Anda di halaman 1dari 8

Panca Indera dan Pembentukan Persepsi

Dosen :

Fortuna Zain Hamid, S.E, M.Si

Mata Kuliah :

Perilaku Konsumen

Kelompok 2

ABT 7B:

Achmad Alfian 4517030065


Afifah 4517030025
Dania Chairani 4517030029

Program Studi Administrasi Bisnis Terapan, Jurusan Administrasi Niaga

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Jalan Prof Dr. G.A. Siwabessy, Kampus UI, Depok 16425


Telepon (021) 7270036, Hunting, Fax (021) 7270034
Laman : http://www.pnj.ac.id e-pos : humas@pnj.ac.id
A. Definisi Persepsi
Persepi didefinisikan sebagai suatu proses pemilihan, pengorganisasian, dan
penginterprestasian masukan informasi untuk menciptakan arti (Pride and Ferrel,
1997. H. 139). Sedangkan masukan informasi merupakan sensasi yang diterima
melalui pandangan, cita rasa, pendengaran, penciuman, dan sentuhan. Sebagai contoh
masukan informasi adalah iklan di papan yang kita lihat, propaganda yang kita
dengarkan melalui pengeras, keharuman ruangan yang kita cium, dan produk yang
kita sentuh. Menurut Gibson et al. (1996) persepsi adalah proses seseorang dalam
memahami lingkungannya yang melibatkan pengorganisasian dan penafsiran sebagai
rangsangan dalam suatu pengalaman psikologis. Peranan persepsi itu sendiri yaitu
berperan dalam penerimaan rangsangan, mengaturnya, dan menterjemahkan atau
menginterprestasikan rangsangan yang sudah teratur itu untuk mempengaruhi
perilaku dan membentuk sikap konsumen.
Seseorang akan mempunyai suatu persepsi terhadap sebuah produk apabila ia
mengetahui bahwa produk tersebut ditawarkan. Sumber informasinya dapat berasal
dari penjual, teman, iklan, dan sebagainya. Dalam kenyataan, perbedaan persepsi
tersebut akan menciptakan perilaku beli yang berbeda pula. Misalnya, sesorang yang
membeli mobil Peugeot (buatan Perancis) mempunyai persepsi bahwa mobil-mobil
buatan Jepang mempunyai model bagus. Namun sesbelum persepsi tersebut
diwujudkan dalam bentuk sikap tertentu, sering harus diolah melalui suatu proses
yang disebut proses pembelajaran.
Bagi konsumen yang rasional, presepsi tentang suatu produk selalu dikatain
dengan nilai yang ditawarkan oleh produk itu kemudian dibandingkan dengan
ongkosnya. Nilai yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen itu meliputi:
1) nilai produk,
2) nilai pelayanan,
3) nilai personel,
4) nilai citra.

Sedangkan ongkosnya mencakup:


1) harga monoter,
2) ongkos waktu,
3) ongkos psikis,
4) ongkos energi.
Jika nilai total dikurangi ongkos total mengahasilkan nilai negatif maka
konsumen menganggap bahwa produk itu mahal, meskipun jumlah uang yang secara
riil dibayarkan untuk membeli produk itu tidak terlalu besar (Kotler, 1997).
Pengolahan informasi dan persepsi konsumen adalah salah satu tahapan
dalam proses kognisi yang dilalui konsumen, dimulai dari semua stimulus diterima
hingga stimulus tersebut dimasukan ke dalam memory dan dapat dipergunakan
kembali untuk memberikan gambaran/persepsi yang lebih baik mengenai suatu
produk/jasa kepada konsumen. Bagian ini lebih lanjut akan dibahas lebih rinci
mengenai tahapan proses informasi mulai dari pemaparan, perhatian, pemahaman,
penerimaan dan retensi.
Konsumen melihat apa yang mereka harapkan untuk melihat dan apa yang
mereka harapkan untuk melihat tergantung pada kepercayaan umum dan stereotip.
Karena setiap kelompok (segmen) dan individu memiliki kepercayaan umum dan
stereotip yang berbeda-beda sehingga menimbulkan persepsi terhadap suatu
lingkungan pemasaran juga menjadi beragam. Oleh karena itu, marketer harus
menyadari perbedaan tersebut agar dapat menyesuaikan stimulus pemasaran (yakni
iklan, kemasan, harga dll) dengan persepsi mereka sehingga sesuai dengan segmen
yang ditargetkan. Dalam pemasaran, persepsi lebih penting daripada realitas karena
persepsi mampu mempengaruhi perilaku aktual konsumen.

B. Proses Panca Indera dan Pembentukan Persepsi


Proses informasi tercipta pada saat produsen memberikan suatu stimulus
berupa pemaparan (exposure), bila pemaparan tersebut menarik minat konsumen
maka konsumen akan memperhatikan, bila konsumen ingin menafsirkan stimulus
tersebut, maka konsumen akan masuk pada tahap pemahaman, dilanjutkan dengan
tahap penerimaan dan kemudian retensi. Apa yang didengar oleh telinga, apa yang
dilihat oleh mata dan apa yang dicium oleh hidung, itulah yang disebut dengan
stimulus. Tidak semua stimulus tersebut semua kita ingat dan simpan dalam ingatan
kita, karena kita sebagai konsumen melakukan proses pengolahan informasi. Stimulus
bisa berbentuk produk, nama merk, kemasan, iklan, nama produsen.
Stimuli (Rangsangan) eksternal merupakan bahan mentah yang diterima oleh
konsumen melalui beberapa saluran panca indera manusia yang berfungsi sebagai
sensory receptor atau sensor penyerap. Melalui sensor penyerap, bahan mentah
tersebut akan memicu terjadinya proses internal, yakni persepsi konsumen terhadap
stimuli-stimuli eksternal tersebut.
Bagan Proses Persepsi (Solomon, 2007)

Engel, Blackwell and Miniard (1995) dalam Sumarwan (2004) menyatakan


ada 5 tahap pengolahan informasi yaitu :
1. Pemaparan (exposure) merupakan pemaparan stimulus, yang menyebabkan
konsumen menyadari stimulus tersebut melalui pancainderanya.
2. Perhatian (attention) merupakan kapasitas pengolahan yang dialokasikan
konsumen terhadap stimulus yang masuk.
3. Pemahaman (comprehension) merupakan interpretasi terhadap makna stimulus.

4. Penerimaan (acceptance) merupakan dampak persuasif stimulus kepada


konsumen.
5. Retensi merupakan pengalihan makna stimulus & persuasi ke ingatan jangka
panjang.

Bentuk –bentuk panca indera terdiri dari :


1. Penglihatan : Alat indera merupakan alat utama dalam individu mengadakan
persepsi. Seseorang dapat melihat dengan matanya tetapi mata bukanlah satu-
satunya bagian hingga individu dapat mempersepsi apa yang dilihatnya, mata
hanyalah merupakan salah satu alat atau bagian yang menerima stimulus, dan
stimulus ini dilangsungkan oleh syaraf sensoris ke otak, hingga akhirnya individu
dapat menyadari apa yang dilihat. Sinar yang mengenai mata mempunyai sifat
gelombang, ada yang bergelombang pendek dan ada juga yang bergelombang
panjang. Di samping itu sinar juga mempunyai sifat kekuatan atau intensitas
gelombang yang bermacam-macam. Perbedaan dalam soal intensitas akan
membawa perbedaan dalam soal terang tidaknya sinar yang diterima. Perbedaan
panjang pendeknya gelombang akan membawa perbedaan dalam warna yang
dilihat.
2. Pendengaran : Telinga merupakan salah satu alat untuk dapat mengetahui sesuatu
yang ada di sekitarnya. Telinga dapat dibagi atas beberapa bagian yang maisng-
masing mempunyai fungsi atau tugas masing-masing seperti telinga luar yang
berfungsi untuk menerima stimulus dari luar, telinga tengah untuk meneruskan
stimulus yang telah diterima, dan telinga dalam sebagai reseptor dari stimulus dan
akan memberikan suatu respon atas apa yang telah diterima atau didengarnya.
3. Pencium : Sel-sel penerima atau reseptor bau terletak dalam hidung sebelah dalam.
Stimulusnya berwujud benda-benda yang bersifat khemis atau gas yang dapat
menguap, diterima oleh hidung kemudian diteruskan oleh syaraf ke otak.
4. Pengecap : Indera pengecap terdapat di lidah yang stimulusnya merupakan benda
cair. Zat cair itu kemudian dilangsungkan oleh syaraf sensoris ke otak, hingga
akhirnya orang dapat menyadari atau mempersepsi tentang apa yang dikecap itu.
Manusia bisa merasakan rasa pahit, asam, asin, dan manis.
6. Peraba : Indera ini dapat merasakan rasa sakit, rabaan, tekanan dan temperatur.
Rasa-rasa tersebut di atas merupakan rasa-rasa kulit yang primer, sedangkan di
samping itu masih terdapat variasi yang bermacam-macam. Stimulus ini akan
menimbulkan kesadaran akan lunak, keras, halus, kasar. Stimulus yang dapat
menimbulkan rasa sakit dapat bersifat khemis maupun electrical dan sebangsanya
yang pada pokoknya stimulus itu cukup kuat menimbulkan kerusakan pada kulit,
dan hal ini menimbulkan rasa sakit.

C. Pengaruh Stimulus Terhadap Persepsi

Setelah stimulus masuk dan diterina oleh panca indera, maka stimulus tersebut
akan diproses di dalam otak manusia untuk selanjutnya menimbulkan benak tertentu di
dalam hati dan pikiran konsumen, ketika sudah terbentuk suatu benak dan pemikiran
tertentu, maka persepsi yang dimiliki oleh konsumen juga akan berubah sesuai dengan
stimulus yang diterimanya sehingga akan timbul pula suatu persebpi baru yang nantinya
akan menentukan respon konsumen terhadap apa yang diterima oleh stimulusnya.

D. Pengaruh Situasi Terhadap Perilaku Konsumen

Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) mengemukakan bahwa pengaruh


situasi adalah pengaruh yang muncul dari faktor-faktor yang sangat terkait dengan waktu
dan tempat, yang tidak tergantung kepada konsumen dan karakteristik objek. Faktor situasi
yang memperngaruhi perilaku konsumen terbagi sebagai berikut :
1) Situasi sehari-hari : kebutuhan yang harus dipenuhi setiap hari oleh individu seperti
pangan sebanyak 3 kali sehari dan sandang untuk dipakai beraktifitas dan menutupi
dirinya. Tipe barang yang diperlukan untuk situasi ini adalah barnag konsumsi yang
bersifat rutin dan harus terpenuhi.
2) Situasi Keuangan : Situasi dimana seseorang memiliki atau tidak memiliki cukup uang
untuk membeli sesuatu. Jika seseorang mempunyai uang yang cukup maka ia akan
mampu memenuhi kebutuhannya terutama kebutuhan primer. Bahkan jika memeiliki
uang yang lebih maka orang tersebut mampu memenuhi kebutuhan lainnya yaitu
kebutuhan sekunder dan tersier yang mana akan mempermudah kehidupannya dan
aktifitas sehari-harinya. Jika seseorang kekurangan uang atau tidak memiliki uang yang
cukup maka hidupnya pun juga akan serba kekurangan dan bahkan bisa merugikan
dirinya dan berakibat fatal.
3) Situasi Interaksi : Terkadang orang akan membeli suatu produk ketika sedang
berinteraksi dengan orang lain. Dengan adanya interaksi tersebut maka akan tercipta
keinginan dari konsumen untuk membeli produk tersebut karena tertarik dengan
interaksi yang dilakukan oleh lawan bicaranya.
4) Situasi Kondisi Barang : Jika barangnya memiliki defect atau kecacatan maka otomatis
konsumen tidak akan mau membeli produk tersebut, dan jika kondisi barang tersebut
adalah barang yang diskon atau memili harga yang lebih rendah maka konsumen akan
tertarik dan berminat untuk membeli produk tersebut.

E. Tipe Situasi Konsumen

1) Situasi Komunikasi : Situasi komunikasi adalah suasana atau lingkungan dimana


konsumen memperoleh informasi atau melakukan komunikasi. Komunikasi pribadi
akan mencakupi percakapan yang mungkin diadakan oleh konsumen dengan orang
lain, seperti sales dengan konsumen.
2) Situasi Pembelian : Situasi pembelian adalah lingkungan yang dihadapi konsumen
ketika membeli produk dan jasa. Situasi pembelian akan mempengaruhi pembelian.
Seperti ketika sedang berada di konser musik maka konsumen bersedia mengeluarkan
uang berapa saja untuk membeli minum karena mereka haus dan penjual minuman
terbatas. Situasi ini berkaitan erat dengan pengaruh waktu dan lokasi.
3) Situasi Pemakaian : Merupakan situasi atau suasana ketika konsumsi terjadi, seperti
pakaian olahraga yang akan lebih banyak dibeli oleh orang berprofesi sebagai atlet atau
memang memiliki hobi berolahraga, karena pakaian tersebut akan dipakai dengan rutin
oleh para konsumen tersebut.
Daftar Pustaka

Sulistyowati, Eni. 2013. Motivasi dan Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian
Produk Industri Kerajinan Kulit Di Yogyakarta. Jurnal MAKSIPRENEUR,
Fakultas Ekonomi Universitas Proklamasi 45, Vol. II, No. 2.

Gregory, Richard. “Perception” in Gregory, Zangwill (1987)

Sunyoto, Danang. 2014. Praktik Riset Perilaku Konsumen. Jakarta. PT. Buku Seru.

Taan, Hapsawati.2017. Perilaku Konsumen dalam Berbelanja. Yogyakarta: Zahir

Ghoni, Abdul dan Tri Bodroastuti.2011. Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi, dan
Psikologi terhadap Perilaku Konsumen (Studi pada Pembelian Rumah di Perumahan
Griya Utama Bandardowo Semarang). Semarang. Jurnal. Hlm. 7 – 11.

Anda mungkin juga menyukai