PENDAHULUAN
Dalam mengisi aktivitas keseharian, Alat indera memiliki peranan yang sangat penting.
Karena melalui alat inderalah kita dapat merasakan semua hal yang terjadi pada fisik kita.
Sebagai contoh berkat indera kulit, kita merasakan kepanasan saat di luar ruang atau udara
sejuk didalam kantor. Yang lainnya seperti hidung yang mencium bau, telinga yang
mendengar suara, dan mata yang melihat obyek di sekitar kita. Apa yang dicium oleh hidung,
apa yang didengar oleh telinga, apa yang dilihat oleh mata, itulah yang disebut dengan
stimulus. Jika dilihat dari sisi konsumen, pengolahan informasi pada diri konsumen terjadi
ketika salah satu panca indera konsumen menerima input dalam bentuk stimulus.
Stimulus bisa berbentuk produk, nama merek, kemasan, iklan, nama produsen. Produsen
harus memahami bagaimana konsumen mengolah informasi. Pengetahuan ini penting bagi
produsen agar ia bisa merancang proses komunikasi yang efektif bagi konsumen. Terdapat
lima tahap pengolahan informasi. Tahap pertama adalah pemaparan, yaitu kegiatan yang
dilakukan oleh para pemasar untuk menyampaikan stimulus kepada konsumen. Konsumen
yang merasakan stimulus yang datang ke salah satu panca inderanya disebut sebagai sensasi.
Setiap konsumen akan memiliki tingkat sensasi yang berbeda-beda. Sensasi dipengaruhi oleh
ambang absolut dan perbedaan ambang. Titik dimana seorang konsumen merasakan
perbedaan “ada” dan “tidak ada” dari suatu stimulus disebut ambang absolut stimulus.
Sedangkan batas perbedaan terkecil yang dapat dirasakan antara dua stimulus yang mirip
disebut perbedaan ambang. Hukum Weber menyatakan bahwa semakin besar intensitas dari
stimulus awal maka semakin besar jumlah perubahan stimulus yang dibutuhkan agar stimulus
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PERSEPSI
menafsirkan pesan.
Menurut Ruch (1967: 300), persepsi adalah suatu proses tentang petunjuk-petunjuk
inderawi (sensory) dan pengalaman masa lampau yang relevan diorganisasikan untuk
memberikan kepada kita gambaran yang terstuktur dan bermakna pada situasi-situasi
tertentu. Senada dengan hal tersebut Atkinson dan Hilgard (1991: 201), mengemukakan
bahwa persepsi adalah proses dimana kita menafsirkan dan mengorganisasikan pola
stimulus dalam lingkungan. Gibson dan Donely (1994: 53) menjelaskan bahwa persepsi
persepsi. Persepsi ini bersama keterlibatan konsumen (level of consumer involvement) &
sebagai “Perception is the process through which individuals are exposed to information,
attend to that information, and comprehend it” (persepsi adalah proses melalui mana
individu yang terkena informasi, hadir utk informasi itu & memahaminya).
Schiffman & Kanuk (2010) mendefinisikan persepsi sebagai “Perception is defined as
the process by which an individual selects, organizes, and interprets stimuli into a
meaningful and coherent picture of the world” (persepsi didefinisikan sebagai proses
dimana seorang individu memilih, mengatur & menafsirkan rangsangan menjadi sebuah
gambar yang bermakna & koheren dgn dunia). Bagaimana seorang konsumen melihat
realitas di luar dirinya atau dunia sekelilingnya, itulah yang disebut dengan konsumen.
2
Dikarenakan persepsi bertautan dengan cara mendapatkan pengetahuan khusus
tentang kejadian pada saat tertentu, maka persepsi terjadi kapan saja stimulus
menggerakan indera. Dalam hal ini persepsi diartikan sebagai proses mengetahui atau
mengenali objek dan kejadian obyektif dengan bantuan indera (Chaplin, 1989: 358),
sebagai cara pandang, persepsi timbul karena adanya respon terhadap stimulus.
McGuire yang menyatakan bahwa ada lima tahap pengolahan informasi, yaitu :
1. Pemaparan
Tahap pertama dari proses pengolahan informasi adalah pemaparan.
yang datang ke salah satu panca indranya berarti konsumen merasakan sensasi.
a. Sensasi
Sensasi adalah respon langsung & cepat dari pancaindra terhadap stimulus
yang datang (apakah berupa iklan, kemasan, maupun merek). Sensasi yang
seorang konsumen merasakan perbedaan “ada” & “tidak ada” dari suatu
stimulus, itulah yang disebut ambang absolut stimulus bagi konsumen tersebut.
c. Ambang berbeda (the differential threshold)
Ambang berbeda merupakan batas perbedaan terkecil yang dapat dirasakan
antara 2 stimulus yang mirip (Schiffman & Kanuk, 2010). Konsep ambang
berbeda ini dikenal juga dgn nama The Just Noticeable Difference Threshhold
(JND), yang didefinisikan oleh Mowen & Minor, (1998) sebagai “the
3
yang dapat dideteksi 50% dari waktunya). Definisi lain dikemukakan oleh
Blackwell, Engel, & Miniard (1995), yaitu “the smallest change in stimulus
2.2. Perhatian
Perhatian adalah tahap kedua dari proses pengolahan informasi. Pada tahap
yang dipaparkan & diterima konsumen akan memperoleh perhatian & berlanjut
& akan diproses lebih lanjut, yang dikenal dgn Perceptual Selection. Produsen
lain:
4
2.2.2.1. Ukuran, tinggi rendahnya perhatian konsumen terhadap produk
dapat ditentukan oleh ukuran suatu iklan. Semakin besar ukuran iklan yg dipasang,
khususnya di media cetak, semakin besar kemungkinan konsumen utk menyimak &
perhatian konsumen.
2.2.2.2.Warna, penggunaan warna-warni yg serasi dari suatu stimulus dapat mendorong
penggunaan warna yg terlalu kasat mata. Warna-warni dari suatu stimulus akan
menarik perhatian lebih besar dibandingkan dgn stimulus yg hitam putih atau
warna yg
tidak tepat.
2.2.2.3. Intensitas, iklan yg ditampilkan dgn durasi waktu yg cukup lama di
dapat membuat suatu produk senantiasa diingat konsumen. Hal ini dikarenakan
Stimulus sering kali timbul karena suara yg lebih keras, durasi iklan lebih
perhatian konsumen.
2.2.2.5. Posisi, dalam penempatan suatu iklan di media cetak dapat
sampul sebuah majalah, pada kolom dgn topik utama, maupun bagian halaman yg
menjadi perhatian konsumen akan lebih menarik dibandingkan jika berada pada
kolom atau
5
halaman di bagian dalam. Posisi iklan yg terletak di antara kolom
stimulus yg baik utk menarik perhatian konsumen. Penggunaan tanda panah sangat
ditimbulkan pula dgn teknik novelty sebagai bentuk kreativitas pemasar dalam
mana ruang yg digunakan oleh stimulus hanya sedikit sekali & terdapat sisa
isolasi atau sering disebut “white space” dalam mengiklankan produknya, yaitu
penggunaan ruang yg lebih kecil utk produk sedangkan sisa ruangan dibiarkan tidak
terpakai. Tujuannya adalah utk menarik perhatian konsumen agar lebih fokus
6
2.2.2.9. Stimulus yg disengaja (“learned” attention-inducing stimuli),
membuat konsumen bereaksi dgn cepat. Stimulus seperti ini misalnya membuka
pintu waktu bel berbungi & mengangkat telepon ketika berdering. Iklan yg
memberikan stimulus yg dapat menarik perhatian kita, seperti bunyi bel. Pemberi
harus diperhatikan & mana latar belakangnya. Gambar ini merupakan stimulus
gambar yg menarik bagi mereka saja. Gambar yg mereka lihat ini akan mereka
7
ini sering dipakai oleh media periklanan yg memasang iklan mereka dalam
kesatuan arti. Konsumen akan lebih mudah mengingat informasi dalam bentuk
teleponnya maka ia mungkin akan menyebut 08 648 489 atau 0864 84 89.
2.3.3. Closure
Objek yg sukar dipahami oleh konsumen akan terus diamati oleh konsumen
walaupun ada bagian dari objek yg hilang atau tidak lengkap. Inilah prinsip
closure. Apabila objek ada yg tidak lengkap dalam iklan, konsumen akan
2.4.Penerimaan
Penerimaan adalah tahap keempat dari pengolahan informasi. Seperti telah
persepsi konsumen terhadap objek tersebut atau citra produk. Persepsi konsumen
merek, persepsi pelayanan, persepsi harga, persepsi kualitas produk, persepsi toko,
2.5.Retensi
Tahap kelima dari proses pengolahan informasi adalah retensi merupakan
8
diterimanya. Selanjutnya apa yg tersimpan di dalam memori konsumen akan
comprehension). Mowen & Minor (1998) membahas topik retensi dalam Bab
tersebut akan memicu harapan & asosiasi antarstimulus lainnya dalam memori
waktu yang lama, memiliki kapasitas yang tidak terbatas dan menyimpan
di memorinya.
Encoding adalah proses untuk menyeleksi sebuah kata atau gambar untuk
9
BAB III
KESIMPULAN
Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang
untuk mendefinisikan dan memproses rangsangan yang diterima oleh panca indera. Proses
pemahaman stimuli yang dilakukan oleh alat indera menjadi 5 bentuk persepsi yang
diantaranya adalah persepsi visual, auditori, perasa, peraba dan pengecapan. Dibawah alam
sadarnya konsumen berinteraksi dengan berbagai factor dalam memilih dan mempersepsikan
seseorang juga dapat memperngaruhi berbagai persepsi individu, ini disebabkan karena faktor
internal dan faktor eksternal yang diterima berperan sebagai penentu mengapa setiap individu
memiliki persepsi yang berbeda. Persepsi dapat membantu konsumen dalam melakukan
keputusan pembelian suatu produk. Dimana seorang konsumen akan meninjau lebih lanjut
mengenai pandangan mereka akan suatu produk yang dikiranya pantas atau tidak pantas
untuk dibeli. Dengan mempertimbangkan resiko-resiko apa saja yang kemungkinan akan
10
11
DAFTAR PUSTAKA
pustaka.
Redaskarya- Bandung.
www.ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id
12