Abstract
New media and social media have changed the practice of public relations. One area that
changed is crisis communication. Because of these new technologies, crisis can be more
complex. The pace of information, the uncertainty, and the rumours, are increasing. Public
relations practitioners should include the new media and social media use in their crisis
communication plan. Before doing that, public relations practitioners should change their
mindset about social media and new media. The first part of this article contains
introduction that describe the importance of communication in crisis management and the
importance of social media and new media use in crisis communication. The second part is
literature review, that consist of two themes: the concept about crisis communication; and
crisis communication in the new media and social media era. The third part describes two
cases from Indonesian corporation when they used social media and new media in crisis
communication. Each cases explain the success story and the failed story in social media
and new media use.
Keywords: crisis communication, new media, social media
Abstrak
Media baru dan media sosial telah mengubah praktik Public Relations (PR). Salah satu area
yang berubaha adalah aktivitas komunikasi krisis. Oleh karena teknologi baru ini, krisis bisa
menjadi lebih kompleks. Arus informasi, ketidakjelasan, dan gosip, tengah meningkat. Para
praktisi PR harus terlibat dalam pemanfaatan media baru dan sosial media dalam rencana
komunikasi krisis mereka. Sebelum melakukan itu, praktisi PR harus mengubah cara
pandang mereka terhadap media sosial dan media baru. Bagian pertama artikel ini berisi
penjelasan mengenai pentingnya komunikasi dalam manajemen krisis dan pentingnya
penggunaan media sosial dan media baru dalam komunikasi krisis. Bagian kedua mengulas
literatur tentang konsep krisis komunikasi; dan komunikasi krisis di era media baru dan
media sosial. Bagian ketiga membahas dua contoh kasus korporasi Indonesia yang sukses
maupun gagal dalam menggunakan media sosial dan media baru dalam komunikasi krisis.
Kata Kunci: komunikasi krisis, media baru, media sosial
1
Jurnal komunikasi, Volume 6, Nomor 1, Oktober 2011
2
Narayana Mahendra Prastya, Komunikasi Krisis di Era New Media dan Social Media
organisasi atau korporasi gagal merilis mengalami kerugian dalam situasi krisis
informasi yang relevan, maka kepercayaan (Landau, 2011).
publik kemungkinan sudah turun Seperti sudah dipaparkan
terhadap informasi yang akan dirilis di sebelumnya, kecepatan menjadi sesuatu
luar time frame tadi (Pinsdorf seperti yang harus dipertimbangkan oleh
dikutip Tan, 2006). korporasi atau organisasi saat
Rentang waktu tadi menjadi berkomunikasi di saat krisis. Adalah
semakin singkat di era media baru, di tantangan bagi komunikator di era krisis
mana informasi beredar begitu intens dan untuk berkomunikasi dengan segera –
begitu cepat. Tentu saja ini menuntut PR menanggapi segala kabar yang ada
harus merespon dengan cepat situasi termasuk menjawab isu, rumor,
krisis yang terjadi. Di sinilah komunikasi selentingan, kabar burung, dan hal-hal
krisis berperan. Werner (1990, dalam lain yang bisa merusak citra perusahaan –
Millar & Heath, 2004) berpendapat bahwa namun di sisi lain informasi atau data
ketika krisis mulai meningkat, hal yang yang dimiliki masih belum cukup.
paling penting untuk dilakukan adalah Tulisan ini akan memberikan
komunikasi. Pendapat lain dari Coombs beberapa contoh bagaimana perusahaan
(dikutip dari Kyhn, 2008) atau organisasi memanfaatkan media
mengungkapkan bahwa krisis komunikasi sosial mereka dalam sebuah krisis. Di
merupakan “darah kehidupan” bagi bagian akhir, penulis akan memberikan
seluruh aktivitas manajemen krisis dan rekomendasi bahwa dalam perencanaan
memainkan peran penting di manajemen manajemen krisis, perusahaan atau
krisis. organisasi harus memasukkan
Komunikator dalam krisis di era penggunaan media sosial. Pasalnya,
media baru harus bertarung di dalam perencanaan merupakan awal dari
siklus informasi yang berlangsung selama suksesnya sebuah kegiatan kehumasan –
24 jam. Sebuah tindakan yang cepat dan termasuk di dalamnya komunikasi krisis
efektif harus dilakukan oleh perusahaan (Hardjana, 1998; Cutlip, et.al, 2005;
ketika menghadapi apapun problem yang Landau, 2011).
dihadapi. Segera memberikan pesanyang
akan disampaikan, sebab membiarkan
Konsep-Konsep dalam Komunikasi
rumor beredar secara liar hanya akan
Krisis
menambah kesulitan bagi organisasi
(Millar & Heath, 2004). Kalah cepat dan Komunikasi krisis merupakan
juga kalah sigap dalam merespon konten salah satu peran PR. Pada umumnya krisis
berpandangan dalam situasi krisis terjadi ini juga memiliki kelemahan. Coombs
peningkatan arus informasi yang luar (dalam Soule, 2010) mengatakan kerugian
biasa, sistem komunikasi kehilangan utama dari respon cepat adalah tentu saja
6
Narayana Mahendra Prastya, Komunikasi Krisis di Era New Media dan Social Media
teknologi internet telah membawa praktisi biasa. Namun begitu banyak faktor yang
PR mampu mencapai publik sasaran membuat bahwa internet dan juga media
secara langsung tanpa intervensi dari sosial masih belum diintegrasikan dalam
arah, dari atas ke bawah. Untuk merespon krisis melalui piranti internet,
penerbitan informasi masih menggunakan maka hal tersebut bisa diartikan oleh
pola komunikasi massa yang tradisional publik atau oleh media sebagai sikap “no
terkait komunikasi krisis di era media media sosial untuk membangun hubungan
and New Media Tactis in Crisis informasi terkait organisasi dan layanan
Communication (Taylor & Perry, 2005), yang diberikan organisasi kepada publik
Fighting Social Media Wildfire: How yang berbeda-beda, baik itu publik secara
Prevent from Fanning The Flames (Soule, itu website memungkinkan organisasi
2010), dan How Social Media is Changing untuk berkomunikasi dengan media
followers Twitter akun perusahaan hanya praktisi bisa menggunakan sebagai alat
berjumlah sekitar 18.596 yang sangat kecil evaluasi sejauh mana pemahaman publik
bila dibandingkan dengan followers akun terhadap update informasi yang diberikan
yang kontra terhadap British Petroleum dan sejauh mana isu ini telah
yang berjumlah sekitar 190.561. berkembang. Selain itu pihak perusahaan
Hal ini menjadi sulit bagi British juga bisa menampung kritikan yang
mengatasi opini yang berkembang di luar dan langkah perbaikan perusahaan pada
menjalin hubungan dengan lebih banyak contoh kasus penggunaan media baru dan
yang baik, mereka akan memberikan Indonesia. Pertama, adalah contoh sukses
perusahaan untuk meredam isu yang menanggapi rumor bahwa kompetisi Liga
meng-update informasi namun tidak dengan cepat dan tidak bertindak secara
10
Narayana Mahendra Prastya, Komunikasi Krisis di Era New Media dan Social Media
11
Jurnal komunikasi, Volume 6, Nomor 1, Oktober 2011
12
Narayana Mahendra Prastya, Komunikasi Krisis di Era New Media dan Social Media
13
Jurnal komunikasi, Volume 6, Nomor 1, Oktober 2011
Januari 2011 dan berakhir pada 00:15WIB; "Tak Ada Lagi Putaran Kedua,
penghujung Mei 2011. Kompetisi ini tidak LPI Selesai?", www.okezone.com, 30 Mei
diakui oleh Persatuan Sepakobla Seluruh 2011, 09:06 WIB; "Putaran Kedua LPI
sebagai breakaway league atau liga yang Pada jadwal yang telah disusun,
memisahkan diri. LPI mengagendakan putran kedua
resistensi dan sikap skeptis terhadap LPI. tersebut tidak ada tanda-tanda kompetisi
karena tak menggunakan dana APBD pertama bahwa kompetisi putaran kedua
dalam operasional klub-nya ini juga tak baru bergulir lagi di bulan September
mendapatkan sambutan yang positif dari didapatkan media massa dari pernyataan
masyarakat. Stadion sepi penonton adalah para pengurus klub kontestan. Selama isu
pemandangan yang umum terjadi di LPI. tersebut bergulir, LPI melalui akun
Twitter-nya memberikan pernyataan yang
Dalam berkomuikasi dengan publik,
bersifat normatif misalkan “menunggu
LPI menggunakan situs resmi
keputusan resmi” atau “admin tidak
(www.ligaprima.co.id) dan akun Twitter
memiliki kewenangan untuk menjawab”.
(@ligaprima). Selain itu juru bicara LPI,
Pihak LPI baru memberikan keterangan
Abi Hasantoso, juga sering
resmi mengenai kepastian waktu kapan
menyampaikan informasi melalui akun
putaran kedua mulai bergulir, pada hari
Twitter pribadinya (@thereal_abi_lpi).
Jumat 10 Juni 2011, sore WIB. Melalui
Krisis terjadi ketika LPI ketika keterangan pers yang dikirimkan ke
putaran pertama berakhir, penghujung redaksi media massa melalui surat
Mei 2011. Media massa memberitakan
14
Narayana Mahendra Prastya, Komunikasi Krisis di Era New Media dan Social Media
Namun jeda kompetisi paruh musim tidak terbuka, dan tidak segera
yang teramat panjang – sekitar tiga bulan menanggapi rumor yang ada. LPI terkesan
putaran kedua LPI tidak akan bergulir dan mengatakan bahwa kompetisi sudah tidak
kompetisi ini sudah berakhir. Menghadapi berlangsung lagi beredar secara meluas.
rumor seperti ini, pihak LPI masih Jika mengacu pada prinsip bahwa
Rabu (27 Juli 2011) sore WIB melalui situs karena merilis pernyataan kemudian
WIB). Namun sekitar tujuh jam krisis di LPI tidak bagus. Tidak ada
kemudian, pihak LPI meralat keterangan koordinasi antara fungsi dalam organisasi
tersebut. Ralat disampaikan oleh juru dalam memberikan keterangan. Selain itu
bicara LPI Abi Hasantoso yang mereka tidak satu suara. Hal tersebut juga
tersebut merupakan data yang salah dan menyiarkan fakta secara proaktif,
(“LPI Bantah Penundaan Putaran Kedua”, secara terbuka dengan informasi yang
15
Jurnal komunikasi, Volume 6, Nomor 1, Oktober 2011
perusahaan atau organisasi kini tidak dibilang merupakan hal yang wajar.
hanya menjawab pertanyaan media massa Pasalnya teknologi informasi, termasuk
saja, tetapi juga menjawab pertanyaan media sosial, menambah level
publik. Media sosial seperti Facebook dan kompleksitas akibat adanya perubahan
Twitter memungkinkan untuk mencapai lingkungan komunikasi di mana praktisi
publik secara langsung. Hal ini apabila PR beroperasi.
dimanfaatkan secara maksimal dapat Agar pemanfaatan media sosial
memberikan dampak positif bagi oleh organisasi atau perusahaan – baik itu
perusahaan atau organisasi yang terkena dalam komunikasi krisis mau pun
krisis. Pasalnya organisasi atau kegiatan komunikasi yang lainnya – bisa
perusahaan tersebut dapat menyampaikan optimal, maka diperlukan perubahan pola
pesan menurut versi mereka sendiri. pikir dari PR itu sendiri. PR harus ingat
Sebelum ada situs resmi dan media sosial, bahwa media sosial, Media sosial, dengan
perusahaan atau organisasi hanya bisa berbagai karakteristiknya, menuntut PR
menjawab melalui media. Tentunya tidak untuk menyesuaikan diri. Hadirnya media
ada jaminan pernyataan yang sosial menjadikan komunikasi bersifat
disampaikan akan sama dengan yang dua arah, meruntuhkan paradigma
dipublikasikan di media. kontrol pesan, dan menciptakan bentuk
Media sosial menjanjikan baru dalam memonitor dan menganalisis
konsekuensi positif bagi profesi PR, media (Grunig, 2009; Macnamara, 2010).
asalkan praktisi PR mampu Artinya PR tidak bisa lagi hal-hal seperti
memaksimalkan potensi media sosial. memposting informasi yang tidak
Konsekuensi positifnya adalah praktik PR konsisten, menghapus konten di situs
akan menjadi lebih global, lebih strategis, resmi atau di media sosial mereka, serta
komunikasi yang terjalin dua arah dan tidak segera berkomunikasi atau
interaktif, serta bertanggungjawab secara memberikan keterangan awal ketika
sosial. Meski cukup banyak manfaat tersebar rumor atau kabar burung yang
ketika menggunakan media sosial sebagai mengancam perusahaan.
bagian dari praktik PR, namun ternyata Artinya praktisi PR organisasi atau
perkembangan penggunaan teknologi perusahaan harus memasukkan atau
komunikasi dalam praktik PR cukup melibatkan media sosial dalam
lambat. Penelitian Gillin (2008) perencanaan penanganan krisis yang
menunjukkan lebih dari separuh mereka miliki. Dalam penelitiannya,
responden (59 %) menilai bahwa Wigley dan Zhang (2011) menemukan
teknologi tersebut belum digunakan bahwa hampir separuh (48 %) praktisi PR
secara maksimal. Sementara Mc Lennan yang menjadi responden menyatakan
& Howell (2011) menilai kondisi itu bisa menggunakan media sosial sebagai bagian
16
Narayana Mahendra Prastya, Komunikasi Krisis di Era New Media dan Social Media
17
Jurnal komunikasi, Volume 6, Nomor 1, Oktober 2011
http://www.prismjournal.org/filead student/files/3900/Helene_Stavem
2011.
Landau, Daniel A. 2011. How Social
Holmes, Whitney. 2011. Crisis Media is Changing Crisis
Communications and Social Media: Communication: A Historical
Advantages, Disadvantages and Analysis. Thesis. Fairleigh Dickinson
Best Practices. University Madison.
http://trace.tennessee.edu/cgi/view
http://www.danlandau.net/writing/
content.cgi?article=1003&context=c
sources/research/danlandau_thesis.
cisymposium&sei-
pdf, diakses 19 November 2011.
redir=1&referer=http%3A%2F%2Fw
Macnamara, Jim. 2010. “Public
ww.google.co.id%2Furl%3Fsa%3Dt
Communication Practices in The
%26source%3Dweb%26cd%3D23%2
Web 2.0-3.0 Mediascape: The Case
6ved%3D0CCcQFjACOBQ%26url%3
for PRevolution”. Prism Journal
Dhttp%253A%252F%252Ftrace.tenn
7(3). http://www.prismjournal.org/
essee.edu%252Fcgi%252Fviewconte
fileadmin/Social_media/Macnamar
nt.cgi%253Farticle%253D1003%252
a.pdf, diakses 15 November 2011.
6context%253Dccisymposium%26rc
t%3Dj%26q%3Dnew%2520media%2 McLennan, Ashleigh & Howell, Gwyneth
520crisis%2520communication%26 V.J. 2011. "Social Networks and the
ei%3D0RqVTpCUK4murAf8rcmmB Challenge for Public Relations". Asia
g%26usg%3DAFQjCNHtmq9tHxTo Pacific Public Relations Journal Vol.
UsDbUGVoPhYywP6fAw%26cad%3 11, hal.11-19.
Drja#search=%22new%20media%2 http://www.deakin.edu.au/arts-
0crisis%20communication%22, ed/apprj/articles/11-mclennan-
diakses 21 November 2011. howell.pdf , diakses 20 November
2011.
18
Narayana Mahendra Prastya, Komunikasi Krisis di Era New Media dan Social Media
Millar, Dan Pyle. & Heath, Robert Taylor, Maureen. & Perry, Danielle C.
Lawrence (ed). 2004. Responding to 2005. “Diffusion of Traditional and
crisis: a rhetorical approach to New Media Tactics in Crisis
crisis communication. Mahwah, Communication”. Public Relations
New Jersey: Lawrence Erlbaum Review 31, hal. 209-217.
Associates. http://global.asc.upenn.edu/fileLibr
Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Wigley, Shelley & Zhang, Weiwu. 2011. “A
Study of PR Practicioners' Use of
Soule, Allison R. 2010 Fighting The Social
Social Media in Crisis Planning”
Media Wildfire: How Crisis
dalam Public Relations Journal Vol
Communication Must Adapt to
5 No 3.
Prevent from Fanning The Flames.
http://www.prsa.org/intelligence/pr
Thesis. University of North Carolina
journal/documents/2011wigleyzhan
at Chapel Hill.
g.pdf, diakses 15 November 2011.
http://rightsideofright.com/wp-
content/uploads/
2010/10/Soule_Thesis_UBGwebsite
.pdf, diakses 15 November 2011.
19
Jurnal komunikasi, Volume 6, Nomor 1, Oktober 2011
20