Anda di halaman 1dari 8

PUBLIC RELATIONS

Disusun Oleh:

Dania Chairani 4517030029

Iman Jayanegara 4517030037

Nadya Azzura 4517030041

Syarif Hidayatulloh 4517030049

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS TERAPAN

JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2019
A. Definisi Public Relations

Public Relations (PR) adalah fungsi manajemen yang membangun dan


mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik
yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut (Cutlip, Center, &
Broom, 2009:6). Menurut Frank Jefkins PR adalah semua bentuk komunikasi yang
terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua
khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada
saling pengertian. Sehingga dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Public
Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan
kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta
merencanakan dan melakukan suatu progam kegiatan untuk meraih pengertian dan
dukungan publik.

Public Relations adalah salah satu fungsi yang penting dalam membantu
pemasaran. Saat ini belum banyak yang memanfaatkan fungsinya bagi keberhasilan
pemasaran. Hal ini dikarenakan selama ini PR hanya berbicara mengenai publik,
pemegang saham, karyawan, badan legislatif, pimpinan, dan komunitas, sehingga peran
public relations sebagai pendukung produk pemasaran cenderung diabaikan. Public
relations kini telah menjadi alat komunikasi dengan peran yang lebih besar, bukan
hanya dalam membangun citra perusahaan tapi juga pada citra produk dan merek.
Hal ini terlihat dengan banyaknya korporasi yang memperluas strategi PR mereka
dengan menggabungkan social marketing, corporate/product branding dan
advertising. Kegiatan PR yang bertujuan untuk membangun citra produk dan lebih
terarah ke pemasaran atau bisa disebut dengan Marketing Public Relations (MPR)
atau pemasaran humas.

Pada dasarnya public relations mengisi semua lini komunikasi yang terjadi di
semua organisasi, baik komersil maupun non komersil. Tak terkecuali dalam
berbagai aspek di dunia pemasaran yang pada dasarnya juga memerlukan komunikasi
dan hubungan antar pribadi, seperti antara perusahaan dengan target khalayak dari
produknya atau dengan konsumen.

Sependapat dengan pentingnya komunikasi dalam pemasaran, Kotler (2002)


memasukkan public relations ke dalam 5 bentuk bauran komunikasi pemasaran.
Menurutnya, PR merupakan salah satu bentuk kegiatan komunikasi dari 5 bentuk
bauran komunikasi pemasaran (marketing communications mix/promotions mix) yang
digunakan untuk mengkomunikasikan produk atau citra lembaga pada khalayak.
Empat unsur lainnya adalah periklanan (advertising), promosi penjualan (sales
promotions), penjualan pribadi (personal selling), dan pemasaran langsung (direct
sales).

B. Alat Promosi Public Relations

Perusahaan tidak hanya hars berhubungan secara konstruktif dengan pelanggan,


pemasok, dan penyalur, tetap juga harus berhubungan baik dengan masyarakat umum,
karena msasyarakatlah yang nantinya akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk
mencapai tujuannya. Public relations meliputi berbagai program untuk mempromosikan
atau melindungi citra dan produk inividual perusahaan. Perusahaan yang bijaksana akan
mengambil langkah konkret untuk mengelola hubungan yang berhasil dengan
masyarakat. Sebagian besar perusahaan mempunyai departemen hubungan masyarakat
atau PR yang mengamati sikap masyarakat di dalam organisasi serta mendistribusikan
informasi dan komunikasi untuk membangun itikad baik (goodwill). Departemen PR
tersebut umumnya memiliki 5 (lima) fungsi yaitu:

1. Hubungan dengan pers, PR dapat menjaga hubungan dengan para pers


sehingga dapat terbentuk hubungan yang baik dan saling memberikan timbal
balik yang positif seperti pers dapat mempresentasikan berita dan informasi
tentang organisasi dalam pandangan yang paling positif.
2. Publisitas produk, mensponsori suatu usaha atau kegiatan untuk
mempublikasikan produk tertentu agar lebih dikenal oleh masyarakat luas
melalui kegiatan tersebut.
3. Komunikasi koorporat, kegiatan yang meliputi komunikasi internal dan
eksternal untuk meningkatkan saling pengertian.
4. Lobbying, bernegosiasi dengan pembuat peraturan dan pejabat pemerintah
untuk mengajukan atau melonggarkan undang-undang dan peraturan sehingga
dapat memudahkan jalannya kegiatan organisasi ke depannya.
5. Counselling, memberikan saran kepada manajemen tentang masalah publik
dan posisi perusahaan di masyarakat, baik ketika perusahaan sedang di posisi
yang baik maupun buruk.
Ketika strategi iklan yang sejak dahulu menjadi alat utama pemasaran mulai
melemah, manajer pemasaran beralih ke pemasaran humas atau MPR untuk membangun
kesadaran dan pengetahuan merek, baik untuk produk baru ataupun produk yang sudah
ada di pasaran. MPR juga efektif untuk melayani komunitas lokal dan menjangkau
kelompok tertentu dan lebih dapat menekan biaya dibandingkan iklan. Alat utama dalam
pemasaran humas atau MPR yaitu:

1. Publikasi : Perusahaan sangat bergantung pada bahan yang dipublikasikan


untuk menjangkau dan mempengaruhi pasar sasaran mereka. Bahan ini
mencakup laporan tahunan, brosur, artikel, buletin, dan majalah perusahaan,
serta bahan audiovisual.
2. Acara : Perusahaan dapat menarik perhatian masyrarakat terhadap produk baru
atau kegiatan perusahaan dengan cara mengatur acara khusus seperti
konfrensi, berita, seminar, acara, pameran dagang, pameran, kontes, dan
kompetisi yang akan menjangkau masyarakat sasaran. Dengan adanya acara
yang dibuat oleh perusahaan maka perusahaan dapat membina hubungan yang
harmonis dengan publik dan melayani keinginan publik, demi terwujunya
tujuan dan kebaikan bersama.
3. Pemberian sponsor : Perusahaan dapat mempromosikan merek dan nama
korporat mereka dengan mensponsori acara pihak eksternal seperti acara
olahraga dan budaya serta acara amal yang akan dihargai oleh masyarakat
sehingga dapat lebih menunjukkan citra positif perusahaan.
4. Berita : Salah satu tugas utama professional humas adalah menemukan atau
menciptakan berita menyenangkan tentang perusahaan, produknya, dan orang-
orangnya serta membuat media menerima siaran pers dan menghadiri
konfrensi pers yang diadakan oleh perusahaan dalam rangka
menginformasikan fakta peristiwa menarik yang terjadi di lingkungan
perusahaan dan fakta pendapat resmi yang dikeluarkan oleh perusahaan.
5. Pidato : Semakin banyak eksekutif perusahaan yang harus menghadapi
pertnyaan dari media atau berbicara di pertemuan asosiasi dagang atau
penjualan, dan penampilan ini dapat membangun citra perusahaan. Banyak
pimpinan perusahaan yang meminta bantuan PR untuk menyiapkan naskah
tertulis sebelum mereka melakukan pidato.
6. Kegiatan layanan masyarakat : Perusahaan dapat membangun itikad baik
dengan menyumbangkan uang dan waktu pada kegiatan kemasyarakatan
seperti amal atau sumbangan.
7. Media identitas: Perusahaan memerlukan identitas visual yang diakui publik
untuk mempresentasikan dirinya. Identitas visual seperti logo perusahaan,
brosur, kartu bisnis, bangunan, seragam, dan cara berpakaian. Media identitas
dipengaruhi oleh misi perusahaan itu sendiri yang merujuk pada filosofi
perusahaan dan berkaitan dengan nilai-nilai yang dianut oleh perusahaan.

Public relations pemasaran (MPR) juga dapat berkontribusi melalui berbagai


kegiatan, yaitu :

1. Membantu peluncuran produk baru dengan mensponsori acara.


2. Membantu reposisi sebuah produk, mengkampanyekan berulang-ulang sebuah
program/ kegiatan hingga bisa diterima oleh masyarakat.
3. Mempengaruhi kelompok tertentu.
4. Mempertahankan produk-produk yang terganggu oleh masalah publik.
5. Membangun citra perusahaan yang menguntungkan penjualan produk.

C. Evaluasi Kerja Public Relations


Hal-hal kunci mengenai evaluasi kinerja public relations (Noble, dalam
Gregory, 2001, hal 173) :
1. Penelitian yang dilakukan dari informasi-informasi yang dimiliki perusahaan
dapat digunakan untuk membantu dalam menetapkan tujuan, menilai
kemajuan, dan hasil dari program serta kinerja public relations.
2. Penelitian mengenai evaluasi kinerja public relations berlaku untuk semua
tahapan proses perencanaan public relations yaitu perencanaan, pelaksanaan,
dan dampaknya semua harus dievaluasi.
3. Evaluasi berkelanjutan dibuat dalam rangka meningkatkan kinerja demi
kemajuan dan pembelajaran dari public relations untuk melakukan hal-hal
yang lebih baik lagi di waktu-waktu selanjutnya.
Tahapan evaluasi public relations terdiri atas (Morissan, 2006 hal 226) :
1. Evaluasi tahap persiapan : memberikan penilaian atas kecukupan informasi
sebelum melakukan penyampaian pesan kepada khalayak. Hal-hal dalam
tahap persiapan yaitu:
a) Evaluasi kelengkapan informasi latar belakang
b) Evaluasi kesesuaian antara isi pesan dan kegiatan yang dilakukan
c) Evaluasi kualitas pesan dan kegiatan penyampaian pesan
2. Evaluasi tahap pelaksanaan : memberikan penilaian atas jalannya kegiatan
penyampaian informasi dan mengumpulkan bukti-bukti kegiatan, dengan
adanya bukti maka dapat diketahui apakah kegiatan PR tersebut berjalan
dnegan baik atau tidak. Hal-hal dalam tahap pelaksanaan yaitu:
a) Evaluasi jumlah pesan yang dikirim ke media massa serta kegiatan
yang sudah dirancang
b) Evaluasi jumlah khalayak yang menerima pesan dan jumlah khalayak
yang mengetahui kegiatan humas
c) Evaluasi jumlah khalayak yang memberikan perhatian terhadap pesan
yang dikirimkan atau kegiatan yang dilaksanakan
3. Evaluasi tahap dampak atau efek : memberikan penilaian atas dampak yang
dihasilkan dari suatu kegiatan PR yang telah dilaksanakan, pada tahap ini akan
diukur seberapa jauh hasil yang telah dicapai dari target yang telah ditentukan
dan apa pengaruhnya kepada khalayak. Hal-hal dalam tahap dampak yaitu:
a) Evaluasi jumlah khalayak yang berubah pendapat
b) Evaluasi jumlah khalayak yang berubah sikap
c) Evaluasi jumlah khalayak yang mempelajari isi pesan
d) Evaluasi jumlah khalayak yang bertingkah laku sesuai keinginan
perusahaan

Public Relations dapat dievaluasi melalui empat tingkatan yaitu:


1. Outputs, level respon berdasarkan jangkauan untuk target audiens dari
perusahaan, pengiriman pesan dan respon positif dari audiens terhadap pesan
yang diberikan.
2. Outtakes, berhubungan dengan jumlah paparan pesan yang diperoleh.
3. Outcomes, level behavioral yang dilihat dari pengetahuan, opini, dan sikap
audiens.
4. Business Result, berkaitan dengan keuntungan serta pengembangan bisnis dari
organisasi, seperti tujuan dan hasil pemasaran serta penjualan yang disebabkan
oleh kegiatan PR.

Metode evaluasi pengukuran kerja PR :


1. Kuantitatif : survei
2. Kualitatif : wawancara, content analysis, focus group discussion.

Hal mendasar untuk mengukur hubungan dari public relations :


1. Kontrol mutualitas
2. Kepercayaan (Trust)
3. Kepuasan
4. Hubungan timbal balik (Exchange Relationship)
5. Hubungan komunal
Daftar Pustaka

Kotler, Philip dan Kevin Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid 2. Edisi ke 13.
Jakarta : Erlangga.

Anom, Erman. “Public Relations Dalam Kegiatan Marketing”. Jurnal Komunikologi Vol.
1 No.1, Maret 2004. Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul.

Ruliana, Vita. “Pengaruh Keterlibatan Pelanggan Dalam Komunitas Merek Terhadap


Loyalitas Merek”. Skripsi, Juni 2009. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia.

https://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/public-relation-definisi-fungsi-dan.html?m=1
diakses pada 08 Mei 2019.

Morissan, 2008. Manajemen Public Relations : Strategi Menjadi Humas Profesional.


Jakarta : Prenada Media Grup

Anda mungkin juga menyukai