Anda di halaman 1dari 15

Nama : Ine Mutiara Samosir

NIM : 01010581822047
Kelas : 5A1
Mata Kuliah : Penganggaran Perusahaan
Nama Dosen : Dr. Hj. Relasari S.E.,M.Si.,Ak.

Ringkasan Materi Penganggaran Usaha

BAB 1 Gambaran Umum


Budget atau Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi
seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku
untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. Unsur-unsur budget terdiri dari :
1. Rencana
Rencana adalah suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan yang
akan dilakukan di waktu yang akan datang
2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan
Kegiatan perusahaan meliputi kegiatan pemasaran, kegiatan produksi, kegiatan
pembelanjaan, kegiatan administrasi, dan kegiatan masalah personalia
3. Dinyatakan dalam unit moneter
Yaitu unit yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka
ragam. Dinyatakan dalam “Rupiah atau Rp”. Selain itu bisa juga seperti kg, meter, dll.
4. Jangka waktu tertentu yang akan datang
Menurut waktu, budget ada dua macam, yaitu :
a. Budget Strategis yaitu budget yang berlaku untuk jangka panjang
b. Budget Taktis yaitu budget yang berlaku untuk jangka pendek

Kegunaan budget adalah sebagai berikut :


1. Adanya perencanaan terpadu
Anggaran perusahaan dapat digunakan sebagai alat untuk merumuskan rencana
perusahaan dan untuk menjalankan pengendalian terhadap berbagai kegiatan
perusahaan secara menyeluruh. Dengan demikian, budget merupakan suatu alat
manajemen yang dapat digunakan baik untuk keperluan perencanaan maupun
pengendalian.
2. Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan
Budget sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan
tugas dan target-target yang harus dicapai oleh para karyawan dalam jangka waktu
tertentu yang akan datang. Budget yang disusun dengan baik akan membuat bahawan
menyadari bahwa manajemen memiliki pemahaman yang baik tentang operasi
perusahaan dan bawahan akan mendapatkan pedoman yang jelas dalam melaksanakan
tugasnya.
3. Sebagai alat pengkoordinasian kerja
Penganggaran dapat memperbaiki koordinasi kerja intern perusahaan. Budget
berfungsi sebagai alat manajemen untuk mengkoordinasikan kerja seluruh bagian
dalam perusahaan, agar saling menunjang, saling bekerja sama secara sinergis, dalam
rangka menuju sasaran yang telah ditetapkan.
4. Sebagai alat pengawasan (evaluasi) kerja
Budget berfungsi sebagai tolak ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai
(evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan nanti. Ini berarti bahwa budget berfungsi
sebagai alat manajemen untuk menilai kinerja para karyawan dalam menjalankan
tugas dan kewajiban yang telah dibebankan kepada mereka. Dengan membandingkan
antara apa yang tertuang dalam budget, dengan apa yang telah dicapai oleh realisasi
kerja karyawan, dapat dinilai bahwa perusahaan telah sukses dalam menjalankan
kerja, ataukah kurang sukses bekerja. Apakah perusahaan telah bekerja secara efisien,
ataukah bekerja kurang efisien. Dari analisis perbandingan tersebut akan dapat
diketahui pula sebab-sebab terjadinya penyimpangan-penyimpangan antara budget
dan realisasinya. Dengan demikian dapat diketahui kelemahan-kelemahan dan
kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan. Hal ini akan sangat berguna bagi
manajemen untuk menyususn rencana-rencana atau kebijakan-kebijakan di waktu
yang akan datang.
Fungsi budget adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Perencanaan
Budget merupakan alat perencanaan tertulis menuntut pemikiran yang teliti dan akan
memberikan gambaran yang lebih nyata atau jelas dalam unit dan uang. Sebagai
contoh, yaitu dengan merencanakan laba yang setinggi-tingginya. Dalam budget,
rencana laba yang setinggi-tingginya tersebut dirumuskan secara teliti dan nyata, yaitu
dinyatakan secara kuantitatif.
2. Fungsi Pelaksanaan
Budget merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga setiap pekerjaan
yang ada dalam kegiatan di perusahaan akan dapat dijalankan secara selaras dalam
upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, budget penting untuk
menyelaraskan (koordinasi) setiap bagian kegiatan, seperti: bagian pemasaran, bagian
umum, bagian produksi dan bagian keuangan. Apabila salah satu bagian (departemen)
saja tidak dapat melaksanakan tugas sesuai dengan yang telah direncanakan, maka
mengakibatkan bagian (departemen) yang lain juga tidak dapat melaksanakan
tugasnya secara selaras, terarah, dan terkoordinir sesuai yang direncanakan atau yang
telah disepakati dalam budget. Hal tersebut menunjukkan peran aktif dari budget
sebagai alat pengkoordinasian kerja dalam membantu manajemen perusahaan
melaksanakan fungsi dan tugasnya.
3. Fungsi Pengawasan
Budget berfungsi sebagai alat pengawasan (Controlling), yang berarti mengevaluasi
(menilai) setiap pelaksanaan pekerjaan, dengan cara memperbandingkan realisasi
dengan rencana (budget) dan melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu
(apabila terdapat penyimpangan yang merugikan).

Cara penyusunan budget adalah sebagai berikut.


Budget yang baik dalam penyusunanya memiliki syarat-syarat yang harus terpenuhi, yaitu :
1. Realistis, artinya tidak terlalu optimis dan tidak terlalu pesimis.
2. Luwes, artinya tidak kaku dan mudah untuk disesuaikan dengan keadaan yang mudah
berubah.
3. Continue, artinya membutuhkan perhatian secara terus menerus.
4. Mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif.
5. Mempunyai kemampuan untuk memberikan motivasi kepada para anggotanya.
6. Mempunyai kemampuan untuk mendorong adanya partisipasi.

Terdapat dua cara yang digunakan dalam penyusunan budget, yaitu :


1. Top-Down Budgeting, yaitu cara penyusunan budget yang ditentukan oleh pimpinan
tertinggi perusahaan dengan sedikit atau tanpa ada konsultasi dengan manajer tingkat
bawah.
2. Bottom-Up Budgeting, yaitu cara penyusunan budget yang disiapkan oleh pihak yang
akan melaksanakan budget tersebut.
Ada beragam alasan mengapa sebuah perusahaan harus melakukan budgeting untuk
meningkatkan produktivitasnya. Berikut adalah alasannya :
1. Mampu menjadi pedoman kerja
2. Review keuntungan
3. Membantu evaluasi kerja
4. Membantu koordinasi kerja

Selain dari keempat alasan diatas, budget sangat penting karena untuk membantu pelaksana
dalam merencanakan kegiatan dan memberikan gambaran awal seberapa besar dana yang
akan dikeluarkan untuk mewujudkan kegiatan tersebut sebagai pertanggungjawaban sehingga
penyimpangan-penyimpangan yang dapat diminimalisasi.

Hubungan budget dengan manajemen


Manajemen berhubungan dengan mengadakan perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pengarahan dan pembimbingan (directing), pengkoordinasian (coordinating),
dan pengawasan (controlling) terhadap orang-orang untuk mencapai suatu tujuan tertentu
yang telah ditetapkan.

5 Fungsi Manajemen adalah sebagai berikut :


1. Menyusun rencana untuk dijadikan sebagai pedoman kerja (planning)
2. Menyusun struktur organisasi kerja yang merupakan pembagian wewenang dan
tanggung jawab kepada para personil perusahaan (organizing)
3. Membimbing, memberi petunjuk dan mengarahkan para karyawan (directing)
4. Menciptakan koordinasi dan kerjasama yang serasi di antara semua bagian-bagian
yang ada dalam perusahaan (coordinating)
5. Mengadakan pengawasan terhadap para karyawan di dalam merealisasikan apa yang
tertuang dalam rencana perusahaan yang telah ditetapkan (controlling)

Keuntungan dalam penyusunan anggaran adalah sebagai berikut :


1. Hasil yang diharapkan dari suatu rencana tertentu dapat diproyeksikan sebelum
rencana tersebut dilaksanakan.
2. Dalam menyusun anggaran, diperlukan analisis yang sangat teliti terhadap setiap
tindakan yang akan dilakukan
3. Anggaran merupakan penelitian unjuk kerja sehingga dapat dijadikan patokan untuk
menilai baik buruknya suatu hasil yang diperoleh
4. Anggaran memerlukan adanya dukungan organisasi yang baik sehingga setiap
manajer mengetahui kekuasaan, kewenangan, dan kewajibannya
5. Mengingat setiap manajer dan.atau penyelia dilibatkan dalam penyusunan anggaran,
maka memungkinkan terciptanya perasaan ikut berperan.

Kelemahan dalam penyusunan anggaran adalah sebagai berikut :


1. Dalam menyusun anggaran, penaksiran yang dipakai belum tentu tepat dengan
keadaan yang sebernarnya
2. Sering kali keadaan yang digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran mengalami
perkembangan yang jauh berbeda daripada yang direncanakan
3. Karena penyusunan anggaran melibatkan banyak pihak, maka secara potensial dapat
menimbulkan persoalan-persoalan hubungan kerja yang dapat menghambat proses
pelaksanaan anggaran
4. Penganggaran tidak dapat terlepas dari penilaian subyektif pembuat kebijakan
terutama pada saat data dan informasi tidak lengkap atau cukup

BAB 2 Forecasting Budgeting


Forecasting budgeting adalah budget yang berisi taksiran-taksiran (forecast) tentang
kegiatan-kegiatan perusahaan dalam jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang serta
berisi taksiran-taksiran tentang keadaan atau posisi finansial perusahaan pada suatu saat yang
akan datang.

Kelompok budget terdiri dari 2,yaitu :


1. Budget Operasional
Yaitu budget yang berisi taksiran-taksiran tentang kegiatan perusahaan dalam jangka
waktu tertentu yang akan datang.
Budget operasional terdiri dari 2 yaitu :
a. Budget induk laba rugi
Yaitu budget tentang penghasilan dan biaya yang berisi taksiran secara garis
besar dan kurang dijabarkan secara terperinci.
b. Budget penunjang laba rugi
Yaitu budget tentang penghasilan dan biaya yang berisi taksiran lebih rinci
seperti rincian bulanan, rincian jenis bahan baku.

Dalam hal ini, budget operasional memiliki kegiatan-kegiatan yang meliputi :


a. Sektor penghasilan
b. Yaitu pertambahan aktiva perusahaan yang mengakibatkan bertambahnya
modal sendiri tetapi bukan karena penambahan setoran modal baru dari
pemilik.
c. Sektor biaya
Yaitu pengurangan aktiva perusahaan yang mengakibatkan berkurangnya
modal sendiri tetapi bukan karena pengurangan modal oleh para pemilik dan
bukan pengurangan aktiva karena utang.

Budget terdiri dari 5 jenis yaitu :


1. Budget Penjualan
2. Budget Produksi
3. Budget Bahan Baku
4. Budget Tenaga Kerja
5. Budget Biaya Overhead Pabrik (BOP)

BAB 3 Budget Penjualan


Budget penjualan adalah budget yang merencanakan secara sistematis dan lebih
terperinci tentang penjualan perusahaan selama periode tertentu yang akan datang.
Secara umum, budget penjualan digunakan sebagai pedoman kerja, sebagai alat manajemen
untuk menciptakan koordinasi kerja, dan sebagai alamat manajemen untuk melakukan
evaluasi dan pengawasan kerja. Anggaran penjualan merupakan dasar penyusunan anggaran
lainnya. Agar anggaran penjualan dapat disusun, langkah awal yang harus ditempuh adalah
menetapkan target penjualan.
Suatu perusahaan perlu menyusun anggaran penjualan karena untuk mengurangi
ketidakpastian di masa depan.
Secara khusus, tujuan budget penjualan adalah :
1. Sebagai dasar untuk menyusun budget unit yang akan diproduksi, karena jumlah unit
yang akan diproduksi oleh perusahaan ditentukan oleh berapa banyak perusahaan
yang bersangkutan mampu menjual
2. Sebagai dasar untuk menyusun budget kas, karena penjualan tunai akan
mengakibatkan pemasukan kas
3. Sebagai dasar untuk menyusun budget piutang, karena penjualan kredit akan
mengakibatkan bertambahnya piutang perusahaan

Ada beberapa metode dalam menyusun anggaran penjualan, yaitu


1. Metode trend bebas
Digunakan sebagai analisis pendahuluan yang akan memberikan gambaran awal dari
suatu permasalahan yang dihadapi
2. Metode trend semi average
Dalam metode ini hanya menggunakan data yang jumlahnya genap. Mekanisme
dalam metode ini yaitu, membagi data yang ada menjadi dua kelompok, dari tiap
kelompok dicari rata-ratanya, memberi score terhadap waktu yang terkait dengan
penjualan, melanjutkan pemberian score pada kelompok data yang kedua, dan
membentuk persamaan Y = a + bx
3. Metode trend moment
Metode ini menggunakan persamaan Y = a + bx. Dalam hal ini, tidak mensyaratkan
jumlah data yang ada. Dalam mencari koefisien a dan b digunakan persamaan :
 ΣY = n.a + b.ΣX
 ΣXY = a. ΣX + b. ΣX2
4. Metode least square
Terdapat pembagian data menjadi 2 kelompok, yaitu :
 Data genap, nilai X nya ...,-5,-3,-1,1,3,5,...
 Data ganjil, nilai X nya ...,-2.-1,0,1,2,...
Mencari koefisen a dan b dicari dengan rumus :
ΣY ΣXY
a= b=
n ΣX 2

Faktor-faktor yang memperngaruhi anggaran penjualan adalah sebagai berikut :


1. Faktor Intern
a. Penjualan tahun-tahun yang lalu
b. Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan
c. Kapasitas produksi dan kemungkinan perluasannya
d. Tenaga kerja yang dimiliki
e. Modal yang tersedia
f. Fasilitas-fasilitas lain
2. Faktor Ekstern
a. Keadaaan persaingan di pasar
b. Posisi keuangan dalam persaingan
c. Tingkat pertumbuhan penduduk
d. Tingkat penghasilan masyarakat
e. Elastisitas permintaan terhadap harga barang yang dihasilkan perusahaan
f. Agama, adat isitiadat, dan kebiasaan masayarakat
g. Kebijakan pemerintah
h. Keadaan perekonomian nasional/internasional
i. Kemajuan teknologi, barang-barang substisusi, selera konsumen

BAB 4 Budget Produksi


Budget produksi adalah suatu perencanaan secara terperinci mengenai jumlah unit
produk yang akan di produksi selama periode yang akan datang, yang didalamnya mencakup
rencana mengenai jenis, jumlah, waktu produksi akan dilakukan. Anggaran produksi sangat
penting dalam keseluruhan proses penganggaran. Ini menentukan jumlah unit produk yang
akan diproduksi oleh bisnis. Ini juga menentukan biaya di mana produk harus diproduksi.
Anggaran produksi dibuat sesuai dengan anggaran penjualan. Secara garis besar anggaran
produksi dapat di formulasikan sebagai berikut :

Rencana Penjualan xxx


Persediaan Akhir xxx +
Barang yang tersedia xxx
Persediaan Awal xxx -
Jumlah yang harus diproduksi xxx

Secara umum, anggaran produksi berguna sebagai pedoman kerja, alat manajemen
untuk mencipatakan koordinasi kerja, dan alat manajemen untuk melakukan evaluasi atau
pengawasan kerja.
Sedangkan secara khusus, anggaran produksi di gunakan untuk :
1. Dasar untuk menyusun budget unit kebutuhan bahan baku atau bahan mentah
2. Dasar untuk menyusun budget upah tenaga kerja langsung
3. Dasar untuk menyusun budget biaya pabrik tidak langsung
4. Dasar untuk menyusun budget biaya administrasi

Penyusunan anggaran produksi ditentukan oleh kebijakan pimpinan perusahaan dalam


menetapkan pola produksi selama periode yang akan dating. Langkah-langkah penyusunan
anggaran produksi adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan kebijakan tingkat persediaan
2. Menetapkan jumlah total masing-masing jenis produk
3. Menyusun skedul

Terdapat tiga cara pendekatan atau kebijakan dalam menyusun anggaran produksi, yaitu :
1. Kebijakan yang mengutamakan stabilitas tingkat produksi
Adalah perkembangan yang stabil dari jumlah yang diproduksi sehingga walaupun
terjadi fluktuasi penjualan, jumlah unit yang diproduksi tetap sama
2. Kebijakan yang mengutamakan pengendalian tingkat persediaan
Dalam kebijakan ini, cara yang dilakukan adalah membagi selisih antara persediaan
awal dan persediaan akhir lalu dibagi sesuai dengan waktu (bulanan, triwulan,
semester, dll)
3. Kebijakan kombinasi (tingkat produksi dan tingkat persediaan berfluktuasi)
Perusahaan menetapkan asumsi untuk mencapai keseimbangan yang optimum antara
tingkat penjualan, persediaan dan produksi.

Faktor – factor yang mempengaruhi anggaran produksi, antara lain :


1. Rencana penjualan yang tertuang dalam anggaran penjualan
2. Kapasitas mesin dan peralatan pabrik
3. Tenaga kerja yang dimiliki terkait dengan kualitas maupun kuantitasnya
4. Stabilitas bahan baku
5. Modal kerja yang dimiliki
6. Fasilitas gedung
BAB 5 Budget Bahan Baku
Budget bahan baku adalah semua anggaran yang berhubungan dengan perencanaan
yang lebih rinci mengenai penggunaan bahan baku untuk proses produksi selama periode
yang akan datang.
Tujuan penyusunan anggaran bahan baku, yaitu :
1. Untuk perkiraan jumlah kebutuhan bahan baku
2. Untuk perkiraan jumlah pembelian bahan baku yang diperlukan
3. Dasar perkiraan kebutuhan dana dalam pembelian bahan baku
4. Dasar penentuan komponen harga pokok produk karena pemakaian bahan baku untuk
proses produksi
5. Dasar pengawasan penggunaan bahan baku

Komponen anggaran bahan baku adalah sebagai berikut :


1. Anggaran kebutuhan bahan baku
Anggaran yang disusun untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku langsung
yang dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode yang akan datang. Informasi
yang tercantum dalam anggaran kebutuhan bahan baku langsung adalah:
a. Jenis produk jadi yang dihasilkan
b. Jenis bahan baku yang digunakan
c. Departemen produksi yang dilalui dalam proses produksi
d. Standard Usage Rate
e. Waktu penggunaan bahan baku langsung
f. Kuantitas produk jadi
2. Anggaran Pembelian Bahan Baku
Anggaran yang disusun untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku langsung
yang harus dibeli pada periode yang akan datang dengan mempertimbangkan faktor
persediaan dan kebutuhan bahan baku langsung untuk keperluan produksi. Informasi
yang tercantum dalam anggaran pembelian bahan baku adalah:
a. Jenis bahan baku langsung yang dipakai dalam proses produksi
b. Jumlah bahan baku langsung yang harus dibeli
c. Harga beli per satuan bahan baku langsung.
3. Anggaran Persediaan Bahan Baku Langsung
Anggaran yang disusun untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku langsung
yang harus disimpan sebagai persediaan. Adapun beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi persediaan bahan baku adalah:
a. Volume produksi selama suatu periode waktu tertentu
b. Volume minimal bahan baku langsung
c. Besarnya pembelian yang ekonomis
d. Taksiran perubahan harga beli bahan baku langsung di waktu yang akan
dating
e. Biaya penyimpanan dan pemeliharaan bahan baku langsung
f. Tingkat kecepatan bahan baku langsung menjadi rusak.

Adapun beberapa informasi yang tercantum dalam anggaran persediaan bahan baku
adalah:
a. Jenis bahan baku langsung yang dipergunakan
b. Jumlah bahan baku langsung yang tersisa sebagai persediaan
c. Harga beli per satuan bahan baku langsung
d. Nilai bahan baku langsung yang tersimpan sebagai persediaan
4. Anggaran Biaya Bahan Baku langsung yang habis dipergunakan
Anggaran yang disusun untuk merencanakan nilai (dinyatakan dalam satuan uang)
bahan baku langsung yang digunakan dalam proses produksi. Adapun beberapa
informasi yang tercantum dalam anggaran biaya bahan baku langsung adalah:
a. Jenis bahan baku langsung yang dipergunakan
b. Kuantitas bahan baku langsung yang habis dipergunakan untuk produksi
c. Harga per satuan bahan baku langsung
d. Nilai bahan baku langsung yang habis dipergunakan untuk produksi
e. Jenis produk jadi yang menggunakan bahan baku langsung
f. Waktu pemakaian bahan baku langsung

BAB 6 Budget Tenaga Kerja


Tenaga kerja dikelompokan menjadi dua, yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja
tidak langsung. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung berperan
dalam proses produksi. Sedangkan tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang
secara tidak langsung berperan dalam proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya
overhead pabrik.
Jadi, Budget tenaga kerja adalah anggaran yang merencanakan secara terperinci
tentang upah yang akan dibayarkan kepada tenaga kerja langsung untuk periode yang akan
datang.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan anggaran tenaga kerja adalah
sebagai berikut :
1. Kebutuhan tenaga kerja
2. Penarikan tenaga kerja
3. Latihan tenaga kerja
4. Evaluasi atau spesifikasi pekerjaan bagi tenaga kerja
5. Gaji dan upah
6. Pengawasan tenaga kerja

Langkah-langkah dalam menyusun anggaran tenaga kerja, yaitu :


1. Sebelum menyusun anggaran tenaga kerja, terlebih dahulu menentukan dasar satuan
utama yang digunakan dalam menghitungnya. Kerap kali ditemui dalam praktek yaitu
satuan hitung atas dasar anggaran jam kerja langsung (Direct Labour Hour (DLH) dan
anggaran biaya tenaga kerja langsung (Direct Labour Cost).
2. Setelah menentukan satuan hitungnya, kita perlu menyusun manning table, yaitu
daftar kebutuhan tenaga kerja yang menjelaskan hal-hal beikut :
 Jenis atau kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan
 Jumlah masing-masing jenis tenaga kerja pada berbagai tingkat kegiatan
 Bagian-bagian yang membutuhkannya
3. Dalam hal anggaran jam kerja langsung
Anggaran jam kerja langsung adalah waktu rata-rata dalam jam yang dibutuhkan
buruh untuk menyiapkan satu unit produk. Ada empat pendekatan yang dapat
digunakan dalam perencanaan standar waktu tenaga kerja, yaitu studi waktu dan
gerakan, biaya standar, perkiraan langsung oleh penyedia, dan perkiraan secara
statistic oleh kelompok staf. Dalam anggaran jam kerja langsung memuat :
 Jenis barang yang dihasilkan
 Jumlah barang yang diproduksi
 Bagian yang dilalui dalam proses produksi
 Jumlah jam buruh langsung
 Waktu produksi barang dimulai
4. Dalam hal anggaran biaya tenaga langsung
Anggaran biaya tenaga kerja langsung memuat jenis barang yang dihasilkan, jumlah
barang yang diproduksi, bagian dalam produksi, jumlah jam buruh langsung untuk
setiap jenis barang, tingkat upah rata-rata per jam buruh langsung, waktu produksi
dimulai.
Terdapat beberapa factor yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun anggaran ini,
yaitu :
 Anggaran unit yang harus diproduksi khususnya tentang kualitas dan kuantitas
barang
 Standar waktu yang digunakan berdasarkan pengalaman yang lalu
 Sistem pembayaran upah yang didasarkan atas waktu dan output

Manfaat anggaran tenaga kerja adalah sebagai berikut :


1. Penggunaan tenaga kerja secara lebih efisien
2. Pengeluaran/biaya tenaga kerja dapat diatur lebih efisien
3. Harga pokok barang dapat dihitung dengan tepat
4. Alat pengawasan biaya tenaga kerja

BAB 7 Anggaran Biaya Overhead Pabrik (BOP)


Biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan sehubungan
dengan proses produksi, kecuali biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung.
Sedangkan anggaran biaya overhead pabrik adalah suatu perencanaan yang terperinci
mengenai biaya-biaya tidak langsung yang dikeluarkan sehubungan dengan proses produksi
selama periode yang akan datang, meliputi jenis biaya, waktu serta tempat terjadi.
Secara umum, tujuan anggaran biaya overhead pabrik disusun sebagai alat pedoman kerja,
pengkoordinasian kerja dan pengawasan kerja yang dapat membantu pihak manajemen dalam
melaksanakan kegiatan perusahaan. Sedangkan secara khusus tujuan penyusunan anggaran
biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut :
1. Dasar untuk menyusun anggaran harga pokok produksi
2. Dasar untuk menyusun anggaran harga pokok penjualan
3. Dasar untuk menyusun anggaran kas
Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik mencakup perincian tentang jenis barang yang
dihasilkan, jumlah barang yang diproduksi, departemen pengalokasian, tariff BOP per satuan
kegiatan, dan waktu produksi dilaksanakan.
Dalam hal penentuan besarnya biaya yang harus dianggarkan kedalam biaya overhead pabrik,
perlu diperhatikan berbagai hal berikut :
1. Penanggung jawab perencanaan biaya
Dalam hal ini perlu ditegakan prinsip biaya departemen langsung. Maka dari itu,
departemen dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Departemen Produksi
Yaitu departemen yang menjalankan kegiatan produksi dari mengolah bahan
baku menjadi barang jadi sehingga disebut biaya overhead langsung.
b. Departemen Jasa/Pembantu
Yaitu departemen yang tidak menjalankan kegiatan produksi, tetapi membantu
kelancaran proses produksi sehingga disebut biaya overhead tidak langsung.
2. Penentuan jumlah biaya
Dalam hal ini terdapat dua hal yang perlu diperhatiakn, yaitu
a. Sifat biaya
Terdapat 3 macam biaya, yaitu :
 Biaya tetap
Yaitu biaya yang cenderung bersifat konstan dari waktu ke waktu
tanpa terpengaruh volume kegiatan. Contoh : gaji, asuransi.
 Biaya variabel
Yaitu biaya yang secara total mengalami perubahan, yang besarnya
sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan. Tingkat kegiatan
dinyatakan dalam satuan aktivitas, seperti jam buruh langsung, jam
mesin atau unit barang.
 Biaya semi variabel
Yaitu biaya yang tidak bersifat variabel dimana biaya ini mengalami
perubahan, namun tidak sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan.
Contoh : biaya listrik, biaya pemeliharaan, bahan penolong, dll.
b. Wewenang untuk menentukan biaya

3. Pengawasan biaya overhead pabrik


Dalam hal ini perlu diperhatikan pengalokasian biaya dari departemen jasa ke
departemen produksi karena biaya yang timbul pada departemen jasa juga diperlukan
untuk kepentingan departemen produksi. Satuan kegiatan yang dipakai bagian
produksi dan bagian jasa, yaitu :
a. Di bagian produksi : Material Cost (MC), Direct Labor Cost (DLC), Direct
Machine Hours (DMH), Productive Output (PO)
b. Di bagian jasa/pembantu : Direct Repair Hours (DRH), Kilowatt Hours
(KwH), Direct Labour Hours (DLH), Nilai pembelian bahan mentah.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun anggaran BOP adalah :


1. Anggaran unit yang akan diproduksi, terutama berkaitan dengan kualitas dan
kuantitas
2. Standard yang ditetapkan perusahaan, misal standard pemakaian bahan pemabantu
3. Sistem pembayaran upah yang dipakai perusahaan
4. Metode depresiasi, khususnya aktiva tetap
5. Metode alokasi biaya yang dipakai perusahaan. Pengalokasian biaya dapat dilakukan
dengan metode :
a. Perbandingan pemakaian watt
b. Perbandingan luas lantai
c. Perbandingan jumlah karyawan
d. Perbadingan nilai asset dari masing-masing departemen

Anda mungkin juga menyukai