Anda di halaman 1dari 8

Nama : Aditya Fakhri Aulia

NPM : 3112191116

Public Relations 2019

RESUME MATERI KAMPANYE PUBLIC RELATIONS SELAMA PERKULIAHAN

1. Sekilas Public Relations


Banyak pengertian yang menjelaskan bahwa public relation atau humas ini
adalah proses interaksi antara organisasi dengan masyarakat dalam menciptakan opini
publik, memberikan persepsi, menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi, dan
menciptakan partisipasi publik. Proses ini mempunyai tujuan yaitu untuk saling
menguntungkan, menanamkan keinginan yang baik, sehingga muncul citra yang baik
dari publik terhadap perusahaan.
Adapun definisi lain dari public relation adalah sebagai suatu usaha yang
dilakukan secara terus menerus dan secara sengaja untuk membangun dan
mempertahankan pengertian timbal balik antara perusahaan dan masyarakat secara
umum.
Fungsi public relation sebagai berikut:
• Kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan itikad baik,
kepercayaan, dan saling memberikan pengertian dan citra yang baik
dari publik
• Memiliki sasaran untuk bisa membangun opini publik yang bisa
diterima dan juga bisa menguntungkan semua pihak.
• Unsur penting yang ada di dalam manajemen supaya bisa mencapai
tujuan yang spesifik dengan sesuai harapan publik tapi tetap dengan
kekhasan suatu perusahaan. Sehingga sangat penting tentang
bagaimana perusahaan tersebut memiliki warna, budaya, suasana, citra
yang kondusif dan juga menyenangkan.
• Usaha untuk menciptakan hubungan harmonis antara perusahaan dan
publik. Sekaligus untuk bisa menciptakan opini publik sebagai
efeknya.
Pekerjaan seorang public relations akan sangat berhubungan dengan
membangun sebuah relasi. Sebuah relasi yang akan berguna untuk mendapatkan
banyak infromasi dan jalinan kerja sama. Selain itu, untuk membangun sebuah relasi
tidaklah mudah, banyak hal yang dilakukan oleh public relations untuk dapat
membangun relasi.

Terdapat beberapa hal yang dilakukan oleh public relations demi memperoleh,
mempertahankan dan mengembangkan hubungan baik dengan relasi. Secara garis besar
terdapat dua kegiatan utama public relations dalam membangun sebuah relasi
yaitu, Internal dan External Relations:
1. Internal Relations
Internal relations ditunjukkan untuk kegiatan membangun hubungan di bagian
internal perusahaan atau organisasi. Dalam kegiatan membangun Internal
relations dibagi menjadi dua point yaitu, Employee Relations dan Shareholder
relations.
• Employee Relations yaitu, seorang public relations dituntut untuk dapat
membangun hubungan baik ke para karyawan perusahaan. Tujuannya untuk dapat
mengetahui segala pendapat dari para karyawan yang akan menjadi masukan
untuk perusahaan.
• Shareholder Relations yaitu, seorang public relations dituntut untuk dapat
membangun hubungan baik dengan para pemegang saham. Tujuannya untuk
menginformasikan perkembangan perusahaan agar transparan dan membangun
kepercayaan.
2. External Relations
External relations ditunjukkan untuk kegiatan membangun hubungan di bagian
luar atau external perusahaan atau organisai. Dalam kegiatan membangun External
relations dibagi menjadi beberapa point diataranya yaitu,
• Community Relations yaitu, seorang public relations dituntut untuk dapat
membangun hubungan dengan komunitas agar terciptanya hubungan kepedulian
perusahaan terhadap lingkungan disekitar perusahaan serta reputasi yang baik.
• Media/Press Relations yaitu, seorang public relations harus dapat membangun
hubungan kerja sama dengan media atau press agar dapat mendukung kelancaran
komunikasi dengan masyarakat mealui publikasi dan publisitas.
• Government Relations yaitu, seorang public relations harus dapat membangun
hubungan baik dengan pemerintah agar dapat membantu menyesuaikan kebijakan
yang dibuat pemerintah sehingga tidak menyalahi aturan.
• Customer Relations yaitu, seorang public relations harus dapat membangun
hubungan baik dengan para pelanggan atau klien perusahaan agar para pelanggan
ataupun klien tetap setia dan memberikan kepercayaan.
• Suppliers Relations yaitu, seorang public relations harus dapat membangun
hubungan baik dengan para suppliers. Tujuannya agar kerja sama yang terjalin
tetap awet, harmonis serta dapat meningkatkan kepercayaan.

2. Media Relations
Media relations adalah aktivitas komunikasi public relations/humas untuk
menjalin pengertian dan hubungan baik dengan media massa dalam rangka pencapaian
publikasi organisasi yang maksimal serta berimbang.
Melalui pemberitaan media massa diharapkan agar publik dapat menerima serta
memahami setiap langkah yang diambil oleh perusahaan atau organisasi. Media massa
membutukan berita, sedangkan perusahaan atau organisasi memerlukan sarana untuk
menyampaikan informasi
Tujuan Media Relations
1. Untuk memperoleh publisitas seluas mungkin mengenai kegiatan serta
langkah lembaga/organisasi yang baik untuk diketahui umum.
2. Untuk memperoleh tempat dalam pemberitaan media (liputan, laporan,
ulasan tajuk yang wajar, obyektif dan seimbang) mengenai hal-hal yang
menguntukan lembaga/organisasi.
3. Untuk memperoleh umpan balik dari masyarakat mengenai upaya dan
kegiatan lembaga/organisasi.
4. Untuk melengkapi data/informasi bagi pimpinan lembaga organisasi bagi
keperluan pembuatan penilaian (assesment) secara tepat mengenai situasi
atau permasalahan yang mempengaruhi keberhasilan lembaga/perusahaan.
5. Mewujudkan hubungan yang stabil dan berkelanjutan yang dilandasi oleh
rasa saling percaya dan menghormati.
Peranan Media Relations
1. Pengumpulan fakta (fact finding), dengan cara
a. penelitian
b. menganalisis pemberitaan media (trend analysis)
2. merumuskan permasalahan berdasarkan hasil penelitian atau kajian.
3. Perencanaan dan penyusunan program, berdasarkan permasalahan yg sudah
dirumuskan
4. Menjalankan rencana dengan tindakan komunikasi
5. Evaluasi terhadap semua rangkaian kegiatan dan program PR

Aktivitas Public Relations dalam Media Relations


1. Pengiriman siaran pers
2. Menyelenggarakan special event
3. Menyelenggarakan konfrensi pers
4. Menyelenggarakan wawancara khusus
5. Menyelenggarakan media gathering
6. Menjadi narasumber media
7. Mengadakan perjalanan pers

Media Massa bagi PRO bukanlah sebagai alat namun sebagai Mitra

3. Proses Perencanaan Media


Perencanaan dan Strategi Media
Perencanaan media meliputi proses penyusunan rencana penjadwalan yang
menunjukkan bagaimana waktu dan ruang periklanan akan mencapai tujuan
pemasaran. Perencanaan media meliputi koordinasi tiga tingkat perumusan strategi:
strategi pemasaran, strategi periklanan, dan strategi media.
Strategi pemasaran menyeluruh yang terdiri dari identifikasi pasar sasaran dan
seleksi bauran pemasaran yang memberi tekanan dan arah pilihan pemasangan iklan
serta strategi media.
Strategi periklanan meliputi tujuan periklanan, anggaran, dan pesan serta
strategi media yang secara alamiah biasanya lebih luas dari keseluruhan strategi
pemasaran.
Strategi media perlu dikembangkan dari strategi periklanan yang lebih umum.
Strategi media itu sendiri terdiri dari empat kegiatan yang saling berkaitan, yakni:
1. Memilih audiens sasaran
Syarat utama yang harus dipenuhi agar strategi media berhasil adalah
menentukan audiens sasaran. Kegagalan untuk mengidentifikasikan audiens
dengan tepat dapat menyebabkan hilangnya exposure, yaitu beberapa calon
nonpembeli dihadapkan pada iklan-iklan sementara beberapa calon utama tidak.
Empat faktor utama yang digunakan untuk mensegmentasi audiens sasaran
dalam strategi media adalah:
1. Geografis
2. Demografis
3. Pemakaian produk (misalnya produk ringan sedang atau berat)
4. Gaya Hidup/Psikografis
Informasi tentang pemakaian produk, bila ada, umumnya menyediakan dasar
yang paling berarti untuk mensegmentasi audiens sasaran. Pertimbangan
geografis, demografis dan psikografis secara khusus digabungkan untuk tujuan
mendefinisikan audiens sasaran dalam batas-batas sebagai berikut: pria berusia
antara 18 sampai dengan 19 tahuan (variable demografis), yang mempunyai
pendapatan diatas $40.000 (variable demografis), dan yang menyukai kegiatan
di luar ruangan serta bersikap riang dan penuh petualangan (psikografis). Suatu
audiens sasaran didefinisikan dalam batas spesifik yang mempunyai implikasi
jelas untuk pesan dan strategi media. Misalnya, majalah-majalah yang menarik
minat untuk melakukan kegiatan di luar ruangan dapat menjangkau calon
pelanggan.

2. Menspesifikasi tujuan media


Aspek kedua dari strategi media adalah menentukan tujuan khusus. Lima
tujuan berikut merupakan dasar perencanaan media; jangkauan, frekuensi,
bobot, kontinuitas, dan biaya. Para perencana media harus mencari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Berapa jumlah audiens sasaran yang harus melihat, membaca, atau
mendengar pesan periklanan selama masa tertentu? (isu jangkauan)
2. Seberapa seringkah audiens sasaran harus dihadapkan pada periklanan
selama ini? (isu frekuensi)
3. Seberapa banyakkah periklanan selama ini? (isu bobot)
4. Bagaimana anggaran periklanan harus dialokasikan sepanjang waktu
(isu kontinuitas)
5. Apa cara yang paling efisien untuk mencapai tujuan lainnya? (isu
biaya).
Meskipun dalam praktik periklanan sesungguhnya isu-isu ini disampaikan
bersama-sama (bukan secara independent), namun bagian-bagian berikutnya
akan memperlakukan masing-masing tujuan media sebagai masalah yang
terpisah.

3. Memilih kategori media dan sarana


- Jangkauan
Jangkauan itu sendiri merupakan tujuan yang tidak memadai untuk
perencanaan media karena tidak bisa menyatakan mengenai seberapa sering
pelanggan sasaran dihadapkan pada pesan pemasang iklan. Karenanya,
frekuensi exposure periklanan juga harus dipertimbangkan.
- Frekuensi
Frekuensi merupakan jumlah waktu secara rata-rata dalam periode empat
minggu di mana para anggota audiens sasaran diekspos kepada sarana media
(Melihat. Membaca, atau Mendengar) yang termasuk dalam jadwal media
tertentu disebut sebagai frekuensi rata-rata (atau hanya frekuensi).
- Bobot
Tujuan ketiga dari perumusan rencana media adalah menentukan berapa
bobot periklanan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan periklanan. Groos
Rating Points (GRPs), merupakan indikator jumlah bobot kotor, atau hanya
bobot (weight), yang dapat disampaikan jadwal periklanan tertentu. Istilah
gross adalah kuncinya. Jumlah GRPs menunjukkan gross coverage atau
duplicated audience yang diekspos terhadap jadwal periklanan tertentu.
- Kontinuitas
Tujuan umum keempat yang harus dipenuhi oleh perencana media adalah
waktu pemasang iklan. Kontinuitas meliputi bagaimana perwakilan
dialokasikan selama ditayangkannya suatu kampanye periklanan. Isu
dasarnya adalah: haruskah anggaran media didistribusikan secara merata
selama periode kampanye periklanan; haruskah anggaran itu dihabiskan
dalam periode yang terkonsentrasi untuk mencapai pengaruh yang paling
banyak; atau apakah beberapa jadwal lain di antara kedua ekstrim ini harus
digunakan? Seperti biasa, penentuan apa yang terbaik tergantung pada
situasi pasar produk khusus.
- Pertimbangan Biaya
Para perencana media berusaha untuk mengalokasikan anggaran iklan
dengan cara yang efisien dari segi biaya untuk memenuhi tujuan lainnya.
Salah satu indikator efisiensi media yang paling penting dan yang digunakan
secara universal adalah kriteria biaya per seribu. Biaya per seribu (disingkat
CPM = cost-per-thousand, dimana M merupakan angka romawi untuk
1.000) adalah biaya untuk mencapai 1.000 orang. Ukuran tersebut dapat
didefinisikan kembali sebagai biaya untuk menjangkau 1.000 orang. Ukuran
tersebut dapat didefinisikan kembali sebagai biaya untuk menjangkau 1.000
anggota audiens sasaran, kecuali orang-orang yang berada diluar pasar
sasaran. Ukuran yang diperbaiki ini disebut CPM-TM. CPM dan CPM-TM
dihitung dengan membagi biaya iklan dengan sirkulasi media dalam pasar
total (CPM) atau pasar sasaran (CPM-TM).

Berbagai tujuan perencanaan media (jangkauan, frekuensi, bobot,


kontinuitas, dan biaya) sekarang telah dibahas secara rinci. Masing-masing
diperkenalkan tanpa referensi langsung ke tujuan lainnya. Meskipun
demikian, perlu diketahui bahwa tujuan-tujuan ini sebenarnya agak
berlawanan satu sama lain. Yaitu, dengan adanya anggaran periklanan yang
tetap, perencanaan media tidak dapat secara serempak mengoptimalkan
jangkauan, frekuensi, dan tujuan kontinuitas. Di sini harus dibuat trade-off
karena para perencana media bekerja di bawah kendala anggaran periklanan
tetap. Dengan demikian, mengoptimalkan satu tujuan (misalnya,
meminimalkan CPM atau memaksimalkan GRPs) menuntut pengorbanan
tujuan lainnya. Ini terjadi karena matematika dari optimisasi yang
terkendala; tujuan yang banyak tidak dapat secara serempak dioptimalisasi
jika terdapat kendala (seperti anggaran yang terbatas).

4. Membeli media
Perencana media menghadapi tugas yang sulit untuk melakukan
tradeoff yang tepat di antara tujuan-tujuan yang kadang-kadang bertentangan
(jangkaun, frekuensi, dan sterusnya). Namun, secara harfiah ada ribuan jadwal
periklanan yang mungkin dapat diseleksi tergantung pada bagaimana berbagai
media dan sarana media digabungkan. Untunglah, tugas yang menakutkan ini
dipermudah dengan adanya model-model terkomputerisasi untuk membantu
para perencana media dalam memilih media. Model-model ini pada
hakikatnya berusaha mengoptimalkan tujuan, atu fungsi objektif (misalnya,
memilih suatu jadwal yang menghasilkan tingkat jabngkauan yang terbesar)
dengan jumlah kendala sehingga tidak melebihi batas atas anggaran iklan.
Suatu program computer kemudian mencari solusi yang mungkin dan memilih
jadwal media tertentu yang akan mengoptimalkan fungsi bjektif dan
memenuhi semua kendala khusus.

Anda mungkin juga menyukai