net/publication/354604628
CITATIONS READS
0 464
1 author:
Inadia Aristyavani
PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance)
16 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Issue & Crisis Handling Management in Social Media Twitter View project
All content following this page was uploaded by Inadia Aristyavani on 15 September 2021.
Inadia Aristyavani
Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Mercu Buana (UMB), Jakarta, Indonesia
nadivani@gmail.com
ABSTRAK. Pizza Hut dan Marugame Udon telah dilaporkan menggunakan bahan baku yang telah
kedaluwarsa. Berita ini pertama kali diangkat oleh Majalah Tempo pada awal September 2016 dan
kemudian menyebar (viral) di media sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan
strategi penanganan krisis yang dilakukan oleh Humas Pizza Hut dan Marugame Udon dengan
menggunakan media sosial (Twitter), dan bagaimana warga media sosial (netizen) melihat krisis. Teori
yang digunakan adalah Situational Crisis Communication Theory (SCCT). Teori ini umumnya berbicara
tentang strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menangani krisis komunikasi. Menurut
Coomb (2007), ada 7 strategi untuk menangani krisis, yaitu (1) menyerang penuduh (menyerang pihak yang
mengatakan krisis terjadi termasuk ancaman seperti pengadilan, (2) penolakan mengklaim tidak ada krisis,
(3) alasan meminimalkan tanggung jawab organisasi untuk krisis akibat kecelakaan dan di luar batas
kemampuan organisasi, (4) pembenaran (meminimalkan kerusakan pribadi yang disebabkan oleh krisis,
(5) ingratiation (mengingatkan para pemangku kepentingan atas perbuatan baik organisasi di masa lalu,
(6) tindakan korektif (untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh krisis, atau bahkan mencegah
terulangnya krisis, (7) permintaan maaf penuh (bertanggung jawab penuh atas krisis dan meminta maaf
kepada para pemangku kepentingan termasuk kompensasi). Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisis isi. Analisis konten dilakukan untuk akun twitter resmi Pizza Hut (Pizza_HutID),
Marugame Udon (MarugameUdonID), dan akun warga media sosial (netizen) yang membahas masalah
ini. Total tweet yang dianalisis adalah 711 tweet (antara 3-9 September 2016). Hasilnya menunjukkan,
mayoritas tweet melihat jenis krisis dalam kategori krisis korban, di mana krisis tidak dilihat sebagai
kesalahan perusahaan. Hasilnya juga menunjukkan strategi penolakan (mengklaim tidak ada krisis), yang
paling banyak digunakan sebagai strategi respons dalam menangani kasus. Tidak ada perbedaan antara
tweet resmi Pizza Hut dan akun resmi dan netter Marugame Udon. Kesamaan yang membuat krisis ini
bisa cepat berakhir. Studi ini membahas mengapa strategi penolakan yang paling umum muncul sebagai
pilihan strategi untuk menangani krisis komunikasi dengan konteks penyebaran informasi di era digital.
Kata kunci : komunikasi krisis, media sosial, twitter, teori komunikasi krisis situasional (SCCT), konten
analisis.
ABSTRACT. Pizza Hut and Marugame Udon have been reported using raw materials that have expired. This
news was first appointed by Tempo Magazine in early September 2016 and then spread (viral) in social media.
The purpose of this research is to describe the strategy of crisis handling conducted by Public relations of
Pizza Hut and Marugame Udon by using social media (Twitter), and how social media citizens (netizens) see
the crisis. The theory used is Situational Crisis Communication Theory (SCCT). This theory generally speaks
about strategies that can be used by companies in handling communication crises. According to Coomb (2007),
there are 7 strategies for handling the crisis, namely (1) attack the accuser (attacking parties who said the crisis
occurred including threats like the court, (2) denial claiming no crisis, (3) excuse (minimizes organizational
Keywords: communication crisis, social media, twitter, Situational Crisis Communication Theory (SCCT),
content analysis
DENIAL REBUILD
Strategi Tanggap Krisis Pengelakan Strategi Tanggap Krisis Penolakan Strategi Tanggap Krisis Membangun
(Denial Crisis Response Strategies) (Deminish Crisis Response Strategies) Kembali
(Rebuild Crisis Response Strategies)
• Denial: Manajer mengkalim tidak • Excuse:Manajer meminimalisasi • Compensation: Manajer memberi
ada krisis yang terjadi. tanggug jawab organisasi atas ganti rugi (uang) kepada pihak
krisis dengan cara mengatakan yang dirugikan
bahwa krisis terjadi karena keti-
daksengajaan dan di luar batas
kemampuan organisasi
• Attack the accuser: Manajer • Justification:Manajer memini- • Apology: Manajer bertanggung
menyerang orang atau kelompok malisasi kerusakan akibat krisis jawab sepenuhnya terhadap krisis
yang mengatakan organisasi bera- yang dirasakan organisasi secara dan meminta maaf kepada pe-
da dalam krisis. personal mangku kepentinga (stakeholders)
• Scapegoat: Menajer mencari
kambing hitam, menyalahkan
orang atau kelompok di luar or-
ganisasi sebagai penyebab krisis.
STRATEGI TAMBAHAN (SUPLEMEN)
• Reminder: Manajer mengingatkan stakeholder tentang perbuatan baik organisasi pada masa lampau
• Ingratiation: Manajer mengucapkan terima kasih atas dukungan stakeholder selama krisis
• Victimage: Menajer menyebut atau menyalahkan pihak lain sebagai penyebab krisis
ASPEK KATEGORI
Penyebab Kasus Victim Crisis 1. Natural disaster
2. Rumors
3. Workplace violence
4. Product tampering /malevolence
Accidental Crisis 5. Challenges
6. Technical error accidents
7. Technical error product harm
Intentional Crisis 8. Human error accidents
9. Human error product harm
10. Organizational misdeed
Penyelesaian Kasus Denial Crisis Response Strategies 1. Denial
2. Attack the accuser
3. Scapegoat
Deminish Crisis Response Strategies 4. Excuse
5. Justification
Rebuild Crisis Response Strategies 6. Compensation
7. Apology
Supplemental 1. Reminder
2. Ingratiation
3. Victimage
2. Negatif
3. Tidak ada
Seperti yang telah disajikan di bagian hasil September. Meskipun demikian, public relations
penelitian, krisis ini dapat ditangani dengan baik. perusahaan (diwakili oleh akun resmi Pizza_
Ada dua indikator penting. Pertama, pembicaraan HutID & MarugameUdonID) berhasil menyajikan
mengenai kasus ini praktis hanya terjadi selama kampanye yang konsisten. Sejak 3 September
lima hari (3--7 September 2016). Sesudah tanggal 2016, akun resmi perusahaan menggunakan tagar
tersebut, kasus itu tidak lagi menjadi bahan (hastag) #UngkapDenganFakta. Penggunaan
pembicaraan publik. Kedua, sisi pembicaraan di tagar (hastagh) itu untuk mengimbangi tagar
media sosial, seperti telah ditunjukkan di bagian (hastag) lain yakni #AdaApaDenganPizza
hasil penelitian, menguntungkan perusahaan yang dibuat oleh Majalah Tempo.
(Pizza Hut dan Marugame Udon).Tweet dari Hastag#UngkapDenganFakta digunakan secara
netizens melihat kasus ini sebagai victim crisis, bersamaan oleh akun Pizza Hut dan Marugame
bukan kesalahan perusahaan. Tweet netizens Udon. Lewat tagar tersebut, perusahaan ingin
juga menempatkan perusahaan sebagai korban meyakinkan publik bahwa kasus dugaan
sehingga tidak perlu bertanggung jawab atas penggunaan bahan baku kedaluarsa tidak sesuai
terjadinya kasus. Pandangan semacam ini dengan fakta. Dengan membuat hastag secara
membantu perusahaan mengatasi krisis dengan bersamaan oleh Pizza Hut dan Marugame
cepat. Udon, perusahaan ini meyakinkan bahwa kedua
Menurut penulis, ada dua faktor mengapa perusahaan menghadapi masalah yang sama,
krisis ini dapat diatasi dengan cepat.Pertama, faktor yakni rumor yang tidak sesuai dengan fakta.
internal.Faktor ini terkait dengan keberhasilan Kampanye dan posting di media sosial dilakukan
public relations perusahaan dalam menangani secara konsisten sehingga tidak membingungkan
krisis perusahaan (Pizza Hut dan Marugame konsuman dan pengguna media sosial.
Udon) yang memang agak terlambat dalam Untuk mengimbangi hastag
merespon kasus ini.Kegiatan-kegiatan public #AdaApaDenganPizza (dari Majalah
relations (seperti konferensi pers, kunjungan Tempo), perusahaan memopulerkan hastag
media, kunjungan ke dapur perusahaan) baru #UngkapDenganFakta. Perusahaan ingin
aktif dilakukan pada 6 dan 7 September, padahal mengimbangi rasa penasaran publik akibat hastag
kasus itu sudah banyak diperbicangkan pada 3 #AdaApaDenganPizza, dengan menyajikan