Anda di halaman 1dari 58

BAB 4

HASIL STUDI KASUS

4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit

4.1.1 Sejarah Singkat RSJD PROV. KEP. BABEL

Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

merupakan translokasi dari Rumah Sakit Jiwa Mentok yang didirikan

tanggal 28 Agustus 1949, dengan memanfaatkan bangunan penjara (pagar

tembok tingginya 4m, dengan luas tanah 0.5 ha) kapasitas 40 tempat tidur.

Pembangunan Rumah Sakit Jiwa Sungailiat dimulai dari anggaran

pembangunan 1976/1977 secara bertahap dan pada akhir tahun 1979

diresmikan penggunaan gedung baru tersebut oleh Prof.Dr.Kusmanto

Setyonegoro selaku Kepala Direktorat Kesehatan Jiwa. Dengan SK Menteri

Kesehatan tanggal 10 Desember 1980 Nomor: 2531/YanKes/DKJ/1980

dengan resmi Rumah Sakit Jiwa Mentok (ditutup terhitung tanggal 14

November 1979) dan dikembalikan kepada Departemen Kehakiman.

Srtuktur Organisasi Rumah Sakit Jiwa Sungailiat dengan keluarannya SK

Menteri Kesehatan Nomor: 135/Menkes/SK/IV/1979 ditetapkan sebagai

rumah sakit Jiwa kelas B.

Tahun 2003-2008 : Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung Nomor: 6 tahun 2003 Rumah sakit Jiwa sungailiat ditetapkan

menjadi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.


Sarana dan fasilitas yang telah dimiliki oleh Rumah Sakit Jiwa

Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2017 adalah sebagai

berikut:

1) TANAH SELUAS : 58.515 M2

2) JALAN : 1.600 M2

3) BANGUNAN

a) Gedung lantai bawah dan atas : 913,5 M2

b) Gedung Perawatan : 1.353,5 M2

c) Gedung Rawat Inap Kelas III : 381 M2

d) Gedung terapi kerja : 200 M2

e) Gedung Garasi + Ruang mayat : 88 M2

f) Selasar : 740 M2

g) Gardu Pompa Air : 1 Buah

h) Gedung Poliklinik : 200 M2

i) Gedung dapur Gizi : 189 M2

j) Gedung lantai kerja wanita dan pria : 320 M2

k) Gedung pencucian : 100 M2

l) Pagar Tembok Beton : 972 M2

m) Pagar besi strip : 440 M2

n) Pagar beton kerawang : 70 M2

o) Gedung terapi gerak : 200 M2

p) Gedung UGD : 381 M2

q) Gedung diesel : 30 M2
r) Gedung napza : 400 M2

s) Gedung perlengkapan : 400 M2

t) Gedung penunjang diagnostik : 200 M2

u) Gedung rehabilitas Klien gelandangan : 200 M2

v) Asrama putra/putri : 240 M2

w) Mushola : 25 M2

x) Tempat Parkir : 100 M2

y) Gedung radiologi : 1000 M2

z) Gedung Narkoba : 1.116 M2

4) RUMAH DINAS

a) Rumah Type B Golongan II (1 Buah)

b) Rumah Type C Golongan II (2 Buah) @ 70 M2

c) Rumah Type D Golongan II (3 Buah) @ 45 M2

d) Rumah Type E Golongan III (2 Buah) @ 50 M2

e) Rumah Type E Golongan III (11 Buah) @ 36 M2

f) Rumah Type E Golongan III (2 Kope) @ 72 M2

4.1.2 Visi Misi RSJD. PROV. KEP. BABEL

4.1.2.1 VISI

Visi adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan

yang ingin dicapai melalui penyelenggaraan tugas dan fungsi. Dalam

upaya mencapai kinerja pembangunan daerah pada aspek pelayanan

kesehatan, Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung mempunyai visi yaitu “Terwujudnya pelayanan kesehatan

jiwa yang paripurna, bermutu dan berkeadilan “.


Pelayanan kesehatan jiwa merupakan salah satu pelayanan

kesehatan utama yang dilakukan oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung sebagai satu-satunya rumah sakit jiwa yang

ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Makna pernyataan visi :

1) Paripurna adalah pelayanan kesehatan jiwa yang meliputi promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif.

2) Bermutu adalah derajat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang sesuai

dengan standart profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan

potensi sumber daya yang tersedia di rumah sakit secara wajar, efisien

dan efektif serta diberikan secara aman.

3) Berkeadilan adalah kesempatan yang sama kepada seluruh masyarakat

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam menerima pelayanan

kesehatan.

4.1.2.2 MISI

Upaya- upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi tersebut

adalah

1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan jiwa, penanggulangan

penyalahgunaan narkoba dan kesehatan lainnya.

2) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan jiwa, penanggulangan

penyalahgunaan narkoba yang sesuai dengan standar pelayanan.

4.1.3 Moto Budaya

4.1.3.1 MOTTO
MOTTO Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

adalah “ T I M A H “ dengan arti :

T : TERTIB

I : IMAN

M : MANUSIAWI

A : AMAN

H : HANDAL

4.1.3.2 BUDAYA KERJA

Budaya Kerja yang diterapkan oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung adalah “ D I S I P L I N “ dengan arti:

D : Datang dan pulang tepat waktu

I : Ilmu, Iman dan Taqwa landasan kerja

S : Sopan dan Senyum dalam bekerja

I : Isi waktu dan tidak menunda pekerjaan

P : Pelayanan terbaik untuk mencapai hasil optimal

L : Lebih baik bekerja dari pada bicara tiada guna

I : Indah, bersih,nyaman dan rapi di lingkungan kerja

N : Niat dalam bekerja

4.1.4 Tujuan dan Fungsi

4.1.4.1 Tujuan

1) Terwujudnya pelayanan kesehatan jiwa dan non jiwa yang paripurna

meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

2) Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit sesuai standart pelayanan

4.1.4.2 Fungsi
Fungsi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Dalam menyelenggarakan tugas Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

mempunyai fungsi :

1). Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan jiwa dan korban narkoba

perorangan ataupun masyarakat melalui pelayanan paripurna tingkat

sekunder dan tersier.

2). Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dalam rangka

meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam pemberian

pelayanan kesehatan jiwa dan penanganan korban narkoba.

3) Penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan

jiwa dan narkoba dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan.

4). Pelaksanaan administrasi dan keuangan rumah sakit jiwa.

4.2 Gambaran Umum Instalasi Rawat Inap

Instalasi rawat inap ruang elang yaitu tempat perawatan bagi Klien

selama mengalami gangguan jiwa, Ruang instalasi rawat inap di ruang

elang berjumlah 20 buah tempat tidur di bagi menjadi dua bagian yaitu

kamar bagian kiri berisi 10 buah tempat tidur dibagian kiri dan 10 buah

tempat tidur di kamar bagian kanan dengan 3 kamar mandi di dalam kamar

masing-masing

4.3 Karakteristik Subyek Penelitian Identitas Klien

4.3.1 Klien Pertama

Klien pertama yang menjadi responden peneliti adalah Tn.M dengan

nomor rekam medis 034178, diagnosa medis Skizofrenia Paranoid. Tn.M

usianya sekarang adalah 33 tahun. Status Tn.M sekarang belum menikah,


Tn.M tinggal bersama orang tuanya yang bertempat tinggal di Desa

Sebagin. Status pekerjaannya saat ini adalah buruh harian. Agama yang

dianut Tn.M adalah agama Islam. Penanggung jawab dari Tn.M adalah

Tn.D yang merupakan ayah kandung dari Tn.M

4.3.2 Klien Kedua

Klien kedua yang menjadi responden peneliti adalah Tn.S dengan

nomor rekam medis 032022, diagnosa medis Skizofrenia Paranoid. Tn.S

usianya sekarang adalah 30 tahun. Status Tn.S belum menikah, Tn.S masih

tinggal bersama orangtuanya yang bertempat tinggal di desa Rambak. Status

pekerjaannya saat ini adalah buruh harian. Agama yang dianut Tn.S adalah

agama Islam. Penanggung jawab dari Tn.S adalah Tn. G yang merupakan

ayah dari Tn.S


4.4 Data Asuhan Keperawatan

4.4.1 Pengkajian

Tabel 4.1 Data Asuhan Keperawatan

No Keterangan Klien 1 Klien 2


I a. Identitas Klien
Nama Tn.M Tn.S
Umur 33 Tahun 30 Tahun
Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki
Alamat Desa Sebagin Rambak, sungailiat
Agama Islam Islam
Pendidikan SMP SD
Pekerjaan Buruh harian Buruh Harian
Tanggal Masuk RS 25 Mei 2021 08 Juni 2021
Tanggal Pengkajian 04 Juni 2021 11 Juni 2021
Pukul 09.00 WIB 13.00 WIB
Ruang Rawat Rajawali Elang
Nomor Rekam Medik 03.41.78 03.20.22
Diagnosa Medik Skizofrenia Paranoid Skizofrenia Paranoid
b. Penanggung Jawab
Nama Tn.D Tn. G
Hubungan dengan Keluarga Kakak Kandung Ayah Kandung

II Alasan Masuk Klien mengatakan datang ke IGD Rumah Sakit jiwa diantar Klien mengatakan masuk Rumah Sakit jiwa diantar
oleh kakak klien pada tanggal 25 Mei 2021 pukul 09.00 keluarganya pada tanggal 08 Juni 2021jam 13.00 WIB klien
WIB. Berdasarkan rekam medik klien mengamuk,memukul gelisah dan menggangu lingkungan, Klien mengatakan
orang tuanya, membanting-banting barang, ngoceh-ngoceh, mendengar bisikan ya ng memarahinya atau kegaduhan
bicara, dan sering mendengar suara-suara dari seorang paling lama sekitar lima menit.
wanita, suara tersebut membuat klien tidak tenang
III FAKTOR PREDISPOSISI
a. Riwayat gangguan jiwa Klien mengatakan sudah sering masuk rumah sakit jiwa. Klien mengatakan sudah 2 kali masuk rumah sakit jiwa.
Klien mengatakan sudah 3 kali masuk rumah sakit jiwa. Tetapi Klien tidak mengingat tahun pertama kali masuk
Pertama kali masuk tahun 2018 dengan alasan sering bicara rumah sakit jiwa. Klien mengatakan terakhir masuk rumah
melantur dan sering mendengar bisikan-bisikan menyuruh sakit 14 Mei 2019 dengan alasan mengamuk dan menendang
memukul orang, Semenjak dirumah sakit tidak ada anggota pintu rumah, Dan semenjak dirumah sakit tidak ada anggota
keluarga yang menjenguknya. Dari rekam medik Klien keluarga yang menjenguknya.
terakhir masuk pada 23 September 2019 dan masuk lagi
tanggal 10 Juni 2020
b. Riwayat pengobatan Klien mengatakan saat dirawat jalan Klien sering kontrol Klien mengatakan saat dirawat jalan Klien putus obat karena
dan mengambil obat di puskesmas tetapi tidak di minum kadang-kadang tidak ada kendaraan untuk mengambil obat,
karena Klien merasa sudah biasa saja, Klien mengatakan Klien mengatakan saat di rumah Klien tidak minum obat
saat di rumah Klien tidak minum obat secara teratur. Dari secara teratur. Dari rekam medik Klien terakhir masuk rumah
rekam medik Klien terakhir masuk rumah sakit jiwa Klien sakit jiwa Klien mendapatkan terapi obat Resperidone 3 mg,
mendapatkan terapi obat Resperidone 3 mg, dan Clozapine dan Clozapine 50 mg
25 mg.
c. Riwayat penganiayaan Klien mengatakan pernah memukul adiknya saat di rumah Klien mengatakan tidak pernah dipukul orang dan Klien
dan Klien mengatakan pernah berkelahi dan memukul tidak pernah memukul orang tetapi Klien mengatakan sering
orang karena Klien di ganggu saat sedang duduk memukul dinding atau menendang pintu rumahnya sampai
nongkrong tangan Klien terluka
d. Riwayat anggota keluarga yang Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang Klien mengatakan tidak ada anggota Klien yang mengalami
mengalami gangguan jiwa mengalami gangguan jiwa gangguan jiwa
e. Pengalaman masa lalu yang tidak Klien mengatakan pengalaman masa lalu yang tidak Klien mengatakan pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan menyenangkan saat memukul adik Klien menyenangkan saat Klien ditinggalkan kekasihnya

Masalah Keperawatan 1. Resiko prilaku kekerasan 1. Resiko prilaku kekerasan


2. Perubahan sensori persepsi halusinasi pendengaran 2. Perubahan sensori persepsi halusinansi pendengaran
3. Managemen kesehatan tidak efektif 3. Managemen Kesehatan tidak efektif

IV FISIK
a. Tanda-tanda vital
Tekanan darah 100/60 mmHg 110/60 mmHg
Nadi 88 x/menit 98 x/menit
Suhu 36,8 C 36,5 C
Pernapasan 22 x/menit 22 x/menit

b. Ukuran tubuh 166 cm 163 cm


Tinggi badan 61,5 kg 55 kg
Berat Badan Klien mengatakan tidak ada keluhan seperti demam, pilek Klien mengatakan tidak ada keluhan seperti demam, pilek
c. Keluhan fisik dan batuk dan batuk

V PSIKOSOSIAL
a. Genogram
Keterangan:
Keterangan:
: Laki-laki
: Laki-laki
: Perempuan
: Perempuan
: Meninggal dunia
: Meninggal dunia
: Tinggal serumah
: Tinggal serumah
: Garis keluarga
: Garis keluarga
: Klien
: Klien

Didalam anggota keluarga Klien tidak ada yang Didalam anggota keluarga Klien tidak ada yang
mengalami gangguan jiwa, Klien mengatakan tinggal mengalami gangguan jiwa, Klien mengatakan tinggal
serumah bersama ibuhnya. Bapak Klien sudah meninggal serumah bersama ibu dan Ayahnya. Klien adalah anak ke 1
Klien adalah anak ke 3 dari 8 bersaudara dan hubungan dari 2 bersaudara dan hubungan Klien dengan keluarga
Klien dengan keluarga Klien baik. Klien mengatakan Klien baik. Klien mengatakan dalam setiap pengambilan
dalam setiap pengambilan keputusan jika ada masalah keputusan jika ada masalah dalam keluarga diputuskan
dalam keluarga diputuskan oleh orang tua atau oleh orang tua Klien dan komunikasi didalam keluarga klien
saudaranya Klien dan komunikasi didalam keluarga berjalan dengan baik.
Klien berjalan dengan baik. Tidak ada masalah keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan
Masalah keperawatan

b. Konsep diri
1) Citra tubuh
Klien mengatakan besyukur dengan tubuhnya. Karena Klien mengatakan bersyukur dengan tubuhnya dan Klien
Allah sudah memberikan tubuh yang lengkap dan Klien mengatakan menyukai pada semua bagian tubuhnya tetapi
mengatakan bagian tubuh yang paling ia sukai adalah di yang paling disukai adalah tangan dan mata
bagian wajah yaitu mata, hidung, dan mulutnya
2) Identitas diri Klien mengatakan ia seorang anak ke 3 dari 8 bersaudara Klien mengatakan ia seorang anak ke 1 dari 2 bersaudara dan
dan Klien mengaku bahwa Klien seorang laki-laki Klien mengaku bahwa Klien seorang laki-laki
3) Peran Klien mengatakan peran Klien dikeluarga sebagai anak Klien mengatakan perannya dikeluarga sebagai anak kandung
kandung Klien membantu ibu di rumah kandung membantu ia membantu adiknya bekerja di TI (Tambang Timah)
adik bekerja
4) Ideal diri Klien mengatakan ia ingin cepat sembuh dan ingin cepat Klien mengatakan ia ingin cepat sembuh dan ingin segera
berkumpul dengan keluarganya pulang berkumpul dengan keluarga di rumah
5) Harga diri Klien mengatakan selama di rumah Klien tetap bersyukur Klien mengatakan selama di rumah Klien tetap banyak teman
teman dan di rumah sakit juga masih banyak teman dan dan di rumah sakit pun Klien tetap banyak teman dan kliet
Klien tidak merasa malu tidak merasa malu
Masalah keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan Tidak ada masalah keperawatan
c. Hubungan sosial Klien mengatakan orang yang sangat berarti didalam Klien mengatakan orang yang sangat berarti didalam
hidupnya adalah ayah Klien dan Klien mengatakan tidak hidupnya adalah ibu klien dan Klien mengatakan tidak ada
ada kegiatan kelompok yang diikutinya kegiatan kelompok yang diikutinya
Masalah keperawatan Tidak ada masalah keperawatan Tidak ada masalah keperawatan
d. Spiritual Klien mengatakan bahwa dirinya beragama Islam. Saat di Klien mengatakan bahwa dirinya beragama Islam. Saat di
rumah Klien mengatakan sering sholat 5 waktu, selama di rumah Klien mengatakan jarang sholat 5 waktu, selama di
rumah sakit Klien mengatakan sering sholat 5 waktu rumah sakit Klien mengatakan sering sholat 5 waktu
Masalah keperawatan Tidak ada masalah keperawatan Tidak ada masalah keperawatan
1V STATUS MENTAL
a. Penampilan Penampilan Klien tampak rapi, bersih dan Klien Penampilan Klien tampak rapi, bersih dan Klien mengatakan
mengatakan mandi 2 kali sehari, Klien sering menggosok mandi 2 kali sehari, Klien sering menggosok gigi dan mandi
gigi dan mandi menggunakan sabun dan tidak bau mulut menggunakan sabun dan tidak bau mulut
Masalah keperawtan Tidak ada masalah keperawtan Tidak ada masalah keperawatan
b. Pembicaraan Pada saat pengkajian Klien kooperatif, pembicaraan tetap Pada saat pengkajian Klien kooperatif pembicaran tetap
nyambung, suara Klien terdengar jelas, Klien mau nyambung, suara Klien terdengar jelas, Klien mau menjawab
menjawab pertanyaan yang diberikan perawat pertanyaan yang diberikan perawat
Masalah keperawatan Tidak ada masalah keperawatan Tidak ada masalah keperawatan
c. Aktivitas motorik Pada saat pengkajian Klien tampak tenang dan tidak lesu, Pada saat pengkajian Klien tampak tenang dan tidak lesu,
tidak gelisah dan tremor saat berinteraksi. Klien bisa tidak tampak gelisah dan tremor saat berinteraksi. Klien bisa
melalukan aktivitas secara mandiri melakukan aktivitas secara mandiri
Masalah keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan Tidak ada masalah keperawatan
d. Alam perasaan Pada saat pengkajian alam perasaan Klien biasa-biasa saja. Pada saat pengkajian alam perasaan Klien biasa-biasa saja.
Klien mau menceritakan masalahnya, Klien tidak putus Klien mau menceritakan masalahnya, Klien tidak putus asa,
asa, tidak gembira berlebihan, ketakutan maupun khawatir. tidak gembira berlebihan, ketakutan maupun khawatir.
Masalah keperawatan Tidak ada masalah keperawatan Tidak ada masalah keperawatan
e. Afek Pada saat pengkajian afek Klien sesuai, raut wajah Klien Pada saat pengkajian afek Klien sesuai, raut wajah Klien
sesuai dengan stimulus yang ada sesuai dengan stimulus yang ada
Masalah keperawatan Tidak ada masalah keperawatan Tidak ada masalah keperawatan
f. Interaksi selama wawancara Pada saat pengkajian Klien kooperatif, kontak mata ada, Pada saat pengkajian Klien kooperatif, kontak mata ada, mau
mau menerima kehadiran perawat, mau berjabat tangan menerima kehadiran perawat, mau berjabat tangan dan
dan menjawab salam, Klien dapat menjawab pertanyaan menjawab salam, Klien dapat menjawab pertanyaan dari
dari perawat. perawat.
Masalah keperawatan Tidak ada masalah keperawatan Tidak ada masalah keperawatan
g. Persepsi Pada saat pengkajian Klien mengatakan saat di rumah sakit Pada saat pengkajian Klien mengatakan saat di rumah sakit
sering mendengar suara-suara bisikan yang menyuruhnya sering mendengar suara-suara bisikan yang menyuruhnya
untuk memukul orang sehingga membuat Klien takut dan untuk lari sehingga membuat Klien gelisah. Klien
gelisah. Klien mengatakan “suara bisikan tu nyuruhku mengatakan “suara bisikan tu nyuruhku lari dari rumah”.
mukul orang”. Klien mengatakan suara itu muncul Klien mengatakan suara itu muncul sewaktu-waktu dan
sewaktu-waktu dan tidak tentu kadang-kadang pagi kadang tidak tentu kadang-kadang siang kadang malam ketika Klien
malam ketika Klien sedang sendiri dan bingung. Klien sedang sendiri dan gelisah. Klien mengatakan waktu suara
mengatakan waktu suara itu datang berkisar 10 menit itu datang berkisar 5 menit saja.
saja Perubahan sensori persepsi halusinasi pendengaran
Masalah keperawatan Perubahan sensori persepsi halusinasi pendengaran
h. Proses pikir Pada saat pengkajian Klien menjawab semua pertanyaan Pada saat pengkajian Klien menjawab semua pertanyaan yang
yang diberikan perawat. Pembicaraan Klien nyambung diberikan perawat. Pembicaraan Klien nyambung dan tidak
dan tidak berbelit-belit serta Klien tidak mengulang-ulang berbelit-belit serta Klien tidak mengulang-ulang setiap
setiap pertanyaan dari perawat pertanyaan dari perawat .
Masalah keperawatan Tidak ada masalah keperawatan Tidak ada masalah keperawatan
i. Isi pikir Pada saat pengkajian Klien tidak menunjukkan sikap curiga Pada saat pengkajian Klien tidak menunjukkan sikap curiga
atau takut terhadap orang lain, Klien mau diajak berkenalan atau takut terhadap orang lain, Klien mau diajak berkenalan
dan berbicara. Klien tidak mengalami gangguan isi pikir dan berbicara. Klien tidak mengalami gangguan isi pikir
seperti waham seperti waham
Masalah keperawatan Tidak ada masalah keperawatan Tidak ada masalah keperawatan
j. Tingkat kesadaran Pada saat pengkajian kesadaran Klien baik, Klien tahu Pada saat pengkajian kesadaran Klien baik, Klien tahu sedang
sedang berada di Rumah Sakit Jiwa sekarang, Klien dapat berada di Rumah Sakit Jiwa sekarang, Klien dapat menyebut
menyebut tempat, waktu dan mengetahui perawat yang tempat, waktu dan mengetahui perawat yang sedang
sedang berinteraksi dengan dirinya. berinteraksi dengan dirinya
Masalah keperawatan Tidak ada masalah keperawatan Tidak ada masalah keperawatan
k. Memori Pada saat pengkajian Klien masih ingat kalau sudah 3 kali Pada saat pengkajian Klien masih ingat kalau sudah 2 kali
masuk rumah sakit jiwa, menurutnya ini sudah yang ke 3 masuk rumah sakit jiwa, menurutnya ini sudah yang ke 2
kalinya. Saat pengkajian Klien masih ingat nama perawat kalinya. Saat pengkajian Klien masih ingat nama perawat
yang mengkajinya dan Klien masih ingat sudah makan obat yang mengkajinya dan Klien masih ingat sudah makan obat
apa belum dan mandi atau belum. apa belum dan mandi atau belum.
Masalah keperawatan Tidak ada masalah keperawatan Tidak ada masalah keperawatan
l. Tingkat kecerdasan dan berhitung Klien mampu berkonsentrasi dan berhitung dengan baik. Klien mampu berkonsentrasi dan berhitung dengan baik.
Ditandai dengan Klien tidak meminta diulang pertanyaan Ditandai dengan Klien tidak meminta diulang pertanyaan dari
dari perawat, Klien mampu berhitung sederhana 20+3=23, perawat, Klien mampu berhitung sederhana 15+5=20, 3+2=5
15+3=18 dan Klien dapat menjawab semua pertanyaan dan Klien dapat menjawab semua pertanyaan perawat.
perawat. Tidak ada masalah keperawatan
Masalah keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan
m. Kemampuan penilaian Klien dapat mengambil keputusan sederhana tanpa bantuan Klien dapat mengambil keputusan sederhana tanpa bantuan
orang lain maupun perawat ditandai saat ditanya Klien orang lain maupun perawat ditandai saat ditanya Klien
memilih “makan dulu baru cuci tangan atau cuci tangan memilih “habis makan membereskan tempat makan dan
dulu baru makan”, Klien mengatakan “ku cuci tangan meletakkan tempat yg sudah di sediakan”, Klien mengatakan
dulu baru ku makan”. “ku lh udeh makan langsung ku tarok di tempet e langsung
ku beresken”.
Tidak ada masalah keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan
Masalah keperawatan
n. Daya tilik diri Klien tidak mengingkari kalau Klien sedang mengalami Klien tidak mengingkari kalau Klien sedang mengalami
gangguan jiwa, Klien menyadari kalau sekarang sedang gangguan jiwa, Klien menyadari kalau sekarang sedang
berada di rumah sakit jiwa berada di rumah sakit jiwa.

Masalah keperawatan Tidak ada masalah keperawatan Tidak ada masalah keperawatan
VII Mekanisme Koping Klien mengatakan saat di rumah ketika Klien ada masalah Klien mengatakan saat di rumah ketika Klien ada masalah
Klien menceritakan masalahny tersebut pada ayah Klien menceritakan masalah tersebut pada ibunya. Selama di
kandungnya Selama di Rumah Sakit Klien mengatakan “ku Rumah Sakit Klien mengatakan “ku sering ngobrol kek
sering ngobrol kek kawan-kawan diruangan ni lh”. kawan-kawan ku disini”.
Tidak ada masalah keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan
Masalah keperawatan
VII Masalah Psikososial dan Lingkungan Sebelum masuk rumah sakit jiwa Klien mengatakan tidak Sebelum masuk rumah sakit jiwa Klien mengatakan tidak
I
mengalami masalah dengan lingkungannya. Di Rumah mengalami masalah dengan lingkungannya. Di Rumah Sakit
Sakit Jiwa Klien juga mengatakan tidak ada masalah Jiwa Klien juga mengatakan tidak ada masalah dengan
dengan lingkungannya lingkungannya
Masalah keperawatan Tidak ada masalah keperawatan Tidak ada masalah keperawatan
IX Aspek Medik
a. Diagnosa medis Skizofrenia Paranoid Skizofrenia Paranoid
b. Terapi medis Resperidone 3 mg 2x1 Resperidone 3 mg 2x1
Clozapine 25 mg 1x1 Clozapine 100 mg 1x1/2
1) Indikasi Resperidone : obat yang berfungsi untuk mengatasi Resperidone : obat yang berfungsi untuk mengatasi
gangguan mental gangguan mental
Clozapine :obat yang digunakan untuk mengurangi gejala Clozapine :obat yang digunakan untuk mengurangi gejala
psikosis psikosis
2) Kontraindikasi Resperidone: Hipersensivitas (alergi terhadap Resperidone) Resperidone: Hipersensivitas (alergi terhadap Resperidone)
Clozapine: gangguan fungsi sumsum tulang, gagal ginjal Clozapine: gangguan fungsi sumsum tulang, gagal ginjal dan
dan gagal jantung gagal jantung
X Daftar Masalah Keperawatan 1. Resiko Prilaku Kekerasan 1. Resiko Prilaku Kekerasan
2. Perubahan Sensori Persepsi Halusinasi Pendengaran 2. Perubahan Sensori Persepsi Halusinasi Pendengaran
3. Managemen kesehatan tidak efektif 3. Managemen kesehatan tidak efektif

XI. Analisa Data


Tabel 4.2 Analisa Data

No Data Klien 1 Masalah Keperawatan Data Klien 2 Masalah Keperawatan


1. DS: Resiko Prilaku Kekerasan DS: Resiko Prilaku Kekerasan

1. Klien mengatakan terakhir masuk rumah 1. Klien mengatakan terakhir masuk

sakit 20 september 2018 dengan alasan rumah sakit 5 Mei 2018 dengan alasan

sering bicara ngelantur dan sering mengamuk dan menendang pintu

mendengar bisikan-bisikan menyuruh mukul rumah

orang. 2. Klien mengatakan Klien sering

2. Klien mengatakan pernah memukul adiknya memukul atau menendang dinding

saat di rumah dan Klien mengatakan pernah rumah dan pintu rumah

memukul orang karena Klien di usir dari DO:-

kantor desa saat sedang duduk nongkrong


dengan temannya
3. Klien mengatakan saat di rumah sakit Klien
mendengar bisikan-bisikan seorang wanita
yang menyuruhnya untuk memukul orang
DO: -
2. DS: Perubahan Sensori Persepsi DS: Perubahan Sensori Persepsi
1. Klien mengatakan saat di rumah sakit Halusinasi Pendengaran 1. Klien mengatakan saat di rumah sakit Halusinasi Pendengaran
sering mendengar suara-suara bisikan sering mendengar suara-suara bisikan
selama 10 menit yang menyuruhnya untuk selama 5 menit yang menyuruhnya
memukul orang sehingga membuat Klien untuk lari sehingga membuat Klien
takut dan gelisah. Klien mengatakan “suara gelisah
bisikan tu nyuruhku mukul orang”. 2. Klien mengatakan suara itu muncul
2. Klien mengatakan suara itu muncul sewaktu-waktu dan tidak tentu kadang-
sewaktu-waktu dan tidak tentu kadang- kadang siang kadang malam saat Klien
kadang pagi kadang malam ketika Klien sendiri dan gelisah.
sedang sendiri dan bingung. 3. Klien mengatakan waktu suara itu
3. Klien mengatakan waktu dirumah sakit datang berkisar 5 menit saja.
suara itu datang berkisar 10 menit saja. DO:-
DO:-

3. DS: Managemen Kesehatan Tidak Efektif DS: Managemen Kesehatan Tidak


1. Klien mengatakan selama di rumah Klien 1. Klien mengatakan saat dirawat jalan Efektif
tidak minum obat secara teratur Klien putus obat karena kadang-kadang
2. Klien mengatakan saat dirawat jalan Klien tidak ada kendaraan untuk mengambil
sering kontrol dan mengambil obat di obat
puskesmas tetapi tidak di minum karena 2. Klien mengatakan saat di rumah Klien
Klien merasa sudah biasa saja tidak minum obat secara teratur
DO: DO:
1. Dari data rekam medik Klien terakhir 1. Dari rekam medik Klien terakhir tgl 5
masuk pada 20 september 2018 dan masuk Mei 2018 dan masuk lagi tanggal 14
lagi tanggal 30 April 2019 Mei 2019.

XII. POHON MASALAH


Tabel 4.3 Pohon Masalah
Klien 1 Klien 2
Resiko Prilaku Kekerasan Resiko Prilaku Kekerasan

Perubahan Persepsi Sensori Halusinasi Pendengaran Perubahan Persepsi Sensori Halusinasi Pendengaran

Managemen Kesehatan Tidak Efektif Managemen Kesehatan Tidak Efektif

4.5 DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

Tabel 4.4 Daftar Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas


Klien 1 Klien 2
1. Perubahan Sensori Persepsi Halusinasi Pendengaran 1. Perubahan Sensori Persepsi Halusinasi Pendengaran
2. Resiko Prilaku Kekerasan 2. Resiko Prilaku Kekerasan
3. Managemen Kesehatan Tidak Efektif 3. Managemen Kesehatan Tidak Efektif

1.5 RENCANA KEPERAWATAN

Tabel 4.5 Rencana Tindakan Keperawatan Pada Tn.M (Klien 1) dan Tn.S (Klien 2)
NO Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

Keperawatan
1. Perubahan sensori persepsi TUM: Setelah 1 kali interaksi Klien mampu Bina hubungan saling percaya dengan
halusinasi pendengaran Klien dapat mengontrol halusinasinya membina hubungan saling percaya mengungkpkan prinsip komunikasi
TUK I dengan kriteria hasil: terapeutik :
Bina Hubungan Saling Percaya 1. Ekspresi wajah bersahabat, 1. Sapa Klien dengan ramah baik verbal
maupun non verbal
2. Menunjukkan rasa senang,
2. Perkenalkan diri dengan sopan
3. Ada kontak mata, mau berjabat
3. Tanyakan nama lengkap Klien dan nama
tangan,
panggilan yang disukai
4. Mau menyebut nama
4. Jelaskan tujuan pertemuan
5. Mau menjawab salam, 5. Jujur dan menepati janji
6. Mau berdampingan dengan 6. Tunjukkan sikap empati dan menerima
perawat dan mau mengutarakan Klien apa adanya
masalah yang dihadapi. 7. Beri perhatian kepda Klien dan perhatian
kebutuhan dasar Klien.

2. TUK II Setelah 1 kali interaksi Klien dapat a. Adakan kontak sering singkat secara
Klien dapat mengenal halusinasinya menyebutkan: bertahap
b. Observasi tingkah laku Klien terkait
1. Waktu, isi, frekuensi timbulnya dengan halusinasinya: bicara dan tertawa
halusinasi tanpa stimulus, memandang ke kiri atau
2. Dapat mengungkapkan perasaan ke kanan atau ke depan seolah-olah ada
terhadap halusinasinya teman bicara
c. Bantu Klien mengenal halusinasi :
1) Jika menemukan Klien yang sedang
halusinasi, tanyakan apakah ada
suara yang didengar
2) Jika Klien menjawab ada, lanjutkan
dengan menanyakan apa yang
dikatakan
3) Katakan bahwa perawat percaya
Klien mendengar suara itu, namun
perawat sendiri tidak
mendengarnya (dengan nada
bersahabat tanpa menuduh dan
menghakimi)
4) Katakan bahwa Klien lain juga ada
yang seperti Klien
5) Katakan bahwa perawat akan
membantu Klien
d. Diskusikan dengan Klien:
1) Situasi yang menimbulkan
halusinasi
2) Waktu dan frekuensi terjadinya
halusinasi pagi, siang, sore dan
malam atau jika sendiri, jengkel
atau sedih
e. Diskusikan dengan Klien apa yang
dirasakan jika terjadi halusinasi (marah
atau takut, sedih, senang) beri
kesempatan untuk mengungkapkan
perasaannya
TUK III Setelah 1 kali interaksi Klien mampu: a. Identifikasikan bersama Klien apa yang
Klien dapat mengontrol halusinasinya 1. Klien dapat menyebutkan tindakan dirasakan jika terjadi halusinasi (tidur,
yang biasa dilakukan untuk marah, menyibukkan diri dan lain-lain)
mengendalikan halusinasinya b. Diskusikan manfaat dan cara yang
2. Klien dapat cara baru dalann digunakan Klien, jika bermanfaaat beri
mengontrol halusinasinya pujian
3. Klien dapat memilih cara c. Diskusikan cara baru untuk memutuskan
mengatasi halusinasi seperti yang atau mengontrol halusinasi antara lain
telah didiskusikan dengan Klien dengan :
4. Klien dapat melaksanakan cara
1) Katakan: saya tidak mendengar
yang telah dipilih untuk
kamu (pada saat halusinasi)
mengendalikan halusinasinya
5. Klien dapat mengikuti terapi 2) Menemui orang lain (perawat,
aktivitas kelompok teman, anggota keluarga) untuk
bercakap atau mengatakan
halusinasi yang didengar
3) Membuat jadwal kegiatan sehari-
hari agar halusinasi tidak muncul
4) Meminta kelurga perawat atau
teman menyapa jika tampak
berbicara
d. Bantu Klien memilih dan melatih cara
memutus halusinasi secara bertahap
e. Beri kesempatan untuk melakukan cara
yang tela dipilih. Evaluasi hasilnya dan
beri pujian bila berhasil
f. Anjurkan Klien untuk mengikuti terapi
aktivitas kelompok, orientasi realita,
stimulus persepsi
TUK IV Setelah 1 kali interaksi Klien mampu: a. Anjurkan Klien untuk memberitahu
Klien dapat dukungan keluarga 1. Keluarga dapat membina hubungan keluarga jika mengalami halusinasi
dalam mengontrol halusinasinya saling percaya denga perawat b. Diskusikan dengan keluarga (pada saat
2. Keluarga dapat menyebutkan keluarga berkunjung atau pada saat
pengertian, tanda dan tindakan kunjungan rumah :
untuk mengendalikan 1) Gejala halusinasi yang dialami
halusinasiinya Klien
2) Cara yang dapat dilakukan Klien
dan keluarga untuk memutus
halusinasi
3) Cara merawat anggota keluarga
yang mengalami halusinasi di
rumah : beri kegiatan, jangan
biarkan sendiri, makan bersama,
bepergian bersama
4) Beri informasi waktuu follow up
atau kapan perlu mendapat bantuan
halusinasi tidak terkontrol dan
risiko menciderai orang lain
TUK V Setelah 1 kali interaksi Klien a. Diskusikan dengan Klien dan keluarga
Klien dapat memanfaatkan obat mampumenyebutkan: tentang dosis, frekuensi serta manfaat
dengan baik 2. Manfaat, warna, dosis dan efek obat
samping obat b. Anjurkan Klien minta sendiri obat pada
3. Klien dapat informasi tentang perawat dan merasakan manfaatnya
manfaat dan efek samping obat c. Anjurkan Klien bicara dengan dokter
4. Kerugian tidak minum obat tentang manfaat dan efek samping obat
5. Klien memahami akibat yang dirasakan
berhentinya obat tanpa konsultasi d. Diskusikan akibat berhentinya obat-obat
6. Klien dapat menyebutkan prinsip tanpa konsultasi
benar penggunaan obat. e. Bantu Klien menggunakan obat dengan
prinsip 5 (lima) benar

4.6 Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


Tabel 4.6 Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan pada Tn.M (Klien 1) dan Tn.S (Klien 2)
N
Diagnosa Keperawatan Klien Keluarga
o
1 Perubahan Sensori Persepsi SP I SP I
Halusinasi 1. Membina hubungan saling percaya. 1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan
2. Megidentifikasi jenis halusinasi Klien. keluarga dalam merawat Klien
3. Mengidentifikasi isi halusinasi Klien. 2. Menjelaskan pengertian halusinasi, tanda dan
4. Mengidentifikasi waktu halusinasi. gejala serta proses terjadinya halusinasi.
5. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi Klien. 3. Menjelaskan cara merawat Klien dengan
6. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi. halusinasi
7. Mengidentifikasi respon Klien terhadap halusinasi.
8. Melatih Klien mengontrol halusinasi, menghardik halusinasi.
9. Menganjurkan Klien memasukkan cara menghardik halusinasi
dalam jadwal kegiataan harian.

2 Perubahan Sensori Persepsi SP II SP II


Halusinasi 1. Mengevaluasi kemampuan Klien dalam mengontrol halusinasi 1. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat
dengan menghardik. Klien denganhalusinasi
2. Melatih Klien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap- 2. Melatih keluarga melakukan cara merawat
cakap dengan orang lain . langsung kepada Klien halusianasi
3. Menganjurkan Klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.

3. Perubahan Sensori Persepsi SP III SP III


Halusinasi 1. Mengevaluasi kemampuan Klien dan mengontrol halusiansi 1. Membuat
dengan menghardik, pengunaan obat secara teratur dan bercakap keluarga membuat jadwal aktifitas di rumah
cakap dengan orang lain . termasuk minum obat (discharge planning).
2. Melatih Klien mengendalikan halusinasi dengan melakukan 2. Menjelaskan follow up Klien setelah pulang
kegiatan
3. Menganjurkan Klien memasukkan dalam jadwal kegiataan harian

4. Perubahan Sensori Persepsi SP IV


halusinasi 1. Mengevaluasi kemampuan Klien dalam mengontrol halusinasi
dengan Menghardik
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara
teratur
3. Menganjurkan Klien memasukkan dalam kegiataan harian

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI

Nama : Tn.M Ruangan : Rajawali

Diagnosa medik : Skizofrenia Paranoid No.RM : 034178

Tabel 4.7 Implementasi Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan Pada Tn.M (Klien 1)
N Hari, Diagnosa SP Implementasi Evaluasi TTD
o tanggal Keperwatan
1. Selasa, 11 Mei 2021 Perubahan sensori SP 1. Membina hubungan saling percaya. Pukul : 14.25 WIB
Pukul: persepsi halusinasi I 2. Mengidentifikasi jenis halusinasi S:
13.30 wib pendengaran Klien. 1. klien mengatakan saat dirumah sakit
3. Mengidentifikasi isi halusinasi klien sering mendengar suara-suara
Klien. bisikan seorang wanita,menyuruh klien
4. Mengidentifikasi waktu halusinasi. mengamuk membanting barang,
5. Mengidentifikasi frekuensi frekuensi suara lebih 5 kali sehari, lama
halusinasi Klien. suara sekitar 10 menit,suara bisikan itu
6. Mengidentifikasi situasi yang muncul saat klien sendiri dan saat klien
menimbulkan halusinasi. dengan teman-teman.
7. Mengidentifikasi respon Klien 2. klien juga mengatakan muncul suara itu
terhadap halusinasi. juga kadang-kadang tidak menentu
8. Melatih Klien mengontrol kadang pagi,kadang sore,dan malam
halusinasi, menghardik halusinasi. saat klien mau tidur.
3. klien mengatakan mau belajar cara
mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik
4. klien mengatakan “ku tanamkan dalam
ati ku luk bahwa suara ya dak nyata
sudeh sambil nyebut pergi-pergi kamu
suara palsu saya tidak mau dengar”.
5. klien mengatakan senang setelah
diajarkan cara mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik.
O:
1. klien memperkenalkan dirinya.
2. klien mau berjabat tangan.
3. Ada kontak mata.
4. Klien cukup kooperatif.
5. Klien memperagakan cara mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik
seperti menutup telinga dan
mengatakan pergi-pergi kamu suara
palsu saya tidak mau dengar
A:
1. klien sudah dapat mengenal
halusinasi dan mengungkapkan
halusinasi yang dialaminya.
2. klien memperagakan cara mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik.
3. klien memasukkan cara mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik ke
jadwal kegiatan harian.
P:
P1 Untuk perawat :
1. Evaluasi kemampuan klien dalam
mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik.
2. Diskusikan dan latih klien cara
mengontrol halusinasi dengan cara
bercakap- cakap dengan orang lain.
3. Anjurkan klien memasukkan cara
mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik dalam jadwal kegiatan
harian klien.
P2 Untuk Klien :
1. Peragakan kembali cara mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik.
2. Laksanakan kegiatan harian yang
telah dibuat
2. Rabu, Perubahan Sensori SP 1. Mengevaluasi kemampuan klien Pukul : 11.00 WIB
12 Juni 2021 Persepsi Halusinasi II dalam mengontrol halusinasi S:
Pukul: Pendengaran dengan menghardik 1. klien mengatakan “ku tanamkan dalam
10.00 2. Melatih klien mengendalikan ati ku luk bahwa suara ya dak nyata
halusinasi dengan cara bercakap- sudeh e sambil nyebut “Pergi-pergi
cakap dengan orang lain . kamu suara palsu saya tidak mau
3. Menganjurkan klien memasukan dengar!”
dalam jadwal kegiatan harian 2. klien mengatakan mau belajar cara
mengontrol halusinasi dengan cara
bercakap-cakap dengan orang lain
3. klien mengatakan senang setelah
diajarkan cara mengontrol halusinasi
dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain.
O:
1. klien memperagakan cara mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik
2. klien memperagakan cara mengontrol
halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain.

A:
1. klien mampu menyebutkan dan
memperagakan cara mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik.
2. klien mampu menyebutkan dan
memperagakan cara mengontrol
halusinasi dengan cara bercakap-
cakap.
3. klien memasukkan cara mengontrol
halusinasi dengan cara bercakap-
cakap dengan orang lain ke dalam
jadwal kegiatan harian.
P:
P1 Untuk perawat :
1. Evaluasi tindak lanjut cara
mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik dan bercakap-cakap yang
telah diajarkan.
2. Diskusikan cara mengontrol
halusinasi dengan cara melakukan
kegiatan terjadwal.
3. Anjurkan Klien untuk memasukkan
cara mengontrol halusinasi dengan cara
bercakap-cakap dengan orang lain ke
dalam jadwal harian
P2 Untuk Klien
1. Peragakan kembali cara mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik
dan bercakap-cakap dengan orang
lain.
2. Laksanakan kegiatan harian yang
telah dibuat
3. Kamis, Perubahan Sensori SP 1. Mengevaluasi kemampuan Klien Pukul 10.25 WIB
13 Juni 2021 Persepsi Halusinasi III dan mengontrol halusiansi dengan S :
Pukul: Pendengaran menghardik dan bercakap cakap 1. klien mengatakan “ku tanamkan dalam
09.30 dengan orang lain . ati ku luk bahwa suara ya dak nyata
2. Melatih Klien mengendalikan sudeh e sambil nyebut “Pergi-pergi
halusinasi dengan melakukan kamu suara palsu saya tidak mau
kegiatan dengar!”
3. Menganjurkan Klien memasukkan 2. klien mengatakan mau belajar cara
dalam jadwal kegiatan harian mengontrol halusinasi dengan cara
melakukan aktivitas yang terjadwal
3. klien mengatakan “biase e kalo di
rumah tu ken bangun tidur udeh e ku
ngerapi tempat tiduk, udeh tu langsung
mandi, biase a ge ku ade lh nyapu dan
ngepel rumah.
4. klien mengatakan bisa menerapkan
kegiatan yang biasanya dilakukannya di
rumah,
ia lakukan di Rumah Sakit
5. klien mengatakan senang setelah
diajarkan cara mengontrol halusinasi
dengan cara melakukan aktivitas yang
terjadwal.
O:
1. klien memperagakan cara mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik
2. klien memperagakan mengontrol
halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain.
3. klien membuat jadwal kegiatan sehari-
hari
A:
1. Klien mampu menyebutkan dan
memperagakan cara mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik.
2. Klien mampu menyebutkan dan
memperagakan cara mengontrol
halusinasi dengan cara bercakap-
cakap.
3. Klien mampu menyebutkan dan
memperagakan cara mengontrol
halusinasi dengan cara melakukan
aktifitas yang dapat dilakukan seperti
mandi, makan, menyapu, dan ngepel
4. Klien mampu membuat jadwal
kegiatan sehari-hari dan mampu
mempergakannya
P:
P1 Untuk perawat :
1. Evaluasi cara menghardik, bercakap-
cakap dengan orang lain, melakukan
kegiatan terjadwal.
2. Diskusikan cara penggunaan obat
secara teratur.
3. Anjurkan Klien untuk memasukkan
dalam kegiatan harian.

P2 Untuk Klien
1. Latih dan peragakan kembali cara
mengontrol halusinasi cara yang ke-3
yakni dengan aktivitas terjadwal.
2. Laksanakan kegiatan harian yang
telah dibuat
4. Jumat, Perubahan Sensori SP 1. Mengevaluasi kemampuan Klien Pukul 10.20 WIB
14 Juni 2021 Persepsi Halusinasi IV dalam mengontrol halusinasi S:
Pukul: Pendengaran dengan Menghardik, bercakap- 1. Klien mengatakan “ku tanamkan dalam
09.30 cakap, dan melakukan kegiatan. ati ku luk bahwa suara tu dak nyata
2. Memberikan pendidikan sudeh e sambil nyebut “Pergi-pergi
kesehatan tentang penggunaan kamu suara palsu saya tidak mau
obat secara teratur dengar!”
3. Menganjurkan Klien memasukkan 2. Klien mengatakan melakukan jadwal
dalam kegiataan harian harian.
3. Klien mengatakan mau belajar cara
mengontrol halusinasi dengan cara
penggunaan obat secara teratur.
4. Klien mengatakan “obat ku ade 2 ,
yang pertama warna oren name e
Respiridon dosis e 3mg untuk minum 2
x sehari jam 7 pagi kek 6 sore, yang ke
dua warna kuning pucet Clozapine
dosis e 25mg yg ni minum e sekali jam
6 sore.
5. Klien mengatakan senang setelah
diajarkan cara mengontrol halusinasi
dengan cara penggunaan obat secara
teratur
O:
1. Klien memperagakan cara mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik
2. Klien memperagakan cara mengontrol
halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain.
3. Klien telah melakukan kegiatan yang
telah dijadwalkan seperti mandi,
makan, pergi ke rehab, minum obat,
latihan bercakap-cakap dan sholat.
4. Klien menyebutkan obat dan
penggunaan obat secara teratur
A:
1. Klien dapat menyebutkan dan
memperagakan cara mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik,
bercakap-cakap dengan orang lain,
dan melakukan kegiatan yang
terjadwal.
2. Klien dapat menyebutkan manfaat dari
program pegobatan dengan baik
3. Klien memasukkan cara
mengendalikan halusinasi dengan
cara minum obat secara teratur.
P:
P1 Untuk Perawat
1. Evaluasi cara mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik
2. Evaluasi cara mengontrol halusinasi
dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain
3. Evaluasi cara mengontrol halusinasi
dengan cara melakukan aktivitas
4. Evaluasi kemampuan Klien dalam
penggunaan obat-obatan.
5. Pantau jadwal kegiatan harian.
6. Laporkan perkembangan asuhan
keperawatan Klien pada perawat
ruangan untuk ditindak lanjuti.

P2 Untuk Klien
1. Masukkan minum obat dalam
jadawal kegiatan harian.
2. Laksanakan kegiatan harian yang
telah dibuat
Nama : Tn.S Ruangan : Elang
Diagnosa medik : Skizofrenia Paranoid No.RM : 032022

Tabel 4.8 Implementasi Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan Pada Tn.S


N Hari, Diagnosa SP Implementasi Evaluasi TTD
o Tanggal Keperwatan
1. Senin, Perubahan sensori persepsi SP 1. Membina hubungan saling Pukul : 14.25 WIB
17 Juni 2021 halusinasi pendengaran 1 percaya. S:
Pukul: 2. Megidentifikasi jenis halusinasi 1. Klien mengatakan mendengar bisikan
13.30 Klien. yang memarahinya atau kegaduhan
3. Mengidentifikasi isi halusinasi paling lama sekitar lima menit, klien
Klien. gelisah dan menggangu lingkungan,dan
4. Mengidentifikasi waktu klien pernah memukul guru ngajinya
halusinasi. dengan besi
5. Mengidentifikasi frekuensi 2. Klien mengatakan suara itu muncul
halusinasi Klien. tidak tentu kadang-kadang pagi
6. Mengidentifikasi situasi yang kadang malam sewaktu-waktu ketika
menimbulkan halusinasi. Klien sendiri dan binggung
7. Mengidentifikasi respon Klien 3. Klien mengatakan waktu suara itu
terhadap halusinasi. datang berkisar satu jam saja.
8. Melatih Klien mengontrol 4. Klien mengatakan mau belajar cara
halusinasi, menghardik mengontrol halusinasi dengan cara
halusinasi. menghardik
5. Klien mengatakan “Pertama ku tutup
telinga ku sude e ku sebut “Pergi-pergi
kamu suara palsu saya tidak mau
dengar!”
6. Klien mengatakan senang setelah
diajarkan cara mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik.
O:
1. Klien memperkenalkan dirinya.
2. Klien berjabat tangan.
3. Ada kontak mata.
4. Klien cukup kooperatif.
5. Klien memperagakan mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik
seperti menutup telinga dan
mengatakan pergi-pergi kamu suara
palsu saya tidak mau dengar

A:
1. Klien sudah dapat mengenal
halusinasi dan mengungkapkan
nya.
2. Klien memperagakan cara mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik.
3. Klien memasukkan cara mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik
ke jadwal kegiatan harian.
P:
P1 Untuk perawat :
1. Evaluasi kemampuan Klien dalam
mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik.
2. Diskusikan dan latih Klien cara
mengontrol halusinasi dengan cara
bercakap- cakap dengan orang lain.
3. Anjurkan Klien memasukkan cara
mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik dalam jadwal kegiatan
harian Klien.

P2 Untuk Klien :
1. Peragakan kembali cara mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik.
2. Laksanakan kegiatan harian yang
telah dibuat
2. Selasa, Perubahan Sensori SP 1. Mengevaluasi kemampuan Klien Pukul : 11.00 WIB
18 Juni 2021 Persepsi Halusinasi II dalam mengontrol halusinasi S:
Pulul: Pendengaran dengan menghardik 1. Klien mengatakan “Pertama ku tutup
10.00 2. Melatih Klien mengendalikan telinga ku sude e ku sebut “Pergi-pergi
halusinasi dengan cara bercakap- kamu suara palsu saya tidak mau
cakap dengan orang lain . dengar!”
3. Menganjurkan Klien memasukan 2. Klien mengatakan mau belajar cara
dalam jadwal kegiatan harian mengontrol halusinasi dengan cara
bercakap-cakap dengan orang lain
3. Klien mengatakan senang setelah
diajarkan cara mengontrol halusinasi
dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain.
O:
1. Klien memperagakan cara mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik
2. Klien memperagakan cara mengontrol
halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain.
A:
1. Klien mampu menyebutkan dan
memperagakan cara mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik.
2. Klien mampu menyebutkan dan
memperagakan cara mengontrol
halusinasi dengan cara bercakap-
cakap.
3. Klien memasukkan cara mengontrol
halusinasi dengan cara bercakap-
cakap dengan orang lain ke dalam
jadwal kegiatan harian.

P:
P1 Untuk perawat :
1. Evaluasi tindak lanjut cara
mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik dan bercakap-cakap
yang telah diajarkan.
2. Diskusikan cara mengontrol
halusinasi dengan cara melakukan
kegiatan terjadwal.
3. Anjurkan Klien untuk memasukkan
cara mengontrol halusinasi dengan cara
bercakap-cakap dengan orang lain ke
dalam jadwal harian

P2 Untuk Klien
1. Peragakan kembali cara mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik
dan bercakap-cakap dengan orang
lain.
2. Laksanakan kegiatan harian yang
telah dibuat
3. Rabu, Perubahan Sensori SP 1. Mengevaluasi kemampuan Klien Pukul 10.25 WIB
19 Juni 2021 Persepsi Halusinasi III dan mengontrol halusiansi S:
Pukul: Pendengaran dengan menghardik dan bercakap 1. Klien mengatakan “Pertama ku tutup
09.30 cakap dengan orang lain . telinga ku sude e ku sebut “Pergi-pergi
2. Melatih Klien mengendalikan kamu suara palsu saya tidak mau
halusinasi dengan melakukan dengar!”
kegiatan 2. Klien mengatakan mau belajar cara
3. Menganjurkan Klien memasukkan mengontrol halusinasi dengan cara
dalam jadwal kegiatan harian melakukan aktivitas yang terjadwal
3. Klien mengatakan “biase e kalo di
rumah tu ken bangun tidur udeh e ku
ngerapiken tempat tiduk, udeh tu
langsung mandi, biase a ge ku ade lh
nyapu dan ngepel rumah tapi jarang
4. Klien mengatakan bisa menerapkan
kegiatan yang biasanya dilakukannya
di rumah, ia lakukan di Rumah Sakit
5. Klien mengatakan senang setelah
diajarkan cara mengontrol halusinasi
dengan cara melakukan aktivitas yang
terjadwal.

O:
1. Klien memperagakan cara mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik
2. Klien memperagakan mengontrol
halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain.
3. Klien membuat jadwal kegiatan
sehari-hari

A:
1. Klien mampu menyebutkan dan
memperagakan cara mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik.
2. Klien mampu menyebutkan dan
memperagakan cara mengontrol
halusinasi dengan cara bercakap-
cakap.
3. Klien mampu menyebutkan dan
memperagakan cara mengontrol
halusinasi dengan cara melakukan
aktifitas yang dapat dilakukan seperti
mandi, makan, menyapu, dan ngepel
4. Klien mampu membuat jadwal
kegiatan sehari-hari dan mampu
mempergakannya

P:
P1 Untuk perawat :
1. Evaluasi cara menghardik, bercakap-
cakap dengan orang lain, melakukan
kegiatan terjadwal.
2. Diskusikan cara penggunaan obat
secara teratur.
3. Anjurkan Klien untuk memasukkan
dalam kegiatan harian.
P2 Untuk Klien
1. Latih dan peragakan kembali cara
mengontrol halusinasi cara yang ke-
3 yakni dengan aktivitas terjadwal.
2. Laksanakan kegiatan harian yang
telah dibuat

4. Kamis, Perubahan Sensori SP 1. Mengevaluasi kemampuan Klien Pukul 10.20 WIB


20 Juni 2021 Persepsi Halusinasi 4 dalam mengontrol halusinasi S:
Pukul: Pendengaran dengan Menghardik, bercakap- 1. Klien mengatakan “Pertama ku tutup
09.30 cakap, dan melakukan kegiatan. telinga sude e ku sebut “Pergi-pergi
2. Memberikan pendidikan kamu suara palsu saya tidak mau
kesehatan tentang penggunaan obat dengar!”
secara teratur 2. Klien mengatakan melakukan jadwal
3. Menganjurkan Klien memasukkan harian.
dalam kegiataan harian 3. Klien mengatakan mau belajar cara
mengontrol halusinasi dengan cara
penggunaan obat secara teratur.
4. Klien mengatakan “obat ku ade 2 ,
yang pertama warna oren name e
Resperidon dosis e 3mg minum 2 x
sehari jam 7 pagi kek 6 sore, yang ke
dua warna kuning pucet Clozapine
dosis e 100mg yg ni minum e setengah
½ obat e sekali jam 6 sore.
5. Klien mengatakan senang setelah
diajarkan cara mengontrol halusinasi
dengan cara penggunaan obat secara
teratur

O:
1. Klien memperagakan cara mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik
2. Klien memperagakan cara mengontrol
halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain.
3. Klien telah melakukan kegiatan yang
telah dijadwalkan seperti makan,
mandi, pergi ke rehab, minum obat,
latihan bercakap-cakap dan sholat
4. Klien menyebutkan obat dan
penggunaan obat secara teratur
A:
1. Klien dapat menyebutkan dan
memperagakan cara mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik,
bercakap-cakap dengan orang lain,
dan melakukan kegiatan yang
terjadwal.
2. Klien dapat menyebutkan manfaat
dari program pegobatan dengan baik
3. Klien memasukkan cara
mengendalikan halusinasi dengan
cara minum obat secara teratur.
P:
P1 Untuk Perawat
1. Evaluasi cara mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik
2. Evaluasi cara mengontrol halusinasi
dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain
3. Evaluasi cara mengontrol halusinasi
dengan cara melakukan aktivitas
4. Evaluasi kemampuan Klien dalam
penggunaan obat-obatan.
5. Pantau jadwal kegiatan harian.
6. Laporkan perkembangan asuhan
keperawatan Klien pada perawat
ruangan untuk ditindak lanjuti.
P2 Untuk Klien
1. Masukkan minum obat dalam
jadawal kegiatan harian.
2. Laksanakan kegiatan harian yang
telah dibuat
BAB 5
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis atau membahas mengenai kesejangan antara asuhan

keperawatan secara teori dan asuhan keperawatan yang diberikan langsung kepada

klien selama 4 dari tanggal 11 Juni sampai dengan 20 Juni 2021 diruang Elang

dan Rajawali Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Selain membahas kesenjangan diatas penulis juga akan mengemukakan beberapa

masalah selama melaksanakan asuhan keperawatan, maka penulis akan

mengemukakan pembahasan mulai dari pengkajian, penentuan diagnosis

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

1.1 Pengkajian

Dalam hal ini penulis telah melakukan asuhan keperawatan pada dua

klien dengan masalah Perubahan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran.

Klien 1 yaitu bernama Tn. M, alasan masuk klien mengatakan sering

mendengar suara-suara bisikan seperti suara seorang wanita, klien datang ke

IGD Rumah Sakit Jiwa diantar oleh keluarga klien pada tanggal 25 Mei 2021

pukul 10.30 WIB. Berdasarkan data rekam medik klien mengamuk dan

membanting barang. Sedangkan alasan masuk klien 2 yaitu Tn. S Klien

mengatakan datang ke IGD Rumah Sakit Jiwa diantar oleh keluarga klien

pada tanggal 08 Juni 2021 pukul 13.00 WIB dengan keluhan utama klien

mengamuk, membanting barang, sering mendengar bisikan-bisikan, memukul

barang. Hal ini sesuai dengan Prabowo (2014) yang menyatakan bahwa

tanda dan gejala halusinasi yaitu bicara, merusak diri sendiri, oranglain dan
lingkungan. Sedangkan alasan masuk lainnya hal ini sesuai dengan penyebab

dari teori menurut Dermawan & Rusdi (2013) yang dibuktikan dalam

penyebab dari dimensi fisik yang menyatakan kesulitan-kesulitan untuk tidur

dalam jangka waktu yang lama. Kemudian riwayat gangguan jiwa klien 1

sudah 2 kali masuk Rumah Sakit Jiwa dengan alasan masuk yang hampir

sama dan ini yang ke 3 kalinya klien masuk Rumah Sakit Jiwa ini. Pertama

kali klien masuk tahun 2018 dengan alasan masuk ngamuk-ngamuk dan pada

riwayat gangguan jiwa. klien 2 sudah 2 kali masuk Rumah Sakit Jiwa dengan

alasan masuk pertama kali pada tahun 2018 dengan alasan masuk klien sering

membanting barang dan berbicara sendiri

Penulis juga menemukan masalah keperawatan pada status mental

dibagian persepsi pada klien 1 yang mengalami masalah Persepsi dibuktikan

dengan hasil pengkajian yang didapat klien sering mendengar suara-suara

bisikan seperti suara seorang wanita, menyuruh klien mengamuk, memukul

orangtuanya dan membanting barang, frekuensi suara lebih 5 kali sehari, lama

suara sekitar 2 menit, suara bisikan itu muncul saat klien sendiri dan saat

klien dengan teman-teman dan klien juga mengatakan muncul suara itu juga

kadang-kadang tidak menentu kadang pagi kadang sore dan malam saat klien

mau tidur. Dan pada klien 2 penulis juga menemukan masalah keperawatan

persepsi yang dibuktikan dengan hasil pengkajian yang didapat klien

mengatakan saat di Rumah Sakit klien sering mendengar suara-suara bisikan

yang menyuruh klien untuk mengamuk, marah-marah dan memukul benda

dan klien juga mengatakan frekuensi suara lebih dari 5 kali sehari, lama suara

sekitar 2 menit, suara itu muncul tiba-tiba tidak tentu waktunya kadang saat
klien sedang sendiri dan saat klien sedang dengan teman-teman. Dan klien

juga mengatakan muncul suara itu juga kadang-kadang tidak menentu kadang

pagi, kadang sore dan malam saat klien mau tidur.

Pada kedua kasus diatas klien mengalami Perubahan Sensori Persepsi:

Halusinasi Pendengaran dibuktikan pada teori menurut Muhith (2015) dan

masuk kedalam jenis-jenis halusinasi pendengaran dengan karakteristik antara

lain mendengar suara-suara atau kebisingan paling sering suara orang. Suara

berbentuk kebisingan yang kurang keras sampai kata-kata yang jelas

berbicara tentang klien, bahkan sampai percakapan lengkap antara dua orang

atau lebih. Pikiran yang didengar klien dimana klien disuruh untuk

melakukan sesuatu yang kadang-kadang membahayakan.

Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesejangan yang

berarti antara konsep pengkajian teori dengan pengkajian yang dilakukan

secara langsung oleh penulis.

1.2 Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan jiwa adalah penegakan masalah keperawatan

jiwa yang ditemukan selama pengkajian keperawatan dengan meletakkan

penyebab dari masalah keperawatan tersebut. Diagnosis keperawatan pada

klien 1 Tn. M dan klien 2 Tn. S dengan masalah Perubahan Sensori Persepsi:

Halusinasi Pendengaran. Diagnosis ini merupakan diagnosis prioritas dari

masalah keperawatan yang didapatkan pada klien 1 ada dua masalah

keperawatan yaitu resiko perilaku kekerasan, perubahan sensori persepsi:

halusinasi pendengaran. Dan adapun masalah keperawatan yang didapatkan


pada klien 2 ada dua masalah keperawatan yaitu resiko perilaku kekerasan,

perubahan sensori persepsi: halusinasi pendengaran.

Adapun pengangkatan diagnosis keperawatan Perubahan Sensori

Persepsi: Halusinasi Pendengaran berdasarkan dari teori Fitria (2012) yang

dibuktikan pada klien 1 klien sering mendengar suara-suara bisikan yang

seperti suara seorang wanita, frekuensi suara lebih 5 kali sehari, lama suara

sekitar 2 menit, suara bisikan itu muncul saat klien sendiri dan saat klien

dengan teman-teman dan klien juga mengatakan muncul suara itu juga

kadang-kadang tidak menentu kadang pagi kadang sore dan malam saat klien

mau tidur. Dan pada klien 2 klien sering mendengar suara-suara bisikan yang

menyuruh klien untuk mengamuk, marah-marah dan memukul benda dan

klien juga mengatakan frekuensi suara lebih dari 5 kali sehari, lama suara

sekitar 2 menit, suara itu muncul tiba-tiba tidak tentu waktunya kadang saat

klien sedang sendiri dan saat klien sedang dengan teman-teman. Dan klien

juga mengatakan muncul suara itu juga kadang-kadang tidak menentu kadang

pagi, kadang sore dan malam saat klien mau tidur.

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa antara

diagnosis keperawatan jiwa secara teoritis dan diagnosis keperawatan jiwa

kasus tidak memiliki perbedaan yang signifikan.

1.3 Intervensi Keperawatan

Setelah menentukan diagnosis keperawatan, maka selanjutnya adalah

menyusun rencana tindakan keperawatan untuk menanggulangi masalah-

masalah keperawatan yang dihadapi klien. Keperawatan jiwa memiliki

Strategi Pelaksanaan sebagai intervensi. Strategi pelaksanaan dengan


diagnosis Perubahan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran ada empat

Strategi Pelaksanaan untuk klien (klien mengetahuan halusinasi yang dialami

dan menghardik, bercakap-cakap dengan orang lain, melakukan aktivitas dan

minum obat secara teratur) dan tiga Strategi Pelaksanaan untuk keluarga

(keluarga tahu mengenai halusinasi yang dialami klien, keluarga bisa

merawat klien, klien bisa menentukan rencana tindak lanjut dan keluarga bisa

menentukan keputusan perawatan seperti follow up dan rujukan). Hal ini

sesuai dengan teori strategi pelaksanaan dalam Fitria (2012) yang terdiri dari

empat Strategi Pelaksanaan untuk klien dan tiga Strategi Pelaksanaan untuk

keluarga. Strategi Pelaksanaan 1 dilakukan setelah membina hubungan saling

percaya. Strategi pelaksanaan 1 terdiri dari dua komponen yaitu bantu klien

mengenal halusinasi (isi, waktu terjadinya, frekuensi, situasi pencetus,

perasaan saat terjadi) dan latih mengontrol halusinasi dengan menghardik

adapun tahapannya dengan jelaskan cara menghardik halusinasi, peragakan

cara menghardik, minta klien memperagakan ulang, pantau penerapan cara

ini, beri penguatan perilaku klien dan masukkan dalam jadwal kegiatan klien.

Strategi pelaksanaan 2, evaluasi kegiatan yang lalu (Strategi pelaksanaan 1),

latih berbicara atau bercakap dengan orang lain saat halusinasi muncul dan

masukkan dalam jadwal kegiatan klien. Strategi Pelaksanaan 3, evaluasi

kegiatan yang lalu (Strategi pelaksanaan 1 dan 2) dan latih kegiatan agar

halusinasinya tidak muncul. Tahapannya: jelaskan pentingnya aktivitas

teratur untuk mengatasi halusinasi, diskusikan aktivitas yang biasa dilakukan

oleh klien, latih klien melakukan aktivitas, susun jadwal aktivitas sehari-hari

sesuai dengan aktivitas yang sudah dilatih (dari bangun pagi sampai tidur
malam), pantau pelaksanaan jadwal kegiatan, berikan penguatan terhadap

perilaku yang positif. Strategi pelaksanaan 4, evaluasi kegiatan yang lalu

(Strategi pelaksanaan 1, 2, dan 3), tanyakan program pengobatan, jelaskan

pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa, jelaskan akibat bila tidak

digunakan sesuai program, jelaskan akibat bila putus obat, jelaskan cara

mendapatkan obat/berobat, jelaskan pengobatan (5B), latih klien minum obat

dan masukkan dalam jadwal harian klien.

Strategi pelaksanaan keluarga terdiri dari tiga Strategi pelaksanaan yaitu

Strategi pelaksanaan 1, diskusikan masalah keluarga dalam merawat klien,

jelaskan tentang halusinasi (pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang

dialami klien, tanda dan gejala halusinasi), jelaskan cara merawat klien

halusinasi (cara berkomunikasi, pemberian obat dan pemberian aktivitas

kepada klien). Strategi pelaksanaan 2, evaluasi kemampuan keluarga (Strategi

pelaksanaan 1), latih keluarga mempraktikkan cara merawat klien dengan

halusinasi dan melatih keluarga melakukan cara merawat klien dengan

halusinasi. Strategi pelaksanaan 3, Evaluasi kemampuan keluarga (Strategi

pelaksanaan 2), keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum

obat dan menjelaskan follow up klien setelah pulang. Adapun hambatan

dalam perumusan intervensi keperawatan jiwa terletak pada rencana keluarga,

dimana penulis tidak bisa memperkirakan apakah selama pelaksanaan asuhan

penulis bisa bertemu dengan keluarga klien. Solusi yang digunakan yaitu

tetap merumuskan intervensi untuk keluarga klien dengan pertimbangan,

terlaksana atau tidak fokus perhatian utama adalah klien


Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada

kesenjangan yang berarti antara intervensi dalam teori dan intervensi pada

kasus.

1.4 Implementasi Keperawata

Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana keperawatan jiwa yang

telah disusun. Implementasi berupa strategi pelaksanaan dilaksanakan sesuai

dengan kondisi klien dan tidak harus berurutan. Intervensi keperawatan kasus

Laporan Tugas Akhir dengan Masalah Utama Perubahan Sensori Persepsi:

Halusinasi Pendengaran Di Ruang Rajawali dan Elang Rumah Sakit Jiwa

Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2021 dilaksanakan

secara berurutan yaitu dari Strategi pelaksanaan 1 sampai dengan strategi

pelaksanaan 4. Implementasi dilaksanakan selama empat hari yang diawali

dengan membina hubungan saling percaya atau yang dikenal dengan Bina

Hubungan Saling Percaya pada tanggal 11 Juni 2021. Masing-masing strategi

pelaksanaan dilakukan dengan satu kali interaksi. Adapun pada klien 1

strategi pelaksanaan 1 dilakukan pada tanggal 11 Juni 2021pukul 13.00 WIB,

strategi pelaksanaan 2 dilaksanakan pada tanggal 12 Juni 2021 pukul 10.00

WIB, strategi pelaksanaan 3 dilaksanakan pada tanggal 13 Juni 2021pukul

13.00 WIB, strategi pelaksanaan 4 dilaksanakan pada tanggal 14 Juni 2021

pukul 10.00 WIB. Dan pada klien 2 strategi pelaksanaan 1 dilakukan pada

tanggal 17 Juni 2021pukul 10.00 WIB, strategi pelaksanaan 2 dilaksanakan

pada tanggal 18 Juni 2021 pukul 13.00 WIB, strategi pelaksanaan 3

dilaksanakan pada tanggal 19 Juni 2021pukul 13.00 WIB, strategi

pelaksanaan 4 dilaksanakan pada tanggal 20 Juni 2021 pukul 11.00 WIB.


1.5 Evaluasi

Menurut pendapat dari Kusmawati & Hartono (2012) evaluasi

merupakan proses yang berkelanjutan dan dilakukan terus-menerus untuk

menilai efek dari tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi

dalam keperawatan jiwa akan dikatakan berhasil apabila klien mampu

menyebutkan dan melaksanakan strategi pelaksanaan sehingga klien dan

keluarga bisa mengatasi masalah jiwa yang dialami dengan tetap bekerja

sama dengan tim kesehatan selama perawatan lanjutan atau perawatan di

rumah. Evaluasi keperawatan jiwa disesuaikan dengan kualitas klien dan

bukan berdasarkan lamanya waktu perawatan. Hasil evaluasi pada klien 1 dan

klien 2 teratasi dibuktikan dengan klien mampu menyebutkan dan

mempraktekkan dari strategi pelaksanaan 1 sampai dengan strategi

pelaksanaan 4. Adapun hambatan dalam pelaksanaan evaluasi keperawatan

adalah sulitnya ingatan klien dalam mengingat setiap strategi pelaksanaan

halusinasi sehingga perlu secermat dan seteliti mungkin untuk mendapatkan

evaluasi yang berkualitas dan membutuhkan waktu yang lama untuk

mencapai hasil evaluasi yang sempurna pada kasus dengan masalah

Perubahan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran, sehingga pada tahap

evaluasi ini penulis melaporkan perkembangan Asuhan Keperawatan kepada

perawat ruangan untuk menindak lanjutkan implementasi Asuhan

keperawatan klien.

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa antara

evaluasi keperawatan jiwa secara teoritis dan evaluasi keperawatan kasus

tidak memiliki perbedaan yang signifikan.


BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada Tn. M

dan Tn.S dengan masalah Perubahan Sensori Persepsi: Halusinasi

Pendengaran selama empat hari yaitu dimulai pada tanggal 11 Juni sampai

dengan 20 Juni 2021 di Ruang Elang dan Rajawali Rumah Sakit Jiwa Daerah

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat disimpulkan bahwa :

6.1.1 Pengkajian dilakukan dengan pengumpulan data secara sistematis, memilah

dan mengatur data yang dikumpulkan serta mendokumentasikan dengan

format yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil pengkajian yang didapat

pada klien 1 Tn.M daftar masalah keperawatan yang muncul diantaranya

resiko perilaku kekerasan, perubahan sensori persepsi: halusinasi

pendengaran dengan Tanda-tanda vital : Tekanan darah: 113/88 mmHg,

Nadi: 90 x/menit, Suhu: 36,8 °C, pernafasan: 18 x/menit, Berat badan: 61,5

kg, dan Tinggi badan: 166 cm. Sedangkan pada klien 2 Tn.S daftar masalah

keperawatan yang muncul diantaranya resiko perilaku kekerasan, perubahan

sensori persepsi: halusinasi pendengaran dengan Tanda-tanda vital: Tekanan

darah: 124/70 mmHg, Nadi: 102 x/menit, Suhu: 36,5 °C, Pernafasan: 20

x/menit, Berat badan: 55 kg dan Tinggi badan: 163 cm.

6.1.2 Diagnosis yang didapatkan disesuaikan dengan hasil analisis data, serta

data-data penunjang yang telah ditemukan pada klien. Pada Tn. M dan Tn. S

terdapat diagnosis keperawatan prioritas yang sesuai yaitu Perubahan

Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran.


6.1.3 Intervensi keperawatan dilakukan sesuai dengan diagnosis dan kondisi

klien. Intervensi keperawatan dapat disusun sesuai dengan rencana, hanya

saja pelaksanaan (implementasi) keperawatan yang tidak dapat sesuai

dengan pencapaian waktu yang telah ditentukan.

6.1.4 Implementasi keperawatan dilakuakn sesuai dengan intervensi yang telah

disusun sebelumnya. Walaupun, tidak seluruh rencana keperawatan dapat

dilaksanakan tetapi intervensi keperawatan dapat dilakukan dengan baik.

6.1.5 Evaluasi keperawatan dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP.

Pada Tn. M dan Tn. S evaluasi keperawatan dilakukan setiap hari, setelah

melakukan implementasi keperawatan. Hasil evaluasi pada klien 1 dan klien

2 teratasi dibuktikan dengan klien mampu menyebutkan dan

mempraktekkan dari strategi pelaksanaan 1 sampai dengan strategi

pelaksanaan 4.

6.2 Saran

Ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan, diharapkan saran ini

bisa diterima dan dipertimbangkan sebaik-baiknya untuk peningkatan kualitas

asuhan keperawatan pada tahap selanjutnya :

6.2.1 Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan informasi bagi

pelayanan kesehatan Rumah Sakit dalam mengambil kebijakan dan juga

dapat lebih meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang berfokus pada

klien dengan Skizofrenia Paranoid dalam setiap melakukan tindakan

keperawatan jiwa khususnya pada klien dengan masalah Perubahan Sensori

Persepsi: Halusinasi Pendengaran.


6.2.2 Institusi pendidikan

Hasil penelitian ini disarankan dapat sebagai sumber bacaan dan referensi di

perpustakaan Akademi Keperawatan Pangkalpinang dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan dimasa yang akan datang khususnya pada

mata kuliah keperawatan jiwa pada klien Skizofrenia Paranoid dengan

masalah Perubahan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran.

6.2.3 Mahasiswa

Hasil penelitian ini disarankan dapat menjadi tambahan wawasan ilmu

pengetahuan dan sebagai referensi bagi mahasiswa/mahasiswi Akademi

Keperawatan Pangkalpinang untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

pada mata kuliah keperawatan jiwa khusunya tentang Asuhan Keperawatan

Pada Klien Dengan Skizofrenia Paranoid Dengan Masalah Perubahan

Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran.

Anda mungkin juga menyukai