PT Bank Mandiri Wiwiek Prihandini G20/OECD Principles of Corporate Governance
1. Ensuring the basis for an effective corporate governance
Framework 2. The rights and equitable treatment of shareholders and key ownership functions 3. Institutional investors, stock markets, and other intermediaries 4. The role of stakeholders in corporate governance 5. Disclosure and transparency 6. The responsibilities of the board Sejarah Bank Mandiri • Krisis Ekonomi tahun 1997 • Banyak bank tutup atau dibekukan • Penyebabnya pinjaman luar negeri membengkak yang dipicu melemahnya nilai tukar rupiah, mencapai lebih dari 3 kali lipat. • Banyak kredit disalurkan yang berindikasi KKN • Pemerintah melakukan restrukturisasi bank pemerintah • Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor, Bank Bumi Daya, dan Bank Pembangunan Indonesia, dimeger menjadi Bank Mandiri Bank Mandiri • Hasil penggabungan jumlah kantor cabang menjadi 194, Karyawan berkurang menjadi 17.620 dari 26.600 orang • Bank Mandiri pada awalnya merupakan bank yang tidak sehat, yang ditunjukkan dengan ROA, ROE, DER yang buruk. Sebagai indikasi keempat dari BUMN sebelumnya dalam kondisi bangkrut. • Keempat Bank tersebut memiliki hutang yang beberapa kali lebih besar dari modal. • Perbandingan hutang terhadap aktiva sangat buruk, sebagai indikasi jumlah utang yang dimiliki tidak dapat dilunasi Bank Mandiri • Merger dari empat bank BUMN sebelumnya sebagai pilihan terakhir dibandingkan penutupan atau likuidasi dari keempat bank tersebut. • Tujuan merger menghindari pengeluaran yang lebih besar untuk membayar uang para deposan, mencegah effek domino seiring krisi ekonomi yang berlangsung, dan mencegah bertambahnya pengangguran Direktur Utama bank Mandiri • Robby Djohan (1998-2000), ECW Neloe (2000-2005), Agus Martowidjoyo ( 2005-2010), Zulkifli Zaini (2010-2013), Budi Gunadi Sadikin ( 2013-2016) Overview Praktek CG Bank Mandiri Sebelum Transformasi • Menjelang RUPS Bank Mandiri pada 16 Mei 2005, BPK sebagai auditor Bank mandiri mengungkapkan bahwa ada 36 modus penyimpangan penyaluran kredit bermasalah • Ditemukan keganjilan dan penyimpangan dalam penyaluran kredit, terutama kepatuhan pihak manajemen terhadap sikap kehati-hatian dalam penyaluran kredit kepada 28 perusahaan • Modus penyimpangan dilakukan dengan penghapusbukuan pinjaman • BPK menemukan kebijakan penghapusbukuan utang Bank Mandiri mencapai 31,6 trilliun Overview Praktek CG Bank Mandiri Sebelum Transformasi • Kasus kredit macet di bank Mandiri terjadi sejak pertengahan tahun 1990 an. Kredit senilai 1 trilliun rupiah lebih direkapitalisasi dan direfinancing. Namun setelah itu masih macet • Hasil investigasi BPK menunjukkan pengucuran kredit dari bank Mandiri berisiko tinggi • Masyarakat madani menduga masih ada kredit macet di Bank Mandiri sebesar 5 sampai dengan 12 trilliun rupiah • Ada indikasi sebagian direksi bank Mandiri kepanjangan tangan pemerintah • Pada RUPS 26 Januari 2006 tiga orang mantan direktur dituntut hukuman 20 tahun penjara Praktek CG terhadap kinerja keuangan dan non keuangan • Kinerja Keuangan 1. Kinerja bank Mandiri belum sehat 2. Pendapatan bank bank Mandiri 70% berasal dari bunga obligasi Pemerintah. Pendapatan bunga dari pemberian kredit hanya sebesar 18% pada tahun 2001 (tidak lebih baik dari sebelum merger) 3. Non Performing loan (NPL) dari 1,6% tahun 2004 naik menjadi 15,34% tahun 2005. Dampaknya laba turun 80%, tahun 2004 menjadi Rp. 603 milliard tahun 2005 4. Harga saham turun dari Rp 2.050 pada tahun 2005 menjadi Rp. 1.100 pada November 2005 Praktek CG terhadap kinerja keuangan dan non keuangan • Kinerja Non Keuangan 1. Banyaknya penyimpangan dalam penyaluran kredit dampaknya banyaknya kredit macet yang mencapai 1 trilliun rupiah 2. Masyarakat professional Madani masih menduga masih ada kredit macet di Bank mandiri hingga Rp.5 trilliun sampai dengan Rp 12 trilliun Proses Transformasi CG Tahun 2005 menjadi titik balik bank Mandiri ketika perusahaan menjadi Regional Champion Bank • Program Transformasi 1. Penanaman corporate culture, melalui restrukturisasi organisasi yang berbasis pada kinerja: performance based, leadership and talent, training and hiring staf untuk memenuhi kebutuhan strategic perusahaan 2. Pembatasan secara agresif untuk non performan loan 3. Mempercepat akselerasi usaha sehingga dapat mempercepat tingkat rata-rata pertumbuhan pasar pada setiap segmen 4. Mengembangkan aliansi antara direktur dan unit bisnis hingga mengoptimalkan pelayanan kepada pelanggan Proses Transformasi CG • Program Transformasi 1. Tahap 1- Back on Track (2006-2007): Selama tahap ini focus pada program restrukturisasi dan menetapkan fondasi pertumbuhan Bank Mandiri dimasa depan 2. Tahap 2 – Outperform the Market (2008-2009): Selama periode ini penekanan diutamakan memperluas bisnis Bank untuk menjamin pertumbuhan yang signifikan pada semua segmen dan berusaha memcapai profitabilitas yang melebihi rata-rata pasar 3. Tahap 3- Shaping the End Game (2010): Pada tahap ini Bank mandiri bertujuan untuk menjadi Regional Champion Bank melalui konsolidasi bisnis jasa keuangan yang menekankan pada kesempatan pertumbuhan strategic non-organic Proses Transformasi CG • Transformasi Kultural berdasarkan reformulasi dan reinvigoration (penyegaran) dari kunci utamanya. • Bank Mandiri mengidentifikasi five core corporate cultural values, yaitu serangkaian prinsip yang dijadikan sebagai panduan moral dalam berperilaku, bertindak, dan mengambil keputusan. Lima prinsip tersebut dikenal dengan TIPCE, yaitu Trust, Integrity, Profesionalism, Customer Focus and excellence Proses Transformasi CG • TIPCE 1. Trust: membangun keyakinan dengan sangat baik diantara stakeholders dalam hubungan yang tulus dan terbuka berdasarkan kehandalan 2. Integrity: Setiap saat berpikir, berkata dan berperilaku terpuji, menjaga martabat serta menjunjung tinggi lode etik profesi 3. Professionalism: berkomitmen untuk bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggungjawab 4. Customer focus: Senantiasa menjadikan pelanggan sebagai mitra utama yang saling menguntungkan untuk tumbuh secara berkesinambungan 5. Excellence: mengembangkan dan melakukan perbaikan di segala bidang untuk mendapatkan nilai tambah optimal dan hasil yang terbaik secara terus menerus Dampak Transformasi Terhadap Kinerja Keuangan dan Non Keuangan • Kinerja Keuangan 1. Non Performing loan turun signifikan: NPL dari 15,34% tahun 2005 menjadi 0,62% tahun 2010 2. Laba bersih melonjak dari Rp 0,6 trilliun tahun 2006 menjadi Rp. 9,2 trilliun tahun 2010 3. Harga saham naik daari Rp. 1.110 pada tgl. 16 November tahun 2015 menjadi Rp. 7.850 pada tgl. 31 Desember 2010 4. Kapitalisasi pasar melonjak 8 kali lipat dari 21,8 trilliun menjadi Rp 182 trilliun Dampak Transformasi Terhadap Kinerja Keuangan dan Non Keuangan • Kinerja Non Keuangan 1. Pada tahun 2007 Bank Mandiri mendapat peringkat kedua dalam Banking Service Excellence Award 2007 2. Asia Money Magazine memberi penghargaan Corporate Governance Award 3. Implementasi GCG terbaik di Indonesia 4. Annual Recognition Award 2013 The rights and equitable treatment of shareholders and key ownership functions • Kerangka tata kelola perusahaan harus melindungi dan memfasilitasi pelaksanaan hak-hak pemegang saham dan memastikan perlakuan yang adil dari semua pemegang saham, termasuk pemegang saham minoritas dan asing. Semua pemegang saham harus memiliki kesempatan untuk mendapatkan ganti rugi yang efektif atas pelanggaran hak-hak mereka 2. The rights and equitable treatment of shareholders and key ownership functions • A. Hak-hak dasar pemegang saham harus mencakup hak untuk: 1) mengamankan metode pendaftaran kepemilikan; 2) menyampaikan atau mengalihkan saham; 3) memperoleh informasi yang relevan dan material tentang korporasi secara tepat waktu dan teratur; 4) berpartisipasi dan memberikan suara dalam rapat umum pemegang saham; 5) memilih dan memberhentikan anggota dewan; dan 6) bagian dalam keuntungan Korporasi 2. The rights and equitable treatment of shareholders and key ownership functions • B. Para pemegang saham harus diberi informasi yang cukup tentang, dan memiliki hak untuk menyetujui atau berpartisipasi dalam, keputusan mengenai perubahan mendasar perusahaan seperti: 1) amandemen anggaran dasar, atau anggaran dasar atau dokumen pengaturan serupa perusahaan; 2) pengesahan saham tambahan; dan 3) transaksi luar biasa, termasuk pengalihan seluruh atau sebagian besar kekayaan, yang mengakibatkan penjualan perseroan. 2. The rights and equitable treatment of shareholders and key ownership functions • C. Pemegang saham harus memiliki kesempatan untuk berpartisipasi secara efektif dan memberikan suara dalam rapat umum pemegang saham dan harus diberitahu tentang aturan, termasuk prosedur pemungutan suara, yang mengatur rapat umum pemegang saham • D. Para pemegang saham, termasuk pemegang saham institusional, harus diperbolehkan untuk berkonsultasi satu sama lain mengenai isu-isu mengenai hak-hak dasar pemegang saham mereka sebagaimana didefinisikan dalam Prinsip, dengan pengecualian untuk mencegah penyalahgunaan 2. The rights and equitable treatment of shareholders and key ownership functions • E. Semua pemegang saham dari seri kelas yang sama harus diperlakukan sama. Struktur dan pengaturan modal yang memungkinkan pemegang saham tertentu untuk memperoleh tingkat pengaruh atau kendali yang tidak proporsional dengan kepemilikan ekuitas mereka harus diungkapkan • F. Transaksi pihak terkait harus disetujui dan dilakukan dengan cara yang memastikan pengelolaan konflik kepentingan yang tepat dan melindungi kepentingan perusahaan dan pemegang sahamnya 2. The rights and equitable treatment of shareholders and key ownership functions • G. Pemegang saham minoritas harus dilindungi dari tindakan kasar oleh, atau untuk kepentingan, pemegang saham pengendali yang bertindak baik secara langsung maupun tidak langsung, dan harus memiliki cara ganti rugi yang efektif. Penyalahgunaan diri yang kasar harus dilarang • H. Pasar diizinkan untuk mengendalikan perusahaan harus sehingga dapat berfungsi secara efisien dan transparan 6. The responsibilities of the board
• Kerangka tata kelola perusahaan harus memastikan panduan strategis perusahaan, pemantauan manajemen yang efektif oleh dewan, dan akuntabilitas dewan kepada perusahaan.dan para pemegang saham. • A. Anggota dewan harus bertindak berdasarkan informasi yang lengkap, dengan itikad baik, dengan uji tuntas dan kehati-hatian, dan demi kepentingan terbaik perusahaan dan pemegang saham. • B. Jika keputusan dewan dapat mempengaruhi kelompok pemegang saham yang berbeda secara berbeda, dewan harus memperlakukan semua pemegang saham secara adil 6. The responsibilities of the board
• C. Dewan harus menerapkan standar etika yang tinggi. Ini harus
mempertimbangkan kepentingan pemangku kepentingan • D. Dewan harus memenuhi fungsi utama tertentu • E. Dewan harus dapat melakukan penilaian independen yang objektif atas urusan perusahaan. • F. Untuk memenuhi tanggung jawab mereka, anggota dewan harus memiliki akses ke informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu 6. The responsibilities of the board
• G. Ketika perwakilan karyawan di dewan dimandatkan, mekanisme
harus dikembangkan untuk memfasilitasi akses ke informasi dan pelatihan bagi perwakilan karyawan, sehingga perwakilan ini dilaksanakan secara efektif dan memberikan kontribusi terbaik untuk peningkatan keterampilan, informasi, dan independensi dewan.
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya
Pendekatan sederhana untuk investasi pasif: Panduan Pengantar Prinsip-prinsip Teoretis dan Operasional Investasi Pasif untuk Membangun Portofolio Malas yang Berkinerja dari Waktu ke Waktu