Anda di halaman 1dari 15

Game Theory (Zero Sum Game)

Dosen :

Lieke Puspasari S.Sos, M.S.M

Mata Kuliah :

Teknik Pengambilan Keputusan

Kelompok 7

ABT 7B:

Alifia Azzahra 4517030054


Dania Chairani 4517030029
Waldo Dwi Putra 4517030063

Program Studi Administrasi Bisnis Terapan, Jurusan Administrasi Niaga

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Jalan Prof Dr. G.A. Siwabessy, Kampus UI, Depok 16425


Telepon (021) 7270036, Hunting, Fax (021) 7270034
Laman : http://www.pnj.ac.id e-pos : humas@pnj.ac.id
Teori Game
(Game Theory/Teori Permainan)

A. Game Theory
Game theory adalah studi tentang bagaimana pemain seharusnya secara
rasional memainkan game. Setiap pemain menginginkan permainan berakhir dengan
memberikan hasil yang menguntungkan. Dia memiliki sedikit kontrol terhadap hasil
yang dipengaruhi strategi yang dipilihnya. Namun, hasil tidak ditentukan oleh pilihan
strateginya saja tetapi juga tergantung kepada pilihan strategi pemain lainnya, dan
disinilah konflik dan kerja sama terjadi. Terjadi konflik karena pemain berbeda pada
umumnya akan mendapat nilai hasil yang berbeda. Terjadi peluang untuk bekerja
sama karena beberapa pemain secara bersama dapat melakukan koordinasi strategi
mereka untuk mendapatkan sebuah hasil dengan payoff yang lebih baik bagi mereka
(Straffin, 1993:1).
Game theory menganalisis bagaimana kita mengambil keputusan setelah
merespon keputusan yang diambil oleh pemain lain. Game theory membahas situasi
keputusan dengan dua atau lebih pengambil keputusan (decision maker) yang
berkompetisi. Game theory juga merupakan studi tentang model matematika yang
berkaitan dengan konflik maupun kerja sama antara para pembuat keputusan yang
cerdas dan rasional. Teori ini terkait dengan tindakan yang dilakukan oleh para
pengambil keputusan, dan mereka menyadari bahwa pilihan tindakan yang diambil
akan mempengaruhi satu sama lain.
Dalam teori ini payoff table diketahui oleh semua pemain dan juga ada best
strategy untuk setiap pemain yang merupakan strategi optimal mereka masing-
masing. Contoh game dalam permainan adalah seperti catur, bridge, sepakbola, dll.
Dalam korporasi contohnya adalah Apple vs Samsung. Dalam politik contohnya
adalah konflik antar negara.
Agar game dapat dimodelkan secara matematis, diperlukan elemen dasar dari
sebuah game atau yang biasa disebut juga sebagai Rules of The Game, yaitu:
1. Pemain/Player : pengambil keputusan dalam game (decision maker).
2. Tindakan/ Strategy : rencana aksi yang akan dilakukan oleh para pemain serta
aturan yang diperbolehkan dalam permainan.
3. Outcome: hasil yang diperoleh dari setiap keputusan.

1
4. Payoff : sebuah bilangan yang merepresentasikan derajat hasil (utilitas) yang
diinginkan atau dirasakan oleh pemain yang bersangkutan atau nilai yang bisa
diharapkan dari hasil penggunaan strategi.
5. Value of the game : keuntungan yang didapatkan oleh pemain yang ofensif dan
kerugian yang dirasakan oleh pemain yang defensif. Pemain yang berusaha
memaksimalkan outcome akan berada di sebelah kiri table dan pemain yang
berusaha meminimalkan outcome akan berada di bagian atas table.
6. Equilibrium : keseimbangan yang paling optimal dimana pemain tidak bisa lagi
mengubah posisinya.
Para pemain berusaha memaksimalkan payoff mereka, dengan cara memilih
strategi yang tepat berdasarkan informasi yang mereka miliki. Keadaan di mana setiap
pemain telah menentukan strategi yang optimal disebut kesetimbangan (equilibrium).
Dengan mengetahui kesetimbangan dari suatu game, pemodel dapat mengetahui
tindakan/strategi apa yang dipilih oleh para pemain yang terlibat, dan juga outcome
dari game tersebut.
Teori ini dipopulerkan oleh ahli matematika bernama John Forbes Nas. Jr,
peraih hadiah nobel bidang ekonomi tahun 1994. Beliau memperkenalkan istilah
keseimbangan “Nash” atau Nash Equilibrium. Nash equilibrium yaitu keseimbangan
yang tercapai, dimana setiap pemain dalam sebuah permainan tidak bisa lagi
memperbaiki posisinya untuk merespon apa yang dilakukan kompetitornya. Contoh
dari nash equilibrium adalah dilemma narapidana (prisoner’s dilemma).

Situasi
KOOPERATI
F
Game Theory
Situasi NON
KOOPERATI
F

Game theory kooperatif mencakup interaksi sosial yang kompetitif dimana


akan ada pihak yang menang/kalah atau suatu game yang pemainnya dapat
mengadakan komitmen yang saling mengikat (binding commitment). Sedangkan non-
kooperatif adalah situasi dimana dua perusahaan saling memperhitungkan
kemungkinan perilaku satu sama lain dengan masing-masing menetapkan harga.
Perbedaan antara kooperatif dan non kooperatif, yaitu dalam permainan kooperatif

2
kontrak yang mengikat mungkin terjadi, sedangkan dalam permainan non kooperatif,
kontrak tersebut tidak mungkin.

B. Zero Sum Game Theory


Zero Sum Game Theory adalah teori permainan dalam konflik ini
menggunakan prinsip solusi win-lose. Dalam teori ini, dua pihak yang terlibat
permasalahan merupakan pihak yang saling berhadapan untuk memperoleh keputusan
terbaik walaupun dengan kerugian pihak yang lain (dikenal sebagai zero sum game).
Teori permainan ini sangatlah kompetitif dimana jika satu pemain untung maka yang
lainnya akan rugi. Total keuntungan (gain) dari pemain – total kerugian (lost) = 0.
Zero sum game juga bisa disebut sebagai suatu sistem permainan dimana jika
keuntungan ditambahkan maka hasilnya adalah sama dengan kerugian pihak lawan, di
mana teori permainan ini menempatkan pihak lain menaggung beban atas pihak
satunya. Pada zero sum game, keuntungan yang didapatkan oleh seorang peserta
berasal dari kerugian peserta-peserta yang lain, dan juga sebaliknya, kerugian dari
seorang peserta menjadi keuntungan bagi peserta-peserta yang lain
Dalam teori Zero Sum jumlah payoff dari setiap pemain sama dengan nol.
Untuk game dengan 2 pemain, besar keuntungan di satu pihak sama dengan besar
kerugian di pihak lain. Semakin besar nilai payoff, semakin menguntungkan bagi
pemain. Untuk game zero-sum dengan 2 pemain, payoff dapat direpresentasikan
dalam bentuk matriks dan bimatriks.
Zero sum game juga dikenal sebagai suatu teori dimana akan ada pihak yang
menang dan ada pihak yang kalah. Dengan demikian tertera jelas terdapat unsur
spekulatif dalam suatu transaksi. Menggolongkan transaksi derivatif sebagai suatu
perjudian, akan membawa konsekwensi hukum yang tidak sesuai dengan hakikat
suatu transaksi derivatif. Konsekuensi hukuman dari perjudian adalah bahwa kontrak
atau perjanjian seperti itu tidak dapat dipaksakan pelaksanaannya menurut hukum,
dan apabila salah satu pihak telah melaksanakan prestasinya (membayar), maka dia
tidak dapat menuntut kembali apa yang telah dibayarkannya.

Contoh zero sum game yang terdiri dari dua pemain :


1. Ketika serikat pekerja negosiasi kontrak baru dengan management.
2. Dua tentara berpartisipasi dalam permainan perang.

3
3. Dua politisi berkonflik atas rancanangan UUD, satu berusaha mengamankan,
satunya berusaha untuk mengalahkan.
4. Brand A ingin meningkatkan marketshare untuk produk baru tapi kompetitor pasti
berusaha untuk meminimalkan keuntungan yang dapat diperoleh Brand A.
5. Kontraktor bernegosiasi pada pemerintah untuk kontrak dalam proyek, mungkin
yang menang pemerintahnya atau sebaliknya.

Contoh kasus zero sum game :


1. Perebutan pangsa pasar (market share) antara Indomie dan Mie Sedap.
2. Posisi awal pangsa pasar Indomie 90%, digempur oleh Mie Sedap sehingga
kehilangan 15% pangsa pasarnya.
3. Pada kondisi awal, Indomie kehilangan pangsa pasar sebesar 15%, yaitu (90%
menjadi 75%). Artinya Mie Sedap memperoleh 15% pangsa pasar mie instan di
Indonesia.
4. Indomie: Mengeluarkan produk baru.
5. Mie Sedap: Meningkatkan anggaran pemasaran.
6. Dalam zero sum game keuntungan yang diterima salah satu pemain adalah sebesar
kerugian yang diderita pemain lain (lawan), dimana total pay-off value-nya sama
dengan nol.

4
C. Pure Strategy Game
Pure strategy game adalah permainan ketika setiap pemain di dalam game
mengadopsi single stategy sebagai strategi optimal mereka. Nilai dari pure strategy
game sama untuk kedua pemain baik pemain offensive maupun defensive. Strategi ini
adalah kebalikan dari mixed strategy yang mana pemain menggunakan strategi yang
beragam apabila game dimainkan beberapa kali. Offensive player adalah pemain yang
berusaha memaksimalkan, posisinya yang berada di sebelah kiri (dalam gambar
berarti dia athlete/agent), sedangkan defensive player adalah pemain yang berusaha
meminimalkan outcome ada di paling atas (general manager). Jadi offensive player
akan menggunakan maximin strategy atau strategi dengan hasil minimum terbesar.
Sedangkan defensive player akan menggunakan minimax strategy atau strategi
dengan hasil maksimum terkecil.

*) Maximin : cari yang minimum payoff offensive player-nya. Kalau menggunakan


strategi 1 $30.000 dan strategi 2 $20.000.

*) Minimax :cari yang paling maksimum payoff defensive player-nya. Kalau


menggunakan strategi A $60.000, strategi B $40.000, dan strategi C $30.000.

Maximize Offensive Kiri Atlet Maximin

General
Minimize Defensive Atas Minimax
Manager

Kesimpulan dari pure strategy game ini adalah bahwa strategi optimal akan
menghasilkan payoff yang sama bagi kedua pemain atau memiliki hasil payoff yang
seimbang. Dalam pure strategy game terdapat juga Dominant Strategy yaitu strategi
yang inferior terhadap sejumlah strategi lain, untuk setiap strategi yang dipilih lawan

5
(dengan kata lain, payoff strategi tersebut ≤ payoff sejumlah strategi lainnya). Pada
Pure Strategy, strategi optimal yang telah dihasilkan oleh tiap pemail berdasarkan
payoff yang sama akan disebut sebagai Equilibrium atau Saddle Point. Equilibrium
dalam game ini secara bersamaan merupakan minimum dari satu baris dan maksimum
dari satu kolom.

D. Metode Maksimin dan Minimaks

Prinsip maksimin untuk keuntungan dan prinsip minimaks untuk kerugian.


Menurut prinsip maksimin, pemain A adalah pesimistik, sehingga akan memilih
strategi yang memaksimumkan keuntungan dari kemungkinan pay off yang minimum.
Pada waktu yang sama, B berusaha meminimumkan kerugian dari kerugian yang
diperkirakan maksimum.
Dalam menentukan metode yang digunakan untuk menyelesaikan sebuah
permainan, pertama dilihat apakah permainan tersebut mempunyai titik sadel (titik
keseimbangan). Titik sadel adalah nilai dimana kemenangan yang diperoleh oleh
pemain A dapat diterima oleh pemain B atau sebaliknya. Metode minimaks dan
maksimin digunakan untuk mencari titik sadel.

Contoh :

Pay off strategi A dan B

Strategi B
Minimum
B1 B2
Baris
A1 7 1 1
Strategi A A2 8 10 8 Maksimin
A3 3 11 3
Maksimim kolom 8 11
Minimaks

Jika pemain A memainkan strategi pertama maka A akan memperoleh 7 atau 1


tergantung pada strategi yang dipilih oleh B. Tetapi dapat dipastikan A akan
memperoleh setidaknya minimal {7,1} = 1 tanpa bergantung pada strategi yang
dipilih B. Demikian pula apabila A memilih strategi kedua maka A akan memperoleh
setidaknya minimal {8,10} = 8, dan jika A memilih strategi ketiga maka A akan

6
memperoleh setidaknya min {3,11} = 3. Jadi nilai minimum di setiap baris mewakili
keuntungan minimum yang didapat A jika memainkan strategi murni. Nilai-nilai
tersebut ditunjukkan dalam contoh diatas pada “minimum baris”. Dengan memilih
strategi yang kedua, pemain A memaksimumkan keuntungan minimumnya, dan
keuntungan ini diketahui max {1,8,3} = 8. Pemilihan pemain A disebut strategi
maksimin dari permainan.
Sebaliknya pemain B ingin meminimumkan kerugian , jika B memilih strategi
pertama, B akan memengalami kerugian tidak lebih dari maksimal {7,8,3} = 8 tanpa
bergantung pada strategi yang dipilih A. Dan jika memainkan strategi kedua, B akan
mengalami kerugian tidak lebih dari maksimal {1,10,11} = 11. Hasil yang
bersesuaian ditunjukkan dalam contoh tersebut pada “maksimum kolom”. Jadi pemain
B akan memilih strategi yang meminimumkan kerugian maksimumnya, yaitu
diketahui min {8,11} = 8. Pemilihan pemain B disebut strategi minimaks dan
kerugiannya disebut nilai minimaks. Dalam contoh titik sadel terdapat pada baris
kedua kolom pertama yaitu elemen a 21=8. Hal ini dapat terjadi karena pemain A akan
mendapatkan keuntungan yang paling besar jika memilih strategi 2, maka pemain B
akan meminimumkan kerugian maksiminnya dengan memilih strategi pertama.
Secara umum jika pemain A mempunyai m strategi dan peman B mempunyai
n strategi. Elemen a ij merupakan besarnya pay off yang diterima oleh A (Taha, 1996).

Jika pemain A memilih strategi i maka paling sedikit A akan memenangkan min j { aij }
pemain A akan memilih strategi yang akan memberikan nilai maksimum yaitu :

max a
i
{ ij } pemain B akan memilih strategi yang meminimumkan kerugian yaitu :

min i max a
{ ij } . Jika diperoleh suatu elemen a kl dimana :
j i

a ij= min i max { a ij } =min i max { aij }


i j j i
maka elemen a kl dikatakan sebagai titik sadel. Dalam suatu permainan dimana nilai
maksimin sama dengan nilai minimaks, strategi murni yang bersangkutan disebut
strategi optimum dan permainan tersebut dikatakan mempunyai titik sadel. Nilai
permainan pada strategi murni yang optimum sama dengan nilai maksimin dan nilai
minimaks tersebut.

E. Permainan Strategi Campuran (Mixed Strategi Games)

7
Dalam permainan yang menggunakan strategi campuran (mixed strategy),
setiap pemain tidak mengetahui stategi apa yang akan digunakan oleh pemain lain,
setiap pemain akan berusaha erumuskan suatu strategi yang nilai pay off-nya tdak
berpengaruh terhadap strategi yang dipilih pemain lawan.
Langkah pertama terapkan metode maksimin dan minimaks. Permainan
strategi campuran terjadi apabila nilai maksimin tidak sama dengan nilai minimaks,
maka games ini tidak memilik titik sadel atau strategi murni bukan merupakan strategi
optimal, sebagai gantinya keseimbangan dapat dicapai jika menggunakan mixed
strategi. Langkah berikutnya, terapkan strategi dominan, dengan harapan ukuran
matriks pay off dapat diperkecil.

Contoh :

Minimum
Perusahaan B Maksimin
Baris
B1 B2 B3
A1 2 5 7 2 2
Perusahaan A A2 -1 2 4 -1
A3 6 1 9 1
Maksimum 6 5 9
kolom Minimaks ≠ Maksimin
Minimaks 5

Dari table diatas, diketahui bahwa nilai maksimin tidak sama dengan nilai minimaks.
Oleh karena itu, tidak dapat diketemukan titik pelana. Kemudian dengan menerapkan
aturan dominan, strategi B3 didominasi oleh B2, sehingga kolom B3 dapat
dihilangkan. Kemudian strategi A2 juga didominnasi oleh strategi A1 sehingga baris
A2 dapat dihilangkan. Matriks permainan telah berubah menjadi permainan 2x2,
seperti table dibawah ini.

Matriks permainan yang direduksi

Perusahaan B Minimum Maksimin


Baris

8
B1 B2

A1 2 5 2 2
Perusahaan A
A3 6 1 1
Maksimum 6 5
kolom Minimaks ≠ Maksimin
Minimaks 5

Pada table diatas tidak ada titik pelana maka permainan dapat dipecahkan dengan
menerapkan konsep strategi campuran. Penyelesaian permainan dapat dilakukan
dengan :

1. Metode grafik
Semua permainan 2 x n (yaitu, pemain baris mempunyai dua strategi dan pemain
kolom mempunyai n strategi) dan permainan mx2 (yaitu pemain baris mempunyai
m strategi dan pemain kolom mempunyai 2 strategi) dapat diselesaikan secara
grafik.

2. Metode analisa
Pendekatan ini bertujuan mengembangkan pola strategi campuran agar
keuntungan atau kerugian yang dialami kedua perusahaan adalah sama. Pola ini
dikembangkan dengan menentukan suatu distribusi probabilitas untuk strategi-
strategi yang berbeda. Nilai-nilai profitabilitas ini memungkinkan untuk
ditemukannya strategi campuran yang optimum. Nilai-nilai profitabilitas dapat
dihitung dengan cara berikut.
Misalkan matriks pay off pemain A dan pemain B adalah sebagai berikut :

Matriks pay off permainan

STRATEGI PEMAIN B
B1 B2
STRATEGI A1 a b
A2 c d
PEMAIN A

9
Matriks permainan diatas dapat diselesaikan menggunakan metode analisis
sebagai berikut :

Untuk perusahaan A :

Anggaplah bahwa digunakan strategi A1 dengan Profitabilitas p, dan untuk A3


dengan profitabilitas 1-p. Anggap bahwa B menggunakan strategi B1, maka
keuntungan yang diharapkan A adalah :

Bila, apapun strategi yang digunakan A, perusahaan B meresponnya dengan


strategi S1, maka :

2p + 6 (1 – p) = 2p + 6 – 6p = 6 – 4p

Bila, apapun strategi yang digunakan A, perusahaan B meresponnya dengan


strategi S2, maka :

5p + 1 (1 – p) = 5p + 1 – 1p = 1 + 4p

Bila kedua hasil persamaan tersebut digabungkan, maka :

6 – 4p = 1 + 4p

5 = 8p

P = 5/8

= 0,625

Dan apabila nilai p = 0,625 maka nilai (1 – p) adalah (1 – 0,625) = 0,375


sehingga kedua nilai profitabilitas untuk strategi S1 dan S3 milik perusahaan A
sudah diketahui nilainya. Apabila kedua nilai profitabilitas tersebut dimasukkan
dalam kedua persamaan diatas, maka keuntungan yang diharapkan oleh
perusahaan A adalah :

Dengan persamaan ke-1 Dengan persamaan ke-2

= 2p + 6 (1 – p) = 5p + 1(1 – p)

10
= 2 (0,625) + 6 (0,375) = 5 (0,625) + 1 (0,375)

= 3,5 = 3,5

Perlu diperhatikan, bahwa keduanya menghasilkan keuntungan yang diharapkan


adalah sama, yakni sebesar 3,5. Sebelum menggunakan strategi campuran ini
keuntungan perusahaan A hanya sebesar 2, berarti dengan digunakan strategi
campuran ini, keuntungan perusahaan A bisa meningkat 1,5 menjadi 3,5.

Untuk perusahaan B :

Dengan cara serupa, dapat dihitung pay off yang diharapkan untuk perusahaan B.
profitabilitas untuk strategi B1 adalah q dan B2 adalah 1-q. Bila apapun strategi
yang digunakan B, perusahaan A meresponnya dengan strategi S1, maka :

2q + 5(1 – q) = 2q + 5 – 5q = 5 – 3p

Bila, apapun strategi yang digunakan B, perusahaan A meresponnya dengan


strategi S3, maka :
6q + 1 (1 – q) = 61 + 1 – 1q = 1 + 5p

Bila kedua hasil persamaan tersebut digabung, maka :

5 – 3q = 1 + 5q

4 = 8q

Q = 4/8

= 0,5

Dan apabila nilai p = 0,5, maka nilai (1 – p) adalah (1 – 0,5) = 0,5 sehingga kedua
nilai profitabilitas untuk strategi S1 dan S2 milik perusahaan B sudah diketahui
nilainya.

Apabila kedua nilai profitabilitas tersebut dimasukan ke dalam kedua persamaan di


atas, maka kerugian minimal yang diharapkan oleh perusahaan B adalah :

Dengan persamaan ke-1 Dengan persamaan ke-2

= 2q + 5 (1 – q) = 6q + 1(1 – q)

11
= 2 (0,5) + 5 (0,5) = 6 (0,5) + 1 (0,5)

= 3,5 = 3,5

Perlu diperhatikan, bahwa keduanya menghasilkan kerugian minimal yang


diharapkan adalah sama, yakni sebesar 3,5. Sebelum menggunakan strategi
campuran ini kerugian minimal perusahaan B adalah sebesar 5, berarti dengan
digunakan strategi campuran ini, kerugian minimal perusahaan B bisa menurun
sebesar 1,5 menjadi 3,5.

3. Metode Aljabar Matriks


Metode aljabar matriks adalah cara lain untuk menyelesaikan suatu permainan
yang mempunyai matriks segi empat atau ordo 2 x 2.
4. Metode Program Linear
Metode grafik, analisis, dan aljabar matriks memiliki ruang lingkup agak terbatas.
Untuk menyelesaikan permainan strategi campuran dengan ordo 3 x 3 atau ordo
yang lebih besar, dapat mempergunakan linear programing.

F. Keseimbangan Nash (Nash Equilibrium)


Titik sadel (saddle point) adalah istilah yang digunakan pada permainan
berjumlah nol dua pemain, sedangkan pada permainan berjumlah tak nol digunakan
istilah titik keseimbangan Nash (Nash Equilibrium). Keseimbangan Nash
menggambarkan kondisi dimana satu pihak mengambil keputusan berdasarkan
keputusan pihak lain. Pembahasan sebelumnya menunjukkkan bahwa untuk
menentukan titik keseimbangan Nash masih digunakan pemikiran pada permainan
dua pemain.

G. Keseimbangan Nash Murni (Pure Nash Equilibrium)

Titik keseimbangan murni Nash adalah kondisi dimana masing-masing pemain


memainkan satu strategi secara pasti. Pada contoh di bawah untuk mencari
keseimbangan murni Nash dimisalkan elemen paling besar atau sama besar pada
matriks diberi tanda #. Contohnya pada (A1, B1) komponennya adalah (−2, 3) dan

12
(A1, B2) komponennya adalah (1, 2), karena 3 merupakan nilai terbesar pada
komponen kedua yang menyatakan pay off bagi B maka nilai 3 diberi tanda #.
Kemudian dilihat pada komponen pertama yang menyatakan pay off bagi pemain A,
contohnya pada kolom pertama (−2, 3), (4, 3), dan (2/3, 2), nilai 4 merupakan nilai
terbesar maka 4 diberi tanda #. Titik keseimbangan Nash adalah dimana setiap
kemungkinan pay offpada semua komponen mempunyai tanda #.

Contoh :

Strategi B

B1 B2
A1 (−2, 3#) (1, 2)
A2 (4#,3#) (2, 1)
A3 (2/3,2#) (3#, 1)

Pada elemen (4, 3) semua komponen mempunyai tanda #. Sehingga dapat


disimpulkan bahwa (4, 3) adalah titik keseimbangan Nash karena elemen tersebut
merupakan hasil optimum bagi kedua pemain.

13
Daftar Pustaka

Sari, Kartika, Ni Ketut Tari Tastrawati, dan Ahmad Saifuddin. 2018. Penerapan Konsep Teori
Permainan (Game Theory) Dalam Pemilihan Strategi Kampanye Politik
(Studi Kasus : Strategi Pemenangan Pemilukada Dki Jakarta Tahun 2017). E-Jurnal
Matematika, Universitas Udayana. Vol. 7, No. 2.
Situmorang, James R. 2015. Penggunaan Game Theory dalam Ilmu Sosial. Jurnal
Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Katolik
Parahyangan. Vol.11, No. 2.
Rochimah, Nur Aini. 2020. ZERO SUM GAME PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi
Kasus Di Kids Fun Island Toserba Laris Kartasura). Fakultas Syariah, Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta.

Mustaqim, Kiki. (2013). Aplikasi Konsep Teori Permainan Dalam Pengambilan Keputusan
Politik Universitas Pendidikan Indonesia. (Universitas Pendidikan Indonesia).

Teori Permainan. Muhlis Tahir. Modul Universitas Gunadarma.

Teori Game. Ahmad Sabri. Modul Universitas Gunadarma.

http://repository.upi.edu/366/6/S_FPMIPA_0700085_CHAPTER%203.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai