PUTRA
Nomor Induk Mahasiswa : 18.01.0038
PENDAHULUAN
Kesehatan jiwa suatu bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan atau
kualitas hidup manusia yang utuh. Sebagai bagian yang utuh dan kualitas
Kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi merupakan
sesuatu yang dibutuhkan oleh semua orang mempunyai perasaan sehat dan
lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri
seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spritual, dan sosial
untuk komunitasnya. Salah satu jenis gangguan jiwa yang sering terjadi
adalah skizofrenia.
dialami oleh 1% penduduk. Gejala –gejala yang serius dan pola perjalanan
seumur hidup 0,7% dan ini lebih besar daripada wanita (1.4:1) dan puncak
7
kejadian terjadi pada masa remaja akhir atau dewasa awal. Gejala awal pada
terjadi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren persepsi palsu. Penyebab
Pada pasien halusinasi dampak yang akan terjadi adalah munculnya histeria,
rasa lemah, pikiran buruk, ketakutan yang berlebihan dan tidak mampu
Gangguan jiwa terdiri dari beberapa masalah, gejala yang berbeda dengan
hingga Juni 2020, ada sebanyak 277 ribu kasus kesehatan jiwa di Indonesia.
hanya 197 ribu orang, Terjadinya peningkatan kasus kesehatan jiwa tersebut
diakibatkan terbatasnya akses dan permasalahan sosial yang dialami
Pada situasi ini pasien dapat melakukan bunuh diri (suicide), membunuh
masalah ini dan membuat Proposal tugas akhir dengan judul: ”Asuhan
Pendengaran”.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
proses keperawatan.
pasien.
pendengaran.
jiwa.
perawatan yang benar bagi klien agar penderita mendapat perawatan yang
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Skizofrenia
2.1.1 Definisi
ditandai dengan pola pikir yang tidak teratur, delusi, halusinasi, perubahan
prilaku yang tidak tepat serta adanya gangguan fungsi psikososial (Nurarif
kepribadian yang pecah antara pikiran, perasaan dan perilaku. Dalam artian
apa yang dilakukan tidak sesuai dengan pikiran dan perasaannya (Prabowo,
2014).
merupakan suatu bentuk psikosis yang sering dijumpai sejak jaman dahulu.
(Sutejo, 2017).
2.1.2 Etiologi
1) Komplikasi kelahiran
2) Infeksi
Paranoid.
3) Hipotesis Dopamin
4) Hipotesis Serotonin
reseptordopamin D2.
5) Struktur Otak
yang timbul pada masa prenatal karena tidak ditmukannya sel gila,
derajat ke dua seperti paman, bibi, kakek / nenek dan sepupu dikatakan
Anak dan kedua orang tua yang skizofrenia berpeluang 40% satu orang
tua 12%.
Sering timbul pertama kali pada usia pubertas, gejala utama berupa
Timbulnya pertama kali umur 15-30 tahun dan biasanya akut serta
(Prabowo, 2014).
(Prabowo, 2014).
ide belum selesai diutarakan, sudah timbul ide lain. Seseorang dengan
3) Gangguan Kemauan
meskipun alasan itu tidak jelas atau tepat atau mereka menganggap
4) Gejala Psikomotor
5) Gejala Sekunder
(1) Waham
(2) Halusinasi
2.1.5 Penatalaksanaan
1) Antipsikotik Konvensional
(1) Haldol (haloperidol) Sediaan Haloperidol Tablet 0,5 mg, 1,5 mg, 5
dosis 12-24
mg/hari
secara regular.
hari
(4) Clozaril (clozapine) Sediaan Tablet 1, 2 mg, dosis 12,5 mg/ hari
jumlah sel darah putih yang berguna untuk melawan infeksi. Ini artinya,
2.1.5.5. Psikoterapi
1) Terapi Psikoanalisa
terapi ini adalah untuk mengatasi hal-hal yang direpress oleh penderita.
klasik dan operan, karena terapi ini berkaitan dengan perilaku nyata.
fungsi kemandirian.
sosial.
1) Pemeriksaan psikiatri
2) Pemeriksaan psikometri
Darah rutin, Fungsi hepar, Faal ginjal, Enzim hepar, EKG, CT scan, EEG.
2.1.7 Riwayat Klinis Skizofrenia
dan perilaku.
3) Adaptasi
Menurut Nurarif & Kusuma (2015), masalah yang sering muncul sebagai
berikut:
dilakukan:
2.1.9.2 Berusaha untuk menceritakan masalah yang ada dengan teman terdekat
2.2 Halusinasi
berhubungan dengan salah satu jenis indera tertentu yang khas (Dermawan
2.2.2 Etiologi
disebabkan karena
1) Teori psikoanalisa
sabar.
2) Teori biokimia
1) Teori psikofisiologi
penyakit.
2) Teori psikodinamik
Terjadi karena ada isi alam sadar dan akan tidak sadar yang masuk
dalam alam tak sadar merupakan sesuatu atau respon terhadap konflik
3) Teori interpersonal
digunakan.
4. Menutup telinga
8. Menutup hidung
9. Sering meludah
10. Muntah
Klien melihat gambar yang jelas atau samar tanpa stimulus yang
Klien mencium bau yang muncul dari sumber tentang tanpa stimulus
dibawah ini.
Halusinasi Pendengaran.
2.3.1 Pengkajian
1. Faktor presipitasi
1) Sosial budaya
Rusdi, 2013).
2) Biokimia
1) Faktor biologis
2) Faktor psikologis
1) Fungsi kognitif
prasekolah.
(3) Isi pikir : klien tidak mampu memproses stimulus interna dan
dari pembicaraan klien yang tidak relevan, tidak logis dan bicara
2) Fungsi emosi
(3) Afek tidak sesuai : afek tidak sesuai dengan isi pembicaraan.
suatu kejadian.
Rusdi, 2013).
(1) Impusif
(2) Manerisme
(3) Stereobipik
(4) Katatonia
4) Fungsi sosial
(1) Kesepian
Perasaan terisolasi dan terasing, perasaan kosong dan
lain.
ini terjadi jika halusinasinya sudah sudah sampai fase IV di mana klien
Rencana asuhan keperawatan pasien dengan gangguan sensori persepsi halusinasi adalah sebagain berikut: (Sutejo, 2017)
Diagnosis Perencanaan
Keperawatan Tujuan (TUK/TUM) Kriteria evaluasi Intervensi Rasional
Gangguan perubahan TUM : 1. Klien dapat ekspresi wajah Bina hubungan saling percaya Hubungan saling percaya
senseri persepsi klien tidak menciderai diri bersahabat, menunjukkan dengan mengungkpkan prinsip merupakan dasar untuk
halusinasi dengar sendiri, orang lain dan rasa senang, ada kontak komunikasi terapeutik : memperlancar interaksi yang
(auditor) mata, mau berjabat tangan, a. Sapa klien dengan ramah baik selanjutnya akan dilakukan
lingkungan
mau menyebut nama, mau verbal maupun non verbal
menjawab salam, klien mau b. Perkenalkan diri dengan sopan
TUK 1
berdampingan dengan c. Tanyakan nama lengkap klien
klien dapat membina perawat dan mau dan nama panggilan yang disukai
hubungan saling percaya mengutarakan masalah yang
d. Jelaskan tujuan pertemuan
dihadapi.
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan
menerima klien apa adanya
g. Beri perhatian kepada klien dan
perhatikan kebutuhan dasar klien
TUK 2 1. Klien dapat menyebutkan 1. Adakan kontak sering singkat - Selain membina
waktu, isi, frekuensi secara bertahap hubungan saling
Klien dapat mengenal percaya, kontak sering
timbulnya halusinasi
halusinasinya dan singkat dapat
2. Observasi perilaku verbal dan
memutus halusinasi
nonverbal yang berthubungan - Mengenal perilaku klien
dengan perilaku halusinasinya pada saathalusinasi
3. Bantu klien mengenal terjadi memudahkan
halusinasinya dengan cara: perawat dalam
melakukan intervensi
a. Jika menemukan klien - Mengenal halusinasi
sedang berhalusinasi memeungkinkan klien
tanyakan apakah ada suara menghindari faktor
yang didengarkannya timbulnya halusinasi
b. Jika klien menjawab ada,
lanjutkan apa yang
dikatakan suara itu katakan
perawat percaya klien
mendengar suara itu, namun
perawat tidak
mendengarnya.
c. Katakan bahwa klien lain
juga ada yang seperti klien
d. Katakan bahwa perawat
akan membantu klien - Pengetahuan tentang
4. Diskusikan dengan klien: waktu, isi dan frekuensi
halusinasi dapat
a. Situasi yang menimbulkan mempermudah perawat
atau tidaknya halusinasi
b. Waktu dan frekuensi - Mengidentifikasi
terjadinya halusinasi pengaruh halusinasi pada
5. Diskusikan dengan klien tentang klien
apa yang dirasakan jika terjdi
halusinasi
TUK 3 1. Klien dapat menyebutkan 1. bersama klien mengidentifikasi - Usaha untuk memutus
tindakan yang biasa apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi
Klien dapat mengontrol - Penguatan dapat
dilakukan untuk halusinasi
halusinasinya meningkatan harga diri
mengendalikan 2. Diskusikan manfaat dan cara
klien
yang digunakan klien, jika
halusinasinya bermanfaaat beri pujian - Memberikan alternatif
2. Klien dapat cara baru 3. Diskusikan cara baru untuk pilihan untuk mengontrol
dalann mengontrol mencegah/ mengontrol halusinasi
- Meningkatkan
halusinasinya halusinasi:
pengetahuan klien dalam
3. Klien dapat 4. Bersama klien merencanakan memutus halusinasi
mendemontrasikan cara kegiatan untuk mencegah - Harga diri klien
menghardik/mengusir terjadinya halusinasi meningkat
halusinasi 5. Beri pujian dan penguatan - Memberi klien
terhadap tindakan yang positif kesempatan untuk
6. Dorong klien untuk memilih cara mencoba cara yang telah
dipilih
yang digunakan dalam menhadapi
- Memudahkan klien
halusinasi mengedalikan halusinasi
7. Susun jadwal latihan klien dan - Dengan mengetahui efak
minta klien untuk mengisi jadwal samping, klien akan tahu
latihan apa yang harus
8. Diskusikan bersama klien hasil dilakukan setelah minum
upaya yang telah dilakukan obat
9. Anjurkan klien untuk bicara
dengan dokter mengenai manfaat
dan efek samping obat
serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari
masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang baik dan
arahan keperawatan untuk mencapai tujuan yang terpusat pada klien, mencatat
langkah terakhir dalam proses keperawatan untuk mengetahui sejau mana tujuan
membandingkan antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil
METODE PENELITIAN
adalah individu dengan kasus yang diteliti secara rinci dan mendalam.
Adapun subyek penelitian yang diteliti berjumlah dua pasien dengan kasus
Fokusi pada Studi Kasus ini ialah pada Pasien Skizofrenia dengan
dengan pola fikir yang tidak teratur, delusi, halusinasi, perubahan prilaku
yang keliru; afek yang datar tidak sesuai; dan berbagai gangguan aktifitas
40
motorik dan bizzare. ODS (Orang dengan skizofrenia ) menarik dari orang
lain dan kenyataan, sering kali masuk dalam kehidupan fantasi yang penuh
Studi kasus ini akan dilakukan pada kasus dan pasien.dengan masalah
tanggal 26 April 2021- 08 Mei 2021, studi kasus ini lokasi di area Wilayah
riwayat penyakit sekarang, dahulu dan keluarga. Sumber data dari pasien,
2) Observasi: dapat dilakukan melalui apa yang dilihat dan dilakukan klien,
data sebaik-baiknya agar mudah dipahami oleh pembaca. Untuk studi kasus
ini, data akan disajikan secara tekstular atau narasi dan dapat disertai dengan
berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika studi kasus harus
diperhatikan karena manusia mempunyai hak asasi dalam kegiatan studi kasus
(Hidayat, 2010). Masalah etika yang harus diperhatikan ialah sebagai berikut:
pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan
3) Kerahasian (Confidentiality)
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan, D dan Rusdi. 2013. Keperawatan jiwa konsep dan kerangka kerja
asuhan keperawatan. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
_________. 2014. Konsep dan aplikasi asuhan keperawatan jiwa. Jakarta : Nuha
Medika.