Anda di halaman 1dari 4

SOP

PENGUKURAN INTRAKRANIAL(TIK)
MENGGUNAKAN KATETER
INTRAVENTRIKULAR
PROGRAM STUDI Tanggal Terbit Ditetapkan
NERS Ketua Program Studi Ners Dosen
Tanggal Revisi Universitas Sari Mutiara Indonesia Akademik

Ns.Marthalena Simamora, M.Kep


Ns.Amila,S.kep,
M.Kep
1. PENGERTIAN Tekanan yang berada di dalam rongga kranialis yang di
dalamnya terdapat jaringan otak dan cairan serebrospinal.

2. TUJUAN a. Untuk memantau tekanan intrakarnial


b. Pengambilan CSS untuk biakan dan spesimen
laboratorium
c. Pengambilan CSS untuk mengendalikan dan menurunkan
TIK.
3. INDIKASI Cedera kepala, hematoma intraserebi, hemoragi
subnakroid, infeksi sistem saraf pusat, edema serebri,
dan hidrosefalus .
4. KONTRA Abnormalitas koagulasi dan edema serebri umum yang
INDIKASI mengakibatkan ventrikel mengalami kompresi.

5. PERSIAPAN 1. Persiapan Alat:


KERJA - Pencukur
- Sikat scrubbetadine atau wadah spons dengan
larutan povidon iodin
- Lidokain dengan atau tanpa epinefrin untuk
injeksi
- Spuit 5 sampai 10 cc dan dengan jarum ukuran
berbeda untuk injeksi
- Penggantung IV yang disambung ketempat tidur.
- Modul dan monitor tekanan.
- Stopcock.
- Tranduser
- Selang 30,5 cm
- 1 botol salin normal nonbakteriostatik
- Spuit 10 ml dengan jarum 18G untuk mengambil
SN
- Luer-lok
- Salep betadine, tameng mata steril, dan plester
8cm untuk balutan diatas tempat insersin
- Kateter intraventrikular dan sistem penampung
drainase eksterma

- Troli insersi TIK meliputi:


 Mangkok iodin
 Bor ulir
 Pemegang jarum
 Gunting tampil dan tajam
 Pegangangan pisau dan skalpel
 Spons 4x4
 Jarum ventikular 16 dan 18G
 Spuit 10 ml
6. TAHAPAN KERJA Tindakan Keparawatan Awal:
1. Isi spuit 10 ml dengan SN nonbaktriostatistik
2. Sambung ujung terbuka tranduser kebagian lubang
stopcock .
3. Sambungakan selang tekanan 12 inci kesisi lain
kelubang stopcock
4. Matikan stopcock yang tranduser dan bilas slamg
tekanan
5. Matikan slang stopcock yang ke selang tekanan dan bilas
tranduser, jalankan stopcock yang ke tranduser dan ke
slang
6. Lepaskan spuit dan pasang Luer-Lok pada ujung terbuka
stopcock. Teknik aseptik harus digunakan ketika
memasang dan membilas sistem. jangan
pernahmenggunakan tranduser dengan sistem pembilas
7. Sambungkan tranduser ke kabel tekanan. Kabel tekanan
harus disambulkan kemodul tekanan pada monitor.
8. Plester tranduser ke gulungan handuk untuk
mempertahankan posisi tranduser pada ketinggian yang
tepat.
9. Tinggikan kepala tempat tidur. leher harus dipertahankan
tetap pada posisi netral.Tempatkan barier pelindung
diba!ah kepala
10. Dokter akan mencukur rambut sekitar insersi dan
mengusapkan betadine atau spons yang direndam larutan
povidon iodin pada larutan tersebut. Dokter harus
menggunakan masker dan sarung tangan steril.
Bergantung pada kondisi pasiendan urgensi situasi,
lidokain dapat di in#eksikan untuk menganastesi
tempatinsersi. 6engan menggunakan bor ulir, suatu bor
lubang dapat dibuat anterior terhadap sutura koronal.
Kateter dengan kawat pemandu dimasukkan,
diarahkanke kantus mata dalam. Kawat pemandu ditarik,
dengan menggunakan teknik aseptik, ujung sistem
penampung drainase eksternal disambungkan ke kateter
melalui suatu lubang atau katup. Sambungkan slang
tekanan dari tranduser keujung lain lubang tersebut.
Ujung distal kateter dijahit ke kulit kepala.
11. Catat tekanan pembukaan
12. Pertahankan tranduser pada tingkat foramen monro
13. Oleskan salep betadine (sesuai dengan petunjuk dokter)
diatas tempat insersi.Tutup tempat insersi dengan tameng
mata steril atau kasa dan plester tamengtersebut atau
kasa ditempatnya
14. Dengan menggunakan tali yang tersedia, sokong sistem
penampung drainase eksternal dari penggantung IV yang
dipasang di tempat tidur. Ruang tetesan biasanya
diposisikan 10 sampai 20 cm diatas tinggi foramen
Monro.
15. harus dialirkan secara intermitten atau kontinu sesuai
dengan ketentuan. Dengan drainase intermitten, sistem
drainase dihidupkan ketika TIK mencapai tingkat
tertentu. Dokter biasanya memprogramkan drainase CSS
ketika TIK sebesar 20 mmHg atau lebih.
16. Sistem ini harus dimatikan yang ke arah drainase saat
pembacaan TIK telah diperoleh untuk dokumentasi.
Tekanan yang dikeluarkan ke arah sistem penampung
dan menjauh dari tranduser dapat menyebabkan TIK
rendah buatan.

Penatalaksaan Perawat Pasien

1. Hindari lipatan pada sistem drainase


2. Evaluasi dan dokumentasikan kejernihan, warna, dan
jumlah drainase.
3. Beri tahu dokter bila tidak ada drainase CSS saat terjadi
hipertensi intrakrania.
4. Pastikan integritas sistem untuk mencegah masuknya
udara dan infeksi.
5. “Nol” kan tranduser setiap pergantian tugas, setelah
perubahan posisi atau ketikaada perubahan tiba-tiba
pembacaan TIK atau bentuk gelombang.
6. Antibiotik profilaktik dapat diberikan oleh dokter untuk
mencegah infeksi otak.
7. Pantau bentuk gelombang pada monitor. Bentuk
gelombang terdiri darisedikitnya ) puncak. bila TIK
meningkat , P5 evaluasi. bila P5 lebih tinggi dariP%
curigai penurunan komplians
8. Beritahu dokter bila bentuk gelombang abnormal terlihat
gelombang A (gelombang plateau) terlihat pada
peningkatan transien tiba-tiba 50-100mmHg yang
berlangsung 5 sampai 20 menit. Gelombang B (bentuk
gigi gergaji ) terlihat pada peningkatan TIK sampai 50
mmHg dan terjadi pada 30 detik sampai 2 menit.
Gelombang B menunjukkan TIK stabil.

Anda mungkin juga menyukai