Yehuwa,
salah satu aliran dalam agama Kristen) tidak menerima transfusi darah. Anda harus memahami
berbagai dimensi spiritual pasien agar dapat melibatkan pasien secara efektif dalarm asuhan
keperawatan (Fundamental of nursing, 2017)
DAFTAR PUSTAKA

Aisyiah, (2013). (Yogyakarta: Majlis Tabligh dan Majlis Pimpinan Pusat Muhammadiyah). 28
Ibid. Hal, 27.

Gusnia, S.C.B., (2012). Pelayanan Spiritual Pada Pasien, Siapa Peduli?, Vol.01(2),(1-13).

Fundamental of nursing. 2017. Dasar-dasar keperawatan. Elsevier inc.

SUHARTINI, S. (2019). Keperawatan Holistik dan Aplikasi Intervensi Komplementer.

Anda mungkin juga menyukai