PERENCANAAN PUBLIC
RELATIONS STRATEJIK
POKOK BAHASAN
Perencanaan Stratejik bagi
01 Apakah Perencanaan itu? 02 Public Relations
Elemen Proposal
Perencanaan Public 04
03
Relations
PENDAHULUAN
• Manajemen Komunikasi yang dijalankan oleh Organisasi dengan bantuan Public Relations, pada
prinsipnya ditujukan untuk membangun, mengembangkan dan memelihara hubungan dengan beragam
publiknya.
• PR bekerja dengan strategi dan tujuan yang jelas yang diimplementasikan ke dalam taktis khusus,
masing2 disertai dengan anggaran, jadwal, alokasi SDM.
• Karena aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh Public Relations merupakan aktivitas yang terencana,
disengaja dan berkesinambungan.
• Tentu saja, atas kegiatan yan dilakukan oleh Public Relations, organisasi mengharapkan suatu hasil
yang dapat terukur nilainya sebagai konsekuensi dari pemberian anggaran.
• Untuk itu Public Relations perlu merencanakan program komunikasi yang dilakukannya.
Apakah Rencana itu?
• Definisi Rencana menurut Smith (2007:53) dapat dibagi tiga bagian:
1. Adanya niat untuk menjalankan satu atau lebih aksi
2. Implementasi serangkaian langkah untuk mencapai tujuan
3. Metode untuk mencapai dari keadaan tertentu ke keadaan lainny.
Dari ketiga definisi tersebut, maka tujuan dari rencana dapat dijelaskan sbb:
“Serangkaian aksi yang diniatkan untuk mencapai satu atau lebih tujuan yang memungkinkan
organisasi mencapai dari satu keadaan tertentu ke keadaan lainnya.”
Frank Jefkins (1996) mengemukakan pengertian perencanaan program
“Public Relations consists of all forms of planned communication outward and inwards between an
organization and its public for the purpose of achieving specific objectives concerning mutual
understanding” (Perencanaan program kerja PR adalah keseluruhan bentuk kegiatan perencanaan
komunikasi keluar dan ke dalam organisasi dengan publiknya dengan maksud untuk mencapai tujuan
yang spesifik yaitu terciptanya saling pengertian diantara kedua belah pihak)
Perencanaan kerja PR berkaitan dengan:
1. Fungsi dan teknis manajemen PR yang profesional, dinamis dan proaktif.
2. Merupakan metode terbaik untuk mempersiapkan pihak organisasi dalam menghadapi
perubahan yang sering terjadi.
3. Penilaian (evaluasi) atau mereview hasil perkembangan kegiatan masa lalu, sekarang, dan
masa akan datang.
4. Mengantisipasi dan menghadapi tantangan atau risiko yang akan terjadi melalui suatu
proses untuk menentukan tujuan dan sasaran jangka pendek dan panjang secara periodik
dan strategis
Alasan mengapa Public Relations memerlukan Rencana:
1. Perencanaan memberikan kepastian, mengkoreksi kesalahan, dan mencegah kecerobohan
2. Membantu mempersiapkan sumber daya
3. Mengidentifikasi dengan tepat apa yang harus dicapai
4. Mendetailkan siapa, apa, kapan, dimana, mengapa dan bagaimana mencapai target
5. Menilai dampak rencana terhadap organisasi dan orang-orang di dalamnya, serta lingkungan luar
6. Mengevaluasi apakah upaya, biaya dan implikasi pencapaian rencana layak dilakukan
7. Mempertimbangkan mekanisme control, seperti pelaporan atau control kualitas yang dibutuhkan untuk melancarkan
rencana dan memastikan pada arah yang benar.
• Proses public relations merupakan suatu proses yang berkesinambungan, disengaja dan
terus meneurs maka proses public relations merupakan sebuah siklus yang terus berputar
dan bukan linear.
Ada tiga klasifikasi dari persiapan terbaik yang mencakup tiga poin utama menurut Center
dan Jackson (1995):
1. Memahami bisnis, operasi dan tujuan organisasi dan klien secara sempurna. Hal ini akan
membantu menentukan perencanaan PR yang sesuai.
2. Pelajari sebanyak mungkin berbagai hal yang berhubungan dengan public karena
keberhasilan organisasi sangat bergantung pada public.
3. Tempatkan pemahaman dan pengetahuan tersebut dalam sebuah rencana strategis formal.
Sebelumnya, dijelaskan bahwa manfaat dari Perencanaan adalah organisasi mampu beradaptasi dengan lingkungan yang
selalu berubah-ubah.
Faktor lingkungan yang berada di luar organisasi, seringkali mempengaruhi aktivitas organisasi. Pendekatan proaktif perlu
dilakukan oleh praktisi Public Relations untuk mengantisipasi perubahan yang disebabkan oleh faktor eksternal (lingkungan)
tersebut.
Faktor lingkungan seringkali disebabkan dari luar organisasi meski faktor yang berasal dari internal organisasi juga dapat
terjadi.
Pendekatan Proaktif praktisi Public Relations dalam mengidentifikasi isu yang berkembang agar tidak menjadi masalah yang
menimbulkan krisis bagi perusahaan.
Misalkan: faktor lingkungan yang dialami dunia sejak tahun 2020, yaitu meluasnya wabah Pandemi Covid 19. Bukan hanya
mengubah perilaku dan cara-cara menjalani hidup bagi seseorang tetapi juga mempengaruhi keberlangsungan suatu
organisasi.
Diawal pandemic, perusahaan yang bergerak di sector travel, seperti Maskapai penerbangan, agen travel, hotel paling awal
terdampak karena Pandemi. Kondisi Pandemi yang meluas ini, mengharuskan perusahaan untuk menetapkan kembali tujuan
dan kebijakannya dalam menjalankan roda bisnis seperti anjuran Pemerintah untuk membatasi aktivitas manusia di luar,
maka system kerja yang dilakukan dikantor (WFO) pun berubah menjadi kerja dari rumah (WFH)
Model Perencanaan PR Enam Langkah Frank Jefkins
1. Pengenalan situasi
2. Penetapan tujuan
3. Definisi Khalayak
4. Pemilihan media dan teknik-teknik PR
5. Perencanaan anggaran
6. Pengukuran hasil.
1. Pengenalan Situasi:
Dimana posisi kita sekarang?
Apa saja yang sudah diketahui dan yang tidak diketahui oleh masyarakat tentang organisasi kita?
Apakah ada kesalahan dalam pandangan mereka?
Apakah ada kesalahpahaman antara organisasi dengan khalayaknya?
Untuk memahami situasi, PR memerlukan informasi dan data yang akurat.
PROSES TRANSFER PR
Tujuan paling mendasar dari kegiatan PR adalah penciptaan pemahaman dan saling pengertian
Permusuhan Simpati
Prasangka Penerimaan
Apatis Minat
Acuh tak acuh Pengetahuan
Empat sikap khalayak yang perlu diketahui oleh PR;
1. Permusuhan; PR harus mengetahui ada tidaknya sikap permusuhan, sejauh mana kadar permusuhan?, seperti apa
bentuknya, apa sajakah faktor penyebabnya? Bagaimana caranya meredakan sikap permusuhan tersebut?
2. Prasangka (prejudice). Prasangka bisa muncul dari sebab-sebab yang sifatnya pribadi, edukasional, faktor keagamaan,
konflik sosial atau benturan kelas, pengaruh lingkungan atau semata-mata karena salah paham.
3. Apatis (Apathy). Sikap apatisi merupakan ganjalan pokok terciptanya pemahaman. Sikap enggan, masa bodoh, tidak
mau tahu, kemalasan, keterbatasan, imajinasi semata-mata diakibatkan tidak menariknya cara penyajian atau sesuatu
subyek baru sehingga tidak mampu memancing minat dan kepercayaan khalayak yang dituju.
3. Penetapan khalayak
6. Penting menentukan khalayak sasaran.
7. Tentukan khalayak yang paling sesuai atau paling dibutuhkan.
8. Khalayak PR lebih bervariasi dibandingkan khalayak periklanan
4. Media dan teknik2 PR
Variasi Media PR:
1. Media cetak
2. Audio Visual.
3. Radio
4. Televisi
5. Pameran
6. Bahan cetakan seperti brosur, leaflet dsb
7. Penerbitan buku khusus. Contoh: Buku tentang bos Trans Corps, Chaerul Tanjung berjudul “Anak Singkong”
8. Surat Langsung (direct mail)
9. Pesan lisan
10. Sponsorship
11. In house journal atau in house magazine
12. Identitas perusahaan.
13. Sosial media: facebook, instagram, twitter
5. Penetapan Anggaran
• Program PR harus disesuaikan dengan anggaran yang tersedia
• Untuk mengetahui berapa besar anggaran yang diperlukan
• Anggaran memaksakan disiplin pengeluaran dana sehingga mencegah terjadinya pemborosan.
1. Unsur-unsur anggaran
Tenaga kerja
Biaya tetap
Materi atau peralatan
Kas kecil
Kalkulasi anggaran untuk departemen PR
a. News release (riset, penulisan, produksi, pengarsipan, distribusi)
b. Artikel-artikel feature
c. Klipping
d. Jasa informasi
e. Rekaman radio (wawancara)
f. Properti TV
g. Literatur cetak
h. Sponsorship
i. Konferensi dan seminar (pembicara)
j. Kunjungan pihak luar (transportasi, akomodasi, katering, informasi pers)
k. Pameran
l. Kendaraan
m. ATK
6. Pengukuran Hasil
1. Pemantauan opini publik.
2. Metode pengumpulan pendapat.
3. Monitoring pemberitaan media massa.
4. Focus group of discussion (FGD)
5. Riset
2. MODEL EMPAT LANGKAH /KERJA PR
Cutlip dkk mengemukakan proses perencanaan stratejik PR meliputi empat langkah pokok sbb:
1. Tahap Mendefinisikan problem PR (atau peluang) sebagai tahap analisis situasi. Langkah ini mencakup penyelidikan
dan memantau pengetahuan, opini, sikap dan perilaku pihak-pihak yang terkait dengan dan dipengaruhi oleh, tindakan
dan kebijakan organisasi. Oleh karena itu, langkah ini dikenal juga dengan istilah fact finding and data gathering. Pada
tahap ini, fakta-fakta atau informasi dievaluasi untuk menetapkan ”apa yang terjadi saat ini?” (What’s happening now?)
Pada tahap ini, praktisi PR perlu melakukan Riset untuk mengetahui sikap, pandangan dan opini public.
Proses evaluasi dapat dilakukan pada tiga tahapan (Baskin & Arnoff, 1992):
1. Implementation Checking. Pada tingkatan apa public sasaran hendak diraih? Perubahan dari rencana
awal harus dianalisa dan dijelaskan sehingga keputusan dapat diambil untuk mengubah rencana atau
mengkoreksi perbedaan.
2. In-Progress Monitoring. Secara periodic selama pelaksanaan program, aksi yang dilakukan harus
dinilai, jika perlu diubah. Penilaian ini dapat direncanakan dalam interval tertentu untuk menentukan
keefektifan program dalam mencapai objectives.
3. Outcome Evaluation. Menilai hasil akhir dari suatu program. Hasil dan objectives dibandingkan
untuk menentukan perubahan.
Baskin dan Aronoff (1992) mengemukakan empat dimensi pengukuran yang dapat diaplikasikan untuk
menilai dampak dari kampanye PR:
1. Audience Coverage. Hal yang harus didokumentasikan adalah apakah public yang ditargetkan
berhasil diraih., Sejauh mana public sasaran terekspos beragam pesan yang disampaikan dan public
mana yang tidak ditargetkan tetapi juga menerima pesan. Pengukuran audience coverage harus dapat
menspesifikasikan public mana yang ditargetkan atau tidak yang diraih dan oleh media yang mana.
2. Audience Response. Melalui teknik sampling, PR dapat mengumpulkan data public untuk
memprediksi pesan akan menghasilkan reaksi yang diinginkan atau tidak.. Audience Response ini
ingin juga melihat apakah pesan berhasil menarik perhatian, meningkatkan kepentingan atau
mendapatkan pengertian public.
3. Campaign Imapct. Praktisi PR juga harus mempertimbangkan dampak kampanye secara keseluruhan.
4. Environment Mediation. Praktisi PR harus menyadari bahwa kampanye yang dijalankan berada
dalam sebuah lingkungan social yang dapat memiliki pengaruh yang sama atau bahkan lebih besar
dari pesan yang sudah dipersiapkan. Upaya untuk mempertimbangkan adanya faktor lain yang
mungkin mempengaruhi hasil pengukuran dari pelaksanaan program PR akan membantu praktisi PR
dalam perencanaan berikutnya.
Strategi Public Relations yang terbaik adalah strategi yang paling efektif memenuhi harapan
bisnis dan tujuan komunikasi, menyampaikan pesan, relevan dengan public sasaran, dan yang
bisa sesuai dengan konteks social yang lebih luas. Tidak hanya menginformasikan
perkembangan strategis,tapi praktisi juga memastikan bahwa strategi yang dikembangkan
adalah yang paling efektif dari beberapa pilihan yang ada.
Sumber Utama: