①
Pertama, jika saya memberikan upaya yang maksimum, akankah diakui
dalam penilaian kinerja saya? Bagi banyak pekerja, jawabannya adalah
“tidak”. Mengapa? Tingkat keahlian mereka kurang, yang mana berarti
bahwa tidak peduli seberapa kerasnya mereka berusaha, mereka tidak
akan memiliki kinerja yang tinggi.
Contoh-contoh ini menyarankan bahwa orang hanya akan termotivasi
apabila mereka memandang ada kaitan antara upaya mereka dengan
kinerja mereka.
Kerangka teori tiga hubungan ini sebagaimana pertanyaan dari para
pekerja yang perlu dijawab jika ingin memaksimalisasi motivasi.
① ②
Kedua, jika saya memperoleh penilaian kinerja yang baik, akankah
mengarahkan pada imbalan organisasi? Banyak imbalan organisasi di
samping kinerja. Ketika gaji didasarkan pada faktor-faktor misalnya
senioritas, dapat bekerja sama, atau “berpura-pura” di depan bos, para
pekerja cenderung untuk melihat hubungan kinerja-imbalan lemah dan tidak
termotivasi.
Kerangka teori tiga hubungan ini sebagaimana pertanyaan dari para
pekerja yang perlu dijawab jika ingin memaksimalisasi motivasi.
① ② ③
Terakhir, jika saya diberikan imbalan, apakah imbalan tersebut menarik
bagi saya? Pekerja bekerja keras tidak hanya dengan harapan akan
memperoleh promosi tetapi juga memperoleh kenaikan gaji. Atau pekerja
menginginkan pekerjaan yang lebih menarik dan menantang tetapi hanya
menerima sedikit kata-kata pujian.
Tampilan 7-6
Mengintegrasikan Teori-Teori Motivasi Kontemporer
Teori ekpektansi memprediksikan para pekerja akan mengerahkan segenap
usaha keras jika mereka menganggap ada hubungan yang kuat antara upaya
dengan kinerja, kinerja dengan imbalan, dan imbalan dengan terpenuhinya
tujuan pribadi.